. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 05 Oktober 2022

Pulau Rinca Reaktivitas, Teringat Liputan Peninjauan Penataan Sarpras


Ada kabar baik buat wisatawan yang sudah kangen berat dengan biawak purba raksasa, Komodo di Pulau Rinca sekaligus ingin melihat paras terkini Resort Loh Buaya setelah selesai ditata.

Soalnya resort yang pernah menuai pro dan kontra terkait penataan sarana dan prasarana (sarpras)-nya itu, sudah diaktifkan lagi (reaktivitas) atau dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan mulai tanggal 1 Oktober 2022.

Mendapat kabar konservasi menggembirakan itu, mendadak saya jadi teringat kenangan saat meliput peninjauan lokasi renovasi sarpras di pulau tersebut, 2 tahun lalu.

Sewaktu ramai pemberitaan terkait penataan sarpras tersebut, kebetulan saya membuat 2 tulisan, pertama tulisan berjudul: "Ini Penjelasan KLHK Terkait Penataan Sarpras di Pulau Rinca TN Komodo", yang tayang di weblog *TravelPlus Indonesia*, Selasa (27/10/2020).


Tulisan itu memuat penjelasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait kegiatan penataan sarpras di Rinca, salah satu pulau utama di TN Komodo.

Ini link-nya:

Tulisan kedua, bertajuk "Awas Komodo Itu Licik, Ini Tips Nyaman Lihat Langsung di Habitatnya", tayang juga pada hari yang sama.

Ini link-nya:

Berkat kedua tulisan itu, KLHK melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam mengajak saya untuk meliput rangkaian acara peninjauan lokasi renovasi sarpras di Pulau Rinca.

Ketika itu Direktur Jendral (Dirjen) KSDAE Wiratno (saat ini sudah purnatugas) sempat mengatakan tulisan-tulisan itu bagus lewat HP dan sekaligus mengundang saya mengikuti acara peninjauan ke Pulau Rinca.

"Tks mas Adji tulisan2nya☝🏽👍🏻👍🏻. Bisa ikut ke Rinca...dg sy dan P. Nandang?," begitu isi pesan WA yang saya terima dari, Wiratno, Selasa (27/10/2020).

Tak lama kemudian Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK),  Nandang Prihadi juga menghubungi saya terkait undangan tersebut.


Usai meliput acara tersebut, saya membuat beberapa konten baik itu video, foto maupun tulisan yang tayang di weblog TravelPlus Indonesia dan akun Instagram (IG) @adjitropis. Jadi terbilang komplit, karena bukan cuma tulisan.

Konten video hasil liputan tersebut antara lain berjudul "Dirjen KSDAE KLHK Wiratno: "Penataan Sarpras di Loh Buaya, Pulau Rinca, TN Komodo di Zona Pemanfaatan".

Dalam video singkat itu, Wiratno menegaskan kembali bahwa penataan sarpras yang tengah berlangsung di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, TN Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di zona pemanfaatan.

Hal itu disampaikannya langsung kepada TravelPlus saat meninjau lokasi renovasi sarpras tersebut di Pulau Rinca, Sabtu (31/10/2020).

Dalam peninjauannya, Wiratno didampingi antara lain Prof. Winarni, Kelik Wirawan (Staf Khusus Kementerian LHK Bidang Konstitusional Masyarakat & Kemitraan), Nandang Prihadi, Lukita Awang (Kepala Balai TN Komodo), serta Iskandar (Kepala Subbagian Data & Informasi, Bagian Program & Evaluasi, Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE, Ditjen KSDAE).

Pemantauan itu juga diikuti pihak-pihak terkait antara lain tokoh masyarakat Pater Marsel Agot, tokoh pemuda & kader konservasi Fery Adu, Direktur BOP Labuan Bajo Flores Shana Fatina, serta beberapa orang dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR)

Ketika itu awak media dari Jakarta yang diundang untuk meliput, selain saya dari TravelPlus Indonesia (1 orang), juga ada tim dari Metro TV sebanyak 4 orang.

Ini link konten videonya:

Berikutnya konten video saat Wiratno memberi sambutan dalam acara pemberian Penghargaan Konservasi & Tasyakuran Gedung Komodo Visitor Center di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Flores, NTT, Minggu, (1/11/ 2020).

Ini link-nya:


Selain itu ada konten video pernyataan Direktur PJLHK Nandang Prihadi terkait dampak ganda keberadaan TN Komodo.

Dalam video tersebut, Nandang Prihadi menjelaskan kalau kehadiran TN Komodo sebagai daya tarik wisata yang sudah mendunia memberikan multiplier effect yang luar biasa besar, bukan hanya untuk masyarakat sekitar kawasan konservasi tersebut pun buat para pelaku usaha/jasa di sektor pariwisata dan juga bagi perolehan devisa negara.

Hal itu diutarakannya berdasarkan hasil sebuah kajian terpercaya kepada TravelPlus  di depan kantor Balai TN Komodo, Labuan Bajo, Minggu (1/11/2020).

Ini link-nya:

Selanjutnya konten bertajuk: "Achmad Ariefiandy dari Komodo Survival Program: "Penataan Sarpras di Loh Buaya Jauh dari Sarang Aktif Komodo".

Dalam video tersebut, peneliti satwa Komodo Achmad Ariefiandy dari Komodo Survival Program mengatakan penataan sarpras di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, jauh dari sarang aktif Komodo.

Menurutnya berdasarkan hasil monitoring dan penelitian yang dilakukan di TN Komodo khususnya di lembah Loh Buaya, sekurangnya ada 6 sarang Komodo yang setiap tahun diamati.

"Empat sarang di antaranya aktif dipakai bersarang tahun ini," jelas pria kelahiran Bandung, lulusan University of Melbourne & Gadjah Mada University ini kepada TravelPlus saat meninjau lokasi renovasi sarpras tersebut di Pulau Rinca, Sabtu (31/10/2020) dengan tim dari KLHK yang dipimpin Wiranto.

Menurut Achmad yang ditemani Deni Purwandana rekannya yang juga peneliti Komodo, jarak terdekat sarang aktif Komodo dengan sarpras yang tengah ditata di Loh Buaya sekitar 300 - 500 meter.

"Jarak itu dianggap masih cukup jauh dari lokasi penataan," ungkapnya lagi.

Ini link videonya:


Saya juga membuat 2 konten video terkait satwa primadona TN Komodo yakni Komodo.

Video pertama berjudul: "Menu Utama Komodo Itu Kerbau Liar & Camilannya Monyet, Ini Buktinya".

Dalam video tersebut tervisualkan sejumlah tengkorak binatang yang apes dilahap Komodo yang dipajang di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca.

Video kedua, memvisualkan Komodo tengah istirahat siang di sekitar Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, Sabtu (31/10/2020).

Ini link-nya:

Tak cuma itu, saya juga bikin satu konten video tentang keindahan panorama Labuan Bajo yang menjadi pintu masuk utama menuju TN Komodo.

Judulnya: "Sepenggal Pesona Labuan Bajo", yang sebelumnya juga diunggah di Tiktok @FaktaWisata.id.


Dalam captions video tersebut, saya memuat keterangan bertajuk "10 Fakta Wisata Tentang Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT".

Ke-10 fakta itu dari 1-5 adalah Labuan Bajo kini berstatus destinasi super prioritas & destinasi premium; pintu gerbang ke Taman Nasional Komodo dan juga objek-objek wisata lain di daratan Flores; punya Bandara Internasional Komodo (Komodo International Airport); akomodasinya dari kelas backpacker sampai resort papan atas; dan pernah menjadi lokasi syuting film Susah Sinyal dan Labuan Hati.

Fakta ke-6, sederet artis ternama pernah berkunjung antara lain Raffi Ahmad & Nagita Slavina, Dian Sastro, Aurelie Hermansyah, Maya Estianty, BCL, Maudy Ayunda, dan Kelly Tandiono.

Ke-7, berjuluk Kota Seribu Sunset karena bisa melihat matahari terbenam dari cafe, hotel, kapal, dermaga, bukit (antara lain Bukit Cinta, Sylvia, dan Bukit Ketentang), pantai serta dermaga.

Fakta ke-8, destinasi wisata yang tidak punya kuliner khas tapi punya kerajinan khas replika Komodo yang bisa Anda beli buat cinderamata menarik. Sedangkan fakta ke-9, banyak rumah makan Padang terutama di Kampung Ujung, Air, dan Kampung Air Kemiri.

Terakhir atau faktor ke-10, wajahnya kian rapih karena pembenahan trotoar di sejumlah ruas jalan.


Adapun konten tulisannya antara lain:

1. "Literasi Publik Terkait Zona Pemanfaatan di Kawasan Konservasi itu Amat Penting, Ini Tips Mempublikasikannya", tayang Senin (2/11/2020).


2. "Sepulang dari Pulau Komodo, Ryan dan Renitasari Ingin Balik Lagi Tapi ke Pulau Rinca Bersama Keluarga", tayang Selasa (3/11/2020).


3. "Tips Backpacker-an ke TN Komodo, agar Lancar dan Biaya Terjangkau", tayang Kamis (12/11/2020).


4. "Menu Utama Komodo itu Kerbau Liar dan Camilannya Monyet, Ini Buktinya",  tayang Sabtu (14/11/2020).


5. "Video 'Penataan Sarpras di Loh Buaya Jauh dari Sarang Aktif Komodo', Ditonton Lebih dari 32 Ribu Kali", tayang Rabu (18/11/2020).


Jauh sebelum ada pro kontra penataan sarpras di Pulau Rinca, saya juga sudah membuat sejumlah tulisan tentang ragam daya tarik yang dimiliki TN Komodo dan bermacam tips untuk menikmatinya.

Ini bukti beberapa tulisan dan link-nya:
1. "Serunya Menyelam hingga Mendaki di Kerajaan Komodo", tayang Selasa (28/4 2009).


2. "Berpetualang di Pulau Komodo: Diterjang Kala-Kala, Diburu Ora", tayang Selasa (28/4/ 2009).


3. "Orang Komodo, Ora, Ikan, & Lontar", tayang Senin (22/6/2009).


4. "Taman Nasional Komodo Warisan Alam Dunia yang Sebenarnya", tayang Minggu (12/12/2010).


5. "Ke Labuan Bajo Jangan Lupa Melongok Kerajaan Komodo", tayang Jumat (10/3/2017).


6. "Pilih Paket Tur atau Backpacker-an ke Pulau Komodo? Ini Jawabannya", tayang Minggu (25/11/2018).


7. "Gaya Hidup Liveaboard Kian Berdenyut, Jangan Mati Dulu Sebelum Menikmatinya", tayang Senin (20/1/2020).

Tulisan ini terkait gaya hidup liveaboard di destinasi wisata super prioritas dan super premium, Labuan Bajo yang semakin berdenyut.


8. "Horeee.., Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo dan Pulau Komodo  Dibuka Lagi 15 Juni", tayang Selasa (26/5/2020).

Ini link-nya:


Tulisan di Media Cetak
Sejumlah tulisan saya lainnya yang masih terkait dengan TN Komodo dimuat di beberapa media cetak (koran dan majalah) di Jakarta antara lain di koran Media Indonesia, Majalah Travel Club, Majalah Matra, koran berbahasa Inggris The Djakarta Post, dan koran Waspada.

Tulisan-tulisan itu mulai terbit pada era 90-an awal, tepatnya setelah saya pertama kali melakukan solo backpacker-an ke TN Komodo. Ketika itu TravelPlus masih berstatus mahasiswa dan freelance reporter.

Arsip beberapa tulisan terkait TN Komodo di media cetak tersebut kemudian saya videokan.

Ini link-nya:
*https://www.instagram.com/p/CLDzefkgVle/?igshid=MDJmNzVkMjY=*.

Satu lagi:
*https://www.instagram.com/p/BsrwZkOATC2/?igshid=MDJmNzVkMjY=*.

***

Kembali ke soal reaktivitas Pulau Rinca untuk kunjungan wisatawan, dalam unggahan di akun IG resmi TN Komodo @btn_komodo dijelaskan kalau Resort Loh Buaya di Pulau Rinca berjarak cukup dekat dengan Labuan Bajo.

Resort tersebut telah ditingkatkan sarpras-nya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai bagian dari pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo.

Di resort Loh Buaya, wisatawan yang berkunjung akan disuguhkan informasi interpretasi menarik mengenai keanekaragaman hayati yang hidup di lembah Loh Buaya.

Namun sebelum berkunjung, wisatawan harus membaca dan mematuhi segala ketentuan yang berlaku.

Ketentuan tersebut dapat diunduh melalui tautan berikut https://bit.ly/TNKOMODO.


Sebagai penutup, semua konten (tulisan, foto, dan video) yang tersebut di atas, sampai saat ini masih ada dan bisa dilihat/dibaca.

Sengaja saya tak menghapusnya agar masyarakat Indonesia maupun mancanegara yang belum sempat melihat/membacanya bisa mengakses-nya dengan harapan suatu hari nanti, mereka tertarik datang menjelajahi spot-spot alam nan cantik yang dimiliki TN Komodo, mengamati satwa primadonanya, Komodo termasuk menikmati wajah terbaru Resort Loh Buaya di Pulau Rinca.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP