. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 14 November 2020

Menu Utama Komodo itu Kerbau Liar dan Camilannya Monyet, Ini Buktinya


Setiap predator (binatang yang hidupnya dari memangsa binatang lain atau hewan pemangsa hewan lain),  punya menu utama (main course) dan camilan/kudapan/makanan kecilnya (snack) sebagai santapan favorit agar bisa bertahan hidup di alam liar (survive in the wild).

Begitupun dengan Komodo. Di habitatnya, antara lain di Pulau Rinca, Taman Nasional (TN) Komodo @tamannasionalkomodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT, Kadal purba raksasa yang bernama ilmiah Varanus komodoensis dan oleh warga Kampung Rinca disebut 'Mbou ini menu utama santapannya adalah Kerbau dan Kuda (Jarang) liar.

Informasi itu TravelPlus Indonesia @adjitropis peroleh dari pengamatan langsung beberapa kali dan juga pendapat dari sejumlah pihak terkait antara lain ranger/pemandu wisata yang kerap melihat Komodo menyantap bangkai hewan-hewan kegemarannya tersebut.

Alternatif main course santapan Komodo yang kedua adalah Babi Hutan ('Eggo) dan Rusa. Sedangkan camilannya Monyet atau Mondo Ekor Panjang.

Komodo dewasa juga kadang menyantap Komodo yang masih bayi sebagai kudapan selingan.

Karenanya, sejak lahir anak Komodo
usia nol sampai tiga tahun, seketika  memiliki naluri untuk menyelamatkan dirinya dari predasi Komodo dewasa dengan langsung memanjat/naik pohon seperti Pohon Bidara, Kesambi, dan Pohon Asam yang banyak tumbuh di sana.

Bayi Komodo itu akan tinggal di atas pohon selama dua hingga tiga tahun. Untuk bisa survive, dia menyantap menu utamanya yakni semut, cicak, dan tokek serta serangga.

Komodo dewasa juga masih suka menyantap Komodo remaja. Biasanya itu terjadi saat Komodo remaja terpancing ikut makan bangkai hewan yang tengah disantap sejumlah Komodo dewasa. Saat itulah Komodo dewasa menyambar Komodo remaja sampai buntut komodo remaja itu buntung.

Dengan kata lain, reptil yang dipanggil Dragon oleh turis bule ini adalah binatang kanibal.

Prilaku kanibalisme itu, bisa jadi merupakan cara alami untuk menekan tingkat populasi sang primadona di habitat aslinya, TN Komodo.

Bukti kalau satwa endemik Indonesia yang keberadaannya dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan diperkirakan telah hidup sejak 4 juta tahun silam ini adalah penyantap Kerbau, Kuda, Babi Hutan, Rusa, dan Monyet Ekor Panjang, bisa dilihat dari sederet tengkorak binatang-binatang yang apes tersebut, yang dipajang di resor Loh Buaya, Pulau Rinca.

Di Pulau Komodo, resor Loh Liang juga dipajang tengkorak sejumlah hewan yang pernah dilahap predator berjuluk buaya darat ini.

Julukan itu diberikan karena Komodo yang dipanggil Ora oleh masyarakat Kampung Komodo, juga pandai berenang di laut untuk mengambil bangkai ikan.

Tengkorak sejumlah satwa itu sengaja dipajang bukan sekadar untuk spot berfoto, melainkan untuk memberi peringatan kepada pengunjung agar senantiasa waspada dan wajib dipandu ranger jika ingin melihat Komodo dan satwa liar lainnya lewat natural trail jarak dekat, sedang maupun jauh, baik di Pulau Komodo maupun Pulau Rinca.

Namun untuk sementara ini kunjungan wisata hanya boleh ke Pulau Komodo dan sejumlah pulau lainnya. Khusus Pulau Rinca, masih ditutup karena tengah ada penataan sarana dan prasarana.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP