Kuliner Serba Daging Khas Aceh Ini Jadi Alternatif Olahan Daging Qurban
Bosan daging qurban diolah cuma jadi sate bumbu kecap? Nah, aneka kuliner serba daging dari Tanah Rencong, Aceh ini bisa jadi pilihan.
Umumnya, daging qurban diolah jadi sate bumbu kecap. Padahal sebenarnya banyak kuliner serba daging dari berbagai daerah yang bisa dicontek sebagai alternatif olahan, salah satunya kuliner serba daging dari Aceh.
Aneka kuliner serba daging khas Bumi Iskandar Muda ini antara lain Kuah Beulangong, Sie Reuboh, Dendeng, Sop Sumsum Langsa, dan Sate Matang.
Dari hasil liputan langsung dan juga berbagai sumber yang TravelPlus Indonesia peroleh, Kuah Beulangong merupakan masakan Aceh sejenis gulai yang berbahan baku utama daging kambing/sapi/kerbau yang sudah dipotong kecil-kecil yang dimasak dalam kuali atau belanga besar (beulangong).
Satu beulangong bisa untuk 200 porsi lebih.
Cara mengaduknya berlawanan dengan arah jarum jam, seperti melakukan tawaf saat berhaji.
Sambil mengaduk jangan lupa membaca shalawat. Itulah filosofi islami dalam memasak gaya orang Aceh di negeri ber-syariat.
Bumbunya kelapa gongseng, kelapa giling, cabai merah, cabai kering, cabai rawit, bawang putih, jahe, kunyit, ketumbar gongseng, kemiri, dan lengkuas. Semuanya digiling. Ditambah kayu manis dan garam.
Bahan bakarnya kayu bakar tapi sekarang banyak juga yang menggunakan kompor gas.
Butuh waktu sekurangnnya 2 jam untuk memasaknya, karena itu butuh tenaga lebih dari satu orang untuk mengolah masakan ini.
Menariknya, kuliner Aceh yang satu ini hanya bisa dimasak oleh kaum lelaki dan itu sepertinya sudah menjadi tradisi secara turun-temurun.
Selain Hari Raya Qurban, Kuah Beulangong kerap diolah jelang Lebaran, saat Maulid Nabi, hari pernikahan dan tahun baru Islam serta berbagai acara spesial lainnya.
Sie reuboh lain lagi. Kuliner satu ini terbuat dari rebusan daging sapi atau kerbau biasanya adalah daging has dalam atau has luar, yang hanya dibumbui bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, dan merica.
Semua bumbu itu dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam rebusan daging. Lalu ditambahkan cuka enau ke dalam masakan secara bertahap sambil masakan diaduk-aduk perlahan sampai dagingnya benar-benar empuk.
Sementara Dendeng Aceh terbuat dari daging sapi atau daging rusa (kalau di Aceh).
Cara membuatnya terbilang mudah mudah. Daging diiris tipis lalu dikeringkan dibawah terik matahari.
Saat pengeringan, daging dicampur dengan olahan rempah-rempah dan bumbu tradisional lainnya. Dominannya ketumbar dan sedikit gula.
Setelah benar-benar kering kemudian digoreng.
Proses pengeringan itu memperlambat pertumbuhan bakteri yang ada pada daging sapi sehingga bisa membuatnya lebih awet untuk disimpan selama berhari-hari.
Dendeng Aceh ini memiliki varian rasa manis, asin, dan kari.
Selain digoreng, juga bisa dimasak sambal lado.
Nah, kalau Anda kebagian tangkai lutut Sapi qurban tahun ini, bisa diolah menjadi Sop Sumsum Langsa.
Sop Sumsum Langsa berisi satu tangkai lutut Sapi berukuran besar. Sumsumnya masih berada di dalam tangkai tulangnya.
Bahannya 2 buah kaki sapi, potong jadi 2 bagian, 2 liter air, 250 gram daging lamusir yang terdapat pada bagian punggung sapi, 2 buah tomat dipotong-potong, dan 2 buah kentang juga dipotong-potong.
Bumbunya yang dihaluskan 1/2 sendok teh lada butir, 4 siung bawang putih,2 cm jahe, 1 duah pala, 2 cm kayu manis, dan 1 sendok teh garam.
Cara membuatnya pertama rebus kaki sapi, air, dan daging lamusir hingga empuk. Lalu tambahkan bumbu halus ke dalam kaldu daging, masak sampai bumbu matang dan harum.
Kemudian masukkan tomat dan kentang, masak sampai semua bahan matang. Semua itu bisa untuk 4 porsi.
Meski namanya sumsum tapi masih banyak daging yang menempel di bagian bawah tangkai tulangnya.
Di dalam kuahnya juga ada beberapa potongan daging empuk yang begitu menggopda untuk segera disantap.
Kuah Sop Sumsum Langsa ini bertambah nikmat bila dicampur dengan sambal ijo dan tentu saja irisan jeruk nipis.
Buat penetralisir, minuman yang cocok adalan Timun Kerok yang berisi timun yang dikerok lalu diberi sirup putih khas Aceh ditambah air dan es. Rasanya segar dan bikin adem.
Andaikan daging qurban sapi/kambing yang Anda dapat mau dibuat sate, pilih saja sate khas Aceh yang disebut Sate Matang.
Dinamakan begitu karena asal sate ini, dari Kota Matang Geuleumpang Dua, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Kota inilah yang menjadi kota kelahiran Sate Matang hingga popularitasnya meningkat pada tahun 90-an.
Keunikan sate ini disajikan bersama nasi, bumbu kacang, dan kuah soto yang diberi isian potongan daging dan kentang.
Daging yang sudah dipotong-potong ditumis dulu dengan bumbu halus yang terdiri dari ketumbar, bawang merah, bawang putih, serai, jahe, lengkuas, kemiri, kunyit, garam, dan gula merah.
Selain ditumis dengan bumbu, potongan daging dibiarkan terendam dalam bumbu selama beberapa jam agar lebih meresap.
Setelah itu potongan daging ditusuk dengan tusuk sate dan dibakar hingga matang.
Bumbu kacangnya antara lain bawang putih, daun salam, daun jeruk, daun pandan, kayu manis, sereh, gula merah, gula, dan cabai yang dihaluskan dan ditumis hingga harum.
Kemudian dimasak bersama santan dan kacang tanah yang telah digoreng dan dihaluskan.
Setelah dimasak hingga mengental dan berminyak, tambahkan kecap manis untuk menambah rasa dan warna bumbu kacang.
Kuah sotonya merupakan kaldu dari tulang kambing atau tulang sapi yang direbus bersama bumbu halus yang terdiri atas ketumbar, bawang merah, bawang putih, jahe, serai, lengkuas, kemiri, kunyit, gula merah, dan garam serta santan.
Selain 6 kuliner serba daging khas Aceh, Anda juga bisa mencoba olahan daging qurban dari daerah lainnya, misalnya dibuat Sop Janda Lampung, Kaledo Palu, Cotto dan Sop Konro Makassar, Tengkleng Solo, Empal Gentong Cirebon, dan atau Semur Daging Betawi, Jakarta.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Foto: dok.bpnb aceh & adji
0 komentar:
Posting Komentar