Menara Siger Dilirik Investor Singapura
Jakarta punya Tugu Monas, Palembang tentu saja Jembatan Ampera-nya, Bandung dengan Gedung Sate-nya, Bukittinggi bangga dengan Jam Gadang-nya, sementara Medan punya Masjid Raya dan Istana Maimun. Lampung pun tak mau kalah, provinsi terdekat dengan Pulau Jawa ini memilik Menara Siger sebagai landmark-nya.
Apabila Anda datang dari Pulau Jawa menuju Lampung dengan kapal feri dari Pelabuhan Merak, setibanya di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Anda pasti bakal melihat bangunan berbentuk unik berwarna kuning di sebelah Barat, di atas bukit.
Itulah Menara Siger yang menjadi menjadi titik nol Sumatera di sebelah Selatan dan pintu gerbang Provinsi Lampung. Bangunannya berbentuk mahkota terdiri dari sembilan rangkaian yang melambangkan sembilan macam bahasa di Lampung. Bangunannya juga berhiaskan ukiran corak kain tapis khas Lampung.
Kabarnya, menara kebanggaan masyarakat Lampung yang melambangkan semua aspek kehidupan masyarakatnya baik itu keagamaan, pendidikan, dan seni budaya ini dilirik investor Singapura untuk dijadikan obyek wisata berkonsep internasional dengan beragam wahana hiburan dan fasiltas pendukung lainnya. Bahkan nantinya dalam kawasan Menara Siger bakal lebih lengkap dibanding Taman Inpian Jaya Ancol yang ada di Jakarta.
Sesuai namanya, menara berketinggian 110 meter ini dibuat berdasarkan "Siger", yaitu topi adat pengantin wanita Lampung. Menara Siger mulai dibangun pada tahun 2005 dan diresmikan oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P pada tanggal 30 April 2008 dengan menghabiskan biaya Rp15 miliar.
Pendirian menara berwarna kuning keemasan ini katanya menjadi awal dari pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), yang menghubungkan Pelabuhan Bakauheni dengan Pelabuhan Merak, antara ujung Sumatera dengan ujung Barat Jawa.
Menara yang dibangun oleh arsitek asli Lampung, Ir. Hi. Anshori Djausal M.T ini dibuat dengan menggunaan teknik ferrocement, yang mampu menahan terpaan angin kencang. Teknik ini menggunakan jaring kawat menyerupai jaring laba-laba. Pengerjaan lambang Siger dan beberapa ornament lainnya, tidak menggunakan cor-coran, meliankan bagian per bagian dengan tangan. Dengan cara ini, setiap inci bangunan tahan guncangan dan terpaan angin laut
Sebagai tugu di ujung Pulau Sumatera, Menara Siger dilengkapi dengan tulisan penanda Titik Nol Pulau Sumatera. Di sekitar tugu dibangun ruang-ruang yang menampilkan budaya Lampung serta sarana-prasarana pariwisata.
Bangunannya juga dilengkapi dengan ruangan tempat wisatawan melihat Pelabuhan Bakauheni serta keindahan panorama perairan laut dan alam sekitarnya, serta sarana informasi mengenai peta wisata seluruh kabupaten/kota se-Lampung.
Dari Menara ini, Anda dapat melihat keindahan alam di sekitarnya, perumahan penduduk, mobilitas di Pelabuhan Bakauheni, dan tentunya keelokan perairan Selat Sunda. Apalagi kalau Anda datang menjelang fajar.
Dari atas menaranya Anda bakal disuguhkan pesona panorama matahari terbit (sunrise) menjelang pagi, dan keindahan matahari terbenam (sunset) saat senja hari.
Akses mencapai menara ini terbilang mudah. Dari Pelabuhan Bakauheni hanya berjarak 1.8 km, dari Kalianda 18,3 km, dan dari Bandar Lampung sekitar 101 Km.
Selain Menara Siger yang selalu menyapa Anda, masih ada lagi sejumlah obyek wisata di Kabupaten Lampung Selatan yang menarik untuk Anda kunjungi seperti Gunung Krakatau, Gunung Rajabasa, Air Panas Simpur, Air Panas Way Belerang, Makam Radin Intan II, dan Batu Tulis Palas Pasemah.
Serta sejumlah pantainya Pantai Wartawan dan Air Panas Way Muli, Canti Indah, Pasir Putih, Bagus, Merak Belantung, dan Pantai Kalianda Resort, dan juga bebearpa pulau di perairan Selat Sunda dan Teluk Lampung.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar