. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 29 Desember 2012

Wader dan Sendratari Cara Lain Menikmati Warisan Majapahit

Warisan Kerajaan Majapahit yang diyakini berada di Trowulan cukup banyak. Salah satunya Kolam Segaran yang terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Sewaktu kali pertama ditemukan pada tahun 1926, kolam ini masih dalam keadaan teruruk tanah. Baru 40 tahun kemudian kolam ini dipugar. Dan itupun sekadarnya. Baru pada tahun 1974, kolam ini dipugar secara menyeluruh selama sepuluh tahun. 

Ketika ditemukan, tidak diketahui secara pasti fungsi kolam ini. Namun menurut masyarakat di sekitarnya, kolam tersebut konon dimanfaatkan oleh keluarga Kerajaan Majapahit untuk berekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. 

Kolam Segaran merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Luas keseluruhannya kurang lebih 6,5 hektar, membujur ke arah Utara - Selatan sepanjang 375 meter dengan lebar 175 meter.

Sekeliling tepi kolam dilapisi dinding setebal 1,60 meter dengan kedalaman 2,88 meter. Di pintu masuk yang terletak di sebelah Barat, terdapat emperan yang menjorok ke tengah kolam.

Di sisi dalam emperan terdapat undakan untuk turun ke kolam. Seluruh dinding dan emperan terbuat dari susunan batu bata tanpa bahan perekat. Konon untuk merekatkannya, batu bata yang berdampingan digosokkan satu sama lain.

Di sisi Tenggara terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam. Sedangkan di sisi Barat Laut terdapat saluran jalan keluar air. Air yang keluar mengalir ke Balongdawa (empang panjang) yang letaknya di Barat Laut dan Balongbunder (empang bundar) di Selatan.

Menilik adanya saluran masuk dan keluar air, diduga Kolam Segaran dahulunya juga berfungsi sebagai penampung air atau waduk. Para ahli memperkirakan bahwa kolam ini adalah yang disebut sebagai telaga dalam Kitab Negarakertagama.

Kini, kolam yang berada persis di tepi jalan raya bersebarangan dengan Museum Majapahit ini kerap digunakan warga sekitar dan dari luar Trowulan untuk berekreasi. 

Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung di kolam ini adalah memancing. Di kolam ini hidup ikan wader yang kemudian menjadi kuliner khas setempat. 

Dari ikan tersebut beberapa warga ada yang menjualnya dalam bentuk mentah maupun matang. Bahkan ada yang dibuat sambal wader. Wader pun akhirnya disebut-sebut pula sebagai warisan Majapahit yang hingga kini masih hidup dan berkembang-biak. 

Sebagai kerajaan besar, Majapahit memiliki sejarah panjang dan peradaban yang hingga kini masih mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat. 

Untuk melihat kisah perjalanan sejarah dan kejayaan Majapahit, pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas sekaligus menggelar sendratari Suryaning Majapahit. 

Pergelaran sendratari kolosal ini tahun ini yang berlangsung di pendopo Agheng, Trowulan melibatkan 150 pemain dari ISI Jogjakarta. Rencananya Kemdikbud akan menggelar rutin setiap tahun. Keberadaan sendratari ini jelas kian menarik menarik minat wisatawan untuk bertandang ke bekas Kerajaan Majapahit ini. 

Usai menyaksikan sendratari pada malam hari, esok harinya pengunjung dapat berkeliling ke obyek-obyek situs Trowulan seperti ke Candi Tikus, Museum Majapahit, dan Kolam Segaran serta tak lupa mencicipi ikan Wader-nya. 

Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selasa, 25 Desember 2012

Pertamina Foundation Sebarkan Gerakan Lingkungan Lewat Cerita

Pertamina Foundation mengandeng Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) menjadi pionir Sobat Bumi di kalangan kampus. Sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia dipilih untuk mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Membangun Narasi Besar Sobat Bumi.  

Program Sobat Bumi adalah upaya mengajak masyarakat untuk ramah lingkungan dan karenanya diperlukan seorang pemimpin. Pada pelatihan angkatan pertama, anak-anak muda berpotensi dibekali pemahaman tentang Sobat Bumi dana wacana ramah lingkungan khas Indonesia.

“Mahasiswa juga dibekali tentang pentingnya gerakan sosial dan teknik penggunaan narasi. Metode ini sejak dulu dikenal sudah efektif untuk membina hubungan dan memotivasi orang. Terutama untuk mengajak mereka ramah lingkungan,” tegas Direktur Pendidikan Pertamina Foundation Ahmad Rizali di Kampus UI, belum lama. 

Peserta Sobat Bumi ini, lanjut Ahmat telah menjadi pemimpin di lingkungannya. “Diharapkan mereka dapat menerapkan teknik bercerita dan sharing untuk mengajak lebih banyak orang lebih peduli terhadap lingkungan,” ujarnya. 

Pertamina Foundation memilih peserta yang sudah terbukti perduli terhadap lingkungan seperti yang dilakukan Mapala UI. Salah satu sarat terpenting untuk mengikuti pelatihan dengan mentor dari Akon Labs ini adalah rekam jejak mereka terhadap lingkungan. 

“Dengan begitu mereka akan mudah diajak maupun mengajak orang lain peduli terhadap lingkungan, karena sudah ada bukti,” tegas Ahmad. 

Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono mengatakan, sebagai bagian dari Sobat Bumi, peserta diharapkan dapat menularkan cerita-cerita baik yang dimilikinya. “Tentu saja pengalaman yang dirasakannya agar dapat disebarkan sehingga menjadi narasi besar yang diharapkan dapat menggungah masyarakat,” katanya.

Direktur Greenlife Lendo Novo saat memberikan materi Wacana Lingkungan Sobat Bumi menjelaskan Indonesia memiliki kekhasan tentang bagaimana hidup ramah lingkungan. Untuk itu, cerita-cerita lokal yang menginspirasi semestinya dijadikan acuan untuk menggerakkan hidup ramah lingkungan. “Apa yang dilakukan Barat belum tentu cocok dengan kita,” tandasnya. 

Narasi selama ini telah dikenal sebagai medium ampuh untuk menurunkan nilai-nilai.Cerita juga terbukti efektif mengispirasi orang untuk bertindak. 

Melalui pendekatan inilah Pertamina Foundation mengajak lebih banyak orang peduli terhadap lingkungan. Rencananya pelatihan-pelatihan serupa akan di selenggarakan di kampus-kampus lain. 

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Senin, 24 Desember 2012

Menghidupkan Trowulan Lewat Sendratari Suryaning Majapahit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berupaya menghidupkan pertunjukan seni yang terilhami dari peradaan Kerajaan Majapahit. Upaya ini dinilai dapat memperkenalkan sekaligus melestarikan seni tradisional yang terinspirasi dari peristiwa besar pada masa lampau, sekaligus dapat menjaring wisatawan. 


Bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, Kemdikbud sukses menggelar pertunjukan seni kolosal bertajuk “Suryaning Majapahit” di Pendopo Agung, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu malam (22/12/2012).

Pegelaran ini diharapkan dapat membangun karakter dan jati diri bangsa serta menggugah generasi muda agar mencintai budaya bangsa dan menghargai keberagaman.

Sebanyak 150 penari dari mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), ISI Jogjakarta terlibat dalam pergelaran yang dikemas dalam bentuk sendratari ini.

Dalam sendratari berdurasi sekitar 1,5 jam itu dikisahkan Kejayaan Kerajaan Singasari dibawah kepemimpinan Raja Kertanegara telah mampu menundukan kerajaan-kerajaan seperti, Pamalayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Untuk mengenang kejayaannya diselenggarakan upacara tantrayana atau pesta pora dengan aneka hiburan sehingga semua prajurit mabuk kepayang.

Di saat inilah, Jayakatwang dari Kerajaan Kediri memanfaatkan waktu untuk menyerang Singosari. Terjadilah peperangan tak seimbang dengan tewasnya Kertanegara ditangan Jayakatwang. Ketika itu, Raden Wijaya hanya sempat menyelamatkan Tribuana sedangkan Gayatri diboyong ke Kediri.

Atas strategi Arya Wiraraja dari Madura, Raden Wijaya diharapkan menyerahkan diri kepada pamannya yakni Raja Kediri, Jayakatang dengan permohonan diberikan wilayah Hutan Tarik. Saat itulah Raden Wijaya baru dapat bertemu dengan Gayatri kembali.

Di hutan Tarik inilah Raden Wijaya, Arya Wiraraja dan para senopati mengatur siasat untuk menghancurkan Kerajaan Kediri dengan memanfaatkan pasukan Mongolia yang dipimpin Shin-Pi, Ike Mese dan Kau Shing tatkala mereka ingin menaklukkan Pulau Jawa.

Raja Tartar bersedia membantu karena Aria Wiraraja menawarkan Tribuana dan Gayatri sebagai hadiah. Namun setelah Kediri runtuh, Aria Wiraraja menghianati Raden Wijaya dan mengusir tentara Mongolia.

Karena tanah Jawa tidak memiliki pemerintahan maka Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singosari dan menjadi anggota Wangsa Rajasa, suatu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok dengan gelar Sangrama Wijaya ya Brawijaya, ya Sri Kertajasa Jayawardhana.

Raja Jayanegara mangkat tanpa meninggalkan seorang putra pun. Oleh karena itu Gayatri berhak atas tahta. Namun dia memilih menjadi bhiksuni. Maka digantikan putrinya Bhre Kahuripan yang bergelat Tri Bhiwana Uttngga Dewi Jaya Whisnu Whardhani.

Sebagai negara yang masih muda, banyak wilaya di Majapahit yang kurang sejahtera hingga muncul pemberontakan sporadis. Namun semua pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Bekel Mada dan Adityawarman.

Dalam sendratari ini, juga dikisahkan Kerajaan Majapahit semakin gemilang di bawah duli Baginda Raja Putri. Di tengah-tengah pasewakan agung, datanglah iringan pahlawan perang Sadeng, Dwi Tunggal, Gajah Mada, dan Adityawarman dengan kesaktiannya masing-masing.

Mahapatih Arya Tadah merasa sudah renta. Dia merasa tak sanggup lagi mengemban tugas sebagai Warongko Dhalem Kanjeng Ratu Putri. Dia menyerahkan tugasnya itu kepada Gajah Mada.

Lantaran tersinggung, Ra Kembar dan Ra Banyak mengajukan protes dan menantang perang Gajah Mada. Di depan Dewan Sapta Prabu, keduanya kalah dan Gajah Mada mencanangkan Sumpah Palapa.

Dari berbagai penjuru nusantara berduyung-duyung berbagai rumpun budaya etnik untuk mendukung Kerajaan Majapahit yang kala itu diemban oleh Sang Raja Putra Hayam Wuruk. 

Raden Wijaya dan Gajah Mada adalah pahlawan Kerajaan Majapahit namun dibalik keperkasaan ada sosok perempuan lembut yakni Gayatri Rajapatni istri Raden Wijaya Putra Kertanegara ibu dari Tribuana dan penasehat Gajah Mada. 

Gayatri adalah perempuan cantik, cerdas, dan penuh kasih sayang dari Tumapel, putra Kertanegarayang mewarisi kecantikan buyutnya uyakni Ken Dedes. Dia penerus cita-cita ayahnya yang belum terwujud yani bersatuya Nusantara.

Untuk mengenang nenek moyang pendiri Kerajaan Majapahit, pada tahun 162 Hayam Wuruk mengadakan upacara Sraddha memeperingati 12 tahun wafatnya Gayatri Raja Patni.

Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, Sulistyo Tirtokusomo mengatakan acara tersebut digelar berawal keinginan untuk mempekenalkan lebih luas lagi situs-situs Kerajaan Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. 

"Dengan pergelaran ini diharapkan masyarakat dapat lebih merasakan memiliki situs-situs bekas kerajaan Majapahit ini sehingga timbul kepedulian untuk menjaganya,” jelasnya.

Sulistyo menilai pertunjukan semacam ini perlu sering digelar karena dapat membangun karakter dan jati diri bangsa terutama di Jawa Timur, mengingat banyak nilai luhur yang didapatkan dari pergelaran ini. "Jika pergelaran ini dikemas dengan baik dan profesioal serta digelar terus-menerus, pasti dapat menarik kunjungan wisatawan," ujarnya.

Dekan FSP ISI Yogyakarta Prof Dr I Wayan Dana selaku ketua tim produksi pergelaran kolosal Suryaning Majapahit ini mengatakan sendratari yang diangkat berdasarkan peristiwa agung kebesaran Majapahit ini sudah diolah sesuai jiwa kekinian. 

“Dengan begitu pesan dari nilai-nilai masa lalu dalam sendratari ini dapat mudah dicerna dan diharapkan dapat menjadi teladan,” jelasnya.

Sementara Kasubdit Pembinaan Seni Rupa, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Kemdikbud, Pustanto menjelaskan pergelaran kolosal ini merupakan soft launching sebelum pergelaran besar yang akan digelar pada tahun-tahun berikutnya. 

“Ini semacam pengenalan awal. Ke depan akan dibuat lebih besar lagi dengan melibatkan para seniman dari Jawa Timur, termasuk dari Trowulan. Dan kemungkinan tempatnya di salah satu situs Trowulan,” terangnya.

Berdasarkan pantauan penulis, para pemain yang terlibat dalam sendratari kolosal ini sudah siap tampil. Baik dari segi kostum, tarian atau koreografinya, artistik maupun tata lampunya.

Sayangnya, venue atau tempat pergelarannya yang kurang menunjang. Beberapa tiang pondasi pendopo tersebut, selain mengganggu gerakan para pemain dan penari, pun menggangu pemandangan penonton, termasuk para juru foto dan rekam.

Kendati begitu, ribuan masyarakat Trowulan dan sekitarnya yang menyaksikan pergelaran itu terlihat senang dan puas.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sport Tourism Alat Mempercepat Promosi Pariwisata

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan sport tourism merupakan salah satu alat untuk mempercepat promosi pariwisata di suatu daerah. 

“Kalau ingin pariwisata suatu daerah ingin cepat dikenal luas masyarakat, salah satunya dengan menggelar event sport tourism. Di samping event budaya,” jelasnya dalam Seminar Nasional bertajuk "Regulasi dan Peluang Sport Tourism untuk Mengoptimalkan Potensi Wisata Daerah" di Auditorium Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, Jumat (21/12/2012). 

Indonesia, lanjutnya memiliki potensi wisata alam yang dapat digunakan untuk sport tourism. Sapta mencontohkan potensi alam itu anatar lain untuk olahraga balap sepeda, menyelam, dan berselancar.

Bila potensi itu dikembangkan, lanjutnya akan berdampak positif pada sektor sosial-ekonomi masyarakat. “Sport tourism itu menggabungkan potensi wisata dengan olah raga. Misalnya menyelam di Raja Ampat, Papua Barat yang sudah menjadi unggulan di dunia," terangnya.

Sapta mencontohkan pengembangan sport tourism yang berhasil seperti yang dilakukan Amerika Serikat. Lewat pengembangan sport tourism AS mampu menghasilkan pendapatan senilai 118,3 miliar dolar AS. “Contoh lain Afrika Selatan ketika menyelenggarakan Piala Dunia dapat meningkatkan jumlah wisatawan sebesar lima-10 persen,” paparnya.

Menurut Sapta, sport tourism dapat dilakukan di luar dan di dalam ruangan. Selain itu juga dapat dilakukan di udara seperti olah raga paralayang, gantole dan lainnya. “Jadi tidak mesti di laut, gunung, dan di darat saja,” terangnya.

Selain Sapta Nirwandar, seminar yang diselenggarakan Kemenparekraf bekerjasama dengan LKBN ANTARA ini juga menghadirkan tiga pembicara berkompeten di bidangnya Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo, dan pelaku kegiatan wisata olah raga di Bali I Made Mandi Widhiana serta Dirut Perum LKBN ANTARA Saiful Hadi.

Irwan Prayitno mengatakan sejak Sumatera Barat menggelar event sport tourism bertajuk Tour de Singkarak (TdS) selama 4 kali, banyak keuntungan yang telah diperoleh.

“Selain keuntungan recovery pariwisata Sumbar pasca gempa, juga terjadi peningkatan jumlah hotel serta peningkatan jumlah wisatawan ke Sumbar yang cukup signifikan,” akunya.

Sementara Rita Subowo menilai belum semua daerah di Indonesia yang menggarap sport tourism dengan baik, terutama promosi pariwisatanya yang belum maksimal. “Pemerintah harus lebih gencar mempromosikan pariwisatanya kemudian membuat paket-paket wisata yang sudah siap sebelum event sport tourism itu berlangsung. Baru Bali yang sudah lebih maju dalam mengggarap event sport tourism ini,” terangnya.

Saiful Hadi menjelaskan selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan wisatawan Eropa yang berwisata olahraga. Bahkan menurutnya mengungguli wisata kapal pesiar yang lima tahun lalu masih lebih tinggi posisinya dibandingkan wisata olahraga.

Dia menyebut beberapa tujuan wisata olahraga potensial di Indonesia yang diminati wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Untuk wisata olahraga sungai antara lain Green Canyon di Ciamis dan Sungai Citarik di Sukabumi yang digunakan untuk wisata arung jeram. Sedangkan olahraga hiking yang diminati antara lain Gunung Bromo di Jawa Timur dan Gunung Rinjani di Lombok. Sementara wisata olahraga laut antara lain di Tanjung Benoa, Bali.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kemenparekraf Dapat Rapor MERAH dari Fitra

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Kemenparekraf) dapat Rapor Merah dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) lantaran tidak mampu menyerap dan mengelelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan tepat sasaran.

“Anggaran Kemenparekraf pada 2012 sebesar Rp2,672. triliun, pada semester I hanya terserap Rp476,8 miliar,” kata Direktur Riset Seknas Fitra Yenny Sucipto dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (23/12/12). 

Selain Kemenparekraf, ada lima kementerian lain ya juga mengapat nilai ‘kebakaran’ itu, yakni Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera), Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Kementerian PDT), Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (Kementerian ESDM), dan Kementerian Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra).

Data Fitra menjelaskan rata-rata enam kementerian tersebut hanya mampu menyerap 20% anggaran. Akibatnya, uang rakyat yang diperuntukkan untuk program-program pembangunan dan pengentasan kemiskinan jadi terhambat. 

Menurut Yenny kinerja anggaran keenam kementerian di atas sampai pertengahan 2012 belum mencapai 50% sebagaimana yang ditargetkan.

Dia merinci, anggaran Kemenpera pada 2012 sebesar Rp5,928,5 triliun misalnya hingga Semester I hanya terserap Rp110,1 miliar. Kemudian anggaran Kemenpora sebesar Rp1,757,9 triliun pada semester I hanya terserap Rp74,6 miliar.

Sedangkan Kementerian ESDM (APBN Rp16,286.3 triliun) pada semester I hanya terserap Rp1,752.9 triliun, Kementrian PDT mendapat alokasi APBN Rp1,153.8 triliun, pada semester I hanya terserap Rp125,8 miliar.

Kondisi serupa juga terjadi pada Kemenko Kesra dengan APBN Rp222,3 miliar, pada semester I hanya terserap Rp42,9 miliar.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Dok. Humas Kemenparekraf

Read more...

Rabu, 19 Desember 2012

Pergelaran Kolosal “SURYANING MAJAPAHIT” Dipentaskan di Situs Trowulan

Pergelaran seni pertunjukan kolosal Suryaning Majapahit akan digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerjasama dengan Fakultas Seni Pertunjukan (PSF), Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta di Pendopo Agung Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu malam (22/12/ 2012).

 Pergelaran drama tari yang juga dibantu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto ini melibatkan sekitar 160 personel dari enam program studi (prodi) di FSP masing-masing prodi tari, musik, etnomusikologi, karawitan, teater, dan pedhalangan. 

Dalam siaran persnya, Dirjen Kebudayaan Kemdikbud menjelaskan pementasan pergelaran kolosal Suryaning Majapahit ini merupakan upaya mentransformasikan nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan wawasan kebangsaan melalui seni pertunjukan kolosal. 

Pementasan ini ditujukan kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan kaula muda agar tumbuh kesadaran cinta budaya bangsa. 

Sepenggal sejarah perjalanan kebesaran Kerajaan Majapahit sengaja diangkat mengingat kerajaan ini sebagai salah satu tonggak sejarah perjalanan peradaban bangsa Indonesia yang cukup penting, yang tidak saja terkenal atas aspek keluasan wilayahnya pun menjadi sumber lahirnya beragam bentuk karya seni sebagai bagian dari pewarisan budaya. Bahkan sampai hari ini kejayaannya masih menjadi inspirasi bagi para seniman dalam menggagas karyanya. 

Sisa-sisa kejayaan Kerajaan Majapahit kini dikenal sebagai Situs Trowulan yang berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Para ahli arkeologi dan sejarah memperkirakan peradaban kerajaan berkembang sekitar 200 tahun, mulai berdiri sejak 1293 hingga runtuh sekitar tahun 1521 M. 

Dirjen Kebudayaan Kemdikbud menilai keterhubungan antara sejarah dan budaya yaitu situs sejarah dan seni pertunjukkan ini menjadi faktor kunci dari program ini. Ketahanan budaya dipercaya menjadi “benteng” untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan karakter melalui sejarah perjalanan peradaban bangsa. 

Dekan FSP ISI Yogyakarta Prof Dr I Wayan Dana ketika melihat latihan terakhir pagelaran ini di Gedung Serbaguna ISI Yogyakarta, Minggu (16/12) mengatakan sendratari ini menggambarkan cerita perjalanan peradaban Kerajaan Majapahit. 

Kisahnya dimulai dari runtuhnya Kerajaan Singasari sampai dengan saat Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam pergelaran nanti juga akan disuguhkan 'wayang gedhog'. 

Naskah dan sutradara pergelaran kolosan ini ditangani Suharyoso SK dengan narasi berbahasa Indonesia. Art director-nya Bambang Pujasworo sedangkan penata tari Heni Winahyuningsih, Herlina Panca Kadek Suriastini, dan Sarjiwo. 

Penata musiknya Untung Mulyono Babe, Nyoman Cau Arsana, Warsana Kliwir, Joko Lemesz, dan Yosias dengan menggunakan antara lain gamelan Jawa, Bali, musik Melayu, dan musik barat orkestra. 

Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selasa, 11 Desember 2012

Pementasan Roro Jonggrang Libatkan Anak-Anak

Pementasan Roro Jonggrang oleh Teater Tanah Air Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (10/12/ 2012) melibatkan anak-anak pelajar. Bahkan panitianya mengundang sepuluh SD dan SMP se-Jakarta. 

Pimpinan produksi pementasan Roro Jonggrang, Reny Djajoesman mengatakan pementasan ini merupakan program tahunan menjelang liburan sekolah. 

“Kami mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga Teater Tanah Air memberlakukan tiket gratis kepada undangan. Ada 10 sekolah SD dan SMP se-Jakarta yang kami undang,” jelasnya.

Dalam program ini, lanjutnya pementasan yang kami suguhkan diambil dari cerita legenda daerah-daerah. “Tahun ini kami mengangkat Roro Jonggrang. Tahun depan kami akan mementaskan Malin Kundang, cerita daerah dari Sumatera Barat, “ kata Reny.

Reny Djajoesman yang juga tampil sebagai Ratu Ageng dalam pementasan Roro Jonggrang ini menjelaskan Roro Jonggrang merupakan cerita legenda ternama dari Jawa Tengah dan Jogjakarta yang mengisahkan tentang Candi Prambanan.

Dulu di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Kerajaan Pengging dipimpin raja Prabu Damar Maya yang berputra bernama Raden Bandung Bondowoso (Bandawasa) yang gagah perkasa dan sakti. Sedangkan Kerajaan Baka dipimpin raja danawa (raksasa) bernama Prabu Baka yang suka makan manusia. Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Rara Jonggrang.

Roro Jonggrang yang merupakan putri dari Raja Prambanan akan diperistri Bandung Bondowoso, Raja Pengging yang telah mengalahkan ayahnya. Untuk mensiasati permintaan Raja Pengging, Roro Jonggrang mengajukan persyaratan yang tidak masuk akal, yaitu minta dibuatkan seribu candi dalam satu malam sebelum fajar menyingsing yang ditandai dengan suara ayam berkokok.

Bandung Bondowoso kemudian melibatkan kekuatan para demit atau mahluk halus untuk membuatkan candi tersebut. Hingga berhasil menyelesaikan sampai 999 candi.

Melihat sepak terjang Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi dan membakar jerami di sisi Timur agar tampak seperti matahari terbit dan ayam-ayam akan berkokok.

Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus berhenti bekerja lalu lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun dan Bandung Bondowoso telah gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara Jonggrang.

Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir atau candi ke-1000.

Menurut kisah ini, Situs Keraton Ratu Baka berada di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka. Sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu. Dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhamad Nuh, usai menonton pementasan “Roro Jonggrang” mengatakan pemerintah akan mendukung komunitas-komunitas yang mengembangkan seni dan budaya kepada anak-anak melalui kegiatan pendidikan non formal. 

Pengembangan seni budaya lewat pendidikan non formal, lanjutnya merupakan sarana dalam upaya memberikan pendidikan etika dan estetika bagi anak- anak, pasalnya pendidikan formal di sekolah yang lebih banyak mengajarkan pendidikan yang berhubungan dengan logika. 

“Dengan cara ini, anak-anak mempunyai sarana berekspresi dalam berkesenian dan berkebudayaan di luar pendidikan formal,“ ujar Muhamad Nuh.

Kasubdit Pembinaan Seni Rupa Kemdikbud Pustanto mengatakan dukungan Kemdikbud dalam pertunjukkan ini merupakan program dukungan untuk 75 komunitas seperti teater atau sanggar. Pendidikan non formal melalui komunitas, sanggar dan semacamnya, lanjutnya merupakan tempat pendidikan seni budaya sekaligus tempat berekspresi untuk menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap seni budaya nasional.

“Cara ini merupakan investasi seni budaya kepada anak-anak bangsa untuk 5-10 tahun ke depan agar mereka mencintai seni budaya nasional di tengah serbuan seni budaya dari luar,” ujarnya.

Pementasan “Roro Jonggrang” yang melibatkan crew dan pemain sebanyak 100 orang ini disutradarai Jose Rizal Manu berdasarkan naskah yang ditulis budayawan Remy Sylado.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: Istimewa

Read more...

Jumat, 07 Desember 2012

Orkestra Suling Bambu dari Ambon Bakal Tampil di Jakarta

Nonton orkestra sejumlah alat musik barat itu biasa. Bagaimana kalau orkestra suling bambu? Pasti bakal menghadirkan atmosfir yang beda. Penasaran? Tonton saja Molucca Bamboowind Orchestra (MBO) dari Ambon yang akan tampil di Jakarta, tepatnya di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, pada Kamis (13/12/2012) dari pukul 18.30 hingga 21.30 WIB. 

 MBO akan diperkuat 180 orang pemain orkestra suling bambu yang dipimpin komposer bernama komposer bernama, Maynard Raynolds "Rence" Nathanael Alfons atau biasa disapa Rence.

Mereka akan mengiringi sejumlah penyanyi ternama antara laini Bob Tutupoli, Glenn Fredly, Barry Likumahuwa Project, Lea Simanjuntak, Igo Idol, dan masih banyak lainnya.

Selain suling bambu, mereka juga akan membawakan alat musik khas Maluku seperti tifa, totobuang, gitar Hawaiian yang untuk pertama kalinya dibawa ke luar Pulau Ambon.

MBO dibentuk pada 2006 dengan anggotanya bukan orang yang ahli dalam bidang musik, melainkan gabungan dari berbagai profesi yakni siswa SMP, SMA, mahasiswa, guru, wiraswasta, pensiunan PNS, hingga tukang ojek, penyadap Nira, dan montir bengkel.

“Anggotanya dari anak-anak sampai orang tua. Berbeda agama dan profesi. MBO merupakan wajah Indonesia yang damai. MBO bukti Rence berhasil menyatukan Ambon dan bangkit dari luka lama pasca konflik 1998 lalu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku, Benny Gaspersz saat jumpa pers "The Real Wow/Konser Keajaiban Indonesia 2012: The Great Indonesian Songbook, Sound from the East", di Jakarta, Jumat (7/12/2012).

Keberadaan MBO, membuktikan suling bambu masih hidup dan berkembang di Maluku, khususnya Ambon. “Tapi tak bisa dipungkiri peminatnya kian menurun akibat masuknya alat modern seperti band dan orgen,” jelas Benny.

Hermawan Kertajaya dari The Marketeers selaku panitia konser MBO mengatakan MBO merupakan salah satu bentuk kreativitas yang kemudian dikemas dengan menarik dan dipromosikan. Dia berharap acara tersebut dapat mempromosikan Pulau Ambon.

“Industri kreatif harus menambah data tarik pariwisata. Paling tidak mampu menjaring wisatawan domestik," ujarnya.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mengatakan Konser Keajaiban Indonesia 2012: The Great Indonesia Songbook, Sound from the East yang digelar Kemenparekraf merupakan bagian dari program The Real WOW untuk mempromosikan pariwisata dan budaya kawasan Indonesia Timur, khususnya Maluku.

“Ini baru pertama kali digelar. Mudah-mudahan dapat dinikmati orang-orang di Jakarta maupun wisatawan asing,” jelasnya.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Ist.

Read more...

Majalah Travel Club Raih Juara Kedua APWI 2012

Majalah Travel Club mendapat penghargaan Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2012. Tulisan berjudul “Medan Aroma Sejarah’ karya Murdiyanto memperoleh juara kedua APWI 2012 untuk kategori media cetak. 

Penghargaan diserahkan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Sapta Nirwandar mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Parekraf, Kamis (6/12/2012).

Juara pertamanya diraih Majalah Jalan-jalan lewat tulisan berjudul “Islands Breeze” karya Reza Idris. Sedangkan juara ketiganya Koran Sinar Harapan dengan tulisan berjudul “ Sensasi Menjelajah ke Perut Bumi” karya Achmad Faizal.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenparekraf I Gusti Ngurah Putra, selaku ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan APWI tahun ini merupakan kali kesepuluh. Total jumlah artikel dan tayangan yang diterima panitia sebanyak 397 buah. "Terdiri atas 221 artikel media cetak, 104 artikel media online, 63 tayangan televisi, dan 10 program siaran radio yang dikumpulkan selama kurun waktu November 2011 hingga Oktober 2012," jelasnya.

Menurutnya, jumlah artikel dan tayangan tahun ini meningkat hingga 58,7% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 251 artikel dan tayangan. "Tulisan dan tayangan ini membantu dalam menarik minat kunjungan wisata dalam negeri," kata Ngurah.

Tim Juri yang terdiri atas Wahyu Indrasto (Ketua), Esthy Reko Astuty (Sekretaris), dan lima anggota yaitu Elly N.Hutabarat, Carla Parengkuan, Helmy Kodyat, Himawan Brahmantyo, dan I Gde Pitana. Para juri tersebut mewakili kalangan industri pariwisata, akademisi, pemerhati pariwisata, pejabat Kemenparekraf, serta media.

Tim Juri menetapkan para penerima penghargaan sebagai pemenang pertama, kedua, dan ketiga untuk kategori media cetak, televisi, radio, dan media on-line serta penghargaan khusus. Penghargaan lifetime achievement tahun ini tidak diberikan karena tidak ada yang memenuhi kriteria.

Selain media cetak, penghargaan APWI 2012 diberikan pula kepada media elektronik (TV dan radio) serta media online.

Sapta Nirwandar berharap tahun depan juga ada penghargaan untuk pewarta ekonomi kreatif. “Tahun ini eknomi kreatif baru bergabung dengan pariwisata. Mudah-mudahan tahun depan juga ada penghargaan buat para jurnalis yang menulis tentang ekonomi kreatif, “ tegasnya.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Humas, Kemenparekraf

Read more...

Rabu, 05 Desember 2012

Agnes Monica Bicara dan Konser di Global Youth Forum PBB

Penyanyi muda Indonesia yang mulai meroket namanya di mancanegara, Agnes Monica atau Agnes Mo berbicara di pembukaan Pertemuan Kaum Muda, Global Youth Forum (GYF), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Nusa Dua, Bali, 4 Desember 2012. Artis yang tengah membuat album berbahasa Inggris dengan produser ternama ini pun bakal konser pada penutupan GYF, pada 6 Desember

GYF membahas isu-isu terkait dengan pembangunan penduduk berusia muda. Dalam acara pembukaan, ribuan kaula muda yang mewakili ratusan negara hadir dan bergabung dengan para artis dunia, pemimpin berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan dan pemerintahan, dalam rangka debut perdana mPowering Mobile Platform.

mPowering Mobile Platform yang akan diluncurkan secara resmi pada 8 Februari 2013 di acara Grammy Week di Los Angeles.AS, merupakan program aplikasi telepon seluler berbasis hiburan pertama di dunia yang memberdayakan kaum muda dengan informasi dan akses ke sumber daya pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan.

Pengumuman ini disampaikan di awal acara International Conference on Population and Development (ICPD) GYF di mana ribuan kaum muda berpartisipasi baik secara langsung, online maupun melalui media sosial untuk mempengaruhi agenda PBB mengenai kesehatan dan hak reproduktif, pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi kewarganegaraan.

Timbaland ditunjuk sebagai Producer-in-Residence pertama untuk platform ini. Selain Agnes, ada muda tersohor lainnya yang mendkung konferensi 3 hari ini, yakni Avicii. Jumlah kaum muda saat ini mencapai 43% dari 7 miliar populasi dunia yang terus bertambah. Di beberapa negara, seperti Brasil, Nigeria, dan Tanzania, jumlahnya mencapai 60%.

mPowering Mobile Platform mengakui potensi ini dan memanfaatkan kekuatan musik untuk merangkul dan menginspirasi kaum muda agar bertindak secara nyata bersama organisasi-organisasi yang secara khusus bekerja untuk mengatasi berbagai masalah dunia.

"Kaum muda masa kini bukan hanya calon pemimpin kita di masa depan, tetapi mereka adalah pemimpin kita saat ini," ujar Kwabena Osei-Danquah, Koordinator Eksekutif untuk ICPD Beyond 2014

"Dengan berkumpulnya para delegasi kaum muda dari seluruh dunia dalam GYF, kami bisa mendapatkan masukan berharga yang diperlukan untuk membuat warisan seluler yaitu mPowering Mobile Platform," jelas Jeff Martin, CEO dan mitra pendiri Tribal Brands. 

GYF yang juga dihadiri perwakilan pemerintah anggota PBB, lembaga-lembaga PBB, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kaum muda, serta jejaring kaum muda mengangkat tema seputar menjaga kesehatan, mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan, kekeluargaan, dan kesejahteraan.

Rekomendasi yang diharapkan dari GYF di Bali antara lain mempengaruhi agenda pembangunan global untuk generasi muda, termasuk masalah kesehatan reproduksi untuk 20 tahun ke depan. 

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: adji & dok. Istimewa

Read more...

Prosfek Bisnis River Cruise di Kalimantan Kian Cerah

Bisnis river cruise di Kalimantan semakin berprosfek cerah. Indikatornya, kapal pesiar yang digunakan untuk wisata susur sungai itu, jumlahnya terus bertambah dan peminatnya pun semakin meluas ke belahan benua lain. 

Buktinya Kalimantan Tour Destinations (KTD), sebuah usaha jasa kepariwisataan khusus river cruise di Kalimantan Tengah yang dikelola dua perempuan Inggris yakni Lorna Dawson-Collins dan Gaye Thavisin semakin berkembang.

Pada tahun 2008, KTD memulai usahanya dengan satu kapal wisata berkonstruksi kayu yang dinamai Rahai`i Pangun Jungle River Cruise Boat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kemudian bertambah satu kapal lagi tahun 2011, dan akan bertambah menjadi 3 kapal tahun 2013.

Kapal wisata pertamanya itu terbuat dari kayu ulin dan banyuas. Panjangnya 20 meter dan lebarnya 6 meterdengan daya tampung sampai 25 orang. Desainnya dibuat orang Prancis dan biaya pembuatan kapal tersebut sebesar Rp 75 juta.

Kapal ini dilengkapi lima dobel kabin dan kamar mandi ala Barat yang terletak di bawah dek yang besar. Di kapal ini ada 5 kamar yang dilengkapi toilet dan pancuran mandi.

Kapal wisata pertamanya itu mulai beroperasi di Sungai Kahayan dan Sungai Rungan, anak Sungai Kahayan yang masih termasuk wilayah Palangkaraya, sejak Februari 2008.

Awalnya, peminat river cruise yang dikeloa KTD ini adalah para ekspatriat atau orang asing yang keberja di Indonesia serta wisatawan asal Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Jerman, kemudian ditambah pasar dari Australia dan Selandia Baru.

“Tahun ini, wisatawan dari Amerika Serikat juga banyak. Begitu wisatawan asal ASIA terutama Jepang dan beberapa negara ASEAN,” jelas Gaye Thavisin di Jakarta saat menjadi pembicara dalam Seminar bertema mengoptimalkan Sungai dan Danau sebagai Destinasi yang Layak Jual, Selasa (4/12/2012).

“Jumlah wisatawan pada tahun pertama 100 orang untuk 1 boat. Memasuki tahun kelima, sudah berjumlah 600 wisatawan,” terangnya.

Pada tahun 2009, sewa untuk penyusuran sungai dengan kapal wisata ini Rp 400.000/orang. Tarif sewa untuk turis domestik Rp 5,8 juta/hari sedangkan turis mancanegara 1.200 dollar AS/hari.

Operator menawarkan paket sewa perahu 5 hari 4 malam atau 3 hari 2 malam. Dengan paket itu, penyewa diajak mengunjungi kampung-kampung Dayak di hulu sungai.

Sebelum menjalankan usaha river cruies ini, Gaye dan timnya melakukan pendekatan dengan masyarakat lokal serta mensosialisasikan peliharaan lingkungan sungai. “Kami juga merekrut penduduk desa menjadi pemandu tur, penyewa kano, pemandu pemancingan, membuat kerajinan tangan, dan menyediakan tempat belanja untuk wisatawan,” jelas Gaye.

Perekrutan tersebut, lanjutnya membantu pendapatan perekonomian masyarakat setempat. “Para staff lokal dibayar sesuai pekerjaan dan mereka menerima bonus serta asuransi kesehatan,“ terangnya.

Dari atas kapal saat menyususri sungai, lanjut Gaye, wisatawan dapat menikmati sajian makanan sembari melihat pemandangan hutan dan alam di sepanjang aliran sungai.

Wisatawan dapat menyaksikan orangutan (Pongo pygmaeus wumbii) di Pulau Kaja, Sungai Rungai. Dan melihat Kampung Dayak Sei Gohong serta melihat beragam aktivitas masyarakat sekitar sungai, seperti orang memancing di tepi sungai, memakai perahu lokal ketinting maupun jukung.

Kapal Motor Lasang Teras Garu

Selain KTD, ada operator river cruise lainnya di Sungai Kayahan yakni Kapal Motor Lasang Teras Garu dan Getek Tahasak Danum yang dikelola Gamaliel Tumon. Kedua kapalnya dapat digunakan untuk susur sungai dengan lama berwisata tiga jam hingga delapan hari. Wisatawan yang memilih paket yang panjang dapat belajar menyadap karet, mencari rotan, hingga melihat tingkah orangutan di habitat aslinya.

KM Lasang Teras Garu sudah dioperasikan sejak tahun 2009 dan Getek Tahasak Danum sejak tahun 2010. Tarif berwisata menggunakan Lasang Teras Garu mulai Rp 75.000 per orang untuk paket tiga jam dengan jumlah wisatawan minimal 25 orang. Kapal itu mampu mengangkut hingga 60 orang. Tersedia pula lima kamar yang mampu memuat 10 orang.

Getek Tahasak Danum yang berukuran lebih kecil dapat mengangkut sampai 25 orang namun tak memiliki kamar. Tarif susur sungai dengan kapal itu sama dengan Lasang Teras Garu dengan jumlah wisatawan minimal 10 orang. Tarif untuk kedua kapal tersebut sudah termasuk asuransi.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kemenparekraf Targetkan Tambah Kota Industri Kreatif Tahun 2013

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  khususnya bidang  ekonomi kreatif, menargetkan kinerjanya tahun depan dengan menambah jumlah kota di Indonesia sebagai kota industri kreatif.

“Salah satu tugas Direktorat Jenderal di Kemenparekraf yang membidani ekonomi kreatif adalah meningkatkan jumlah kota sebagai kota industri kreatif,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu saat Pelantikan Pejabat Eselon 1 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (4/12/2012). 

Target lain Direktorat Jenderal Bidang Ekraf ini, lanjutnya juga harus meningkatkan pelaku industri kreatif.

Pada tahun ini, Kemenparekraf sudah menetapkan tiga kota kreatif di Indonesia, yakni Bandung, Solo, dan Yogyakarta. “Untuk lebih mengembangkan ekonomi kreatif, kami berencana menambah jumlah kota kreatif," kata Mari ketika itu.

Kemenparekraf terdiri dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Destinasi Pariwisata, Ditjen Pemasaran Pariwisata, Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Menurut Mari, masing-masing direktorat dan badan memiliki targetnya masing-masing. Misalnya untuk Ditjen Pemasaran Pariwisata targetnya seperti mencapai 10 juta wisman di 2014 dan peningkatan lama menginap wisatawan di Indonesia.

Sementara Ditjen Pengembangan Destinasi.menargetkan pengembangan 16 destinasi di Indonesia dan 7 wisata minat khusus.

Semua direktorat dalam Kemenparekraf, lanjutnya harus dapat bekerja sama dengan baik untuk mengejar target-target pariwisata Indonesia. Terlebih pada tahun 2013, target wisman menjadi 8 juta dan tahun 2014 menjadi 10 juta wisman. “Ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bukan Pariwisata atau Ekonomi Kreatif. Jadi harus saling bekerja sama,” tegasnya.

Setiap rencana strategis Kemenparekraf, tambahnya harus melibatkan semua direktorat, antara lain mensosialisasikan ekonomi kreatif dan kaitannya yang erat dengan pariwisata. “Agar ekonomi kreatif dapat mendukung pariwisata dan sebaliknya. Setiap program utama, dipilih direktorat yang menjadi pemimpin dan siapa yang menjadi pendukungnya,” jelasnya.

Misalnya, saat mendorong pengembangan 16 destinasi, maka yang memimpin adalah Ditjen Pengembangan Destinasi. “Ditjen Pemasaran yang harus membuat materi promosi untuk 16 destinasi ini. Sedangkan Ditjen Ekonomi Kreatif mencari industri kreatif unggulan di 16 destinasi tersebut. Semua harus saling terkait,” terangnya.

Eselon I Kemenparekraf yang dilantik adalah Esthy Reko Astuti sebagai Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf, Ahman Sya sebagai Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kemenparekraf, dan Harry Waluyo sebagai Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemenparekraf.

Sedangkan Firmansyah Rahim dilantik sebagai Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Ukus Kuswara sebagai Sekretaris Jenderal Kemenparekraf, I Gusti Putu Laksaguna sebagai Inspektur Jenderal Kemenparekraf, dan I Gde Pitana sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekomoni Kreatif Kemenparekraf.

Sementara Syamsul Lussa diangkat sebagai Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemenparekraf, dan Hari Untoro Dradjat sebagai Staf Ahli Bidang Perlindungan Keanekaragaman Karya Kreatif Kemenparekraf.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Dua Pendekatan Promosi Sungai dan Danau yang Efektif

Ada dua pendekatan paling efektif untuk mempromosikan sungai dan danau yakni melalui event sport tourism (wisata olahraga) dan culture tourism (wisata budaya). Untuk mengoptimalkan sungai dan danau menjadi destinasi, implementasinya keduanya harus cepat dan harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. 

Demikian disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar dalam seminar “Mengoptimalkan Sungai dan Danau Menjadi Destinasi Wisata Layak Jual” yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Forparekraf) bekerjasama dengan Direktorat Pemasaran, Kemenparekraf di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (4/12/2012). 

Cara mengoptimalkan sungai dan dan danau untuk pariwisata, lanjutnya harus menciptakan kisah sukses dengan pendekatan paling efektif.

Sapta mencontohkan pendekatan olahraga yang berhasil seperti di Sepang, Malaysia. “Dulu tidak banyak orana yang tahu dimana itu Sepang. Tapi setelah dibuat Sirkuit Sepang, semua yang punya televisi pasti lihat Sepang setiap tahunnya," paparnya.

Kisah sukses lainnya, lanjut Sapta, adalah Tour de Langkawi yang mengangkat Langkawi di Malaysia sebagai destinasi wisata dunia. Pendekatan budaya bisa dilihat di Sungai Chao Praya, Bangkok, Thailand.

Menurut Sapta, sungai itu sudah menjadi wisata budaya menarik pada malam hari. ''Wisatawan diajak menyusuri sungai tersebut dengan kapal pesiar sambil menikmati budaya dan juga kuliner Thailand,'' terangnya.

Wisatawan juga ditawarkan susur sungai dengan menonjolkan sisi sejarah. ''Ada beberapa spot heritage yang diberikan lampu. Jadi malam hari pun para wisatawan masih bisa menyusuri sungai melihat bangunan heritage yang cukup indah dan megah,'' ujarnya.

Sementara di Indonesia. Baru-baru ini, pemerintah membuat acara pariwisata dengan pendekatan olahraga di Sungai Musi bertajuk Musi Triboatton 2012 di empat kabupaten dan satu kota di Sumatera Selatan.

Pengembangan sungai dan danau, lanjut Sapta juga dapat dilakukan dengan mengadakan acara yang memiliki nilai berita sehingga banyak diberitakan media.

Dia mencontohkan acara Musi Triboatton 2012 di Sungai Musi membuat bupati sampai walikota datang mengingat ada news value-nya. “Mereka samapai membuat event kecil tambahan di setiap kabupaten dan kota yang dilalui Musi Triboatton 2012 seperti culture performance, culinary, lomba perahu tradisional dan lainnya," jelasnya.

Sebuah event, lanjutnya dapat "memaksa" daerah untuk bergerak membangun pariwisata sungai dan danau.

Mengenai pemetaan sungai dan danau di Indonesia yang akan dikembangkan sebagai pariwsiata, Sapta mengatakan sudah ada. Data ilmiahnya pun sudah ada sejak dulu. Mulai dari Danau Toba sampai Danau Sentani termasuk sungai-sungai kecil untuk rafting dan seterusnya. “Tapi pengembangannya ada di daerah dan itu belum optimal," akunya.

Dia mencontohkan wisata bahari yang studinya dari tahun 1970 sudah ada. “Tapi kenapa Raja Ampat baru muncul sekarang, tidak dari dulu di tahun 1970," ujarnya.

Sapta menambahkan peran daerah sangat dibutuhkan agar agenda pusat untuk mengembangkan wisata sungai dan danau bisa berjalan efektif.

Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Senin, 03 Desember 2012

Dari Tarian Melayu Hingga Gangnam Style Semarakkan Musi Triboatton 2012

Acara hiburan Musi Triboatton 2012 tak dimonopoli tarian dan kesenian tradisional khas Melayu yang ada di sejumlah kabupaten dan kota yang dilalui. Tarian modern Gangnam Style yang tengah booming, juga ikut menyemarakkan event yang memadukan olahraga, pariwisata, dan petualangan ini. 

Di Kabupaten Empat Lawang yang menajdi lokasi start etape I, seluruh peserta dihibur dengan tarian tradisional yang ditarikan pemuda-pemudi setempat. Tarian melayu ini menceritakan muda-mudi Empat Lawang memanfaatkan Sungai Musi. Mereka bersuka cita dengan tak lupa menjaga lingkungan Musi.

Di Muara Kelingi, Kabupaten Muara Rawa, peserta Musi Triboatton 2012 yang berhasil menyelesaikan etape II disambut dengan tarian Silampari yang dibawakan para penari perempuan dengan memberikan daun sirih.

Menurut Indah, salah satu penari, tarian Silampari merupakan tarian khas dari Muara Rawas yang biasa digunakan untuk menyambut tamu-tamu. "Daun sirih yang tadi diberikan merupakan tanda bahwa mereka yang datang dianggap sebagai tamu-tamu kehormatan, jelasnya di Muara Rawas, Sumatra Selatan, Selasa (27/11/2012).

Sementara di Palembang, tempat penutupan event ini 2012 di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sabtu (1/12/2012), seluruh peserta dan undangan dihibur dengan Tarian Kemilau Musi yang ditarikaan oleh sejumlah penari perempuan dan laki-laki. Tarian ini menggambarkan keindahan Sungai Musi. 

Namun sebelumnya, sejumlah muda-mudi remaja Palembang dan sekitarnya menyuguhkan tarian modern Gangnam Style yang tengah digandrungi kaula muda Indonesia. 

Tarian yang dipopulerkan oleh Park Jae Sang, rapper asal negeri gingseng Korea Selatan ini menarik perhatian pengunjung dan juga peserta Musi Triboatton 2012. 

Tarian gaya penunggang kuda ini kini tengah mewabah di Palembang, terutama dikalangan remaja. 

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Musi Triboatton 2012 Zero Accident

Musi Triboatton 2012 berakhir sukses. Salah satu indikatornya, event yang memadukan olahraga, pariwisata, dan petualangan ini berakhir tanpa ada satupun kecelakaan yang menimpa baik peserta maupun penitianya. 

Demikian disampaikan Effendi Soen selaku Koordinator Tim Teknis Musi Triboatton 2012. "Ini yang pertama dan yang terpenting adalah kami dapat mencapai zero accident," jelasnya pada acara penutupan Musi Triboatton 2012 di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sabtu (1/12/2012). 

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengakui masih ada kekurangan dalam beberapa di event yang bakal menjadi ajang tahunan ini. “Wajarnya saja karena ini baru pertama kali kita gelar dan juga yang pertama di dunia," ujarnya

Dia berharap kedepan akan jauh lebih baik. Untuk itu, Sapta menghimbau agar setiap kabupaten yang dilalu event ini kedepan harus memperbaiki dan lebih mempersiapkan infrastuktur pariwisatanya masing-masing.

Musi Triboatton yang diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) diikuti 10 tim peserta yaitu, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Yogyakarta, Sumatera Selatan I, Sumatera Selatan II, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan juga International School, yang anggotanya terdiri atas berbagai negara anatar lain Jerman, Lithuania, Polandia, Amerika Serikat, Jepang, dan Denmark. 

Mereka mengarungi Sungai Musi sejauh 500 Kilometer yang terdiri dari enam etape dengan tiga jenis perahu berbeda yakni perahu karet, kano, dan perahu naga. 

Mereka harus melalui empat kabupaten dan satu kota yaitu berawal dari Kabupaten Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, dan berakhir di Kota Palembang sejak tanggal 26 November hingga 1 Desember.

Juara umum pertama Musi Triboatton 2012 berhadiah total Rp 500 juta ini, diraih Tim Sumatera Selatan II yang berhak atas hadiah uang sebesar 1.800 dolar AS. Disusul Tim Sumsel I di posisi kedua (USD 1.500) dan Tim DKI Jakarta di tempat ketiga (USD 1.000). 

Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 29 November 2012

Batik Majapahitku Juara Lomba Cipta Seni Batik Nusantara 2012

Batik karya Canting Wira dan Wirasno, pelajar SMA 18 Surabaya yang berjudul “Batik Majapahitku” menyabet juara pertama lomba Cipta Seni Batik Nusantara (CSBN) 2012 untuk kategori fashion. Sementara di kategori batik interior atau house hold, juara pertamanya diraih Ary Widarto dari SMK 11 Surabaya dengan karya berjudul “ Satrio Piningit”. 

Pengumuman pemenang lomba CSBN 2012 yang digelar Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman (PKP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) ini berlangsung di Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia Jakarta, Rabu (28/11/2012). 

Direktur PKP, Kemdikbud Sulistyo S. Tirtokusumo dalam sambutannya mewakili Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan dunia internasional melalui UNESCO telah mengakui batik sejak 2 Oktober 2009 sebagai The Intangible Cultural Heritage. UNESCO menilai batik sebagai ikon budaya bangsa Indonesia yang unik dan memiliki simbol serta filosofis kehidupan manusia.

Sebagai tanggungjawab atas pengakuan UNESCO tersebut, Indonesia harus menjaga kelestarian batik dan pengembangannya. Salah satu upaya melestarikan batik, Kemdikbud menggelar lomba CSBN ini.

Dengan ajang lomba ini, lanjut Sulistyo diharapkan tercipta regenerasi pebatik . “Dari lomba ini juga diharapkan muncul lebih banyak lagi karya sipta seni batik yang berkualitas dari pembatik-pebatik muda,” jelasnya.

Pemenang kedua karya batik kategori fashion diraih Dudung dan Dudung dari SMKN 3 Pekalongan berjudul “New 3 Negeri”. Ketiga, Ozzy dan Slamet Riyanto dari SMKN 1 Klaten (Panorama Bawah Laut. Harapan I, Aba Batik dan Amallilah dari SMUN 2 Pamekasan (Nusantara).Pemenang Harapan II, Made Malvinas dari SMAN 3 Probolinggo (Godong Pelem).

Dan pemenang Harapan III, Putra Jarum dan Slamet Riyanto dengan karya berjudul “Sekar Jagad Kombinasi Parang”.

Sedangkan pemenang kedua untuk kategori house hold disabet Batik Pohon dan Chandra Diana dari SMK 30 dan SMA 70 Jakarta dengan karya berjudul “Tiga Canting”. Ketiga, Creative Batik dan Khaleiv Nungki dari Vocation High School (Awan Penuh Harapan). 

Dan pemenang Harapan I, La Mentique Besurek dan Fasha dari SMAN 5 dan SMKN 5 Bengkulu dengan karya bertajuk “Besurek Kibut”. 

Semua karya pemenang lomba CSBN 2012 ini dipamerkan di Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia Jakarta, pada tanggal 29 – 30 November 2012. 

Pada hari pengumuman pemenang, sejumlah karya pemenang tersebut juga diperagakan oleh sejumlah peragawati ibukota. 

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: ferry

Read more...

Rabu, 28 November 2012

Lomba Cipta Seni Batik Nusantara Mencetak Pebatik Muda

Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman (PKP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), menyelenggarakan Lomba Cipta Seni Batik Nusantara (CSBN) 2012 dengan tema “Melestarikan Warisan Batik Dalam Semangat Kolaborasi Antargenerasi”. Tujuannya bukan semata melestarikan batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia yang ditetapkan UNESCO pada 2009 lalu, pun mencetak pebatik-pebatik muda. 

Kasubdit Pebinaan Seni Rupa, Direktoret PKP, Kemdikbud Pustanto mengatakan lewat lomba batik sebagai upaya penguatan tradisi ini diharapkan melahirkan pebatik-pebatik baru dari kalangan pelajar SMU/SMK.

Lomba ini, lanjutnya sebagai salah satu langkah untuk menjaga proses regenerasi warisan seni batik dan mendorong terciptanya lebih banyak lagi karya cipta seni batik yang berkualitas. “Terbukti lomba ini telah melahirkan karya-karya luar biasa hasil kolaborasi pengrajin dan siswa SMA/SMK,” jelasnya di Hotel Amaris, Jakarta saat pembukaan penjurian lomba CSBN 2012 baru-baru ini.

Kata dia, lomba ini memiliki cita-cita mulia. Setelah penghargaan dari UNESCO, batik pun berkembang dimana-mana dalam berbagai bentuk dan fungsi. “Kita boleh bahagia tapi tidak boleh lengah. Kita harus melestarikannya dengan cara pembinaan yang serius,” paparnya.

Menurutnya, Batik perlu dilestarikan bersama-sama, mengingat batik berkontribusi sebagai jati diri dan karakter bangsa. “Budaya batik sudah meng-global. Jangan sampai kita kalah dengan budaya lain,” tegasnya.

Ketua Yayasan Batik Indonesia sekaligus juri CSBN 2012 Yultin Ginandjar Kartasasmita mengatakan UNESCO yang telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia terus memantau dan memeriksa keseriusan dan tanggungjawab Indonesia dalam pengembangan dan pelestarian batiknya. 

 “Lomba ini sebagai tanggung jawab Indonesia terhadap lembaga tersebut (UNESCO-red) karena setelah melihat ke daerah-daerah, pebatik yang ada justru lebih banyak generasi tua. Jumlahnya pun saat ini sangat terbatas,” ujarnya.

Oleh karena itu, sudah saatnya mencari bibit-bibit baru dari generasi muda yang mempunyai kreasi tinggi dalam membatik sebagai penerus. “Walaupun desain generasi tua cukup bagus, namun Indonesia tetap membutuhkan kreasi dan tren mode terbaru setiap saatnya. Maka Lomba CSBN ini rencananya akan diadakan setiap tahunnya sehingga muncul generasi baru pebatik Indonesia,” terangnya.

Lomba ini terselenggara dalam 4 bagian yakni sosialisasi, lomba, pemberian penghargaan untuk pemenang, dan pameran. Sosialisasi dilakukan di daerah Pekalongan, Yogyakarta, Surabaya, Cirebon, Lasem, dan Jakarta.

Sebelumnya peserta berjumlah 109 karya dengan 2 kategori, kain fashion dan  batik untuk interior (household). Setelah proses seleksi terpilih 22 nominator, dengan perincian 14 nominator kain dan 8 household yang ikut penjurian.

Penilaian atas karya cipta dalam lomba ini didasarkan pada kriteria kesesuaian tema, teknik membatik, komposisi desain, harmonisasi, dan kreativitas. Kategori lomba dibagi menjadi dua bagian, yaitu lomba cipta seni batik untuk fashion dan lomba cipta batik house hold.

Selain Yultin, tim juri CSBN 2012 lainnya adalah desainer batik Tuty Cholid, kolektor sekaligus praktisi batik sekaligus praktisi batik Hartono Edith Ratna, dan kepala Museum Teksil Jakarta Indra Wirawan.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok. Kemdikbud

Read more...

Sabtu, 24 November 2012

Ratoh Duek Semarakkan Pembukaan Festival Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia

Tari Ratoeh Duek dari Aceh mendapat sambutan paling meriah dari warga Solo dan sekitarnya pada malam pembukaan Festival Seni Tradisional Indonesia di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo, Sabtu malam (24/11/2012). Gerakan cepat dan variatif yang dibawakan 13 penari perempuan dengan iringan musik tradisional dan lantunan lagu oleh 2 pemain musik, menjadi kelebihan tarian ini

Tari Ratoh Duek sendiri berarti Ratoh artinya berbincang, Duek artinya duduk. Jadi Ratoh Duek ialah berbincang sambil duduk. Ini merupakan Tari Aceh yang dikolaborasikan dari tiga jenis tari yaitu Likok Pulo, Rateb Meusekat, dan Saman

Ratoh Duek ditarikan oleh perempuan, dengan dibantu alat musik Aceh bernama Rapai, dimainkan oleh laki-laki di luar penari. Ratoh Duek dinyanyikan oleh syeh yang melantukan pantun nasehat.

"Tari Saman ditarikan oleh laki-laki. Kalau saman lebih dominan memainkan gerakan kepala dibanding tangan. Sedangkan tarian ini kombinasi antara gerakan paha, tepukan lantai lebih variatif," kata Tantri salah seorang penari Ratoh Duek, sarjana seni lulusan ISI Solo.

Selain Ratoh Deuk, ada 2 kesenian lain yang tampil malam itu yakni Pakarena, tarian tradisional  dari Sulawesi Selatan dan  Lenong  kesenian khas Orang Betawai, Jakarta.

Festival Seni Tradisional Indonesia di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerjasama dengan TBJW, dan Pemprov Jateng ini berlangsung sampai 27 November 2012.

Masih ada 9 kelompok seni penyaji lainnya akan tampil, yakni Bali dengan Musik Gamelan Slonding, Banyumas (Wayang Jemblung), Kaltim (Tari Semangat Rindu), Surabaya (Ludruk), Prambanan (Srandul), Pati (Ketoprak), Pacitan (Wayang Beber), Papua (Armen Lagodura), dan Jogyakarta yang menyuguhkan Langen Mondro Ketoprak.


Menurut Kasubdit Pembinaan Seni Rupa, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Kemdikbud Pustanto acara yang bertema “Tradisi Menjaga Harmoni” ini diharapkan dapat melestarikan kesenian tradisional sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Sekaligus menjadi ruang ekspresi kepada para seniman serta menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisi. 


Untuk menangkal serbuan budaya asing, lanjut Pustanto, harus ada upaya berkelanjutan untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional agar tetap hidup dan juga diminati. "Jangan sampai generasi muda kita hanya paham K-Pop dan budaya luar lainnya. Padahal kita punya budaya asli yang menjadi identitas bangsa kita," terangnya. 

Festival ini juga menyuguhkan Pameran Seni Rupa Tradisional, Sarasehan Seni Pertunjukan Tradisional, Workshop Seni Tradisional, dan Bazaar Seni.

Dalam Pameran Seni Rupa Tradisional yang berlangsung di Galeri Seni Rupa TBJT dipamerkan sejumlah karya seni rupa tradisional para perupa tradisional dari berbagai daerah, khususnya Jawa tengah.

Sementara workshop memberikan pengetahuan praktis secara langsug para pelaku seni Sungging, Topeng, dan Batik di Ruang Belajar Wisma Seni, TBJT. Sedangkan dalam Bazaar Seni, disajikan berbagai kerajinan seni tradisi dan cenderamata dari sejumlah home industry dan sekurangnya 15 kelompok pengrajin di wilayah Jawa Tengah.

Kepala TBJT Sujarwo mengatakan untuk meramaikan acara ini, panitia mengerahkan masa terutama pelajar SMU di Solo, instansi terkait seperti dari Pemprov Jateng dan dinas kebudaayan serta sejumlah dosen dan rektor. "Acara ini terbuka untuk umum dan gratis," jelasnya. 

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Jumat, 23 November 2012

Boys Of Rock Siap Panaskan Panggung Musik Rock Indonesia

Menyebut Boys Of Rock, tentu banyak orang yang belum kenal. Tapi kalau Thomas Ramdhan, pembetot bass GIGI, jelas banyak yang paham. Lalu apa hubungannya Boys of Rock dengan Thomas? 

Boys of Rock dipunggawai oleh Bounty (drum) yang kebetulan anak sulung Thomas sendiri dan Bamba (vokal) yang merupakan adik bungsu Pia, vokalis Utopia akhirnya menerbitkan debut album pertama bertajuk Weakness is for Sweetness yang diproduseri Thomas di bawah naungan LIVINK RECORDS

Album berisi 8 lagu ini resmi dirilis secara nasional di Café Rooling Stones, Jakarta Selatan, (23/11/2012). 

Hampir semua lagu di album ini ditulis Bounty yang rupanya mewarisi bakat ayahnya dalam bermusik dan menulis lagu. Kedelapan judul lagu dalam album ini adalah Pergi, Mimpi, Keputusanku, Weakness is For Sweetness, Kembalikan Jakarta, Rauneway, dan Khinatiku

Lagu Weakness is For Sweetness yang sama dengan judul album ini adalah verso lain dari lagu Keputusanku. Lagu tersebut menggunakan bahasa Inggris dengan tujuan untuk membuat ruh baru. 

Sementara lagu Khianatiku tampil dengan aroma rock yang penuh racun distorsi. Melihat potensi Boys Of Rock dan peluang genre musik yang diusung mereka, Thomas Ramdhan selaku produser Boys Of Rock sangat optimis bahwa lagu “Keputusanku” bisa menjadi pilihan pendengar dan pencinta musik Indonesia. 

Mampukah Boys Of Rock memanaskan panggung rock Tanah Air? Tunggu saja sepak terjangnya. 

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Karya Seni Perupa Indonesia Dikoleksi Sejumlah Museum Mancanegara

Karya seni perupa asal Indonesia banyak sudah banyak yang tersebar di sejumlah museum di mancanegara. Karya yang paling banyak dikoleksi adalah lukisan.  

Menurut Art Management, Satriagama Rekantaseta, museum yang mengoleksi karya perupa Indonesia merupakan museum-museum ternama antara lain museum di Singapura, Hongkong, dan beberapa di negara Eropa. 

“Dikoleksi berarti karya itu dibeli oleh masing-masing pengelola museum tersebut,” jelas Satriagama di acara Bincang Seni Rupa bertema Creatuvity Today sebagai bagian dari rangkaian Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) di kawasan Epicentrum Walk (epiwalk), Kuningan, Jakarta Selatan, Jum'at (23/11/2012). 

Selama ini informasi mengenai banyaknya perupa Indonesia yang karya-karya seninya di koleksi di sejumlah museum mancanegara itu diketahui secara terbatas di kalangan perupa dan kolektor saja. “Informasinya tidak terekspos besar-besaran oleh media, alhasil tidak diketahui masyarakat luas,” jelas Satriagama yang dipercaya menjadi konsultan bidang seni rupa di PPKI. 

Banyaknya hasil karya perupa Indonesia yang diminati sejumlah museum mancanegara asing, lanjutnya membuktikan bahwa potensi seni rupa Indonesia di pasar global sangat besar. "Sayangnya peluang ini belum tergarap secar optimal termasuk pasar domestiknya,”akunya. 

Selain memberikan kontribusi yang signifikan secara ekonomi, karya sperupa Indonesia yang dikoleksi di sejumlah museum tersebut bisa sekaligus sebagai wadah promosi Indonesia di luar negeri. 

Perupa Seni Patung dan dosen ITB, Joko Dwi Avianto, mengatakan penyebab mengapa banyak perupa Indonesia lebih dihargai di luar negeri disbanding dinegerinya sendiri adalah belum terbentuknya infrastruktur seni rupa dengan baik. 


“Infrastruktur ini bukan menyangkut bangunan pun penghargaan terhadap perupa itu sendiri. Di Indonesia apresiasi terhadap hasil karya seni rupa masih kecil. Sedangkan di beberapa negara lain lumayan besar. Bahkan di Prancis seniman itu digaji,” terang Joko yang menghadirkan karya instalasi dari material bambu selama PPKI berlangsung. 

Dia berharap, ke depan dengan adanya intansi pemerintah yang menangani bidang seni rupa, persoalan itu dapat teratasi. 

Direktur Seni Rupa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Watie Moerany menyadari infrastruktur dan tata niaga seni rupa di Indonesia masih lemah. Untuk itu kedepan dia akan mengajak sejumlah pihak untuk memperbaiki infrastruktur dan tata niaga seni rupa Indonesia menjadi lebih baik dan tertib," katanya. 

Pihaknya, lanjut Watie juga akan mendata semua karya seni perupa Indonesia yang dikoleksi museum di mancanegara. “Tahun ini data itu belum ada karena kami masih lembaga baru. Tahun depan mudah-mudahan kami juga akan mendata berapa nilai ekonomi dari karya-karya seni yang dikoleksi museum-museum di mancanegara,” tutupnya. 

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 21 November 2012

Tujuh Keistimewaan Film Langit ke-7

Dari sekian film Indonesia bergenre drama romantis, Langit ke-7 punya beberapa keistimewaan yang membuatnya pantas untuk ditonton. Film yang digarap sutradara peraih citra Rudi Soedjarwo ini menawarkan sesuatu yang berbeda dengan film bertema serupa Ada Apa dengan Cinta? yang pernah digarapnya sepuluh tahun lalu

Sekurangnya penulis mencatat ada 7 (tujuh) keistimewaan dalam film yang didukung penuh sampho Clear, salah satu produk dari Uniliver ini. 

Keistimewaan pertama, film ini ringan dan mengalir. Secara penuturan pun tidak terlalu rumit. Dahi tak sampai berkerut untuk memahaminya. Namun MENYENTUH. Rangkaian gambar di awal cerita diulang kembali di akhir cerita sebagai penutup dengan penambahan adegan ending yang romantis. Cara seperti ini pun bukan sesuatu baru tapi sedikit yang menggunakannnya.

Rangkaian adegan Danian, perempun muda yang sukmanya susah payah berjuang mempertahankan hidup dari rencana jahat om-nya sendiri yang ingin membunuhnya, menumbuhkan empati. Sementara Denan, pemuda yang dikenalnya di Bali yang semula dibencinya ternyata mampu melihat dan berbicara dengan sukmanya, akhirnya bersedia menolongnya dengan berbagai cara agar orang-orang terdekat Danian tahu bahwa dia butuh pertolongan, itu pun menumbukan simpatik. Semua itu dikemas dengan menawan, mengaduk haru dan tawa.

Keistimewaan kedua, film ini menghadirkan aktivitas petualangan bawah air alias diving di salah satu spot diving ternama di Bali, tepatnya Tulamben. Kegiatan petualangan dunia bawah air ini bukan sekadar tempelan tapi digarap serius, melibatkan langsung para kru dan pemain langsung.

Kehadiran aktivitas diving di film ini tentu bakal berdampak positif buat perkembangan sport tourism khususnya diving di Indonesia termasuk terpromosikannya obyek wisata bahari di Bali, khususnya di Tulamben itu sendiri.

Keistimewaan ketiga, film ini menawarkan sinematografi yang menawan dan artistik. Gambar yang paling artisitik antara lain pemandangan pantai dengan sebuah pohon besar berdaun rimbun yang batangnya agak miring dan visual di depan rumah Denan pada malam hari. 

Belum lagi gambar-gambar pemandangan alam bawah laut Tulamben yang luar biasa indah, seolah kita ikut menyelam dan menikmati pesona alam bawah air yang berbeda itu.

Keistimewaan keempat, film ini dibintangi lima artis pendatang baru yang fresh talent dari ajang pemilihan Clear Hair Model (CHM) 2012 yakni Taskya Giantri (18 tahun) yang berperan sebagai Dania, Rechelle R. Rumawas (19) sebagai Visi, Bonita Lauwoie (23) sebagai Lintang, Atika Noviasti sebagai Indo, dan Maureen Irwinsyah (21) sebagai Angel. 

Selain berambut indah, sehat, dan tidak berketombe serta memiliki karakter wajah berbeda dan cukup kuat, mereka juga terlihat kompak. Kehadiran mereka menawarkan kesegaran baru sekaligus menumbuhkan rasa penasaran seperti apa totalitas mereka dalam berakting.

Yang menjadi nilai lebih lagi buat mereka, di film ini mereka berani melakukan adegan diving hingga dasar perairan Tulamben setelah dinyatakan lulus kursus diving di sana.

Keistimewaan kelima, music scoring yang menjadi original sound track film ini begitu pas. 

Lewat tangan dingin musisi hebat Andi Rianto, lagu lawas bertajuk Layu Sebelum Berkembang ciptaan almarhum A. Riyanto yang sebelumnya dipopulerkan oleh penyanyi perempuan senior Tetty Kadi dan Ruth Sahanaya, terasa memiliki ruh baru setelah dinyanyikan oleh penyanyi pria muda asal Singapura, Nathan Hartono yang menetap di Boston, AS. 

Berkat kepiawaian Andi Rianto, aransemen lagu ini menjadi begitu menyatu dengan cerita film ini. Suara Nathan dan pesona tampangnya makin memperkuat lagu ini.

Keistimewaan keenam, proses pembuatn film ini boleh dibilang beda dengan film-film lainnya. Pencarian para pemain intinya dimulai sejak Clear mencari CHM 2012. Selain Rudi, sutradara di film ini Kemal Arsjad serta Brand Ambassador Clear Sandra Dewi yang turut ambil bagian di film ini pun menjadi juri CHM 2012 hingga akhirnya ditemukan 5 pemenang CHM 2012 yang kemudian menjadi pemain inti film ini.

Penulisan naskah film dan music scoring-nya juga terbilang istimewa, hingga film ini disebut film lintas 3 negara 3 benua. Penulis naskah film ini Virra Dewi berada di Sydney, Australia dan dia hanya mengirimkan naskahnya lewat email ke Kemal kemudian diteruskan ke Rudi lalu diolah hingga menjadi scrip. 

Begitupun dengan penggarapan music scoring-nya. Andi Rianto berada di Jakarta, sementara Nathan menetap di Boston, AS. Namun semua itu tidak menjadi kendala.

Keistimewaan ketujuh, kendati ada pesan iklan dalam film ini, yakni iklan Shampo Clear namun tidak maksain. Kehadiran iklan Clear tidak sampai mengganggu alur cerita film ini. Masih nyambung, mengingat para pelakon utamanya perempuan-perempuan muda berambut sehat dan indah yang dinamis dan suka beraktivitas di pantai, laut, dan kolam.

Berdasarkan tujuh keistimewaan itu, rasanya film ini layak masuk dalam daftar film Indonesia yang kudu ditonton, bukan hanya sekali tapi berkali-kali karena tidak membosankan. Terlebih bagi mereka yang tengah tertarik dengan dunia bawah laut berikut aktivitas diving-nya.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Adji & dok. Ist

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP