Dua Pendekatan Promosi Sungai dan Danau yang Efektif
Ada dua pendekatan paling efektif untuk mempromosikan sungai dan danau yakni melalui event sport tourism (wisata olahraga) dan culture tourism (wisata budaya). Untuk mengoptimalkan sungai dan danau menjadi destinasi, implementasinya keduanya harus cepat dan harus diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar dalam seminar “Mengoptimalkan Sungai dan Danau Menjadi Destinasi Wisata Layak Jual” yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forparekraf) bekerjasama dengan Direktorat Pemasaran, Kemenparekraf di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (4/12/2012).
Cara mengoptimalkan sungai dan dan danau untuk pariwisata, lanjutnya harus menciptakan kisah sukses dengan pendekatan paling efektif.
Sapta mencontohkan pendekatan olahraga yang berhasil seperti di Sepang, Malaysia. “Dulu tidak banyak orana yang tahu dimana itu Sepang. Tapi setelah dibuat Sirkuit Sepang, semua yang punya televisi pasti lihat Sepang setiap tahunnya," paparnya.
Kisah sukses lainnya, lanjut Sapta, adalah Tour de Langkawi yang mengangkat Langkawi di Malaysia sebagai destinasi wisata dunia. Pendekatan budaya bisa dilihat di Sungai Chao Praya, Bangkok, Thailand.
Menurut Sapta, sungai itu sudah menjadi wisata budaya menarik pada malam hari. ''Wisatawan diajak menyusuri sungai tersebut dengan kapal pesiar sambil menikmati budaya dan juga kuliner Thailand,'' terangnya.
Wisatawan juga ditawarkan susur sungai dengan menonjolkan sisi sejarah. ''Ada beberapa spot heritage yang diberikan lampu. Jadi malam hari pun para wisatawan masih bisa menyusuri sungai melihat bangunan heritage yang cukup indah dan megah,'' ujarnya.
Sementara di Indonesia. Baru-baru ini, pemerintah membuat acara pariwisata dengan pendekatan olahraga di Sungai Musi bertajuk Musi Triboatton 2012 di empat kabupaten dan satu kota di Sumatera Selatan.
Pengembangan sungai dan danau, lanjut Sapta juga dapat dilakukan dengan mengadakan acara yang memiliki nilai berita sehingga banyak diberitakan media.
Dia mencontohkan acara Musi Triboatton 2012 di Sungai Musi membuat bupati sampai walikota datang mengingat ada news value-nya. “Mereka samapai membuat event kecil tambahan di setiap kabupaten dan kota yang dilalui Musi Triboatton 2012 seperti culture performance, culinary, lomba perahu tradisional dan lainnya," jelasnya.
Sebuah event, lanjutnya dapat "memaksa" daerah untuk bergerak membangun pariwisata sungai dan danau.
Mengenai pemetaan sungai dan danau di Indonesia yang akan dikembangkan sebagai pariwsiata, Sapta mengatakan sudah ada. Data ilmiahnya pun sudah ada sejak dulu. Mulai dari Danau Toba sampai Danau Sentani termasuk sungai-sungai kecil untuk rafting dan seterusnya. “Tapi pengembangannya ada di daerah dan itu belum optimal," akunya.
Dia mencontohkan wisata bahari yang studinya dari tahun 1970 sudah ada. “Tapi kenapa Raja Ampat baru muncul sekarang, tidak dari dulu di tahun 1970," ujarnya.
Sapta menambahkan peran daerah sangat dibutuhkan agar agenda pusat untuk mengembangkan wisata sungai dan danau bisa berjalan efektif.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar