Tujuh Keistimewaan Film Langit ke-7
Dari sekian film Indonesia bergenre drama romantis, Langit ke-7 punya beberapa keistimewaan yang membuatnya pantas untuk ditonton. Film yang digarap sutradara peraih citra Rudi Soedjarwo ini menawarkan sesuatu yang berbeda dengan film bertema serupa Ada Apa dengan Cinta? yang pernah digarapnya sepuluh tahun lalu.
Sekurangnya penulis mencatat ada 7 (tujuh) keistimewaan dalam film yang didukung penuh sampho Clear, salah satu produk dari Uniliver ini.
Keistimewaan pertama, film ini ringan dan mengalir. Secara penuturan pun tidak terlalu rumit. Dahi tak sampai berkerut untuk memahaminya. Namun MENYENTUH. Rangkaian gambar di awal cerita diulang kembali di akhir cerita sebagai penutup dengan penambahan adegan ending yang romantis. Cara seperti ini pun bukan sesuatu baru tapi sedikit yang menggunakannnya.
Rangkaian adegan Danian, perempun muda yang sukmanya susah payah berjuang mempertahankan hidup dari rencana jahat om-nya sendiri yang ingin membunuhnya, menumbuhkan empati. Sementara Denan, pemuda yang dikenalnya di Bali yang semula dibencinya ternyata mampu melihat dan berbicara dengan sukmanya, akhirnya bersedia menolongnya dengan berbagai cara agar orang-orang terdekat Danian tahu bahwa dia butuh pertolongan, itu pun menumbukan simpatik. Semua itu dikemas dengan menawan, mengaduk haru dan tawa.
Keistimewaan kedua, film ini menghadirkan aktivitas petualangan bawah air alias diving di salah satu spot diving ternama di Bali, tepatnya Tulamben. Kegiatan petualangan dunia bawah air ini bukan sekadar tempelan tapi digarap serius, melibatkan langsung para kru dan pemain langsung.
Kehadiran aktivitas diving di film ini tentu bakal berdampak positif buat perkembangan sport tourism khususnya diving di Indonesia termasuk terpromosikannya obyek wisata bahari di Bali, khususnya di Tulamben itu sendiri.
Keistimewaan ketiga, film ini menawarkan sinematografi yang menawan dan artistik. Gambar yang paling artisitik antara lain pemandangan pantai dengan sebuah pohon besar berdaun rimbun yang batangnya agak miring dan visual di depan rumah Denan pada malam hari.
Belum lagi gambar-gambar pemandangan alam bawah laut Tulamben yang luar biasa indah, seolah kita ikut menyelam dan menikmati pesona alam bawah air yang berbeda itu.
Keistimewaan keempat, film ini dibintangi lima artis pendatang baru yang fresh talent dari ajang pemilihan Clear Hair Model (CHM) 2012 yakni Taskya Giantri (18 tahun) yang berperan sebagai Dania, Rechelle R. Rumawas (19) sebagai Visi, Bonita Lauwoie (23) sebagai Lintang, Atika Noviasti sebagai Indo, dan Maureen Irwinsyah (21) sebagai Angel.
Selain berambut indah, sehat, dan tidak berketombe serta memiliki karakter wajah berbeda dan cukup kuat, mereka juga terlihat kompak. Kehadiran mereka menawarkan kesegaran baru sekaligus menumbuhkan rasa penasaran seperti apa totalitas mereka dalam berakting.
Yang menjadi nilai lebih lagi buat mereka, di film ini mereka berani melakukan adegan diving hingga dasar perairan Tulamben setelah dinyatakan lulus kursus diving di sana.
Keistimewaan kelima, music scoring yang menjadi original sound track film ini begitu pas.
Lewat tangan dingin musisi hebat Andi Rianto, lagu lawas bertajuk Layu Sebelum Berkembang ciptaan almarhum A. Riyanto yang sebelumnya dipopulerkan oleh penyanyi perempuan senior Tetty Kadi dan Ruth Sahanaya, terasa memiliki ruh baru setelah dinyanyikan oleh penyanyi pria muda asal Singapura, Nathan Hartono yang menetap di Boston, AS.
Berkat kepiawaian Andi Rianto, aransemen lagu ini menjadi begitu menyatu dengan cerita film ini. Suara Nathan dan pesona tampangnya makin memperkuat lagu ini.
Keistimewaan keenam, proses pembuatn film ini boleh dibilang beda dengan film-film lainnya. Pencarian para pemain intinya dimulai sejak Clear mencari CHM 2012. Selain Rudi, sutradara di film ini Kemal Arsjad serta Brand Ambassador Clear Sandra Dewi yang turut ambil bagian di film ini pun menjadi juri CHM 2012 hingga akhirnya ditemukan 5 pemenang CHM 2012 yang kemudian menjadi pemain inti film ini.
Keistimewaan ketujuh, kendati ada pesan iklan dalam film ini, yakni iklan Shampo Clear namun tidak maksain. Kehadiran iklan Clear tidak sampai mengganggu alur cerita film ini. Masih nyambung, mengingat para pelakon utamanya perempuan-perempuan muda berambut sehat dan indah yang dinamis dan suka beraktivitas di pantai, laut, dan kolam.
Penulisan naskah film dan music scoring-nya juga terbilang istimewa, hingga film ini disebut film lintas 3 negara 3 benua. Penulis naskah film ini Virra Dewi berada di Sydney, Australia dan dia hanya mengirimkan naskahnya lewat email ke Kemal kemudian diteruskan ke Rudi lalu diolah hingga menjadi scrip.
Begitupun dengan penggarapan music scoring-nya. Andi Rianto berada di Jakarta, sementara Nathan menetap di Boston, AS. Namun semua itu tidak menjadi kendala.
Keistimewaan ketujuh, kendati ada pesan iklan dalam film ini, yakni iklan Shampo Clear namun tidak maksain. Kehadiran iklan Clear tidak sampai mengganggu alur cerita film ini. Masih nyambung, mengingat para pelakon utamanya perempuan-perempuan muda berambut sehat dan indah yang dinamis dan suka beraktivitas di pantai, laut, dan kolam.
Berdasarkan tujuh keistimewaan itu, rasanya film ini layak masuk dalam daftar film Indonesia yang kudu ditonton, bukan hanya sekali tapi berkali-kali karena tidak membosankan. Terlebih bagi mereka yang tengah tertarik dengan dunia bawah laut berikut aktivitas diving-nya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Adji & dok. Ist
0 komentar:
Posting Komentar