Wader dan Sendratari Cara Lain Menikmati Warisan Majapahit
Warisan Kerajaan Majapahit yang diyakini berada di Trowulan cukup banyak. Salah satunya Kolam Segaran yang terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Sewaktu kali pertama ditemukan pada tahun 1926, kolam ini masih dalam keadaan teruruk tanah. Baru 40 tahun kemudian kolam ini dipugar. Dan itupun sekadarnya. Baru pada tahun 1974, kolam ini dipugar secara menyeluruh selama sepuluh tahun.
Ketika ditemukan, tidak diketahui secara pasti fungsi kolam ini. Namun menurut masyarakat di sekitarnya, kolam tersebut konon dimanfaatkan oleh keluarga Kerajaan Majapahit untuk berekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri.
Kolam Segaran merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Luas keseluruhannya kurang lebih 6,5 hektar, membujur ke arah Utara - Selatan sepanjang 375 meter dengan lebar 175 meter.
Sekeliling tepi kolam dilapisi dinding setebal 1,60 meter dengan kedalaman 2,88 meter. Di pintu masuk yang terletak di sebelah Barat, terdapat emperan yang menjorok ke tengah kolam.
Di sisi dalam emperan terdapat undakan untuk turun ke kolam. Seluruh dinding dan emperan terbuat dari susunan batu bata tanpa bahan perekat. Konon untuk merekatkannya, batu bata yang berdampingan digosokkan satu sama lain.
Di sisi Tenggara terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam. Sedangkan di sisi Barat Laut terdapat saluran jalan keluar air. Air yang keluar mengalir ke Balongdawa (empang panjang) yang letaknya di Barat Laut dan Balongbunder (empang bundar) di Selatan.
Menilik adanya saluran masuk dan keluar air, diduga Kolam Segaran dahulunya juga berfungsi sebagai penampung air atau waduk. Para ahli memperkirakan bahwa kolam ini adalah yang disebut sebagai telaga dalam Kitab Negarakertagama.
Kini, kolam yang berada persis di tepi jalan raya bersebarangan dengan Museum Majapahit ini kerap digunakan warga sekitar dan dari luar Trowulan untuk berekreasi.
Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung di kolam ini adalah memancing. Di kolam ini hidup ikan wader yang kemudian menjadi kuliner khas setempat.
Dari ikan tersebut beberapa warga ada yang menjualnya dalam bentuk mentah maupun matang. Bahkan ada yang dibuat sambal wader.
Wader pun akhirnya disebut-sebut pula sebagai warisan Majapahit yang hingga kini masih hidup dan berkembang-biak.
Sebagai kerajaan besar, Majapahit memiliki sejarah panjang dan peradaban yang hingga kini masih mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.
Untuk melihat kisah perjalanan sejarah dan kejayaan Majapahit, pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas sekaligus menggelar sendratari Suryaning Majapahit.
Pergelaran sendratari kolosal ini tahun ini yang berlangsung di pendopo Agheng, Trowulan melibatkan 150 pemain dari ISI Jogjakarta. Rencananya Kemdikbud akan menggelar rutin setiap tahun.
Keberadaan sendratari ini jelas kian menarik menarik minat wisatawan untuk bertandang ke bekas Kerajaan Majapahit ini.
Usai menyaksikan sendratari pada malam hari, esok harinya pengunjung dapat berkeliling ke obyek-obyek situs Trowulan seperti ke Candi Tikus, Museum Majapahit, dan Kolam Segaran serta tak lupa mencicipi ikan Wader-nya.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar