Mengintip Aneka Warisan Kerajaan Majapahit
Warisan Kerajaan Majapahit yang ada di Trowulan, tersebar di berbagai tempat. Bentuknya pun bermacam. Ada yang berupa candi, gapura, kolam, dan aneka keramik bahkan bekas rumah berikut sumur. Bagaimanana nasibnya kini?
Untuk melihat aneka warisan Majapahit memang tidak terlalu sulit mengingat letaknya berdekatan. Tapi bilang tak punya waktu banyak, kunjungi saja Museum Trowulan yang kemudian berganti nama menjadi Museum Majapahit yang cikal bakalnya didirikan R.A.A. Kromodjojo Adinegoro, salah seorang Bupati Mojokerto, bekerjasama dengan Ir. Henry Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda pada tanggal 24 April 1924.
Walaupun beberapa kali berganti nama, namun pada prinsipnya fungsinya secara signifikan tidah berubah, yaitu sebagai sebuah Museum dan Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya di Jawa Timur yang terletak di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Di museum ini memiliki kita dapat melihat tiga galeri yakni Koleksi Logam, Koleksi Batu/Koleksi Tanah Liat, Koleksi Prasejarah. Dua galeri pertama memamerkan terutama artefak-artefak yang berasal dari masa Majapahit.
Galeri Koleksi Logam memuat perlengkapan upacara keagamaan (bejana amerta, genta, pedupaan), instrumen musik (bende, kenong, kempul), blencong yaitu lampu minyak untuk menerangi kelir layar putih di depan dalang, perhiasan (gelang, kelat bahu, tiara), tosan aji (keris), alat rumah tangga (perunggu, gayung, sendok sayur, teko), mata uang (ma, gobog, kepeng). Serta perlengkapan binatang seperti klintingan dan kluntung. Di galeri ini juga terdapat sebuah contoh sumur.
Pada masa Majapahit, terdapat tiga macam sumur, yaitu sumur berbentuk persegi dari batubata untuk tujuan ritual, sumur bata lengkung untuk keperluan rumah tangga, sumur jobong dari bahan gerabah ditemukan di kawasan persawahan.
Di Galeri Koleksi Batu/Tanah Liat berupa koleksi batu sebagian terdiri arca-arca. Di antaranya arca Ganesha, Harihara, dan perwujudan dalam aspek Siwa. Arca terakhir meletakkan sepasang tangan di dada dan membawa kuncup bunga padma sebagai lambang moksa.
Koleksi yang berbahan batu berdasarkan jenisnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok seperti: Koleksi Miniatur dan Komponen Candi, Koleksi Arca, Koleksi Relief, dan Koleksi Prasasti Koleksi Museum Majapahit yang terbuat dari tanah liat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, seperti koleksi terakota (tanah liat) manusia, alat-alat produksi, alat-alat rumah tangga maupun arsitektur.
Koleksi keramiknya berasal dari beberapa negara asing, seperti Cina, Thailand, dan Vietnam. Keramik-keramik tersebut memiliki berbagai bentuk dan fungsi, seperti guci, teko, piring, mangkuk, sendok, dan vas bunga.
Sebagai kerajaan besar, Majapahit memiliki sejarah panjang dan peradaban yang hingga kini masih mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.
Untuk melihat kisah perjalanan sejarah dan kejayaan Majapahit, pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas sekaligus menggelar seni pertunjukan kolosal "Suryaning Majapahit" yang berkonsep sendratari.
Seni pertunjukan yang berkembang di Trowulan dewasa ini cukup beragagam dan dapat dijadikan daya tarik wisata, antara lain kuda lumping, bantengan, ludruk, dan remo serta seni ujung yang semuanya terinspirasi dari kehidupan masa lampau Kerajaan Majapahit.
Dan sendratari Suryaning Majapahit pun menceritakan sejarah dan kejayaan Kerajaan Majapahit dari awal hingga akhir.
Pergelaran sendratari kolosal ini tahun ini yang berlangsung di Pendopo Agheng, Trowulan melibatkan 150 pemain dari ISI Jogjakarta.
Rencananya Kemdikbud akan menggelar rutin setiap tahun. Keberadaan sendratari ini jelas kian menarik menarik minat wisatawan untuk bertandang ke bekas Kerajaan Majapahit ini.
Usai menyaksikan sendratari pada malam hari, esok harinya pengunjung dapat berkeliling ke obyek-obyek situs Trowulan seperti ke Candi Tikus, Museum Majapahit, dan Kolam Segaran serta tak lupa mencicipi ikan wader-nya di warung-warung sederhana di dekat kolam segaran atau bisa juga membawa pulang sambal wader sebagai oleh-oleh.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar