Pergelaran Kolosal “SURYANING MAJAPAHIT” Dipentaskan di Situs Trowulan
Pergelaran seni pertunjukan kolosal Suryaning Majapahit akan digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerjasama dengan Fakultas Seni Pertunjukan (PSF), Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta di Pendopo Agung Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu malam (22/12/ 2012).
Pergelaran drama tari yang juga dibantu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto ini melibatkan sekitar 160 personel dari enam program studi (prodi) di FSP masing-masing prodi tari, musik, etnomusikologi, karawitan, teater, dan pedhalangan.
Dalam siaran persnya, Dirjen Kebudayaan Kemdikbud menjelaskan pementasan pergelaran kolosal Suryaning Majapahit ini merupakan upaya mentransformasikan nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan wawasan kebangsaan melalui seni pertunjukan kolosal.
Pementasan ini ditujukan kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar dan kaula muda agar tumbuh kesadaran cinta budaya bangsa.
Sepenggal sejarah perjalanan kebesaran Kerajaan Majapahit sengaja diangkat mengingat kerajaan ini sebagai salah satu tonggak sejarah perjalanan peradaban bangsa Indonesia yang cukup penting, yang tidak saja terkenal atas aspek keluasan wilayahnya pun menjadi sumber lahirnya beragam bentuk karya seni sebagai bagian dari pewarisan budaya. Bahkan sampai hari ini kejayaannya masih menjadi inspirasi bagi para seniman dalam menggagas karyanya.
Sisa-sisa kejayaan Kerajaan Majapahit kini dikenal sebagai Situs Trowulan yang berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Para ahli arkeologi dan sejarah memperkirakan peradaban kerajaan berkembang sekitar 200 tahun, mulai berdiri sejak 1293 hingga runtuh sekitar tahun 1521 M.
Dirjen Kebudayaan Kemdikbud menilai keterhubungan antara sejarah dan budaya yaitu situs sejarah dan seni pertunjukkan ini menjadi faktor kunci dari program ini. Ketahanan budaya dipercaya menjadi “benteng” untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan karakter melalui sejarah perjalanan peradaban bangsa.
Dekan FSP ISI Yogyakarta Prof Dr I Wayan Dana ketika melihat latihan terakhir pagelaran ini di Gedung Serbaguna ISI Yogyakarta, Minggu (16/12) mengatakan sendratari ini menggambarkan cerita perjalanan peradaban Kerajaan Majapahit.
Kisahnya dimulai dari runtuhnya Kerajaan Singasari sampai dengan saat Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam pergelaran nanti juga akan disuguhkan 'wayang gedhog'.
Naskah dan sutradara pergelaran kolosan ini ditangani Suharyoso SK dengan narasi berbahasa Indonesia. Art director-nya Bambang Pujasworo sedangkan penata tari Heni Winahyuningsih, Herlina Panca Kadek Suriastini, dan Sarjiwo.
Penata musiknya Untung Mulyono Babe, Nyoman Cau Arsana, Warsana Kliwir, Joko Lemesz, dan Yosias dengan menggunakan antara lain gamelan Jawa, Bali, musik Melayu, dan musik barat orkestra.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar