Lomba Cipta Seni Batik Nusantara Mencetak Pebatik Muda
Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman (PKP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), menyelenggarakan Lomba Cipta Seni Batik Nusantara (CSBN) 2012 dengan tema “Melestarikan Warisan Batik Dalam Semangat Kolaborasi Antargenerasi”. Tujuannya bukan semata melestarikan batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia yang ditetapkan UNESCO pada 2009 lalu, pun mencetak pebatik-pebatik muda.
Kasubdit Pebinaan Seni Rupa, Direktoret PKP, Kemdikbud Pustanto mengatakan lewat lomba batik sebagai upaya penguatan tradisi ini diharapkan melahirkan pebatik-pebatik baru dari kalangan pelajar SMU/SMK.
Lomba ini, lanjutnya sebagai salah satu langkah untuk menjaga proses regenerasi warisan seni batik dan mendorong terciptanya lebih banyak lagi karya cipta seni batik yang berkualitas. “Terbukti lomba ini telah melahirkan karya-karya luar biasa hasil kolaborasi pengrajin dan siswa SMA/SMK,” jelasnya di Hotel Amaris, Jakarta saat pembukaan penjurian lomba CSBN 2012 baru-baru ini.
Kata dia, lomba ini memiliki cita-cita mulia. Setelah penghargaan dari UNESCO, batik pun berkembang dimana-mana dalam berbagai bentuk dan fungsi. “Kita boleh bahagia tapi tidak boleh lengah. Kita harus melestarikannya dengan cara pembinaan yang serius,” paparnya.
Menurutnya, Batik perlu dilestarikan bersama-sama, mengingat batik berkontribusi sebagai jati diri dan karakter bangsa. “Budaya batik sudah meng-global. Jangan sampai kita kalah dengan budaya lain,” tegasnya.
Ketua Yayasan Batik Indonesia sekaligus juri CSBN 2012 Yultin Ginandjar Kartasasmita mengatakan UNESCO yang telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia terus memantau dan memeriksa keseriusan dan tanggungjawab Indonesia dalam pengembangan dan pelestarian batiknya.
“Lomba ini sebagai tanggung jawab Indonesia terhadap lembaga tersebut (UNESCO-red) karena setelah melihat ke daerah-daerah, pebatik yang ada justru lebih banyak generasi tua. Jumlahnya pun saat ini sangat terbatas,” ujarnya.
Oleh karena itu, sudah saatnya mencari bibit-bibit baru dari generasi muda yang mempunyai kreasi tinggi dalam membatik sebagai penerus. “Walaupun desain generasi tua cukup bagus, namun Indonesia tetap membutuhkan kreasi dan tren mode terbaru setiap saatnya. Maka Lomba CSBN ini rencananya akan diadakan setiap tahunnya sehingga muncul generasi baru pebatik Indonesia,” terangnya.
Lomba ini terselenggara dalam 4 bagian yakni sosialisasi, lomba, pemberian penghargaan untuk pemenang, dan pameran. Sosialisasi dilakukan di daerah Pekalongan, Yogyakarta, Surabaya, Cirebon, Lasem, dan Jakarta.
Sebelumnya peserta berjumlah 109 karya dengan 2 kategori, kain fashion dan batik untuk interior (household). Setelah proses seleksi terpilih 22 nominator, dengan perincian 14 nominator kain dan 8 household yang ikut penjurian.
Penilaian atas karya cipta dalam lomba ini didasarkan pada kriteria kesesuaian tema, teknik membatik, komposisi desain, harmonisasi, dan kreativitas. Kategori lomba dibagi menjadi dua bagian, yaitu lomba cipta seni batik untuk fashion dan lomba cipta batik house hold.
Selain Yultin, tim juri CSBN 2012 lainnya adalah desainer batik Tuty Cholid, kolektor sekaligus praktisi batik sekaligus praktisi batik Hartono Edith Ratna, dan kepala Museum Teksil Jakarta Indra Wirawan.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok. Kemdikbud
Foto: dok. Kemdikbud
0 komentar:
Posting Komentar