Sport Tourism Alat Mempercepat Promosi Pariwisata
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar mengatakan sport tourism merupakan salah satu alat untuk mempercepat promosi pariwisata di suatu daerah.
“Kalau ingin pariwisata suatu daerah ingin cepat dikenal luas masyarakat, salah satunya dengan menggelar event sport tourism. Di samping event budaya,” jelasnya dalam Seminar Nasional bertajuk "Regulasi dan Peluang Sport Tourism untuk Mengoptimalkan Potensi Wisata Daerah" di Auditorium Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, Jumat (21/12/2012).
Indonesia, lanjutnya memiliki potensi wisata alam yang dapat digunakan untuk sport tourism. Sapta mencontohkan potensi alam itu anatar lain untuk olahraga balap sepeda, menyelam, dan berselancar.
Bila potensi itu dikembangkan, lanjutnya akan berdampak positif pada sektor sosial-ekonomi masyarakat. “Sport tourism itu menggabungkan potensi wisata dengan olah raga. Misalnya menyelam di Raja Ampat, Papua Barat yang sudah menjadi unggulan di dunia," terangnya.
Sapta mencontohkan pengembangan sport tourism yang berhasil seperti yang dilakukan Amerika Serikat. Lewat pengembangan sport tourism AS mampu menghasilkan pendapatan senilai 118,3 miliar dolar AS. “Contoh lain Afrika Selatan ketika menyelenggarakan Piala Dunia dapat meningkatkan jumlah wisatawan sebesar lima-10 persen,” paparnya.
Menurut Sapta, sport tourism dapat dilakukan di luar dan di dalam ruangan. Selain itu juga dapat dilakukan di udara seperti olah raga paralayang, gantole dan lainnya. “Jadi tidak mesti di laut, gunung, dan di darat saja,” terangnya.
Selain Sapta Nirwandar, seminar yang diselenggarakan Kemenparekraf bekerjasama dengan LKBN ANTARA ini juga menghadirkan tiga pembicara berkompeten di bidangnya Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo, dan pelaku kegiatan wisata olah raga di Bali I Made Mandi Widhiana serta Dirut Perum LKBN ANTARA Saiful Hadi.
Irwan Prayitno mengatakan sejak Sumatera Barat menggelar event sport tourism bertajuk Tour de Singkarak (TdS) selama 4 kali, banyak keuntungan yang telah diperoleh.
“Selain keuntungan recovery pariwisata Sumbar pasca gempa, juga terjadi peningkatan jumlah hotel serta peningkatan jumlah wisatawan ke Sumbar yang cukup signifikan,” akunya.
Sementara Rita Subowo menilai belum semua daerah di Indonesia yang menggarap sport tourism dengan baik, terutama promosi pariwisatanya yang belum maksimal. “Pemerintah harus lebih gencar mempromosikan pariwisatanya kemudian membuat paket-paket wisata yang sudah siap sebelum event sport tourism itu berlangsung. Baru Bali yang sudah lebih maju dalam mengggarap event sport tourism ini,” terangnya.
Saiful Hadi menjelaskan selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan wisatawan Eropa yang berwisata olahraga. Bahkan menurutnya mengungguli wisata kapal pesiar yang lima tahun lalu masih lebih tinggi posisinya dibandingkan wisata olahraga.
Dia menyebut beberapa tujuan wisata olahraga potensial di Indonesia yang diminati wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Untuk wisata olahraga sungai antara lain Green Canyon di Ciamis dan Sungai Citarik di Sukabumi yang digunakan untuk wisata arung jeram. Sedangkan olahraga hiking yang diminati antara lain Gunung Bromo di Jawa Timur dan Gunung Rinjani di Lombok. Sementara wisata olahraga laut antara lain di Tanjung Benoa, Bali.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar