Bikin 12 Konten Pidato Kebudayaan 2024, Ini 5 Alasan dan 2 Catatan TravelPlus Indonesia
Tulisan terakhir ini sebagai penutup hasil liputan agenda tahunan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari beberapa warganet atas satu lusin konten yg TravelPlus Indonesia racik.
Lima tulisan tentang Pidato Kebudayaan 2024 itu terbagi atas 1 tulisan pra event atau sebelum acara berlangsung; 1 tulisan on event (saat) serta 3 tulisan post/pasca-event (setelah acara berlangsung).
Kelima tulisan tersebut tayang di website TravelPlus Indonesia dan link-nya diunggah di Threads @adjitropis dan FB serta dibagikan ke sejumlah WA dan WAG.
Adapun 7 konten videonya terdiri atas 6 konten video yang diunggah di akun medsos IG @adjitropis dan FB serta 1 konten video di kanal YouTube saya @kelana180.
Semua link konten videonya juga disebarluaskan ke sejumlah WA dan WAG.
Lima Alasan
Kenapa TravelPlus Indonesia sampai bikin 12 konten terkait Pidato Kebudayaan 2024? Jawabannya ada 5 alasan yaitu karena acaranya, penyajinya, tema dan isi pidatonya, tokoh yang memberi kata sambutan berikut isi sambutannya, dan karena tujuannya.
Alasan pertama, karena acara Pidato Kebudayaan 2024 yang digelar Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Minggu (10/11) malam, merupakan salah satu acara kebudayaan yang berkelas artinya tak hanya bermanfaat pun berdaya tarik lebih, berbeda, berkualitas, dan ber-intelek.
Kedua, karena penyajinya adalah Garin Nugroho, sutradara film ternama sekaligus budayawan yang beberapa karyanya berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Ditambah belakangan ini, dia juga kerap menulis tentang apa yang disebutnya civic education dan lainnya di akun IG-nya yang membuat saya bertambah respek.
Alasan ketiga, karena tema dan isi pidatonya 'sexy' (baca: menarik) yakni "Balas Budi untuk Rakyat". Apalagi selaras dengan isinya, artinya pidatonya berisi, terutama tentang 7 pesan Garin Nugroho buat Presiden Prabowo untuk dijadikan PR.
Keempat, karena tokoh yang memberi kata sambutan untuk Pidato Kebudayaan 2024 adalah Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon yang sepak terjangnya untuk sektor kebudayaan masih ingin diketahui oleh banyak publik (maklum, dia baru saja menjabat sebagai Menbud).
Ditambah lagi isi sambutannya, sekalipun disampaikan Fadli Zon lewat rekaman video dari Brazil namun punya daya tarik tersendiri terutama komitmennya sebagai Menbud untuk kemajuan sektor kebudayaan dan tambah lagi dia juga membaca puisi penyair ternama, D. Zawawi Imron diujung sambutan.
Terakhir atau alasan kelima, karena TravelPlus Indonesia punya tujuan ingin menggaungkan acara kebudayaan yang bermutu seperti Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2024 ini agar publik jadi semakin melek.
Berdasarkan amatan langsung TravelPlus Indonesia, agenda Pidato Kebudayaan 2024 boleh dibilang berjalan lancar dan sukses. Namun ada dua catatan yang mungkin bisa jadi bahan pertimbangan buat pelaksanaan Pidato Kebudayaan 2025 dan tahun-tahun berikut.
Catatan pertama, perlu dicari terobosan terkait (venue/tempat, waktu, dan kemasan acara) Pidato Kebudayaan.
Terkait tempat, apakah memang harus selalu diadakan di Graha Bhakti Budaya? Sepertinya perlu dicari terobosan baru yakni berpindah ke venue budaya lain yang ada di Jakarta alias tempatnya berganti-ganti. Entah itu masih di dalam kompleks TIM seperti di Teater Besar dan Teater Kecil ataupun di luar TIM, mengingat Jakarta punya beberapa venue kebudayaan, antara lain Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Gedung Kesenian Wayang Orang Bharata, Gedung Balai Budaya Condet, dan lainnya agar gedung-gedung tersebut kebagian publikasinya apabila menjadi venue Pidato Kebudayaan.
Terkait waktu, apakah memang harus selalu malam? Sudah saatnya dicari waktu lain misalnya setelah zuhur sampai jelang asar (pukul 13.00 - 15.00) atau selepas asar sampai jelang magrib (pukul 16.00 - 18.00) untuk mendapatkan vibes yang berbeda dan sekaligus memudahkan para peminat/penonton Pidato Kebudayaan yang datang dari jauh dengan mengunakan moda transportasi umum.
Terkait kemasan, membacakan pidato dengan durasi panjang, meskipun isinya menarik tapi lama-lama selain bisa melelahkan penyajinya pun bisa bikin mengantuk penontonnya apalagi waktunya malam hari.
Sudah saatnya dicari terobosan dalam kemasannya agar pembacaan pidatonya tidak bikin penonton mengantuk, contohnya seperti yang dilakukan Garin Nugroho dengan menayangkan beberapa cuplikan film garapannya atau hasil karya audio visual lain sebagai informasi selingan sekaligus jeda pidato panjangnya.
Catatan kedua, publikasi kegiatan pra, on dan event Pidato Kebudayaan harus lebih keras lagi terdengar. Salah satu caranya bekerjasama dengan jurnalis, blogger, dan pembuat konten (content creator) yang biasa/loyal meliput agenda-agenda kebudayaan.
Dengan melibatkan mereka, informasi yang disampaikan bukan hanya akan lebih mengangkasa pun akan jauh lebih fair, objektif, dan berbeda bila dibandingkan dengan informasi yang disampaikan oleh pihak penyelenggara atau pihak terkait lain.
I ❤️🤍 Pidato Kebudayaan.
Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. TravelPlus Indonesia meliput langsung agenda tahunan Dewan Kesenian Jakarta, Pidato Kebudayaan 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Minggu (10/11) malam.
2. Makna film bagi Garin Nugroho.
3. TravelPlus Indonesia menilai Pidato Kebudayaan merupakan salah satu agenda kebudayaan yang berkelas.
4. Garin Nugroho menjadi penyaji Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2024.
0 komentar:
Posting Komentar