Ragam Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas Simeulue Aceh Terungkap di Workshop Ini
Punya rencana berwisata ke destinasi Kabupaten Simeulue di Pulau Simeulue, Aceh tahun ini? Ini ragam Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitasnya.
Atraksi Kabupaten cukup beragam antara lain daya tarik wisata bahari, marine sport tourism, desa wisata, dan event budaya.
Kalau traveler ingin atau suka berwisata bahari, bisa menyambangi Pantai Maudil, Pantai Matanurung, Pantai Alus-alus, Pulau Teupah, dan Pantai Pasir Tinggi.
"Pantai-pantai itu tersohor sampai mancanegara karena digunakan para surfer atau peselancar untuk surfing," ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Simeulue, Aceh kepada TravelPlus Indonesia di sela-sela acara Workshop Identifikasi 3 A (Atraksi, Aksesibilitas & Amenitas) yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (1/2/2019).
"Kalau untuk menyelam atau diving, traveler bisa ke beberapa dive spots di perairan Pulau Mincau, Pinang, Simanaha, dan Pulau Batu Belayar," tambah Karim.
Traveler yang senang berwisata ke desa-desa tradisional juga bisa.
"Pilihan desa-desa wisata tradisional di Simeulue antara lain Desa Wisata Salur di Kecamatan Teupah Barat untuk melihat proses pembuatan sekaljgus membeli aneka kerajinan anyaman dan lampu-lampu hias. Satu lagi Desa Wisata Matanurung di Kecamatan Teupah Tengah yang menjadi sentra kerajinan anyaman dari tempurung atau batok kelapa," terang Karim.
Buat yang ingin menikmati even wisata terutama culture event-nya, lanjut Karim tahun ini ada tiga kegiatan budaya di Semeulue.
"Ketiga event itu Kemah Wisata yang akan digelar bulan Juni atau Juli di Kecamatan Simeulue Tengah, lalu Pagelaran Budaya di bulan Oktober, dan Festival Seni Budaya," ungkap Karim yang sudah 2,5 tahun menjabat sebagai Kadisparbud Kabupaten Simeulue.
Bagi traveler yang suka berwisata kuliner, sambung Karim bisa mendatangi sejumlah rumah makan antara lain Rumah Makan Abang Ajo yang menyajikan bermacam ikan dan ayam bakar.
"Jika suka makanan tradisional khas Simeulue bisa mencoba masakan berbahan utama lobster, lalu Memek atau semacam bubur yang terbuat dari beras ketan dicampur pisang lidi, juga Lompong Sagu dan Tabaha Batok juga dari sagu seperti martabak dengan citra rasa manis-manis asin. Tapi kuliner-kuliner itu harus pesan di rumah penduduk karena jarang ada di rumah makan" ungkap Karim.
Untuk aksebilitas, Simeulue bisa dijangkau baik lewat udara maupun laut.
Traveler yang menggunakan pesawat udara dari Bandara Kualanamu Medan, bisa naik Wings Air 72 bertarif Rp 600 ribu-Rp 700 ribu, waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
"Jadual pemberangkatannya setiap pukul 12.30, satu kali sehari dari Kualanamu ke Bandara Lasikin, Sinabang," jelasnya.
Kalau memilih dari Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, bisa naik Susi Air dengan tarif Rp 600-an ribu ke Bandara Lasikin dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
"Pesawatnya hanya berkapas 10 orang, berangkatnya pukul 8.30 pagi setiap hari," tambahnya.
Traveler yang ingin lewat laut, bisa naik kapal ferry dari Pelabuhan Singkil ke Pelabuhan Sinabang setiap Senin dan Kamis pukul 5 sore.
"Tarifnya Rp 62 ribu (ekonomi) dan Rp 76 ribu (vip) dengan waktu tempuh sekitar 11 jam," ungkapnya.
Bisa juga dari Labuhan Haji di Kabupaten Aceh Selatan ke Sinabang dengan ferry Rp 58 ribu sampai Rp 65 ribu selama 8 jam setiap Selasa dan Sabtu, berangkat pukul 10 malam.
"Pilihan lain dari Pelabuhan Kuala Bubon di Meulaboh ke Sinabang Rp 62 ribu-Rp 80 ribu selama 13 jam, setiap Jumat dan Minggu pukul 2 siang," jelas Karim seraya menambahkan lewat laut waktu terbaik bulan Januari-September karena cuaca mendukung.
Amenitas terutama penginapan di Simeulue juga sudah lumayan banyak dari penginapan biasa sampai resort.
Contohnya Wisma Grand D'Fit di Kolok Sinabang Rp 350 ribu, Wisma Harti di Air Dingin Rp 300 ribu, Losmen Simeulue Rp 250 ribu di Kota Sinabang, dan Losmen Barokah Rp 250 ribu per kamar per malam.
"Buat backpacker ada penginapan Pancaran Subuh dan Edybas di Kota Sinabang dengan tarif Rp 150 ribu per kamar per malam," terang Karim.
Pilihan lainnya resort antara lain Ranu Resort, Mahi-mahi, Aura, Batu Rundung, dan Nani Resort dengan tarif Rp 1 juta- Rp 2 juta per malam
Untuk urusan shalat lima waktu berjamaah ataupun Shalat Jumat, traveler bisa ke masjid tertua di Simeulue yaitu Masjid Babusshalihin dan sebelumnya Awaluddin terletak di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat.
"Pilihan lainnya ke masjid rayanya yakni Masjid Tgk. Khalilullah. Nama tersebut diambil dari nama ulama yg mengembangkan Islam di Simeulue yaitu Tgk. Khalilullah atau Tgk. Di Ujung," terangnya.
Menurut Karim, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Simeuleu tahun 2018 sebanyak 1.218 orang, paling banyak dari Australia dan Selandia Baru. Selain itu wisman asal AS, Brazil, Spanyol, dan Perancis. "Semua umumnya bertujuan surfing dan diving," ungkap Karim.
Tahun lalu juga ada kapal pesiar dari Australia yang membawa 82 wisman. "Mereka mampir ke desa-desa wisata di Simeulue," tambahnya.
Target kunjungan wisman ke Simeulue tahun ini, lanjut Karim naik sedikit dibanding tahun lalu lantaran tidak ada lomba surfing. Namun satu kapal pesiar dari Australia akan datang lagi.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I, Kemenpar, Lokot Ahmad Enda menjelaskan kegiatan Workshop Identifikasi 3 A ini dalam rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I (Sumatera) Area I & II yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepri.
Workshop yang diikuti sejumlah kepala dinas pariwisata atau yg mewakili dari semua kab/kota/provinsi di 5 provinsi tersebut, sambung Lokot bertujuan untuk mengidentifikasi progress dan update 3 A (Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas) di masing-masing provinsi/kab/kota.
"Oleh karena itu para Kepala Dinas Pariwisata provinsi/kab/kota diminta mempersiapkan atau membawa data 3 A-nya di workshop ini," terang Lokot.
Dalam workshop ini seluruh peserta berkesempatan meng-instal aplikasi monev 3 A berlabel info destinasi (id) lewat HP berbasis android.
Penjelasan dan penginstalan aplikasi tersebut dipandu tenaga ahli IT dari Bandung, Taufik Istiqlal. "Manfaat aplikasi id, data 3 A dalam upaya pengembangan destinasi di setiap kabupaten/kota di wilayah regional I atau Sumatera area I dan II ini akan terdata secara digital," ungkap Taufik.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. Disbudpar Simeulue & adji
Captions:
1. Salah satu atraksi budaya di Kabupaten Simeulue, Pulau Simeulue, Aceh.
2. Salah satu pantai di Simeulue.
3. Aneka prosesi adat masyarakat Simeulue.
4. Macam kuliner tradisional Simeulue.
5. Wisata bahari Simeulue.
6. Kadisparbud Kab. Simeulue Abdul Karim paling kiri bersama para pemenang lomba surfing tahun lalu.
7. Asdep Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I, Kemenpar, Lokot Ahmad Enda memberikan arahan tentang workshop 3 A di Medan.
8. Para kepala dinas pariwisata atau yang mewakili dari provinsi/kab/kota se-Aceh menjadi salah satu peserta workshop 3 A, selain dari Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepri.
0 komentar:
Posting Komentar