Anak Gunung Bahas '80 Juta', Kalau Buat ke Cartensz Kembaliannya Masih 25 Juta
Kasus 'booking' artis 'Rp 80 Juta' yang tengah marak sejak terbongkar di Surabaya Sabtu (5/1/2019), pun jadi perbincangan hangat warganet termasuk kalangan pendaki gunung. Ada yang bilang kalau uang sebanyak itu dipakai buat mendaki Puncak Cartensz di Papua per orang, masih sisa Rp 25 juta.
"80 juta?? Masih ada kembalian 25 jutaan buat merasakan salju abadi dan tanah tertinggi di Bumi Pertiwi, daripada ngan nganu..," begitu caption yang ditulis pemilik akun Instagram (IG) @pendakilawas, Senin (7/1/2019).
Caption itu memperkuat sebuah foto milik @amridab yang bergambar Amridab sedang berada di Puncak Cartenz 4884 Mdpl bersama dua pendaki perempuan @cynny.o dan @sabrinahartanti, Oktober 2017.
Di bagian atas foto itu dicantumkan kutipan Leny Surya Martina dari Adventure Rescue and Team: "Kami beranggotakan lima orang menghabiskan biaya sekitar 55 juta per orang untuk mendaki Gunung Carstensz,".
Selanjutnya pemilik akun yang memiliki 111 ribu pengikut itu sepertinya melansir tulisan dari kompas.com, Kamis, 29 September 2016 berjudul "Seberapa Mahal Pendakian Gunung Carstensz di Papua?".
Begini tulisannya: Anggapan Gunung Cartensz sebagai gunung yang membutuhkan biaya mahal untuk mendaki masih lekat di mata pendaki Indonesia. Sejumlah pendaki mengaku pendakian Gunung Carstensz masih sebatas impian belaka.
Leny mengatakan kelompoknya yang beranggota lima orang menghabiskan biaya sekitar 55 juta per orang untuk mendaki Gunung Carstensz. Ia menceritakan, biaya transportasi menuju ke Papua dan ditambahnya sewa pesawat dari Nabire ke Desa Sugapa, Kecamatan Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
"Ada kultur-kultur masyarakat di sana yang belum teredukasi. Kalau sudah terorganisasi mungkin murah. Resiko-resiko yang tak terduga juga jadi alasan," kata Leny.
Pemilik Operator Pendakian Patagonia Adventure Travel, Fandhi Achmad atau akrab disapa Agi menyebutkan, mahalnya biaya pendakian Gunung Carstensz lantaran letak gunung tersebut yang sulit dijangkau.
Misalnya dari Jakarta, lanjutnya, pendaki mesti menggunakan pesawat menuju Nabire, Papua selama enam jam. "Setelah itu dari Nabire menyambung dengan pesawat kecil ke Desa Sugapa di Kabupaten Intan Jaya. Yang murah itu yang tarifnya subsidi. Tapi Itu hanya diberikan untuk orang Papua. Kita gak dapat subsidi. Kita gak dapat subsidi, kalau ada konflik, itu lebih mahal.
Kalau di Gunung Carstensz ini problemnya adalah faktor keamanan. Jadi seperti keamanan juga terhadap porter. Biaya tak terduga itu di pendakian Gunung Carstensz bisa banyak. Kadang-kadang bisa naik 100 persen," jelas Agi.
Sementara itu, Marketing Staff dari operator pendakian Indonesia Expeditions, Alvin Egie Perdana, menambahkan, harga porter untuk sekali perjalanan pendakian Gunung Carstensz berkisar Rp 7-8 juta.
"Yang buat mahal itu aksesnya sulit. Mesti pakai pesawat ke Desa Sugapa. Di sana biaya hidupnya belum pasti. Beda kalau seperti di Nepal," jelasnya.
Egie menyebutkan, rata-rata operator pendakian menawarkan paket perjalanan pendakian Gunung Carstensz di harga Rp 55 - 65 juta per orang. Menurutnya, rata-rata calon pembeli masih menganggap harga pendakian Gunung Carstensz tersebut mahal.
Begitu akun tersebut menutup caption-nya.
Saat TravelPlus Indonesia menulis tulisan ini, posting-an itu sudah disukai 9.850 lebih warganet dengan 300 lebih komentar.
"Masih ada kembalian π," komentar pemilik akun IG @ethicvibes.id.
"Yg 25jt nya buat beli perlengkapan dan oleh2 min lebih ajib. Drpd 80jt nganu... π€§," ungkap @hasalia.apriani.
"Liat 80jt jadi inget si anuπ," kata @mas_achmad01.
"Mahal, segitu bisa buat 2 orang daftar haji," terang @fuuhh_06.
"80 juta satu malem wkwk," ujar @tertawalesu_.
"Mungkin krn 80juta dapet 2 gunung sekaligus bonus lembah yg rimbun π," canda @djatmickovic.
"80 jt bisa tembus 7 summit Indonesia min tambah sikit lah π," jelas @puputoktvni.
"Kesenangan mengalahkan segalanya," komentar si-empunya akun IG @ahmadsoehendri.
Lalu berapa sebenarnya biaya pendakian ke Cartensz Pyramid yang berketinggian 4.884 Mdpl di Papua itu?
Data dari berbagai sumber yang TravelPlus Indonesia kumpulkan, harga paket pendakian Cartensz seharga Rp 55 juta per orang.
Itu harga tahum 2016 lalu, entahlah kalau sekarang. Bisa jadi tahun ini atau tahun depan naik harga paketnya.
Harga tersebut sudah termasuk transportasi pergi pulang (PP) Jakarta - Nabire, pesawat Nabire-Sugapa, biaya porter, dan pemandu selama dua minggu pendakian, serta peralatan pendakian kelompok, makanan, dan minuman.
Lalu apa yang bikin mahalnya biaya pendakian Cartensz? TravelPlus Indonesia kembali mencatat beberapa faktor.
Pertama tentu saja lantaran akses ke puncak tersebut sangat sulit. Kalau dari Jakarta, pendaki harus menggunakan pesawat menuju Nabire, Papua selama sekitar enam jam.
Jika dengan kapal Pelni bisa berhari-hari. Dari Nabire masih harus menyambung lagi dengan pesawat kecil ke Desa Sugapa di Kabupaten Intan Jaya.
Biaya porter-nya juga mahal. Biaya porter untuk sekali perjalanan pendakian Cartensz bisa mencapai Rp 8 juta bahkan lebih. Biasanya setiap pendaki membutuhkan dua porter.
Tak ketinggalan faktor keamanan. Kalau ada konflik, biaya pendakian semakin mahal lantaran ada biaya tak terduga, misalnya biaya porter yang terkadang bisa naik 100 persen.
Terakhir, biaya hidup mahal dan tidak pasti lantaran jaraknya jauh dan sulit sehingga biaya alat transportasinya juga mahal.
Anggapan tentang mahalnya pendakian Cartensz dibenarkan oleh Joel Tandionugroho, salah satu pendaki yang pernah mencapai puncak Cartensz.
“Betul, naik ke Cartensz memang mahal sekali. Waktu itu saya butuh biaya 90juta / orang dan itu minimal harus 3 orang,” ungkap Joel seperti dikutip phinemo.com tahun lalu.
Biaya yang harus dikeluarkan dalam pendakian Cartensz tergantung jalur mana yang diambil.
Joel bersama Matthew Tandioputra memilih jalur Chopper dengan menggunakan helikopter. Biaya ini belum termasuk denda persetujuan saat penjemputan pendaki tidak ada di titik penjemputan, helikopter akan langsung dikembalikan dan pendaki akan tetap dikenakan biaya satu kali perjalanan sebesar 50 juta hingga 60 juta rupiah.
Mahalnya biaya pendakian Cartensz juga diamini Ardeshir Yaftebbi, pemilik Imosa, perusahaan operator pendakian di Bandung.
“Kalau dibilang mahal, ya memang mahal. Untuk sekali naik bisa mencapai 60 juta hingga 90 juta, tergantung lewatnya mana,” jelas Deshir yang juga anggota Wanadri dan Ketua Tim Ekspedisi Indonesia Seven Summits 2010-2012.
Kendati mahal, tetap saja sejumlah pendaki banyak yang mengincar Cartensz.
Maklum keberhasilan mencapai Cartensz merupakan gengsi tersendiri di mata para pemburu atap-atap tertinggi bumi.
Kenapa bisa begitu? Karena selain sebagai atapnya Indonesia, Cartensz pun menjadi salah satu dari 7 atapnya dunia bersama Mount Everest (Asia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Selatan), Mckinley (Amerika Utara), dan Vinson Massif (Antartika).
Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya merupakan sebuah puncak yang menjadi bagian dari Barisan Sudirman di Papua.
Keistimewaannya, sekalipun bukan gunung berapi, di sekitar puncaknya terdapat gletser Carstensz.
Kabarnya, gletser itu satu-satunya gletser tropika di Indonesia, yang kemungkinan bisa lenyap akibat pemanasan global.
Oleh karena itu sebelum benar-benar salju abadinya musnah, banyak pendaki yang beranggapan tak mau mati sebelum menginjakkan kaki di atap tertinggi Bumi Pertiwi ini.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Pemilik akun @amridab sedang berada di Puncak Cartenz 4884 Mdpl bersama dua pendaki perempuan @cynny.o dan @sabrinahartanti, Oktober 2017. (foto: dok.@amridab I @pendakilawas)
0 komentar:
Posting Komentar