Di Curug Cigamea, Tak Cuma Nikmati Gemuruh Tumpahan Air Alami
Gunung Salak yang menjulang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyimpan banyak pesona, salah satunya Curug Cigamea yang berada di kawasan Gunung Salak Endah (GSE) yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Curug atau air terjun setinggi sekitar 40 meter ini kerap dikunjungi wisatawan, utamanya wisatawan lokal dan Nusantara yang sengaja datang untuk mendapatkan kesegaran alami sambil menikmati percikan air, udara sejuk, dan pemandangan hijau nan indah.
Pengunjung yang datang ke Curug Cigamea, biasanya paling senang duduk-duduk di bebatuan yang airnya mengalir cukup deras dari tumpahan airnya. Setelah puas menikmati dan mengabadikan curug ini, mereka berpindah ke Curug Cimundal yang tumpahan airnya lebih kecil. Curug Cimudal letaknya bersebelahan dengan Curug Cigamea.
Menurut Ismanto (34), warga setempat yang juga pengelola Curug Cigamea ini, di kawasan GSE bukan hanya Curug Cigamea dan Cimundal, masih ada beberpa air terjun lainnya seperti Curug Ngumpet, Pangeran, dan Curug Sewu atau Curug Seribu.
“Curug Sewu merupakan curug yang paling besar dan tertinggi. Letaknya paling jauh,” jelasnya kepada travelplusindonesia, saat mengikuti kunjungan objek wisata di Curug Cigamea bersama rombongan wartawan Forum Wartawan Pariwisata (Forbudpar) baru-baru ini.
Untuk menuju ke semua air terjun tersebut sudah ada jalan setapak alaminya bahkan beberapa air terjun sudah difasilitasi jalan setapak undakan seperti ke Curug Cigamea ini.
Di banding curug lainnya, Curug Cigamea punya keistimewaan tersendiri. Lokasinya paling dekat dengan pintu masuk TNGHS dari arah Desa Cibatok lewat Gunung Picung. Jalur lainnya bisa juga lewat dari pintu masuk dari arah Gunung Bunder.
Harga tiket masuk obyek wisata Curug Cigamea sebesar Rp 7.500 per orang, namaun sebelumnya pengunjung juga dikenakan tiket masuk TNGHS seharga Rp 5.000 per orang di pintu masuk TNGHS.
Fasiltas pendukung Curug Cugamea juga terbilang lebih legkap. Ada lahan parkir kendaraan baik untuk mobil pribadi amupun bis rombongan serta sepeda motor. Sebelum pintu masuk, ada deretan rumah makan dan toilet umum.
Sebelum sampai ke Curug Cigamea, pengunjung terlebih dulu harus berjalan kaki menuruni jalan undakan dari pintu masuk merangkap loket. Jaraknya sekitar 700 meter, namun tak perlu cemas, karena jalan setapaknya sudah berbatu dan diberi pagar pembatas sebagai pegangan.
Tak sampai 15 menit berjalan santai melewati beberapa warung makan, penjual cendera mata, dan penginapan sederhana, pengunjung sampai di Curug Cigamea. Namun terlebih dulu akan bertemu Curug Cimudal yang berada persis dengan deratan warung sederhana.
Ada lebih dari 20 warung di area objek wisata ini. Semuanya dikelola penduduk desa sekitarnya. Makanan yang dijual di warung-warung tersebut ada mie instan, nasi goreng, bala-bala atau bakwan goreng, aneka soft drink, kopi, the manis, rokok, dan makanan kecil seperti biskuit, dan lainnya. Di sini juga ada toilet dan mushola.
Di perjalanan, pengujung juga bisa singgah ke kolam ikan yang menawarkan terapi ikan. Cukup membayar Rp 5.000 per orang, pengunjung bisa merasakan sensasi terapi ikan yang dipercaya dapat mengilangkan stres, melancarkan peredaran darah, dan membersihkan sel-sel kulit mati.
Objek terapi ikan yang baru berjalan 2 tahun belakangan ini diminati pengunjung yang enggan sampai ke Curug Cigamea, terutama para orang tua. Pengunjung juga bisa melihat satwa hutan seperti monyet dan burung serta kerimbunan pepohonan hijau yang menyejukkan mata.
Buat yang berani menguji nyali, sebelum sampai di air terjun ini, ada sarana flying fox sepanjang 150 meter.
Cukup membayar Rp 20. 000 per orang, pengunjung bisa merasakan sensasi meluncur dari ketinggian sambil menikmati Curug Cigamea dari kejauhan.
Sayangnya, sarana ini hanya bisa dinikmati pada akhir pekan, yakni setiap Sabtu dan Minggu saja.
Semakin mendekati Curug Cimudal dan Cigamea, suara gemuruh dari tumpahan kedua airterjun itupun semakin terdengar. Gemuruh Cigamea jelas lebih keras lantaran tumpahan airnya lebih besar dan lebih tinggi dibanding Cimudal.
Tumpahan kedua air terjun inipun membentuk kolam alami di bawahnya. Namun karena debit airnya berbeda jelas berpengaruh pada kedalam masing-masing kolam alaminya. "Kalau kolam alami tumpahan Curug Cigamea lebih dalam dibanding Curug Cimudal. Karena itu pengunjung dilarang berenang di kolam alami Curug Cigamea,” terang Ismanto.
Melihat pesona keindahan dan keistimewaan Curug Cigamea, tak heran kalau objek wisata ini ramai dikunjungi pengunjung setiap hari. Terlebih pada akhir pekan dan liburan. “Saya sudah tiga kali kesini. Ga pernah bosan. Habis pemandangannya bagus, udaranya sejuk. dan banyak pilihannya, bisa flying fox dan sekarang ada terapi ikannya,” aku Ridwan (25) pengunjung asal Depok yang datang bersama Irma (20) kekasihnya dengan mengendarai sepeda motor selama lebih kurang 3 jam.
Tak sulit menuju Curug Cigamea yang lokasinya berada di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Persis di kaki Gunung Salak.
Dari Jakarta tinggal meluncur ke Kota Bogor dengan naik kereta api, bis APTB maupun kendaraan pribadi. Dari terminal Barangsiang atau dari Stasiun Bogor menuju Terminal Bubulak dengan angkot 03. Lalu berganti angkot 05 jurusan Leuwiliang dan turun di Cibatok. Jarak Kota Bogor ke Curug Cigamea sekitar 38 Km
Dari Petigaan Cibatok, perjalanan dilanjutkan dengan naik angkot 59 ke kawasan Salak Endah Rp 7.000 per orang. Kalau datang berkelompok bisa mencarter angkot tersebut. Kalau tiba di Cibatok kesorean, tak perlu cemas. pengunjung bisa naik ojek sepeda motor tarifnya bisa nego antara Rp30.000-Rp 50.000 per orang.
Kalau bermaksud bermalam, ada penginapan sederhana tersedia di dekat Curug Cigamea yakni Vila Mentari untuk rombongan maupun keluarga. Pilihan lain ada berbagai vila dan wisma sampai rumah penduduk yang biasa dijadikan basecamp oleh pendaki dan pengunjung biasa untuk bermalam atau sekadar bersantai di kawasan GSE.
Pengunjung juga bisa berkemah. Lokasi camping-nya ada di beberapa tempat, salah satunya di lapangan alami, sebelum Curug Pangeran.
Objek wisata Curug Cigamea buka setiap hari mulai pukul 07.00 sampai 17.30. Saat hujan, pengunjung tidak diperbolehkan mendekati tumpahan Curug Cigamea lantaran bebatuan di atapnya sering runtuh.
Objek lain yang bisa dinikmati sebelum Curug Cigamea, ada Pemandian Air Panas Cipanas. Di pemandian ini, pengunjung dapat menikmati air panas alami yang berada di pancuran, kamar berendam, dan kolam renang.
Buat yang hobi trekking, bisa melanjutkan perjalanan ke Kawah Ratu. Waktu tempuhnya sekitar 4 jam.
Pengunjung yang ingin ke Kawah Ratu sebaiknya ditemani pemandu lokal jika belum pernah ke sana.
Kalau masih belum puas, pengunjung dapat meneruskan mendaki sampai puncak Salak I. Waktu tempuhnya lebih kurang 7 jam berjalan kaki dengan menan naik turun.
Selain ditemani pemandu, pengunjung harus membawa perlengkapan pendakian yang lengkap seperti sepatu dan sandal lapangan, jaket, rain coat, tenda untuk bermalam, senter, peralatan masak dan makan, logistik untuk pergi dan pulang serta fisik yang prima.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Pesona Curug Cigamea di kaki Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
2. Pintu masuk merangkap loket ke Curug Cigamea.
3. Pemandangan hijau kawasan Curug Cigamea berikut setapak berundak dan deretan warung sederhana dari lokasi flying fox-nya.
0 komentar:
Posting Komentar