Ingat Badak Jawa, Ingat Desy Ratnasari
"Tidak ada badak, tidak bagus,” begitu kalimat yang dilontarkan artis cantik Desy Ratnasari dalam tayangan iklan minuman penyegar yang dibintanginya. Kalimat itu pula kembali dia lontarkan saat dirinya terpilih menjadi Duta Badak Jawa untuk periode 2013-2014 oleh Kementerian Kehutanan.
Sebagai Duta Badak Jawa, artis yang kembali berbusana muslimah ini akan membuat iklan layanan masyarakat untuk mengampanyekan pelestarian badak secara luas.
“Ikan layanan masyarakat ini ber-impact besar dan dapat menjangkau lapisan masyarakat secara luas dan cepat,” jelasnya usai konferensi pers hasil monitoring populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) tahun 2012 di Jakarta, Jumat (5/4/2013).
Pelantun tembang anyar Tenda Biru ini menjelaskan, pembuatan iklan tersebut merupakan salah satu program jangka pendeknya sebagai Duta Badak Jawa yang baru dikukuhkan oleh Kementerian Kehutanan. “Hasil dari iklan tersebut akan disumbangkan untuk upaya pelestarian dan konservasi badak Jawa,” ujarnya.
Sedangkan program jangka panjangnya, dia akan mengikuti program-program yang telah disusun oleh Kemenhut terkait pelestarian satwa yang berhabitat di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten ini.
Janda cantik ini berharap dengan keterlibatannya dalam pelestarian Badak Jawa ini, generasi berikutnya masih bisa melihat satwa bercula tersebut. “saya juga ingin anak saya juga tahu satwa-satwa yang pernah saya lihat, termasuk Badak Jawa," katanya.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan, pengukuhan Duta Badak Jawa diharapkan mendorong semakin efektifnya dukungan masyarakat luas terhadap upaya konservasi spesies dimaksud.
Desy merupakan publik figur yang diyakini Zulkifli memiliki posisi strategis untuk mengajak masyarakat, utamanya turut melakukan konservasi badak, salah satu satwa yang dilindungi.
"Pengukuhan Desy Ratnasari sebagai Duta Badak Jawa ini merupakan penghargaan dan apresiasi atas kepeduliannya dalam mendukung kampanye konservasi Badak Jawa selama ini," akunya.
Keberhasilan upaya penyelamatan Badak Jawa dari bahaya kepunahan, lanjut Zulkifli sangat tergantung dari peran serta dan dukungan seluruh pihak.
Guna mendukung program konservasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Ditjen Perlindungan Hutan Konservasi Alam, Kemenhut bersama mitra kerja terus melakukan kegiatan penyadartahuan dan edukasi kepada masyarakat luas. “Tujuannya untuk meningkatkan rasa memiliki dan kepedulian terhadap upaya penyelamatan satwa langka tersebut,” jelas Zulkifli.
Hasil kegiatan monitoring populasi Badak Jawa yang dilakukan Balai Taman Nasional Ujung Kulon selama dua tahun terakhir dengan menggunakan kamera video trap jenis Trophy camp merk Bushnell model 119405, menghasilkan data populasi badak jawa sebanyak 35 ekor.
Jumlah itu terdiri atas 22 jantan, 13 betina, dan 5 ekor di antaranya merupakan anakan, pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012 berjumlah 51 ekor, terdiri atas 29 jantan, 22 betina dimana 8 individu di antaranya merupakan anakan.
Jadi sejak jadi Duta Badak Jawa, tak salah kalau ada orang yang berceloteh padanya: “Ingat Badak Jawa, Ingat Desy Ratnasari”.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: adji & dok. ist
0 komentar:
Posting Komentar