Sebelas Alasan Mengapa Ciuman Bali Lebih Memesona
Gaya berciuman ternyata bukan cuma french kiss ataupun japanese kiss. Orang Bali, juga punya gaya ciuman tersendiri yang disebut Omed-omedan. Malah ciuman ini dinilai lebih khas hingga menyita perhatian publik belakangan ini.
Ada beberapa alasan mengapa omed-omedan atau ciuman khas orang Bali tepatnya di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali ini terkesan BEDA.
Pertama, murni tradisi. Ciuman in sudah ada sejak ratusan tahun lalu, sejak jaman penjajahan yang diwarisi turun-temurun sampai kini. Jadi jangan menilai ciuman ini cuma sensasi apalagi vulgar.
Kedua, budaya unik. Adanya sehari usai nyepi. Tahun ini, berlangsung pada 13 Maret 2013 lalu. Di luar itu, jelas tidak bakal ditemui.
Ketiga, nilai kebersamaan. Ciuman ini bermakna kebersamaan yang kuat antarwarga, setiakawan, dan saling asah, asih, asuh serta membangun solidaritas dan perstauan masyarakat setempat dalam suka-duka.
Keempat, sakral. Punya daya sakral tersendiri terkait dengan dewa yang dipuja yakni Susuhan di Pura Banjar.
Kelima, melelui prosesi. Sebelum berciuman, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Mulai dari berkumpul lalu berdoa, dan masing-masing digendong.
Keenam, disiram air. Mereka berciuman sampai tetua adat membunyikan suling dan menyiramkan air dengan selang air, ember, dan lainnya. tiupan dan siraman air itu petanda mereka harus menyudahi ciuman.
Ketujuh, dilakukan lajang muda-mudi. Ciuman ini hanya dilakukan oleh sekaa teruna-teruni atau pemuda-pemudi mulai dari umur 17 tahun hingga 30 tahun atau yang sudah menginjak dewasa tetapi belum menikah. Ciuman ini tidak berlaku bagi orang tua yang sudah menikah.
Kedelapan, secara massal. Ciuman ini bukan antar seorang pemuda dengan pemudi melainkan berpuluh-puluh pemuda yang berbaris berhadapan-hadapn dengan barisan pemudi, lalu secara bergiliran berciuman, satu per satu.
Kesembilan, buang sial. Yang menarik, ciuman khas Bali ini bertujuan untuk menghormati leluhur sekaligus menghapus kesialan selama setahun ke depan.
Kesepuluh, luapan kegembiraan. Ciuman ini pelambang luapan kegembiraan muda-mudi saat ngambak seni atau sehari setelah Nyepi.
Kesebelas, ikon atraksi wisata. Ciuman ini pun menjadi ikon atraksi wisata budaya yang sudah mendunia.
Melihat kesebelas alasan di atas, rasanya tak berlebihn jika omed-omedan atau ciuman massal khas orang Bali ini lebih memesona dibanding ciuman french kiss, ciuman ala orang Perancis ataupun Japanese kiss gaya ciuman orang Jepang.
Kurang yakin? Lihat saja langsung di Bali tahun depan, sehari setelah Nyepi. atraksi wisata budaya Omed-omedan ini ditonton ratusan warga, wisatawan Nusantara, dan mancanegara serta diliput media lokal, nasional, dan internasional.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: g'de-dephotoworks.
0 komentar:
Posting Komentar