Alasan Turis Belanda Sukai Gunung Kelud, Perancis Gemari Kawah Ijen
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia datang dari berbagai negara dengan latar belakang berbeda. Uniknya mereka punya obyek favorit masing-masing. Nias, misalnya disukai turis atau peselancar Australia dan Amerika, sementara Gunung Kelud didominasi Belanda. Kawah Ijen digemari Perancis, sedangkan orang Timur Tengah terlihat lebih memilih kawasan puncak Bogor, Jawa Barat sebagai lokasi wisata idaman mereka.
Ombak tinggi dan pemandangan indah, itulah alasan mengapa para peselancar negeri Kangguru dan Paman Sam mendominasi kunjungan wisman di Nias dibanding wisman lainnya.
Ombak tinggi dan pemandangan indah, itulah alasan mengapa para peselancar negeri Kangguru dan Paman Sam mendominasi kunjungan wisman di Nias dibanding wisman lainnya.
Pantai Lagundri dan Saroke di Nias Selatan, adalah pantai pavorit peselancar kedua negara itu. Kedua pantai bertetanggaan ini memiliki ombak yang mencapai 7 sampai 10 meter dengan 5 tingkatan. Panjang ombaknya mencapai 200 meter. Di saat bulan purnama, keganasan ombaknya kian menjadi.
Di kedua pantai ini menjadi tempat lokasi kompetisi selancar internasional, Nias Open tiap tahun yang diikuti ratusan peselancar dari berbagai negara yang juaranya didominasi peselancar Australia. Di pantai ini terdapat home stay dan penginapan kecil dengan harga amat terjangkau serta hotel berbintang Sorake Beach Hotel.
Wisatawan Timur Tengah anatara lain Arab Saudi, Oman, dan Uni Emirat Arab yang menjamur di kawasan puncak, tentu saja selain menyukai udara sejuk pegunungan, konon kawin kontrak dengan perempuan-perempuan Sunda setempat menjadi alasan utama.
Orang-orang dari negeri Onta ini bukan hanya mudah terlihat di Warung-Warung Kaleng atau nama lain dari toko-toko dan rumah makan bergaya Arab dan bertuliskan Arab di Cisarua, Bogor hingga puncak Pas, tapi juga di obyek wisata kawan puncak lain seperti Taman Safari, Taman Wisata Matahari, dan Cimory.
Bagaimana dengan turis Belanda dan Perancis? Ternyata alasan mengapa turis negeri Kincir Angin itu menyukai Gunung Kelud lantaran adanya Terowongan Ampera, peninggalan masa kolonial Belanda yang dibangun berkaitan dengan letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 yang menelan korban 5.160 jiwa.
Terowongan yang selesai tahun 1967 itu berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik. Di dalam terowongan sepanjang 110 meter ini ada beberapa lampu penerangan yang cahanya temaram.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri tahun 2012, jumlah wisman Belanda yang berkunjung ke Gunung Kelud mencapai 465 orang hingga akhir Desember 2012. Disusul Perancis (302) dan Jerman (120) orang.
Gunung Kelud yang terakhir erupsi pada Oktober 2007, terletak di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki ketinggian 1730 mdpl. Setiap tanggal 23 suro penanggalan jawa masyarakat setempat mengadakanarung sesaji, dipercaya sebagai simbol condro sengkolo.
Gunung ini punya tiga puncak, yakni Puncak Gajah Mungkur di bagian Barat, Puncak Kelud (Timur Laut), dan Puncak Sumbing di sisi Selatan. Obyek lain yang dapat dinikmati pemandangan matahari terbit dari Puncak Gajah Mungkur, Wisata Malam Anak Gunung Kelud, juga tempat aliran air panas.
Butuh 2 jam dari Kota Kediri untuk sampi di kaki gunung ini dengan kendaraan roda empat. Tiket masuknya Rp 10.000 per orang. Jika ingin menggunakan jasa mobil khusus menuju area parkiran terowongan dikenakan Rp15 ribu, total perorang Rp25 ribu.
Blue Fire
Pesona api biru menjadi alasan utama mengapa turis Perancis mendominasi Kawah Ijen yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur. Jarot Ediyanto, pemandu wisata setempat mengakui membenarkan kalau turis Perancis yang paling gandrung berkunjung ke Kawah Ijen.
Menurut dia, empat tahung lalu, ada sekelompok peneliti dan pembuat film dokumenter yang secara berturut-turut datang ke Gunung Ijen untuk melihat Danau Kawah Ijen. “Mereka terdiri dari orang Perancis, Belanda dan Inggris. Sejak itu turis Perancis membanjiri Kawah ijen. Mereka terpesona oleh Api biru, sunrise dan juga penambang belerang,” jelas Jarot.
Tiket masuk untuk mendaki Gunung Ijen yang dikelola oleh Departemen Kehutanan ini Rp 2.000 untuk wisatawan Nusantara dan Rp 15.000 buat turis asing per orang.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: adji & dok. jelajah-nesia
0 komentar:
Posting Komentar