. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 31 Januari 2023

Nanjak Tampomas Turunnya Makan Bakso, Hemmm.. Sempurna


Memadukan kegiatan wisata alam bermuatan petualangan seperti mendaki gunung dengan wisata kuliner setempat, bukan cuma lebih nikmat pun bermanfaat. Intinya jadi lebih komplit alias sempurna. 

Cara berwisata seperti itupun kerap TravelPlus Indonesia terapkan setiap kali melakukan kegiatan bernuansa petualangan, seperti mendaki gunung (mountain hiking), arung jeram (rafting), susur gua (caving), paralayang (paragliding), dan lainnya.

Contohnya sewaktu mendaki Gunung Cikuray via Pemancar dalam rangka  menyambut tahun baru 2023, TravelPlus menikmati semangkuk Bakso Cuanki buatan Kang Yayat di puncak Gunung Cikuray yang berketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Harganya 20K seporsi. Selain itu juga membeli beberapa stiker bertuliskan Gunung Cikuray yang merupakan atapnya Kabupaten Garut.

Kali ini selepas turun dari Sangiang Taraje, nama puncak Gunung Tampomas yang berketinggian 1.684 Mdpl bersama rekan-rekan pendaki dari KAPPAL Adventure yang bermarkas di Bandung, pada Minggu (29/1/2023) TravelPlus sempatkan mampir ke warung bakso milik Kang Toto di kaki gunung tersebut via Padayungan, Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sesuai dengan judul tulisan ini, mungkin ada warganet ataupun pembaca yang heran kenapa makan bakso pas turun Gunung Tampomas jadi sempurna, bukankah itu biasa saja.

Kalau cuma makan bakso memang dimanapun bisa tapi karena selepas turun gunung jelas sensasinya berbeda, apalagi warung bakso Kang Toto boleh dibilang agak spesial pemandangannya. Dari dalam warungnya, sambil makan bakso, TravelPlus dimanjakan dengan suguhan apik berupa pemandangan hamparan persawahan yang indah berlatar perbukitan.

Soal harga pun terbilang wajar. Harga semangkuk baksonya tak sampai 20K, berisi beberapa bakso kecil dan satu bakso besar buatan Kang Toto sendiri.


Seperti biasa TravelPlus memilih makan bakso tanpa dicampur dengan saos dan kecap, cuma sedikit sambal. Sengaja seperti itu karena ingin mendapatkan kuah yang bercitra rasa original. Juga tanpa mie kuning maupun bihun, hanya memakai sayuran toge dan sawi hijau. Alhamdulillah, ternyata mantul rasa kuahnya, terasa lebih asli dan segar, begitupun dengan bakso daging sapinya yang empuk.

Lain lagi dengan Diki, pendaki asal Kalianda, Lampung yang menemani TravelPlus turun Gunung Tampomas dari pos satu menuju warung bakso tersebut. Dia memilih makan bakso komplit (pakai mie kuning, bihun, dan sayuran) serta dicampur dengan saos, kecap dan sambal. Kata anak muda yang sedang kuliah di Bandung dan fasih berbahasa Sunda ini sudah terbiasa makan bakso dan makanan berkuah lainnya dicampur dengan saos dan kecap.

Sambil menyantap, TravelPlus sempat berbincang sejenak dengan Kang Toto yang ternyata bukan orang Jawa melainkan asli urang Sunda dari kaki Gunung Tampomas. Semula TravelPlus mengira dia orang Jawa dari nama dan profesinya sebagai penjual bakso. Maklum rata-rata penjual bakso itu orang Jawa terutama dari Solo dan Wonogiri, Jawa Tengah dan sekitarnya.

Menurutnya dia bisa bikin bakso karena ikut orang lain berdagang bakso di kota. Setelah tahu cara membuat bakso dan punya modal, akhirnya buka warung bakso sendiri di rumahnya di kaki Gunung Tampomas ini.

"Alhamdulillah pembelinya lumayan walau tak seramai di kota. Kemarin hari Sabtu, sebelum jam 4 sore sudah habis dan sekarang juga hampir habis," ungkapnya.

Mungkin warganet ataupun pembaca tulisan ini ada yang bertanya kenapa TravelPlus memilih makan bakso Kang Toto pas turun Gunung Tampomas.

Sebenarnya sewaktu kemarin lewat warung bakso ini, sebelum melakukan pendakian sudah ingin sekali mampir dan membeli bakso tersebut tapi tidak jadi. Akhirnya pas turun baru kesampaian.

Tujuan Utama
Selain karena memang senang dengan makanan berkuah khas Indonesia seperti bakso, tujuan utama atau niat awal TravelPlus adalah ingin turut menambah pendapatan warga setempat dengan cara membeli dagangannya. 


Soal rasa baksonya apakah enak, biasa-biasa saja alias standar ataupun kurang enak itu perkara kesekian. Kalau ternyata enak, anggap saja itu bonus dan wajib direkomendasikan ke publik. Kebetulan bakso buatan Kang Toto ini memang rasanya enak, ditambah pemandangan alam di depan warungnya menjadi nilai plus tersendiri.

Meskipun hanya membeli tiga porsi yakni dua porsi dimakan di tempat bersama Diki dan satu porsi dibungkus untuk rekan-rekan pendaki lain agar bisa ikut merasakan, serta minuman ringan, paling tidak sudah berkontribusi menambah sedikit pendapatan buat Kang Toto. Dengan kata lain kehadiran TravelPlus bukan sekadar mendaki Gunung Tampomas via Padayungan, pun bermanfaat ikut meningkatkan penghasilan masyarakat setempat.

Begitupun ketika TravelPlus membeli 4 ikat rambutan di dekat lampu merah menuju Kota Sumedang dan tahu Sumedang ditambah beberapa lontongnya di lampu merah seberang alun-alun Kecamatan Cimalaka, tujuan utama atau niat awalnya adalah berbagi rezeki walaupun sedikit ke para pedagang kuliner/makanan kecil pinggir jalan atau street food.

Selesai makan bakso dan sebelum kembali melangkahkan kaki ke Rumah Tatin yang menjadi titik kumpul dan tempat parkir motor para peserta pendakian kali ini, TravelPlus sempat berjanji akan mempromosikan warung bakso milik Kang Toto supaya pendaki yang nanjak ataupun turun Gunung Tampomas via Padayungan mampir dan membeli baksonya. 

Janji itu TravelPlus tepati lewat tulisan ini bahkan juga akan membuat satu konten video saat makan bakso dengan panorama bentangan persawahan nan menawan.

Semoga lewat tulisan dan video tersebut, bisa menarik minat pendaki Gunung Tampomas via Padayungan maupun pengunjung biasa yang berwisata ke Curug Padayungan ataupun wana wisata setempat untuk membeli bakso racikan Kang Toto.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia



Senang Bertemu Kalajengking, Kesal Diisap Pacet Gunung Tampomas


Penghuni hutan Gunung Tampomas dari kaki sampai puncaknya terbilang beragam. Faunanya dari kalajengking hingga macam kumbang. Floranya dari hutan pinus sampai bermacam jamur.

Sewaktu kali pertama TravelPlus Indonesia mendaki Gunung Tampomas via jalur pendakian (japen) Cibeureum lalu turun lewat Narimbang beberapa tahun silam, bertemu antara lain musang di puncak saat nge-camp.

Pada pendakian kali kedua ke gunung yang berada di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini via Padayungan, Kecamatan Cimalaka bersama KAPPAL Adventure jelang akhir Januari 2023, berhasil menemukan antara lain kalajengking (scorpion) dan sejumlah pacet (mountain leech).

Informasi dari beberapa pendaki yang pernah mendaki gunung berketinggian 1.684 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini juga berhasil melihat monyet ekor panjang dan lutung. Bahkan sebelumnya ada pendaki yang mengatakan melihat macam kumbang alias panter.

Ukuran postur kalajengking yang TravelPlus temukan sewaktu turun dari Pos Satu menuju perbatasan antara hutan asli dengan hutan pinus di japen Padayungan, lumayan besar. Panjangnya kira-kira setengah jengkal tangan orang dewasa.

Hewan yang memiliki ciri khas berupa sengat di ujung ekornya yang melengkung yang berfungsi sebagai pertahanan diri sekaligus melumpuhkan mangsanya ini berada persis di tepi setapak alami (natural trail) japen tersebut.

Hewan yang juga memiliki dua tangan penjepit di depan ini berwarna hijau kebiru-biruan. Posisinya seperti dalam keadaan ingin menyerang namun tetap diam atau tak bergerak.

Melihat hewan yang kerap melakukan ritual  menari sebelum kawin ini dalam keadaan tenang, TravelPlus segera mendekatinya lalu mengabadikannya dalam bentuk foto maupun video. Sementara Diki, rekan pendaki asal Kalianda, Lampung yang sempat kaget bertemu satwa yang merupakan bagian dari kelas arachnida karena memiliki delapan kaki tersebut, hanya terpaku melihat TravelPlus asyik melakukan pendokumentasian dari belakang.

Lantaran tidak tahu jenis kalajengking apa, TravelPlus pun menamakannya kalajengking Tampomas karena berada di hutan gunung Tampomas tepatnya japen Padayungan.


Hewan lain yang ada di japen Padayungan adalah pacet yang bernama ilmiah  Haemadipsa zeylanica.

Jika bertemu kalajengking meskipun punya penyengat beracun di ekornya dan mampu mengayunkan ekornya ke arah target dengan kecepatan 130 Cm per detik, jujur TravelPlus merasa senang. Sebaliknya dengan pacet boleh dibilang rada kesal. Soalnya satwa jenis pengisap darah itu berhasil mengisap darah TravelPlus di bagian kaki dan tangan.

Kembali "Diperkosa"
Total ada 8 pacet terdiri atas 3 pacet yang menyedot darah di kaki kiri dan 4 di kaki kanan serta 1 di antara jari manis dan jari tengah tangan kiri TravelPlus selama naik dan turun Gunung Tampomas via Padayungan. Benar-benar seperti "donor darah" dan mengingatkan kenangan  pendakian TravelPlus ke Gunung Salak via Cidahu jauh sebelum berstatus Taman Nasional dan Gunung Rajabasa di Kalianda, Lampung yang juga "diperkosa" sejumlah pacet.

Berdasarkan pengalaman berharga tersebut, TravelPlus menyarankan pendaki menggunakan gaiters sebagai sarung sepatu dan sarung tangan (gloves) untuk melindungi dari isapan pacet dan juga mengurangi tertusuk duri dari beberapa jenis tanaman hutan.

Selain kalajengking dan pacet, TravelPlus juga berhasil menemukan beberapa jenis jamur dan anggrek hutan saat nanjak selepas aliran sumber air sampai menjelang Pos Lima.


Sebenarnya ada beberapa jenis jamur di sepanjang japen tersebut namun yang menarik perhatian TravelPlus adalah jenis jamur berwarna kuning kecoklatan dan jenis jamur berwarna putih yang masing-masing tumbuh di batang pohon besar dalam jumlah banyak.

Jamur berwarna kuning kecoklatan ukurannya jauh lebih besar dibanding jamur putih. Lantaran tidak tahu jenis kedua jamur tersebut, TravelPlus pun menyebutnya jamur kuning kecoklatan Tampomas dan jamur pentol putih Tampomas.

Sama seperti dengan kalajengking, TravelPlus pun merasa senang bisa bertemu aneka jamur tersebut dan tak lupa memotret serta merekamnya. Sedangkan tanaman anggrek hutan yang TravelPlus temukan tak berbunga sehingga tidak TravelPlus abadikan.

Aktivitas mengabadikan aneka flona (flora dan fauna) sudah menjadi rutinitas TravelPlus setiap melakukan pendakian gunung. 

Biasanya aktivitas bermuatan konservasi itu TravelPlus lakukan saat memulai pendakian dari pintu rimba sampai puncak dan sewaktu turun dari puncak sampai akhir pintu rimba atau perbatasan antara hutan gunung dengan perkebunan ataupun perkampungan terdekat di kaki gunung.

Bagi TravelPlus, hutan di gunung itu merupakan gudang ilmu pengetahuan, antara lain dari aneka flona yang menghuninya. 


Sebagai pendaki yang pro konservasi atau peduli lingkungan dan kelestarian alam, cukup melihat dan mengabadikan flona yang mencuri perhatian. Jangan sampai mengganggu, mengusik, mengambil apalagi melukainya.

Bila tidak tahu jenis atau nama flonanya, biasanya TravelPlus cari tahu dari beragam sumber seperti orang kampung/pemandu lokal, jagawana/rimbawan/ranger, dan atau riset di mesin pencarian Google.

Amatan TravelPlus, sejumlah fauna seperti kalajengking dan pacet serta bermacam flora antara lain jamur dan anggrek hutan  bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di japen Padayungan karena japen yang masih berhutan rimbun tersebut jarang digunakan oleh para pendaki. 

Keberadaan mereka (flona) tersebut justru menjadi salah satu daya tarik Gunung Tampomas japen via Padayungan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia



Tiga Kiat Angkat Daya Tarik Gunung Tampomas via Padayungan


Kalau bicara soal kuliner tersohor Sumedang tentu saja Tahu. Kalau orangnya pasti salah satunya diva pop Indonesia Rossa sedangkan budayanya antara lain Kuda Renggong. Tapi kalau membahas gunungnya, tak bisa ditampik adalah Gunung Tampomas.

Namun tak bisa dipungkiri pula, bila dibanding Tahu Sumedang, Rossa, dan Kuda Renggong, nama Gunung Tampomas masih kalah populer. 

Gunung berketinggian tak sampai 1.700 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tepatnya 1.684 Mdpl tersebut bahkan masih belum seterkenal gunung-gunung lain yang ada di Jawa Barat seperti Gunung Gede, Ciremai, Papandayan bahkan dengan Gunung Salak.

Faktanya ketika TravelPlus Indonesia menyebut nama gunung itu di beberapa WAG pendaki, banyak yang belum tahu dimana keberadaannya.


Bila dilihat dari sisi nama, gunung aktif satu ini sebenarnya punya daya tarik tersendiri lantaran namanya sama seperti kapal motor penumpang (KMP) milik Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia) yang terbakar lalu tenggelam di Laut Jawa, tepatnya di sekitar Kepulauan Masalembo (masih termasuk ke dalam wilayah administratif Provinsi Jawa Timur) pada tanggal 27 Januari 1981, yakni KMP Tampomas II.

Nama gunung itu pun mengingatkan lagu lawas karya musisi senior Iwan Fals bertajuk "Celoteh Camar Tolol dan Cemar" yang menceritakan tragedi kecelakaan KMP Tampomas II yang karam saat sedang menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi hingga menewaskan ribuan penumpangnya.

Tak heran jika ada pendaki mengira Gunung Tampomas itu berada di Sulawesi. Padahal yang benar terletak di lima kecamatan yakni Cimalaka, Congeang, Paseh, Tanjungkerta, dan Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Perihal namanya, berdasarkan legenda yang berkembang, Gunung Tampomas semula bernama Gunung Gede yang rajin meletus dan mengakibatkan gempa sehingga membuat masyarakat di sekitarnya cemas. 


Pejabatnya kala itu yang bernama Pangeran Sumedang melakukan berbagai upaya agar warganya bisa hidup tenang. Konon kabarnya dia sampai melakukan semedi lalu berjumpa dengan kakek tua yang memberikan petuah agar dia pergi ke kawah untuk menancapkan keris pusakanya, Kujang Emas.

Singkat cerita, keris itupun kemudian ditancapkan dan alhasil gempa pun berhenti dan Gunung Gede tidak lagi erupsi. Tak lama berselang, gunung ibu mengeluarkan air panas yang mengalir ke kawasan Conggeang dan sekitarnya. 

Sejak saat itulah namanya berubah menjadi Gunung Tampomas  yang bermakna “tanpa kujang emas akan meletus”. 

Selama ini sekurangnya ada tiga jalur pendakian (japen) menuju puncak Gunung Tampomas yang dikenal dengan nama Sangiang Taraje. Namun yang sering digunakan para pendaki maupun peziarah adalah japen via Cibereum, Kecamatan Cimalaka dan Narimbang, Kecamatan Conggeang. Sedangkan japen Padayungan yang juga berada di Kecamatan Cimalaka, boleh dibilang jarang sekali dipakai para pendaki.


Japen Narimbang dan Cibereum lebih sering dipakai para pendaki atau menjadi japen utama lantaran paling bersahabat alias mudah trek pendakiannya. 

Japen Cibereum atau dikenal dengan jalur galian pasir lantaran di kaki gunung ini ada lokasi penggalian pasir yang sampai saat ini masih terus berlangsung dan ditambah lagi ada TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah sekitar 1,5 Km dari lokasi penggalian pasir. Sedangkan japen via Narimbang memiliki daya tarik berupa curug (air terjun) Narimbang atau dikenal dengan Curug Ciputrawangi.

Japen via Padayungan paling tidak tersohor dibanding kedua japen di atas. Penyebab utamanya, treknya selain lebih panjang juga terbilang lumayan sulit.

Kendati begitu japen via Padayungan memiliki daya tarik tersendiri terutama buat pendaki berjiwa petualangan yang senang trek cukup menantang, tersedia sumber air, dan juga beberapa spot alam nan menawan antara lain hutan pinus.


Di japen Padayungan juga terdapat curug bernama Padayungan serta bumi perkemahan (camping ground), tepatnya di kaki Gunung Tampomas.

Lalu bagaimana kiatnya agar japen via Padayungan bisa lebih terangkat namanya sehingga diminati para pendaki yang ingin menggapai puncak Gunung Tampomas?

Berdasarkan amatan langsung TravelPlus yang mendaki gunung ini bersama KAPPAL Adventure, sebuah komunitas pencinta alam dan lingkungan yang berbasis di Bandung, sekurangnya ada tiga cara/kiat untuk mengangkatnya.

Pertama, mempromosikan terus ragam daya tarik/keistimewaan yang dimiliki japen via Padayungan agar semakin dikenal.

Adapun ragam daya tariknya seperti aneka flona (flora dan faunanya), spot-spot alam yang indah/menarik, sumber mata air, kemudahan akses menuju kampung terakhir di kaki gunung, dan lainnya.

Media promosi bisa menggunakan antara lain website, weblog, ragam medsos (FB, Twitter, Instagram, YouTube, TikTok, dan lainnya) serta sejumlah WA, WAG, Telegram, dan Telegram Group.

Kedua, membuat paket pendakian bersama atau nanjak bareng (nanbar) maupun paket open trip (OT) pendakian umum dengan bermacam pilihan antara lain paket nanjak
-turun via Padayungan, paket nanjak secara melintas yakni nanjak via Padayungan turun Cibereum, nanjak via Padayungan turun Narimbang.

Pilihan paket melintas lainnya, nanjak via Narimbang turun Padayungan dan nanjak via Cibereum turun Padayungan.

Dua cara itu baru-baru ini dilakukan KAPPAL Adventure yang melakukan kegiatan nanjak bareng Gunung Tampomas pada 28 - 29 Januari 2023, yakni dengan cara mendaki dan turun via Padayungan khusus peserta pendaki putra dan mendaki secara melintas nanjak dari Cibereum turun Padayungan khusus peserta pendaki putri.


Paket-paket nanbar maupun OT pendakian Gunung Tampomas via Padayungan tersebut harus dipromosikan gencar minimal lewat ragam medsos dan dilakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali.

Pendakian Bermanfaat Lebih
Kiat/cara terakhir atau ketiga, melakukan kegiatan pendakian bermanfaat lebih lewat japen Padayungan. 

Pendakian bermanfaat lebih disini dalam artian bukan sekadar mendaki sampai puncak, foto-foto lalu turun lagi, melainkan punya manfaat buat pendaki yang akan mendaki lewat Padayungan, untuk kelestarian alamnya, dan atau bagi masyarakat setempat minimal yang tinggal di kaki gunung yang berada di japen Padayungan.

Pendakian bermanfaat lebih untuk pendaki lain misalnya dengan membuat dan memasang rambu-rambu petunjuk arah ke puncak, plang nama pos yang jelas di setiap pos mulai dari pos perbatasan kampung terakhir dengan hutan pinus, Pos Satu sampai Pos Lima serta puncaknya.

Selain itu membuat rambu waspada/peringatan di titik-titik yang terjal dan berbahaya ditambah dengan pemasangan tali webbing atau alat bantu lainnya agar memudahkan setiap pendaki melewatinya.

Pendakian bermanfaat lebih untuk kelestarian alam, misalnya dengan melakukan nanbar plus reboisasi (menanam bibit pohon yang sesuai dengan karakter/jenis tanah di Gunung Tampomas via Padayungan), membuat plang-plang berisikan imbauan agar tidak membuang sampah di sepanjang japen sampai puncak, plang imbauan agar membawa sampah sisa logistik turun kembali sekalipun itu cuma bungkus permen, plang imbauan agar tidak mencemari/mengotori sumber air yang ada, imbauan agar tidak melakukan aksi vandalisme (corat-coret) di bebatuan dan atau menguliti batang pohon dan lainnya.


Pendakian bermanfaat lebih juga bisa dilakukan untuk mengingatkan pendaki lain terutama pendaki muslim agar tetap menunaikan shalat wajib lima waktu selama melakukan pendakian, misalnya dengan membuat plang petunjuk arah kiblat di setiap pos dan puncak, plang imbauan jangan lupa sholat, dan lainnya.

Adapun pendakian bermanfaat untuk menambah pendapatan masyarakat lokal, misalnya dengan cara mampir ke warung kopi/warung nasi/warung bakso/toko kelontong dan lainnya yang ada di kaki gunung japen Padayungan untuk sekadar membeli aneka makanan/camilan/minuman ringan, menyewa angkot setempat bila datang secara rombongan, dan lainnya.

Dengan tiga cara/kiat itu, bila serius dilakoni, Insya Allah japen via Padayungan Gunung Tampomas akan terangkat namanya, semakin diminati pendaki, dan tetap terjaga kelestarian alamnya serta sekaligus mendatangkan keuntungan berupa bertambahnya pendapatan ekonomi bagi warga lokal.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia



Kamis, 26 Januari 2023

PARIWISATA Indonesia 2023: Pandangan dan Harapan Biro Perjalanan Wisata


22 Januari 2023 wisatawan Cina mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali. Selamat datang. Xie Xie.

Dengan kedatangan wisatawan Cina, makin membuktikan bahwa saat ini wisatawan dunia sudah boleh melakukan perjalanan wisata ke mana-mana walaupun beberapa negara destinasi wisata masih menerapkan beberapa syarat dalam mencegah mewabahnya kembali Covid-19 dan turunannya. Bukti lain, berwisata adalah sebuah kebutuhan primer, tidak lagi sekunder. Berwisata adalah hak asasi dari setiap manusia. Di lain pihak perjalanan wisata adalah tuntutan dari para wisatawan untuk meninggalkan rumah mereka setelah hampir tiga tahun dikungkung di dalam rumahnya atau di kotanya sendiri. Disamping itu adalah  kebutuhan bagi biro perjalanan wisata sebagai pelaku pariwisata termasuk pelaku pariwisata turutan lainnya di seluruh dunia termasuk Indonesia untuk kembali bekerja yaitu melayani kebutuhan wisatawan.

Sebelum Covid memporak-porandakan dunia, UNWTO mencatat ada 1,5M turis melakukan perjalanan wisata di seluruh dunia (Antara;2020). Ketika dunia menghadapi keadaan darurat kesehatan, sosial, dan ekonomi  karena  pandemi Covid-19, pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terpengaruh dimana tidak ada penerbangan, lalu hotel, restoran dan industri pariwisata terkait ditutup. Dunia juga mengalami terjadinya pembatasan perjalanan, di mana aturan itu diberlakukan dihampir semua negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dunia pariwisata international dan nasional tidak dapat beroperasi selama masa pandemi Covid itu  berkecamuk. Dunia menjerit. dunia menderita. Sekarang lembaran itu kita tutup.

Ketika sebagian besar negara-negara dunia membuka pintunya bagi wisatawan, UNWTO kembali mencatat lalu lintas wisatawan dunia sebesar 477 juta dari Januari-September 2022 (UNWTO; 2022). Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili mengatakan: “Pariwisata terus pulih dengan mantap, namun masih ada beberapa tantangan, dari geopolitik hingga ekonomi. Sektor ini mengembalikan harapan dan peluang bagi orang-orang di mana saja. Sekarang juga saatnya untuk memikirkan kembali pariwisata, ke mana arahnya dan bagaimana hal itu berdampak pada manusia dan planet kita.” (UNWTO; 2022).

Berbicara tentang pariwisata nasional tahun 2023 tidak terlepas dari keadaan pariwisata kita pada tahun-tahun sebelumnya. Pariwisata Indonesia pada tahun 2021 posisinya mirip keadaannya pada permulaan dan selama tahun 2020 ketika negara kita dan sebagian besar negara-negara dunia diserang pandemi Covid-19. Pariwisata mati suri, ada yang mati benaran. Sebagian industri pariwisata sampai saat ini belum bangkit,. Beberapa biro perjalanan wisata, hotel, restoran, toko souvenir, transportasi udara, laut (kapal/ perahu) dan darat (bis, mobil), malah tetap tersungkur. Karyawan-karyawati mereka beberapa telah memulai bekerja sejak pariwisata dibuka, sebagian lagi masih bekerja di rumah sambil menunggu panggilan dari perusahaan mereka untuk kembali bekerja seperti pada tahun 2019 dan awal tahun 2020. Apa yang mereka lakukan selama ini? Ada yang bertani, ada yang menjadi buruh bangunan, buruh lainnya, ada yang menjadi tukang jahit, ada yang menjadi tukang Ojek, ada yang membuat banten untuk dijual, ada yang mencoba membuat dan menjual makanan dan kue tetapi tidak bertahan lama karena tidak ada yang membeli, ada yang mengalami kehilangan anggota keluarga karena Covid dan ada pula yang diceraikan oleh isteri karena tidak mampu memberi nafkah selama masa pandemi.  Who cares? Tragis.

Sekalipun keadaan pandemi meningkat di mana-mana, laporan pergerakan angka penderita dan kematian berjalan seakan hal rutin, tetapi kegiatan perusahaan biro perjalanan wisata tidak ikut diam seluruhnya. Ketika pemerintah meminta agar bekerja dari rumah, pelaku biro perjalanan wisata tetap melakukan komunikasi dengan rekan kerja diberbagai negara melalui internet, bahwa mereka masih tetap menunggu bila pintu Indonesia dibuka, mereka siap melaksanakan tugas mereka seperti biasa. Apa lagi masih banyak pemesanan tour (perjalanan wisata) yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020 yang sudah terjadwal dan telah pula dibayar, ditunda ke tahun 2021, lalu ditunda lagi ke tahun 2022. Ada yang sudah membayar ke hotel, membayar ke perusahaan transportasi dan ada pula uangnya sudah dipakai untuk keperluan lain. Beberapa perusahaan tour operators dan tour wholesalers dunia tetap pula bertanya apakah biro perjalanan wisata rekan kerjanya masih tetap eksis atau sudah menutup seluruh kegiatannya. Ada pula yang meminta uangnya dikembalikan karena Tour Operators dan Tour Wholesalers di sana dituntut oleh wisatawan untuk mengembalikan uang yang sudah dibayarkan.

Di pihak pemerintah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tetap melakukan kegiatan Marketing pariwisata  melalui online (virtual) seperti halnya WTM 2020, ITB Berlin 2021, ATM 2021, ATM 2022, ITB Berlin 2022. Di sini para Buyers yang terdiri dari Tour Operators dan Tour Wholesalers yaitu mereka yang merencanakan perjalanan wisata, mempromosikan serta menyelenggarakan perjalanan wisata ke luar negerinya (negara asal wisatawan atau tourist generating country) menyampaikan keinginan mereka untuk segera mengirimkan wisatawan ke Indonesia dengan satu pertanyaan:”kapan Indonesia dibuka?” Tertunda-tundanya pembukaan border juga tertunda pula masa “pengencangan ikat pinggang” bagi biro perjalanan wisata dengan industri terkait lainnya seperti hotel, transportasi, restoran, tempat tontonan, toko cendera mata (souvenir shop) dan pramuwisata.

Perjalanan Wisatawan Dalam Negeri

Selama masa pandemi, pariwisata nasional kita ditopang oleh wisatawan dalam negeri yang kebanyakan adalah ASN yang melakukan rapat kerja dan  perjalanan dinas. Mereka menempati hotel-hotel tertentu yang acara perjalanannya diantar oleh EO (Event Organizer) yang pada umumnya menerima tugas dari pejabat-pejabat di departemen/ kementerian tertentu. Mereka membukukan hotel, mengatur pertemuan-pertemuan di hotel, mencari dan menetapkan kendaraan mana yang akan dipakai serta kegiatan-kegiatan perjalanan wisata lainnya. Mereka juga menunjukan siapa yang mengeksekusi tugas di lapangan. Tugas yang seharusnya dilakukan oleh biro perjalanan wisata berdasarkan Keputusan Menteri Nomor: KM-96/HK.103/MPPT-87 dan Nomor: XM110/PW.102/MPPT-93 yang diperkuat dengan Undang- Undang No. 10 Tahun 2009, dan UU Pariwisata Nomor 10 tahun 2009 menjadi kabur dan tidak dipedulikan.

Pariwisata Kita Setelah Dibuka dan Menatap 2023

Sejak pintu Indonesia dibuka, para Tour Operators dan Tour Wholesalers di negara asal wisatawan mulai mengirimkan wisatawan mereka kepada rekan kerjanya di Indonesia. Perjalanan wisata yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020, 2021 ditunda ke tahun 2022, mereka segera menyusun skedul baru dan mengirimkan wisatawannya ke Indonesia dengan tidak perduli terhadap mahalnya tiket pesawat udara. Betul, seperti kran yang tidak pernah dibuka, ketika dibuka  airnya mengalir deras. Ya, itu adalah pesanan-pesanan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya selama dunia masih dilanda Covid.

Perjalanan wisata yang dilaksanakan sejak 2022 adalah perjalanan wisata yang seperti dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada perubahan trend perjalanan wisata yang dibicarakan serta dikhawatirkan oleh para pejabat, pemikir pariwisata misalnya bahwa perjalanan wisata akan lebih banyak melakukan perjalanan adalah wisatawan perorangan, bahwa akan ada stay cation, bahwa harus  mempergunakan tenda, ternyata wisatawan yang datang juga ada dalam bentuk rombongan, perjalanan perorangan, seperti yang dilaksanakan selama puluhan tahun. Kalau toh ada yang baru ialah mereka yang melakukan perjalanan sekarang ini adalah mereka yang mempunyai uang lebih, karena mahalnya harga tiket pesawat terbang. Yang lain Nothing New. Biasa saja, yang pasti adalah banyak yang tetap memakai masker.


Responsible Tourism, Tanggung Jawab Kita

Untuk menjalani dan menatap masa depan pariwisata, dunia pariwisata internasional tidak hanya berbicara tentang pergerakan wisatawan dari negara asal wisatawan ke negara destinasi wisata, berbicara tentang pulihnya pariwisata setelah pandemi, tetapi juga menuntut tanggung jawab dari semua pihak. Menurut Harold Goodwin (2022), kita harus meningkatkan rasa tanggung jawab. Sustainable Tourism atau pariwisata berkelanjutan  adalah aspirasi, dia hanya akan tercapai jika dan ketika kita bertanggung jawab untuk membuat pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). Tanggung jawab pariwisata mendorong pariwisata berkelanjutan, Responsible Tourism (pariwisata yang bertanggung jawab) adalah tentang “menjadikan tempat yang lebih baik untuk ditinggali orang dan tempat yang lebih baik untuk dikunjungi orang”. Pariwisata yang Bertanggung Jawab membutuhkan biro perjalanan wisata, pelaku bisnis perhotelan, destinasi wisata, pramuwisata, pemerintah, masyarakat, dan wisatawan untuk bertanggung jawab dalam membuat pariwisata lebih berkelanjutan. (Goodwin:2022).

Tanggung jawab juga ada ditangan pengusaha biro perjalanan wisata bagaimana melestarikan usahanya agar tetap hidup, agar seluruh karyawannya dapat kembali bekerja dan agar tetap membayar pajak. Untuk itu, yang  dibutuhkan saat ini adalah koneksi, hubungan antara negara asal wisatawan dengan negara kita, yaitu angkutan udara. Kita membutuhkan lebih banyak penerbangan asing yang menghubungkan berbagai negara yeng diberikan fasilitas VOA ke Indonesia. Kabar baik adalah bahwa Garuda Indonesia Airlines akan membuka rute baru ke Jepang dan beberapa negara lain lagi (Tempo.co; 2022). Itu harapan kita semua. Selain itu, industri pariwisata diharapkan lebih aktif untuk merebut pasar, lebih banyak bekerja sama dengan Tour Operators dan Tour Wholesalers dari berbagai negara asal wisatawan. Ketika wisatawan tiba, diharapkan memberikan layanan kepada wisatawan dengan sentuhan keramahtamahan ala Indonesia dengan tulus sepenuh hati. Lebih dari pada itu biro perjalanan wisata dapat  berkolaborasi dengan berbagai online platform,  dan apa bila sulit menghadapi persaingan, melakukan merger di antara sesama biro perjalanan wisata (Tallo; 2022).

Sanur, 22 Januari 2023

Penulis: Paul Edmundus Talo
Ketua Umum IINTOA periode 2020 - 2024

Selasa, 24 Januari 2023

Vakansi ke Kampung Halamannya Nono, Sambang Pantai hingga Gunungnya


Vakansi atau liburan ke kampung halamannya Nono banyak pilihan obyek wisatanya, dari pantai sampai gunung. Tapi, siapa itu Nono dan dimana kampung halamannya?

Nono itu bocah laki-laki baru berusia 7 tahun lebih, kelahiran Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2 April 2015, yang baru-baru ini menjadi buah bibir di sejumlah media lantaran berhasil menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022.

Di kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym itu, siswa kelas 2 SD Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang yang bernama lengkap Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay ini berhasil menyingkirkan sebanyak 7.000 pelajar lainnya dari berbagai negara yang menjadi peserta. Wow, luar biasa.

Berkat prestasinya yang membanggakan itu, anak dari pasangan Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran ini pun seketika menjadi bahan pembicaraan beragam media, baik di dalam maupun luar negeri.

TravelPlus Indonesia sendiri turut bangga atas prestasi bertaraf internasional yang diraih Nono.

Rasa bangga itu, TravelPlus tuangkan dalam bentuk tulisan yang khusus mengangkat ragam daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Kupang yang merupakan kampung halaman alias tempat lahir, tinggal, dan sekaligus menjadi tempat sekolahnya Nono saat ini.

Amatan TravelPlus ditambah data dari berbagai sumber, ragam daya tarik wisata yang ada di kampung halaman bocah yang mengidolakan Elon Musk dan bercita-cita menjadi tentara ini antara lain bahari, alam, buatan, sejarah, kuliner, kerajinan, dan tentu saja wisata budayanya.

Wisata bahari yang ada di Kabupaten Kupang didominasi pantai, antara lain Pantai Teres, Tablolong, Manikin, Sulamu, Panmuti, Sulamanda, Alamanda, Otan, Fatukolo, dan Pantai Nenas.

Pantai Teres yang berada di kecamatan tempat lahirnya Nono yakni Kecamatan    Amarasi Selatan menawarkan bentangan pantai berpasir, air yang jernih dengan ombak yang tenang, ditambah lagi  beberapa teluk yang eksotis di pinggiran Pantai dan latar belakang pemandangan alam pegunungan yang membentang hingga kebagian Amarasi Barat.

Di pantai yang berada di Kelurahan Buraen, sekitar 55 Km dari Kota Kupang ini tersedia  beberapa fasilitas pendukung yang telah dibangun oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Kupang seperti lopo-lopo, pergola, gazebo, area jogging track, dan fasilitas lainnya.

Di pantai yang dapat Anda tempuh dengan kendaraan roda empat, Anda juga bisa berkemah dan mendaki ke Gunung Fatubraon.

Objek wisata alamnya antara lain Gunung Fatubraon, Gunung Fatuleu, Padang Savana Humon, Taman Wisata Alam Menipo, Batu Susun, Mata Air Belerang, Danau Nefoko’u, Air Terjun Oenesu, Air Terjun Tesbatan, dan Air Terjun Naet serta Gua Kristal.

Gunung Fatubraon yang juga berada di kampung halamannya Nono, Kecamatan Amarasi Selatan merupakan perbukitan berbatu-batu besar berlatar belakang laut dan pantai yang menawarkan panorama menawan.

Gunung yang berada di Kelurahan Buraen yang berjarak sekitar 42 Km dari Oelamasi ibu kota Kabupaten Kupang ini dapat Anda jangkau dengan mobil  kurang lebih 2 jam.

Lokasi puncak tebing Gunung Fatubraon dapat Anda capai dengan berjalan kaki mengikuti arah anak tangga dari area parkir.

Di puncaknya, Anda bisa menikmati Pantai Teres secara keseluruhan, ber-swa foto, dan mengabadikan matahari terbenam di laut selatan.

Di gunung ini tersedia fasilitas pendukung yang dibangun Disparekraf Kabupaten Kupang seperti lopo-lopo, pagar batas pengaman, dan toilet

Satu lagi, Gunung Fatuleu yang berada sekitar 60 Km arah Timur Kota Kupang, tepatnya di Desa Nunsaen, Kecamatan Fatuleu Tengah.

Gunung berketinggian 875 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang berpanorama indah dan berhawa sejuk ini menjadi tujuan ekowisata agrowisata dan wisata minat khusus panjat tebing serta potensial dikembangkan sebagai tujuan wisata rohani.

Adapun obyek wisata buatannya antara lain Wisata Kolam Pancing Nunneo, Bendungan Raknamo, Bendungan Tilong, Kolam Renang Baumata, dan Taman Rekreasi Boneana.

Wisata kolam pancing ikan Nunneo juga berada di kampung halamannya Nono di Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan.

Di sana tersedia 15 kolam pancing dengan ukuran kolam yang berbeda-beda yang dihuni ikan nila dan ikan lele.

Selain memancing Anda juga dapat melihat kolam ikan hias berwarna-warni, ber-swafoto dengan latar belakang alam yang indah, dan bersantai di lopo-lopo.

Di Taman Rekreasi Boneana yang berada di Dusun Boneana, Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Anda bisa berenang di kolam renang, yang terdiri dari 2 kolam renang untuk anak-anak dan dewasa, menikmati aneka makanan/minuman di resto dan kafe, naik perahu bebek, main billiard, memancing di kolam pemancingan, ber-swa foto, bersantai di lopo-lopo atau gazebo, dan atau bermalam di penginapannya.

Obyek wisata sejarahnya antara lain Gua Tun Hitu dan Sanliku, Istana Raja Amarasi, Monumen Sparaw Force Australia, Kuburan Raja Koroh, dan Kuburan Raja Sonbai.

Gua Tun Hitu dan Sanliku yang juga berada di Kampung Halaman Nono di Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan merupakan gua buatan manusia yang digunakan sebagai tempat pertahanan/perlindungan dari serangan udara Australia ketika itu.

Istana Raja Amarasi berada di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat dengan jarak sekitar 25 Km dari Kota Kupang. Di istana ini Anda juga dapat melihat proses pembuatan Tenun Ikat Amarasi dan 100 jenis kupu-kupu yang ada di sekitar istana.

Monumen Sparaw Force Australia terletak di Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, sekitar 28 Km dari Kota Kupang atau 8 Km dari Oelmasi, ibukota Kabupaten Kupang.

Monumen tersebut dibangun oleh Pemerintah Australia untuk mengenang pertempuran antara tentara Australia (Sparow Force) melawan pasukan jepang (Dai Nippon).


Kuliner & Kerajinan
Aneka kulinernya yang wajib Anda santap di kampung halamannya Nono antara lain Ikan bakar, daging se'i, kerupuk ubi Baumata, dan kue cucur.

Bermacam ikan bakar dapat Anda beli di sejumlah rumah makan yang ada di wilayah Kota Kupang dan sekitarnya, yang sebagian besar ikan-ikannya dari hasil  tangkapan nalayan yang ada di sekitar perairan Kabupaten Kupang seperti Tablolong, Sulamu, dan pantai lainnya.

Bila ingin menikmati daging se'i antara lain di Depot Daging Se’i Baumata yang lokasinya   berdekatan dengan obyek wisata kolam renang Baumata dan Daging se’i di Baun.

Pilihan tempat bersantapnya antara lain Rumah Makan (RM) Mama Mia di Tarus-Kupang Tengah, Warung Makan (WM) Madura I di Babau-Kupang Timur, RM Ujung Pandang di Camplong-Fatuleu, dan RM Permata Bunda di Takari.

Adapun aneka kerajinannya yang bisa Anda beli antara lain bermacam tenun ikat khas Kabupaten Kupang dengan  beraneka motifnya antara lain motif Amarasi, Amfoang, Amabi Oefeto, Fatuleu, Helong , Rote, dan motif Sabu.

Jangan lupa borong pula alat musik tradisional Sasando baik dalam bentuk Sasando Gong, Sasando Biola/Elektrik dan souvenir di pengrajin Sasando Desa Oebelo.

Pilihan cinderamata lainnya, tempat tisu dan topi pantai/ santai dari daun lontar; gelang tangan dan gantungan kunci dari biji gewang dan bambu; serta lampu lampion dari bahan bekas berupa map plastic snelhekter.

Satu lagi, daya tarik wisata budayanya yang dapat Anda saksikan antara lain berbagai tarian daerah dari Suku Timor, Rote, Sabu, Helong dan atraksi seni budaya seperti penyambutan tamu, upacara adat, pengangkatan dan penobatan kepala suku serta hiburan dalam acara Festival Budaya.

Kalau ingin melihat kesenian tari, musik, dan lagu tradisionalnya juga bisa di sejumlah sanggar keseniannya antara lain Sanggar Tes Fe’u yang berada di Kecamatan Amarasi.

Selain itu Anda juga bisa menyaksikan lomba Pacuan Kuda di arena Pacuan Kuda “Lifu Batu” Babau, Kecamatan Kupang Timur yang pesertanya berasal dari daerah  Kabupaten Kupang, Kota Kupang, dan sejumlah kabupaten lain di NTT.

Untuk pilihan akomodasinya selama jalan-jalan di Kabupaten Kupang antara lain Hotel Citra NTT di Bolok-Kupang Barat, Teddiys Noelbaki di Kupang Tengah, Penginapan Oenaek di Camplong-Fatuleu, Kaki Ayam di Kupang Barat, Penginapan Wilma di Penfui-Kupang Tengah, dan Chrysant Homestay di Baumata-Taebenu.

Itulah sederet daya tarik wisata Kabupaten Kupang yang dapat Anda jadikan pilihan bila nanti berwisata ke kampung halamannya Nono, sang juara kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia




Senin, 23 Januari 2023

Jelajah Kabupaten Buton, Ragam Daya Tariknya Ini Wajib Masuk Itinerary


Buton, salah satu kabupaten di Pulau Buton yang menyimpan ragam daya tarik wisata yang tak kalah memukau dibanding kabupaten lain di Sulawesi Tenggara.

Kabupaten beribukota Pasarwajo ini, bukan hanya mengoleksi pantai-pantai cantik berpasir putih dan keindahan bawah laut dengan aneka terumbu karang serta ikan hiasnya, pun warisan budaya leluhurnya yang masih lestari, hutan aslinya, air terjun, kuliner, kerajinan, dan lainnya.

Berdasarkan pengamatan langsung TravelPlus Indonesia dan ditambah data dari berbagai sumber, daya tarik wisata di kabupaten yang sejak dulu terkenal sebagai penghasil aspal ini  tersebar di sejumlah kecamatannya yakni Kecamatan Pasarwajo, Kapontori, Siontapina, Lasalimu, Lasalimu Selatan, Wolowa, dan Kecamatan Wabula.

Ragam wisata budayanya yang wajib masuk daftar itinerary Anda antara lain Festival Budaya Tua Buton dan Desa Wisata Wabula.

Festival Budaya Tua Buton digelar setiap tahun. Di dalamnya antara lain ada sajian Tradisi Pedole-dole, Pekakande-kandea, Tari Kambero Mainawa, hiburan musik, dan atraksi menenun kain Buton.

Tradisi Pedole-dole dikenal juga imunisasi lokal khas masyarakat Buton. Bayi yang telah didole-dole akan terhindar dari berbagai macam penyakit. Prosesinya sang anak diletakan di atas nyiru beralaskan daun pisang yang diberi minyak kelapa. Selanjutnya anak tersebut digulingkan di atasnya sehingga seluruh badan anak tersebut berminyak. Acara ini biasanya dilaksanakan pada bulan Rajab, Sya'ban, dan setelah Lebaran.

Pekande-kandea merupakan upacara ucap syukur atas anugrah dari yang Maha Kuasa. Dalam pelaksanaannya, masyarakat menyiapkan talam yang berisi makanan tradisional.keunikan dalam tradisi ini, sejumlah gadis remaja dengan menggunakan busana tradisional Buton membawa masing-masing talam lalu duduk menghadap talam. Selanjutnya mereka menunggu dua orang pelaksana mengucapkan wore sebagai tanda acara telah dimulai.

Tradisi ini konon juga sekaligus menjadi wadah perkenalan gadis dan jejaka. Tak jarang yang akhirnya menjadi sepasang kekasih bahkan akhirnya menikah.

Tari Kambero Mainawa biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu dengan penuh gembira. Tarian yang ditarikan muda-mudi ini semula ditampilkan sebagai ungkapan kegembiraan atas panen yang melimpah.

Di Desa Wisata Wabula juga ada acara tahunan berupa pesta adat Pedaono Kuri. Ritual tersebut biasanya diisi dengan pembacaan doa, makan bersama di sebuah galampa atau tempat pertemuan yang menjadi pusat penyelenggaraan upacara di tepi pantai.


Para tetua duduk berjejer mengelilingi galampa. Mereka mengenakan Tenun Buton warna-warni bermotif sederhana berupa kotak-kotak. Tengahnya dibiarkan kosong. Sementara di sisi belakang para pemusik sudah siap dengan alat musik yang serupa dengan gong bernama tawa-tawa dan gendang.

Dulang-dulang dikeluarkan. Usai pembacaan doa, tudung dulang pun dibuka. Di balik tudung, kuri menjadi primadonanya. Kuri seperti ubi kayu, diolah salah satunya menjadi epu-epu. Kuri diparut dan dikeringkan, lalu ditumbuk dan disiram air dan diberi parutan kelapa dan gula merah.

Selain epu-epu, di dulang juga terdapat kue bolu, wajik, dan cucur. Kue-kue manis ini mengelilingi nasi yang diletakkan di tengah dulang. Ada pula lauk seperti telur dan buah. Porsinya lumayan besar, dengan nasi yang dibuat kerucut seperti tumpeng dengan aneka lauk yang berlimpah.

Setelah makan bersama dilanjutkan pertunjukan kesenian berupa Tari Linda yang menggambarkan asal mulanya terciptanya manusia, Tari Mangaru, dan Tari Ponare atau tari perang sebagai puncak acara. Semua rangkaian upacara itu sebagai simbol rasa syukur hasil panen kuri, yaitu sejenis ubi yang merupakan makanan khas Wabula. Salah satu ritual adat budaya tua Buton ini diadakan setiap bulan tujuh kalender masehi, tepatnya selesai panen.

Di desa ini juga terdapat sentra perajin tenun Buton. Umumnya penenunnya kaum perempuan. Tenun buton di desa ini memiliki dua corak sederhana. Corak berupa garis lurus untuk perempuan sedangkan kotak-kotak untuk laki-laki. Biasanya tenun buton dijadikan sarung, selendang dan lainnya.

Adapun ragam wisata baharinya yang wajib masuk daftar kunjungan Anda antara lain Pantai Koguna, Pantai Sakura, Pantai Lahonduru, Pantai Pasir Hitam Kampung Bajo Bahari, Pulau Liwutongkidi, Pulau Pendek Kapontori, dan kawasan Dive Center Teluk Pasarwajo.

Pantai Koguna di Desa Mopabu, Kecamatan Lasalimu Selatan, pesisir pantainya dirindangi deretan pohon pinus. Tak cuma itu, sekitar 50 meter dari pesisirnya terdapat Danau Udang merah. Ditambah lagi ada batu berbelah berbentuk tebing yang dasarnya dialiri sungai dari mata air di dalam goa-goa tebingnya.

Pulau Liwutongkidi merupakan pulau kecil yang terletak di Kecamatan Kadatua. Pulau mungil ini memiliki pemandangan menawan berupa hamparan pasir putihnya yang mengelilingi seluruh pulaunya.

Pulau seluas kurang lebih 1.000 meter persegi ini juga menyimpan kekayaan bawah laut dengan panorama menakjubkan. Keanekaragaman terumbu karang dan biota lautnya menjadi surga bagi wisatawan yang gemar menyelam (diving). Keistimewaan lainya, pulau ini kalau dilihat dari udara berbentuk seperti cincin bergandeng dua.

Pulau Liwutongkidi merupakan salah satu kawasan pengembangan wisata bahari terpadu Basilika yang terdiri atas Pulau Batauga, Siompu, Liwutongkidi, dan Kadatua.

Tak sulit menjangkau pulau mungil indah ini. Kita dapat menggunakan speed boat selama kurang lebih 15 menit dari Pelabuhan Kota Baubau.

Wabula juga dianugerahi panorama bawah laut menawan berupa terumbu karang dengan guanya yang membedakan dengan spot-spot diving di perairan Buton lainnya.

Bila Anda peminat  wisata alam, beberapa objek alam Kabupaten Buton ini juga wajib masuk list itinerary sepert Gua Langalu, Hutan Lindung Lambusango, Air Terjun Kakenauwe, Air Terjun Bumbula, Air Terjun Kandawundawuna, Air Terjun Kahauhauno Kancinaa, Air Terjun Kalata, Pemandian Baaluwu, Kali Lakua, Kali Topa Apabila, dan Gunung Siontapina.

Gua Langalu yang berstalaktit dan berstalakmit menawan terletak di Desa Umalange, Kecamatan Lasalimu Selatan. Keunikan gua ini memiliki pintu utama (mulut gua) dan 7 pintu kecil atau celah yang dapat dilewati setelah memasuki pintu utama. Salah satu celahnya langsung menorah ke dalam tanah. Di ujung gua ini terdapat kolam berair jernih.


Hutan Lambusango
Hutan Lindung Lambusango merupakan Hutan hujan tropis seluas 27.000 hektar yang menjadi rumah bagi spesies endemik seperti anoa, macaque, tarsius, kuskus, dan 146 spesies burung yang 40 persennya endemik khas Sulawesi.

Wisatawan dan peneliti baik dalam maupun mancanegara biasanya bermalam di kawasan hutan dengan menempati Labundo-bundo atau penginapan sementara yang didirikan pengelola hutan setempat.

Di dalam hutan konservasi yang berada di Kecamatan Kapontori, Lasalimu, dan Kecamatan Pasarwajo ini juga terdapat Air Terjun Kakenauwe yang menawan.

Gunung Siontapina merupakan gunung tertinggi di Pulau Buton. Menariknya di puncaknya terdapat benteng yang merupakan peninggalan Sultan Oputa Yikoo ketika dirinya memerintah di zamannya.

Setiap tahun warga di kaki gunung ini melakukan ritual adat, berjalan kaki mendaki gunung ini hingga ke atapnya. Tujuannya untuk menjaga semua situs budaya yang ada di benteng tersebut. Ritual ini pun pernah didokumenterkan menjadi film dokumenter berjudul Festival Gunung Siontapina.

Di puncak Siontapina sudah ditetapkan sebagai kawasan hutan adat yang disebut Kaombo. Tujuannya agar hutannya tetap lestari. Bagi pelaku pengrusakan, penebangan pohon di hutan ini akan dikenai sanksi berupa denda atau menanam kembali pohon yang ditebangnya dengan beberapa pohon yang lain.

Wisata kuliner khasnya yang wajib Anda santap usai menjelajahi ragam daya tariknya antara lain Parende, Kasoami, dan Hugu-hugu.

Parende adalah sop ikan khas Buton, biasanya disantap dengan Kasoami dan Hugu-hugu yang terbuat dari singkong. Bisa juga di makan dengan masakan tanpa kuah atau panda, berupa ikan asin dan ikan bakar. Biasanya masyarakat Buton menyantap keempat jenis makanan ini sambil kumpul-kumpul di tepi pantai dibarengi minum teh.

Di laman pariwisata Kabupaten Buton, butonkab.go.id dijelaskan ada beberapa lokasi rumah makannya antara lain RM. Paseba Acacia di Jl. Pangeran Limboro, Desa Banabungi, Kecamatan Banabungi dan RM. Wisata di Jl Protokol Jendral Sudirman, Kelurahan Kambula bulana, Kecamatan Pasarwajo.


Travel Tips
Kabupaten Buton mudah dijangkau dari laut maupun udara. Lewat udara dengan pesawat wings air atau garuda dari Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar, Sulsel ke Bandara di Kota Baubau lalu dilanjutkan dengan kendaraan umum pete-pete ataupun mobil travel ke Pasarwajo, Desa Wabula, dan objek-objek lainnya.

Pilihan lain dengan kapal Pelni dari Kendari ataupun Makassar. Perjalanan laut dari Kendari biasanya akan menghabiskan waktu tempuh lebih kurang 5 jam, sementara dari Makassar waktu perjalanannya sekitar 13 jam.

Masih di laman pariwisata Kabupaten Buton yang sama, diinformasikan beberapa penginapan yang ada di sana antara lain Hotel Hany di Banabungi, Pasarwajo; Hotel Buton Raya di Dusun Asa Desa Banabungi, Pasarwajo; Losmen Rizky di Kambula Mbulana, Pasarwajo; dan LappasarWajo Homestay di Jl. Protokol No. 04 B, Pasarwajo.

Itulah ragam daya tarik wisata di Kabupaten Buton yang bisa Anda jadikan bahan referensi untuk bekal menjelajahinya di tahun ini.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia 

Sabtu, 21 Januari 2023

Tanjung Puting Eksis Jadi Idola Wisman, Ini Faktor dan Faktanya


Sejumlah kawasan konservasi alam berstatus taman nasional (TN) di Tanah Air tetap eksis jadi idola wisatawan mancanegara (wisman), salah satunya TN Tanjung Puting. Kenapa dan apa buktinya? 

Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia dan data dari berbagai sumber termasuk dari medsos Balai TN Tanjung Puting, ada sekurangnya 5 faktor penguat yang membuat TN yang berada di Kalimantan Tengah (Kalteng), tepatnya di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringan Barat serta Kecamatan Hanau, Danau Sembuluh, dan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan ini tetap diminati wisman.

Faktor penguat pertama, mempunyai beberapa site yang sudah mendunia sejak lama, yakni Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey.

Site Tanjung Harapan yang berjarak belasan kilometer dari muara Sungai Sekonyer  dapat ditempuh wisatawan dengan naik kapal kayu lokal yang disebut klotok

Selanjutnya kembali naik klotok ke site kedua Pondok Tanggui. Baru kemudian menuju Camp Leakey yang merupakan pusat penelitian Orangutan tertua di TN Tanjung Puting yang sampai saat ini menjadi daya tarik andalan.

Untuk menuju Camp Leakey, klotok harus melalui Sungai Sekonyer Kanan, yaitu anak Sungai Sekonyer yang lebarnya lebih kecil daripada induknya.

Setibanya di dermaga Camp Leakey, wisatawan lanjut berjalan kaki di atas papan kayu sejauh ratusan meter untuk mencapai pusat Camp Leakey.

Kedua, memiliki beberapa julukan atau predikat yang membuat TN satu ini "sexy" (baca: menarik) di mata wisman termasuk wisnus, yakni "Amazon"-nya Indonesia karena kondisi sungai dan hutannya dianggap seperti Amazon.

Ada juga yang berpendapat menyusuri TN Tanjung Puting dengan klotok seperti dalam film Anaconda. Sedangkan sungainya terutama Sungai Sekonyer Kanan yang berwarna hitam mendapat julukan The Black River ada juga yang menyebut sungainya berair Cola-cola.

Faktor penguat ketiga, punya aktivitas wisata yang menarik, punya muatan konservasi alam sekaligus menantang, antara lain menyusuri sungainya ke pedalaman dengan kapal  klotok. Paket trip-nya biasanya berdurasi selama 3 hari 2 malam.

Klotok merupakan kapal kayu yang dirancang sedemikian rupa untuk membawa wisatawan ke jantung TN Tanjung Puting, menyusuri Sungai Sekonyer yang berkelok-kelok di antara kelebatan hutan sampai bertemu orangutan dan satwa liar lainnya.

Selain mengamati dan melihat orangutan makan siang di area feeding yang menjadi aktivitas wisata andalan, wisatawan juga bisa mengamati kehidupan satwa liar lain seperti bekantan dan masih banyak lagi.

Keempat, kemudahan reservasi tiket/karcis masuk kawasan secara online atau e-ticketing sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan dan e-SIMAKSI untuk permohonan izin masuk kawasan bagi para akademis/peneliti secara online.

Apalagi sistem online tersebut juga tersedia dalam basis mobile application - Android OS bernama SITANPAN yang bisa diunduh di Google Play Store.

Tak cuma itu, Balai TN Tanjung Puting pun menyediakan tiket go show atau beli tiket di tempat pada hari keberangkatan. Tiket ini khusus untuk kunjungan ke camp Tanjung Harapan dengan kuota 40 tiket per hari.

Adapun prosedur pembelian tiket go show ke camp Tanjung Harapan antara lain setiap pengunjung harus membawa kartu identitas diri dan kartu vaksin, melakukan registrasi dan pembayaran di loket karcis Balai TN. Tanjung Puting di Kumai, tiket hanya berlaku di hari pembelian dan keberangkatan yang sama, serta pelayanan registrasi mulai pukul 08.00-12.00 WIB.

Harga tiket masuk TN Tanjung Puting untuk WNI/wisnus saat weekday (Senin hingga Jumat) sebesar Rp 5.000 per orang, kalau akhir pekan dan hari libur Rp 7.500 per orang. Sedangkan untuk WNA/wisman sebesar Rp 150.000 per orang (weekday), akhir pekan dan hari libur Rp 225.000 per orang.

Terakhir atau faktor penguat kelima, aksesibilitasnya terbilang mudah. Pengunjung dari Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota lainnya sudah ada penerbangan langsung ke Bandara Iskandar di Pangkalan Bun. Lalu dilanjutkan dengan men-carter mobil ke Pelabuhan Kumai. Selanjutnya menyewa kapal klotok untuk menjangkau beberapa site di TN Tanjung Puting.

Lalu apa faktanya kalau wisman masih mengidolakan TN yang pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937 selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996 ditunjuk sebagai Taman Nasional dengan luas seluruhnya 415.040 ha ini? Ya berdasarkan data kunjungan wisman sepanjang 2022.

Pihak balai TN Tanjung Puting lewat akun Instagram-nya menjelaskan pada tahun 2022, total jumlah pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting mencapai 25.323 orang.

Pengunjung terbanyak masih didominasi oleh wisman sebanyak 18.677 orang. Sedangkan pengunjung wisatawan nusantara (wisnus) berjumlah 6.646 orang.

Wisman asal Spanyol masih menjadi negara teratas yang berkunjung di TN Tanjung Puting dari 43 negara yang tercatat mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting selama tahun lalu, yakni sebanyak 7.198 orang. Sedangkan negara Indonesia menduduki posisi kedua 6.624 orang.

Urutan wisman terbanyak ke-3 sampai ke-10 ditempati Jerman sebanyak 1.921 orang, Amerika Serikat (1.864), Inggris (1.069), Perancis (1.064), Belanda (945), Australia (591), Italia (512), dan wisman dari Polandia sebanyak 325 orang.


Jumlah wisatawan yang healing ke TN Tanjung Puting sepanjang tahun 2022, terdata yang berusia tertinggi pada rentang 30-39 tahun sebanyak 8.874 orang. Berdasarkan jenis kelamin, didominasi wisatawan pria sebanyak 50,6 % sedangkan  wisatawan perempuan sebesar 49,6 %.

Dijelaskan pula, puncak pengunjung terbanyak terjadi pada bulan Agustus, sebanyak 5.071 orang. Pemicunya, karena pada bulan tersebut merupakan liburan musim panas bagi wisman khususnya dari Eropa.

Adapun site yang paling banyak yang dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara maupun nusantara adalah site Camp Leakey.

Sebelum Pandemi
Kunjungan wisman ke TN Tanjung Puting sebelum pandemi Covid-19 juga selalu lebih tinggi daripada wisnus. 

Faktanya di website menlhk.go.id tercatat angka tahun 2018 menunjukan jumlah wismannya mencapai 18.834 orang, lebih tinggi dari wisnus yang hanya 10.449 orang. Dari kunjungan ini TN Tanjung Puting dapat menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada negara sebesar 7,77 milyar pada tahun 2018. 

Berdasarkan sederet faktor dan fakta di atas, membuktikan kalau TN Tanjung Puting yang sempat ditutup beberapa bulan akibat pandemi, dan setelah dibuka kembali dengan prokes sesuai anjuran pemerintah, ternyata tetap eksis jadi idola wisman.

Semoga keeksistensiannya dapat dipertahankan dengan tetap mengedepankan wisata alam yang pro konservasi, berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia

Jumat, 20 Januari 2023

Sebelum Jelajah Kabupaten Asmat, Kantongi 5 Fakta Ini Buat Bekal


Punya rencana menjelajahi ragam daya tarik (pesona) wisata yang ada di Kabupaten Asmat tahun 2023 ini? Sebaiknya sebelum berangkat, Anda ketahui sederet faktanya sebagai bekal pengetahuan.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan TravelPlus Indonesia ditambah data dari berbagai sumber, sekurangnya ada 5 fakta terkait Kabupaten Asmat.

Fakta pertama, Kabupaten Asmat yang beribukota di distrik (kecamatan) Agats merupakan salah satu kabupaten yang kini berada di provinsi Papua Selatan. Sebelumnya, Asmat menjadi salah satu kabupaten di provinsi Papua.

Kedua, Agats, Ibukotanya dijuluki Kota di Atas Papan. Pasalnya hampir seluruh jalan dan gang di kota ini terbuat dari papan yang menyerupai jembatan yang terbuat dari kayu besi.

Hanya beberapa jalan utamanya saja yang berpondasi kerangka baja dan beralas beton yang bahan-bahannya didatangkan dari Surabaya.

Bukan cuma jalan dan gang, hampir semua rumah dan bangunan lainnya juga terbuat dari kayu besi berbentuk rumah panggung yang dihubungkan dengan jembatan kayu satu sama lain.

Agats juga mendapat sebutan lain sebagai Kota Rawa karena hampir seluruh daratannya berupa rawa. Oleh karena itu rumah dan bangunan lainnya termasuk jalan diberi penyanggah terutama dari kayu besi di atas rawa yang berlumpur dan berair.

Kendati lokasinya agak di pelosok, kota kayu besi ini sudah dilengkapi berbagai fasilitas umum sebagaimana sebuah kota, seperti puskesmas, rumah sakit umum RSUD Agats, bank, pelabuhan, kantor pemerintahan, sekolah, gereja, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pasar, kantor polisi, koramil, kantor pos, dan beberapa hotel, antara lain Hotel Sang Surya dan Hotel Asedu Asmat.


Fakta ketiga, ada masjid juga. Meskipun mayoritas penduduknya beragama non-muslim, di kabupaten ini juga sudah ada masjid, antara lain di Jalan Yos Sudarso, Distrik Agats. 

Uniknya lagi masjid itu pun terbuat dari kayu mulai dari pondasi, lantai sampai dindingnya. Namanya Masjid An-Nur.

Masjid tersebut selain sebagai tempat salat wajib 5 waktu dan salat Jumat bagi umat Muslim yang kebanyakan pendatang, pun menjadi tempat pengajian bagi anak-anak dan orang dewasa.

Selain itu ada Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Asmat dan beberapa restoran Muslim yang menyediakan bermacam menu halal seperti bermacam ikan dan sayur antara lain Rumah Makan An-Nur “Siga Hua” yang berada dekat masjid.

Keempat, daya tarik wisata kabupaten ini cukup beragam, antara lain wisata alam, budaya, bahari, dan sejarah.

Wisata alamnya antara lain Taman Nasional Lorenz, Rawa Baki di Distrik Sirets, dan Rumah di atas Pohon di Distrik Suator.

Taman Nasional Lorentz  berada di Distrik Sawa Erma termasuk taman nasional di Indonesia yang masuk daftar bergengsi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Keistimewaannya selain hutan dan perairan, taman nasional ini juga memiliki gletser atau salju abadi di Puncak Jaya Wijaya (Piramida Cartenz).

Selain suku Asmat, taman nasional yg menjadi habitat burung kasuari ini juga dihuni oleh beberapa suku adat Papua lainnya.

Wisata budayanya antara lain Festival Budaya Asmat dan Kampung Syuru.


Festival Budaya Asmat yang sudah digelar sejak tahun 1981 merupakan festival tahunan, tepatnya setiap bulan Oktober, mengingat Hari Jadi kabupaten ini pada bulan Oktober.

Biasanya digelar di Agats, tepatnya di Lapangan Yos Sudarso yang semuanya terbuat dari kayu besi.

Festival Budaya Asmat boleh dibilang menjadi salah satu daya tarik utama wisata kabupaten Asmat.

Maklum di pesta ini sejumlah ukiran dan anyaman berkualitas karya para seniman Asmat dari berbagai distrik dipamerkan sekaligus dijual.

Tak heran banyak turis maupun kolektor benda antik dan unik yang datang saat pesta ini untuk tujuan membeli ukiran-ukiran khas Asmat dengan harga miring kemudian dijadikan koleksi ataupun dijual lagi dengan harga selangit.

Di festival budaya ini, Anda bisa melihat antara lain acara lelang patung, demonstrasi ukir dari para pematung Asmat, pagelaran masakan khas Asmat, pemilihan Abang dan None Asmat, pementasan tarian adat Asmat, pertunjukan musik tradisional, serta atraksi dan lomba perahu Asmat.

Di Kampung Syuru ada rumah khusus para pria Asmat yang masih berstatus bujangan atau belum menikah. Rumah tersebut dinamakan “Jew”.

Rumah berukuran antara 30-60 meter tersebut terdiri satu ruangan dengan beberapa pintu.

Rumah yang biasa juga digunakan untuk pesta-pesta sakral, perang/perdamaian, dan tempat menceritakan dongeng para leluhur ini hampir seluruhnya terbuat dari kayu dengan tidak menggunakan paku besi  serta beratap daun sagu.

Wisata sejarahnya antara lain Museum Kebudayaan Asmat yang menyimpan benda-benda bersejarah Suku Asmat seperti ukiran patung, perisai woramon/perahu adat, panah, busur, terompet, kapak batu, busur, mbis, panel, salawaku, dan lainnya.

Lokasi museum yang juga memuat berbagai informasi mengenai kehidupan Suku Asmat ini terletak 2 Km dari pusat kota Agats 

Di Agats juga ada rumah panjang sekitar 500 meter dari pusat kota. Baik museum maupun rumah panjang di Agats, kerap didatangi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Wisata baharinya antara lain Pantai Bayun, Pantai Bokap, Pantai Pek, Pulau Tiga/Somel, Pulau Mamats, dan Pulau Sengsara/Fumaripits.

Fakta terakhir atau kelima, Agats yang terletak di pesisir Selatan dan menghadap ke Laut Arafura ini boleh dibilang menjadi pintu gerbang bagi para turis yang ingin berpetualang ke sejumlah distrik lain di Kabupaten Asmat.

Dari Agats, wisatawan biasanya menuju sejumlah objek wisata lainnya sebagaimana tersebut di atas.

Agats berdekatan dengan Kota Timika, Kabupaten Mimika, oleh karena itu akan lebih mudah mencapai Agats dari Kota Timika dengan menggunakan kapal laut sekitar 10 jam-an. Timika sendiri dapat dijangkau dari Jakarta, Makassar dan kota besar lainnya dengan pesawat.


Kalau dengan pesawat perintis berukuran kecil yang berkapasitas 17 orang dari Bandara Mozes Kilangin, Timika ke Bandara Ewer (di Asmat), waktu tempuhnya lebih cepat. 

Dari atas pesawat bisa melihat sejumlah sungai berukuran besar dan kecil yang berkelok-kelok di antara hamparan hutan rawa. Sepintas seperti liukan ular- ular berukuran raksasa.

Setibanya di Bandara Ewer, dilanjutkan berjalan kaki melewati jalan kayu besi ke Dermaga Ewer kemudian naik speed boat berkapasitas 6 orang, untuk menyusuri sungai berlebar 500 meter-1.000 meter yang di kiri-kanan berhutan bakau. Sesampainya di Pelabuhan Agats, naik ojek motor ke hotel.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia


Kamis, 19 Januari 2023

Delapan Manfaat Mengutamakan Berwisata di Dalam Negeri


Memilih destinasi liburan memang itu hak setiap orang. Tapi alangkah baiknya bila mengutamakan berwisata di dalam negeri terlebih dahulu, sebelum menyambangi daya tarik negara orang lain. 

Kenapa? Karena banyak manfaat yang didapat bila mengutamakan jalan-jalan di dalam negeri sendiri.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan TravelPlus Indonesia, sekurangnya ada delapan (8) manfaatnya.

Pertama, dari segi biaya jelas lebih terjangkau. Pengertian terjangkau disini bila mengutamakan destinasi yang terdekat dengan kediaman, misalnya masih dalam satu kota/kabupaten atau di kota/kabupaten lain tapi masih dalam satu provinsi baru kemudian ke kota/kabupaten yang ada di provinsi tetangga dan seterusnya.

Misalnya bila tinggal di kota Bogor, terlebih dulu memilih ragam daya tarik yang ada di kotanya antara lain Situ Gede yang baru diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  pada Kamis (19/1/2023), setelah direvitalisasi.

Setelah itu ke kabupaten atau kota terdekatnya seperti ke kabupaten Bogor, kota Jakarta Selatan dan lainnya.

Manfaat kedua yang didapat, dari segi waktu tentu lebih singkat karena jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman. Jadi selain dengan kendaraan umum, juga bisa ditempuh dalam waktu singkat dengan kendaraan pribadi baik itu sepeda motor ataupun mobil.

Ketiga, lebih banyak pilihan. Destinasi wisata di dalam negeri bukan hanya yang ada di sejumlah kota/kabupaten yang ada di  satu provinsi, pun tersebar di sejumlah kota dan kabupaten di provinsi-provinsi lain di Tanah Air tercinta ini. Sampai akhir tahun 2022, tercatat ada 38 provinsi di negeri ini dari Aceh sampai Papua Barat Daya.

Jenis destinasinya juga sangat beragam, ada destinasi wisata alam, bahari, budaya, sejarah, kuliner, religi, buatan, petualangan, belanja, desa, kota, dan lainnya.

Manfaat keempat, ikut memajukan pariwisata nasional. Otomatis pariwisata dalam negeri akan berkembang bila setiap destinasinya ramai dikunjungi wisatawan minimal wisatawan lokal dan nusantara (wisnus), baru kemudian wisatawan mancanegara (wisman).

Kelima, bermanfaat turut membantu menambah pendapatan masyarakat lokal. Ini bisa terjadi bila saat berwisata juga kulineran makanan/minuman khas setempat, belanja aneka kerajinan/cenderamata/fesyen buatan perajin lokal dan juga menginapnya di penginapan milik penduduk atau di hotel setempat.

Manfaat keenam, berkontribusi mempromosikan ragam pesona dalam negeri lewat unggahan di akun medsos yang dimiliki. Usai mengabadikan (memotret/merekam) keindahan/keunikan daya tarik destinasi wisata yang dikunjungi, tak lupa mengunggahnya agar publik minimal saudara, kerabat ataupun teman se-komunitasnya tahu dan jadi tertarik untuk berwisata.

Ketujuh, sudah pasti menambah wawasan dan pengetahuan bahkan pengalaman tentang keragaman budaya bangsa ini. Dengan berwisata akan mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman dari apa yang dilihat/diamati secara langsung selain dari tulisan/buku dan atau cerita orang lain.

Terakhir atau manfaat kedelapan adalah menambah pertemanan dengan orang dari suku lain yang ada di negara kepulauan ini. 

Datang ke sebuah destinasi, punya kesempatan bertemu dengan banyak orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Otomatis bisa menambah banyak teman dari provinsi lain yang membuat hidup jadi lebih berwarna.

Itulah sederet manfaat bila lebih mengutamakan berwisata di dalam negeri sendiri. 

Bila merasa sudah semua destinasi di Tanah Air ini disambangi, boleh-boleh saja keliling mancanegara. Tapi ingat sebaiknya biasa-biasa saja, jangan lebay.., apalagi terlalu membangga-banggakannya lewat unggahan di ragam medsos sekalipun daya tariknya mungkin lebih indah/megah/wah dibanding yang ada di dalam negerimu sendiri.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia



Sabtu, 14 Januari 2023

Pilih Ngecamp di Gunung Apa Camcer di Bumper? Ini 7 Perbedaannya


Banyak jenis wisata yang bisa Anda lakukan di dalam negeri saat low season (musim sepi) kunjungan wisatawan seperti saat ini. Salah satunya berkemah atau camping.

Pilihan berkemahnya ada dua, ngecamp di gunung dan satu lagi camping ceria (camcer) di bumi perkemahan (bumper) atau camping ground (campground).

Sebelum memilih mana yang akan Anda lakukan, sekalipun sama-sama camping ada baiknya Anda ketahui perbedaan antara keduanya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan TravelPlus Indonesia, sekurangnya ada 7 perbedaan antara ngecamp di gunung dengan camcer di bumper yakni dilihat dari lokasinya, cara mencapainya, lama waktu atau durasi mencapainya, atmosfer dan sensasinya, perlengkapan, kegiatan, serta pegiat atau pelakunya.

Pertama, dilihat dari lokasinya.
Ngecamp di gunung sudah pasti lokasinya di gunung, baik itu gunung populer seperti Gede, Prau, Merbabu, Rinjani, dll maupun di gunung yang kurang populer dan tidak populer; baik di gunung berapi aktif, kurang aktif (atau sudah lama tertidur) maupun yang tidak aktif atau gunung mati); di gunung berketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl), berketinggian sedang 2.000 - 3.000 Mdpl maupun di gunung tergolong mungil di bawah 2.000 Mdpl; dan atau di gunung berstatus taman nasional maupun tidak.

Lokasi ngecamp di gunung itu berada di beberapa pos pendakian, terutama pos terakhir sebelum summit attack (meraih puncak). Contoh, kalau di Gunung Ciremai jalur pendakian (japen) via Apuy Kabupaten Majalengka lokasinya di Pos Lima; di Gunung Cikuray japen Pemancar Kabupaten Garut lokasinya di Pos 6, 7, dan 8. Sedangkan Gunung Salak japen Cidahu, Kabupaten Sukabumi lokasi ngecamp-nya di Pos Bayangan (HM 38) dan pos terdekat dengan puncak I atau Puncak Manik.

Kalau camcer di bumper, sudah tentu di bumper baik yang ada di kaki gunung, bukit ataupun di pantai.

Contoh spot camcer di kaki gunung tak jauh dari Jakarta antara lain Gunung Pancar di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor; Gunung Bunder di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor masih kawasan wisata Gunung Salak Endah (GSE); Gunung Mas kawasan puncak Kabupaten Bogor; di kaki Gunung Salak antara lain Campground Sukamantri dan Ciapus (Kabupaten Bogor) serta Cidahu (Kabupaten Sukabumi); Kampoeng Awan di Desa Megamendung, Kabupaten Bogor yang berpanorama Kota Bogor, Jalan Raya Puncak, Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, dan Desa Gunung Geulis; Eagle Hill juga di Megamendung; dan Bumper Ciputri Tenjolaya masih di kaki Gunung Salak tepatnya di Tapos I, Kabupaten Bogor dekat dengan aliran Curug Ciputri.

Selain di kaki gunung, belakangan ini juga menjamur spot camcer di pantai. Contoh spot camcer di pantai yang dekat dengan Kota Jogja tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul, antara lain di Pantai Kesirat, Wohudu, Ngrumput, Sanglen, Sedahan, Greweng, Siung, Jungwok, dan Pantai Butuh. Sedangkan di Jakarta antara lain di Kepulauan Seribu.

Perbedaan kedua, cara mencapainya.
Untuk mencapai lokasi ngecamp di gunung tak ada cara lain selain mendaki (nanjak) gunung tersebut. Sedangkan lokasi camcer di bumper tak perlu melakukan pendakian, bahkan banyak bumper baik di kaki gunung maupun di pantai yang bisa dijangkau langsung sampai lokasi dengan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil.

Ketiga, lama waktu atau durasi mencapainya.
Durasi ke lokasi ngecamp di gunung dipengaruhi banyak faktor antara lain ketinggian lokasi camp-nya, kondisi trek japennya, kecepatan langkah pendakinya, dan lama waktu istirahatnya. Contoh durasi ke pos ngecamp di Gunung Ciremai via Apuy di pos lima estimasi atau perkiraannya sekitar 8-9 jam.

Durasi ke lokasi bumper untuk camcer jelas jauh lebih singkat apalagi kalau bisa diakses dengan motor ataupun mobil langsung ke lokasi.

Perbedaan keempat, atmosfer dan sensasinya.
Atmosfer atau suasana dan sensasi yang didapat saat ngecamp di gunung dengan camcer di bumper jelas tak sama.

Lantaran ngecamp di gunung harus disertai dengan pendakian tentu atmosfernya lebih seru dan campur aduk bisa senang karena treknya mudah, banyak spot alam yang keren, cuacanya bersahabat; bisa juga kesal  karena capek,  jauh, treknya sulit dan cuacanya buruk, dan lainnya. Sensasinya pun jauh lebih menantang karena bermuatan petualangan yang menguji fisik dan mental.

Kalau camcer di bumper atmosfernya datar-datar saja, cenderung bersenang-senang karena sensasinya boleh dibilang tidak ada muatan petualangan, lebih bersifat rekreasi.

Kelima, perlengkapan.
Kalau ngecamp di gunung, peralatan yang dibawa tentu saja semua peralatan dasar berkemah seperti tenda dome mulai yang berkapasitas 2 dan seterusnya, flysheet untuk penutup atas tenda untuk mengantisipasi agar tenda tidak rembes saat hujan turun, matras karet dan matras aluminium foil, sleeping bag, dan pakaian tidur (kaos, sweater, sarung tangan, kaos kaki, sarung kain) yang kering (bukan yang lembab apalagi basah).

Ditambah lagi dengan peralatan pendakian lainnya seperti ransel yang nyaman dan bisa menampung semua peralatan yang dibawa, sepatu dan sandal gunung yang nyaman dan kuat, jas hujan/ponco, perlengkapan masak (nesting, kompor gas, gas, dan korek api), obat-obatan pribadi, dan logistik (bekal makanan dan minuman yang cukup termasuk emergency food untuk mengantisipasi bila terjadi kondisi darurat seperti nyasar dan lainnya).

Satu lagi membawa serta bekal peduli lingkungan (minimal membawa turun kembali sampah logistik sendiri terutama yang berbahan plastik sekalipun itu cuma bungkus permen, tidak vandalisme, tidak merusak pepohonan, dan tidak mengambil apapun).

Bila Anda mengikuti open trip (OT) pendakian biasanya sudah termasuk tenda dan cookset. Kalau Anda tetap ingin bawa sendiri untuk jaga-jaga tapi tak punya tenda dll, bisa menyewa sebelum melakukan pendakian di rental outdoor terdekat.

Kalau camcer di bumper, selain bawa perlengkapan sendiri, Anda juga bisa menyewa di pengelola bumper tersebut atau membeli paket camcer setempat yang sudah termasuk semua peralatan berkemah sesuai pilihan seperti tenda dome ataupun glamour camping (glamping), dan lainnya.


Kegiatan
Perbedaan keenam, kegiatannya.
Jenis kegiatan yang bisa dilakukan ngecamp di gunung boleh dibilang terbatas oleh waktu. Karena tujuan utama pelakunya adalah menggapai puncak tertinggi gunung yang didaki.

Adapun kegiatan di tempat ngecamp yang sering dilakukan pendaki selepas mendirikan tenda antara lain memasak untuk makan dan minum, salat wajib, mengabadikan suasana sekitar, nyantai sejenak sambil ngobrol, packing bekal untuk muncak (ke puncak) besok pagi, dan kemudian istirahat atau tidur untuk memulihkan stamina buat persiapan summit attack.

Kegiatan camcer di bumper lebih beragam karena waktunya terbilang lebih panjang dan santai antara lain kopi darat (kopdar) untuk menambah keakraban dan kekompakan antar-anggota komunitas dengan bermacam permainan dan hiburan, perayaan tanggal jadi (anniversary) sebuah komunitas, family gathering untuk memperkenalkan buah hati dengan kegiatan alam bebas, outbound untuk membentuk team building atau kerjasama yang kompak, dan atau studi tur yang dilakukan para pelajar/mahasiswa pencinta alam dan lainnya dengan bermacam acara bermuatan edukasi maupun konservasi.

Terakhir atau perbedaan ketujuh, pegiat atau pelakunya.
Ngecamp di gunung pegiatnya tentu saja orang yang melakukan pendakian gunung (baik itu pendaki gunung, pencinta alam baik sispala maupun mapala, karyawan dan non karyawan yang gemar nanjak gunung, wisatawan minat khusus, dll) lalu menginap di lokasi ngecamp yang biasa digunakan pendaki sebelum mencapai puncak gunung tersebut keesokan paginya.

Pelaku camcer di bumper umumnya  bermacam anggota komunitas/perkumpulan, keluarga, para pelajar/mahasiswa, karyawan perusahaan, dll.

Itulah 7 perbedaan antara ngecamp di gunung dengan camcer di bumper untuk menambah bekal pengetahuan sebelum Anda melakukannya untuk mengisi liburan di musim paceklik kunjungan wisawatan seperti sekarang ini.

Bila Anda memilih ngecamp di gunung, berarti melakukan pendakian. Agar lancar dan sukses sampai puncak, Anda harus mempersiapkan fisik terlebih dulu dengan jenis olahraga yang tepat seperti jogging dan lari di natural trail yang turun naik, renang, dan lainnya serta memilih gunung yang relatif mudah dijangkau terlebih dulu, baik dari sisi treknya maupun ketinggiannya.

Satu lagi, alangkah baiknya disertai dengan  menjaga sikap selama pendakian serta tak lupa diiringi dengan doa. Artinya bisa membedakan bagaimana berprilaku (bercanda/tertawa) saat hangout di kafe/warung atau kongko di kampung/rumah dengan saat berada di gunung, misalnya tidak tertawa/bercanda berlebihan dan tidak menyetel musik terlalu keras supaya tidak mengganggu pendaki, satwa, warga terdekat, dan "penghuni" lain gunung tersebut. Sikap seperti itu juga berlaku jika Anda memilih camcer di bumper sekalipun kegiatannya kental muatan senang-senangnya.

Selamat ngecamp di gunung ataupun camcer di bumper saat low season, semoga menyenangkan, bermanfaat, dan berkesan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia


Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP