. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 28 Agustus 2011

Paket-Paket Wisata Lebaran di Sumatera


Belum pernah berlibur ke Sumatera? Mumpung libur lebaran, beli saja salah satu atau dua paket wisata ke Sumatera yang tercantum di lembaran Peta Resmi Jalur Lebaran 2011 Sumatera-Jawa-Bali yang dikeluarkan kementerian terkait termasuk Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Ada 20 paket wisata yang tertera di peta tersebut, 9 di antaranya paket wisata ke obyek-obyek wisata tersohor di Sumatera.

Kalau Anda mau keliling Parapat-Samosir-Brastagi-Pekanbaru-Padang, pilih saja Paket Wisata Padang-Medan-Pekanbaru selama 5 hari 4 malam. Paket ini dapat Anda beli dengan menghubungi Uda cs Holidays Tour & Travel, Padang, Sumbar. Emailnya: febri-adimaras@yahoo.com.

Suka berselancar? Ambil saja Paket Wisata Surfing Mentawai Island 10 hari 9 malam. Isi paketnya antara lain Padang-Siberut-NyangNyang, lalu surfing di NyangNyang 5 hari. Kontak saja Regina Adventures, Padang Sumbar dengan email: info@reginaadventures.com.

Belum pernah ke Batam? Ambil saja Paket Wisata Batam 3 hari dengan tujuan Batam Center, Vihara Duta Metreya (vihara terbesar di Asia Tenggara), Muka Kuning (Kota Industri), Pulau Rempang, dan Pulau Galang. Hubungi Mila Tour & Travel dengan email: info@paket liburantourwisata.com.

Ingin melanjutkan ke Bintan, tetangganya Batam? Coba pilih Paket Wisata Bintan 2 hari 1 malam. Obyek dikunjungi antara lain Tanjungpinang, Bintan, Pantai Bintan, dan Ria Bintan Golf.

Suka pantai yang masih asri dengan ornament batu-batuan granit bermacam ukuran? Eksplore saja Belitung dengan mengambil Paket Wisata Belitung.

Obyek yang dikunjungi dalam paket ini antara lain Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Burung Mandi, Pantai Bukit Batu, Kota Manggar dan Bendungan, Kota Gantung, dan Pulau Lengkluas. Anda bisa mengontak Henny Chandra dengan email: adventure@gmail.com

Kalau Anda belum pernah ke Palembang untuk menikmati Masjid Agung Palembang, Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan M Badaruddin II, Sungai Musi, Sungai Gerong, Rumah Limas, dan Bukit Siguntang yakni tempat makam para putri raja dan bangsawan Kerajaan Sriwijaya, pilih saja Paket Wisata Palembang.

Pingin lihat keindahan Danau Toba? Ambil saja Paket Wisata Medan-Parapat selama 4 hari dengan tujuan Medan, Parapat, Danau Toba, Berastagi, Desa Tomok tempat sejarah Raja Silagan dan Raja Sidabutar, Gundaling Difan Sibolangit, dan Istana Maimun.

Paket ini dapat dibeli dengan menghubungi PT Kembang Abadi, Pekanbaru, Riau. Emailnya: kembang_wisata @yahoo.co.id.

Paket Wisata Toba-Somasir-Berastagi-Medan selama 3 hari 2 malam juga dapat Anda pilih dengan mengkontak PT Bravo Habelnusa Wisata, Padang, Sumbar lewat email: bravo_tourpdg@indosat.net.id.

Paket ini dapat Anda beli dengan menghubungi email: transantarnusa@yahoo.co.id.

Dan paket terakhir, kalau Anda mau menikmati wisata bekas tsunami di Banda Aceh, pilih saja Paket Wisata Aceh berlabel Tur Wisata Tsunami dan Islami selama 3 hari 2 malam.

Isi paketnya antara lain mengunjungi Masjid Baiturrahman, Taman Thanks to The World dan Monumen Pesawat, Kapal PLTAD Apung, Kapal Tsunami Lampulo, Museum Tsunami, Kuburan Kherkoff, Taman Putroe Phang, Gunongan atau tempat pemandian raja, Kuburan Massal Tsunami, dan Pantai Lampuuk.

Paket ini dapat dibeli di PT. Sabang Travel, Jalan T. Iskandar No. 32 Beurawe, Banda Aceh, emailnya: sabangtravel@yahoo.com.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 27 Agustus 2011

Musisi Jazz Internasional Ramaikan Bekasi Jazz Festival 2011


Usai sukses menghibur pecinta jazz di Bekasi tahun lalu lewat Bekasi Jazz Festival (BJF) pertama, tahun ini dipastikan BJF 2011 digelar selama dua hari pada 8-9 Oktober. Dengan tema “Great Nation, Great Jazz - Indonesian Jazz, BJF kali kedua ini akan menampilkan musisi jazz nasional dan internasional antara lain dari Filipina, Jepang, dan Australia.

Ada sekurangnya 74 grup jazz yang akan meramaikan BJF 2011 selama dua hari di sentra belanja Bekasi Square yang menjadi venue utama, sama seperti BJF edisi sebelumnya (2010).

Musisi Tanah Air yang akan tampil di BJF 2011 antara lain Syaharani and the Queenfireworks, Dira Sugandi, Yovie Widianto Fusion, Maliq & D’essentials, Idang Rasjidi, Barry Likumahuwa Project, Calvin Jeremy, Monita Tahalea, Endah N’Rhesa, Indro Hardjodikoro, Nania, RAN, Gugun Blues, Ten2Five, dan masih banyak lagi.

Dari mancanegara ada LOGIC dari Australia, Galaxy Big Band dan Kyoto Jazz Massive (Jepang) serta band akustik asal Filipina M.Y.M.P.

Penggagas BJF Yoyok CR mengatakan BJF merupakan pagelaran jazz terbesar di Kota Bekasi yang salah satu tujuannya untuk mengangkat citra Kota Bekasi. “Festival jazz di Bekasi ini menjadi sebuah alternatif bagi para penikmat musik jazz,” jelasnya.

BJF terselenggara berkat kerja keras Y2K Jazz Community (YJK) bekerjasama dengan Pemkot Bekasi. Kehadiran BJF diharapkan kian memajukan musik jazz Indonesia sekaligus memasyarakatkan musik jazz ke berbagai lapisan masyarakat di sejumlah kota dan daerah lain di Tanah Air.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)


Read more...

Jumat, 26 Agustus 2011

Tiga Syarat Terpenuhi, Flaying Fox di Taman Wisata Matahari Boleh Beroperasi


Permainan flying fox di Taman Wisata Matahari (TWM), Cisarua, Bogor, Jawa Barat, belum dipastikan beroperasi selama liburan lebaran mulai 30 Agustus hingga 4 September 2011. Selama operator flying fox belum memenuhi 3 syarat yang diajukan TWM, permainan outbond termasuk flaying fox tidak dizinkan beroperasi. Apa saja ketiga syaratnya itu?

Sejak dua bulan ini, praktis flaying fox di TWM dihentikan. Kondisinya dibiarkan tak terawat. Semak belukar menjalar di bawah tiang penyangganya.

General manager TWM Bernard A Taufik menjelaskan bahwa flying fox di TWM bukan milik TWM melainkan dikelola oleh provider atau operator lain yang menyewa lokasi di TWM dengan ketentuan bagi hasil.

“TWM hanya mempunyai mobil wara-wiri dan perahu motor, selebihnya milik provider,” jelasnya.

Sejak ada kejadian terjatuhnya bocah 7 tahun di wahana outbond ini hingga tewas beberapa bulan lalu, praktis flying fox ditutup.

Pengelola TWM memberikan 3 syarat kepada operatornya jika ingin beroperasi kembali. Tiga syarat tersebut yakni operatornya mengikuti pelatihan workshop flying fox, ada asuransi, dan memegang sertifikasi keamanan peralatan.

Dua persyaratan yang sudah dipenuhi oleh operatornya, lanjut Bernard adalah mengikuti workshop dan asuransi. “Sedangkan syarat ketiga memegang sertifikasi keamanan peralatannya masih dalam tahap proses,” jelasnya.

Karena operatornya belum memenuhi ketiga syarat tersebut, pengelola TWM belum memberikan izin operatornya mengoperasikan flaying fox-nya di sini.

Operator flying fox, lanjut Bernard mengaku menemui kesulitan mendapatkan sertifikat keamanan peralatan flying fox. “Karena samapai saat ini kita belum mempunyai badan atau institusi yang khusus mengeluarkan sertifikasi tersebut,” jelasnya.

Target 18.000 Pengunjung
Kendati tanpa flying fox, pihak pengelola TWM tetap memasang target pengunjung selama libur lebaran tahun ini sebanyak 18.000 orang atau naik 20 % dari kunjungan terbanyak di TWM sebesar 15.000 orang.

Untuk mengantisipasai lonjakan pengunjung, lanjut Bernard TWM akan membuka 6 pintu masuk dan menyediakan 6 hektar untuk parkir kendaraan pengunjung.

Untuk melayani pengunjung pengelola menambah tenaga honorer selama libur lebaran. Menurut HRD TWM Dian jumlah pegawai TWM ada 400 orang.

Selama libur lebaran ada penambahan sekitar 50-100 orang tenaga honorer untuk office dan lapangan terutama ticketing, sekuriti, life quard, dan sopir freelance mobil wara-wiri. “Selebihnya, masing-masing provider sudah membawa tenaga operasionalnya sendiri,” terangnya.

Divisi Permainan TWM Lina menjelaskan, selama liburan lebaran ada beberapa permainan yang dapat dinikmati pengunjung. Selain mobil wara-wari, kereta safari juga ada perahu motor keliling kolam dengan tiket Rp 3.000 per orang.

Selain itu ada perahu naga di danau buatan. “Sekarang danaunya dalam tahap pengerukan,” jelasnya.

Tiket masuk TWM, lanjut Bernard tdak mengalami kenaikan. Tetap Rp 10ribu per orang dan Rp 15.000 per orang untuk tiket terusan. “Kalau beli tiket terusan, pengunjung dapat menikmati 7 permainan sepeda air, perahu dayung, perahu motor, bumper boat, paddle boat, mobil safari, renang, dam tiket masuk,” jelasnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 25 Agustus 2011

Iklan di Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Tak Sesuai Settingnya



Kritikan adanya sejumlah iklan produk dalam film Di Bawah Lindungan Ka’bah (DBLK) hingga mengurangai kualitasnya, juga disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata I Gusti Ngurah Putra. Iklannya begitu terang-terangan dan tidak sesuai dengan setting era 1920 dalam cerita film tersebut.

Demikian disampaikan Ngurah Putra usai menyaksikan pemutaran perdana film garapan sutradara Hanny R Saputra di Theater Djakarta, Kamis malam (25/8/2011).

Kata Ngurah Putra, Menbudpar Jero Wacik juga sempat menyaksikan pemutaran film ini. ”Tapi hanya sekitar 15 menit, karena beliau ada acara lain,” terangnya.

Sebagai penikmat film, Ngurah Putra mengaku sedikit terganggu dengan iklan dalam film DBLK yang diangkat dari novel karya ulama Buya Hamka berjudul sama ini. “Terlalu terang-terangan, sampai menyebut nama produk iklan tersebut,” ungkapnya.

Kata dia, boleh saja dalam sebuah film ada produk iklan yang menjadi sponsor film tersebut namun produknya disesuaikan dengan setting waktu filmnya dan dibuat sehalus mungkin. “Kalaupun produk iklan yang digunakan itu era kini, sedapat mungkin dikemas seolah produknya itu sudah ada di jaman dulu,” imbaunya.

Sebenarnya film ini, lanjutnya bagus. Kendati ceritanya berat tentang permasalahan perbenturan adat dengan agama yang terjadi dalam masyarakat Minang, Sumatera Barat (Sumbar). Namun sutradaranya berhasil membuat cerita film ini mengalir dan enak ditonton. “Sayangnya ada beberapa iklan itu. Kalau tidak pasti film ini termasuk film Indonesia yang berkualitas,” tambahnya.

Kendati ada beberapa iklan yang terang-terangan, film yang mengambil lokasi syuting antara lain di Solok Selatan, Sumbar ini, lanjut Ngurah Putra tetap punya kans untuk jadi box office.

Film produksi MD Pictures dengan pemeran utama Laudya Cynthia Bella dan Herjunot Ali serta didukung sejumlah aktor dan aktris senior seperti Yenny Rachman, Widyawati, dan Didi Petet ini bakal mengisi liburan lebaran 2011.

Film DBLK sebelumnya pernah diproduksi tahun 1981, disutradarai Asrul Sani. Ketika itu, pemeran utamanya Camelia Malik dan Cok Simbara.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sertifikasi Keamanan Peralatan Bakal Masuk Standarisasi Usaha Wisata


Mengingat banyaknya kecelakaan di sejumlah taman wisata dan rekreasi, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) akan memasukan sertifikasi keamanan peralatan di taman wisata dan rekreasi ke dalam standarisasi usaha wisata yang tengah disusun. Bila standarisasi tersebut sudah rampung, para pengelola taman wisata dan hiburan termasuk provider atau operatornya harus memiliki sertifikasi keamanan dalam setiap kegiatannya.

Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata (PDP) Kemenbudpar Firmansyah Rahim mengatakan saat ini Kemenbudpar tengah menyusun standarisasi usaha wisata.

Kata dia, penyusunan standarisasi usaha wisata belum sampai masuk ke sertivikasi keamanan alat-alat yang digunakan oleh penyelenggara taman wisata dan rekreasi karena sertifikasi tersebut biasanya dikeluarkan oleh pabrik atau industri yang membuat alat tersebut.

"Tapi ke depan kami akan memasukkan sertifikasi keamanan peralatan sebagai salah satu aspek dalam standarisasi usaha wisata,” jelasnya di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/8/2011), saat meninjau Taman Wisata Matahari.

Dalam menyusun sertifikasi keamanan tersebut, Kemenbudpar akan mendengar masukan-masukan dari pihak-pihak terkait seperti Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia (ARKI). “Diharapkan standarisasi usaha wisata yang masih disusun ini menjadi standarisasi nasional, ungkapnya.

Karena belum rampung standarisasi usaha wisata yang akan memuat sertifikasi keamanan, pengelola wisata harus tegas kepada operator yang melakukan kegiatan wisata di dalam kawasannya dengan memenuhi prosedur keamanan yang baik. “Jika operatornya tidak memiliki standar keamanan itu, jangan diizinkan beroperasi,” jelasnya.

Direktur Standardisasi Pariwisata Ditjen PDP Kemenbudpar Ani Insani membenarkan bahwa standarisasi usaha wisata tengah digodok. “Tahun depan kalau sudah rampung akan disosialisaskan dulu ke seluruh pengelola usaha wisata yang beroperasi,” jelasnya.

Standarisasi usaha wisata yang tengah digodoknya, lanjut Ani memuat aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan sebagaimana tercantum dalam UU No 10/2009 tentang kepariwisataan.

Di Taman Wisata Matahari, Firmansyah Rahim yang didampingi Ani Insani juga Direktur Industri Pariwisata Abdul Haris Sitaba, Kepala Pusat Komunikasi Publik I Gusti Ngurah Putra serta sejumlah media, bukan sekadar memantau dan mendengarkan penjelasan pihak pengelola, pun mencoba perahu di kolam buatan serta meninjau persiapan pengelola waterpark yang ada di dalam taman tersebut.

Selepas itu Firmansyah dan rombongan bertolak ke Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Kata Firmansyah, dia ditugaskan Menbudpar Jero Wacik untuk memantau taman wisata dan rekreasi seputar kesiapan pengelolanya dalam menghadapi liburan lebaran tahun ini.

“Saya pilih Taman Wisata Matahari dan Ancol karena beberapa waktu lalu terjadi kecelakaan di dua tempat wisata ini. Saya ingin pantau apakah pengelolanya sudah benar-benar mempersiapkan wahana dan peralatannya dengan baik sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau belum,” katanya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Ancol Targetkan 1,5 Juta Pengunjung Libur Lebaran


Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta menargetkan 1,5 juta pengunjung selama liburan tahun ini mulai 1 Agustus sampai 18 September 2011. Untuk mencapai target tersebut, pengelolanya menambah wahana baru, pintu masuk, petugas, perluasan parkir, dan jam operasional TransJakarta Busway ke Ancol. Kendati Tornado, salah satu wahana andalan di Dufan dipastikan tak dioperasikan, pengelola Ancol tetap optimis target itu tercapai.

Wahana baru yang diluncurkan untuk menjaring pengunjung selama liburan lebaran 2011 antara lain Kalila Adventure di Dunia Fantasi (Dufan).

Kata Planning Division Head & Corporate Secertary TIJA, FX Husni, Kalila Adventure merupakan wahana animatronik ber-setting hutan dengan bermacam karakter hewan-hewan khas Indonesia. “Seqment wahana ini buat anak-anak dan keluagra dengan durasi 25 menit,” jelasnya di Ancol, Kamis (25/8/2011).

Selain itu, lanjutnya ada program Fantastique berupa Multimedia Show di Ecopark yang dulunya bekas lapangan golf Ancol.

Pintuk masuk ke Ancol yang semula 20 pintu ditambah menjadi 80 pintu masuk. “Ini untuk mencegah terjadinya antrean panjang,” jelasnya seraya menambahkan tiket masuk Ancol khusus libur lebaran sebesar 15.000 per orang.

Untuk keamanan, pengelola berkoordinasi dengan kepolisian dan memasang CCTV di sejumlah pintu masuk untuk memantau segala kemungkinan. “Kalau ada pelanggaran ketertiban atau kemacetan, polisi memantau dari CCTV lalu berkomunikasi dengan petugas dengan alat komunikasi untuk segera mengatasinya,” ungkapnya.

Pengelola juga menyiapkan 28 penjaga pantai dan petugas patroli laut dengan speedboat untuk mengamankan pengunjung yang beraktivitas di sekitar pantai.

Untuk mengatasi masalah perpakiran, pihaknya menyiapkan lahan parkir seluas 18 hektar berdaya tampung 9.000 kendaraan yang sebelumnya berkapasitas 7.000 kendaraan.

Ancol pun bekerja sama dengan Transjakarta busway dengan menambah jam operasional bus Transjakarta tujuan Ancol mulai H+2 hingga H+6 hingga pukul 22.00. Kerjasama juga dilakukan dengan PT KAI dengan melayani commuter line Ancol untuk wilayah Bekasi – Ancol – Tanjungpriok mulai H+2 sampai H+6.

Ketika ditanya oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kemenbudpar Firmansyah Rahim seputar persiapan TIJA jelang liburan lebaran, Husni menerangkan selama bulan puasa, pihaknya sudah melakukan perbaikan dan pengecekan semua wahana yang ada di Ancol dan Dufan guna memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung. “Keamanan pengunjung bagi kami nomor satu,” terangnya.

Petugas di Dufan, lanjutnya ditambah jumlahnya 10 persen dari 600 orang. Sedangkan untuk Ancol yang biasanya 2.000 petugas ditambah lagi 200 orang.

Tornado Tak Dioperasikan
Manager Operasional Dufan Wahyu Widayat menjelaskan wahana Tornado di Dufan dipastikan tidak akan dioperasikan selama liburan lebaran. “Sampai saat masih dalam proses perbaikan karena ada beberapa komponen yang harus didatangkan dari Itali,” jelasnya.

Sebagai gantinya, lanjutnya Dufan membuat wahana Kalila Adventure yang semula bekas wahana balada kera.

Harga Tanda Masuk (HTM) Dufan, lanjut Wahyu tetap Rp 180ribu per orang. Kalau tidak mau mengantri panjang, pengunjung dapat membeli paket fashtrack senilai Rp 100ribu per orang.

“Dengan paket ini pengunjung melewati jalur khusus dengan cepat untuk menikmati 6 wahana Dufan. Namun karena Tornado tak beroperasi, hanya 5 wahana saja,” ujarnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Wisata Bahari Berhias Adat di Kota Baru


Kabupaten Kota Baru dengan ibukota Pulau Laut memiliki cukup banyak obyek wisata bahari berupa pantai, laut, dan pulau. Beberapa obyek tersebut kerap digunakan sebagai tempat pelaksanaan acara adat dan ritual yang membuatnya kian bernilai plus. Apa saja?

Obyek wisata bahari yang berhias adat di Kota Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel) ada di Pantai Gedambaan yang berjarak 14 km dari Kota Kota Baru.

Di pantai yang lebih dikenal dengan nama Pantai Sarang Tiung ini kerap digelar acara adat Macceratasi yakni acara penyembelihan kerbau, kambing, dan ayam yang kemudian darahnya dialirkan ke laut dengan maksud memberikan darah bagi kehidupan laut.

Warga nelayan setempat yakin dengan melaksanakan adat ini akan mendapatkan rezeki melimpah dari laut.

Sebelum Macceratasi dimulai terlebih dahulu diadakan upacara Tampung Tawar untuk meminta berkah kepada Allah SWT.

Usai pemotongan hewan-hewan tersebut diadakan pelepasan perahu bagang (alat tangkap teri) ke laut dengan memuat beberapa sesembahan yang dilepas beramai-ramai oleh nelayan bagang, baik dari Suku Bugis, Mandar maupun Banjar.

Usai pelepasan bagang, ditampilkan atraksi meniti di atas tali yang biasa dilakukan oleh lelaki Suku Bajau. Atraksi ini pun selalu dipertunjukkan bahkan dipertandingkan pada saat upacara adat Salamatan Leut (Pesta Laut) sebagai pelengkap.

Untuk meramaikan upacara adat ini, biasanya disuguhkan hiburan berupa kesenian hadrah, musik tradisional, dan atraksi pecak silat.

Pantai berpasir putih ini berfasilitas cottage, mushola, kolam pemancingan, dan warung makan serta gazebo dengan tempat duduk-duduk untuk bersantai.

Malasung Manu
Ritual ini biasa diselenggarakan di Pulau Cinta, Pantai Aru, Kecamatan Pulau Laut Selatan. Tempat ini diyakini masyarakat setempat secara turun-temurun sebagai tempat terkabul segala ikrar sepasang kekasih.

Tapi ikrarnya dilakukan dengan duduk di atas kedua batu. Pelakunya bukan cuma sejoli muda-mudi setempat. Namun banyak juga wisatawan yang melakukannya untuk dipertemukan jodohnya.

Pada puncak ritual ini kerap diramaikan dengan beberapa kegiatan seperti sepakbola yang memperebutkan piala bergilir Wakil Gubernur Kalsel.

Di Pulau Cinta seluas 500 meter persegi ini para muda-mudi yang melaksanakan ritual melepaskan sepasang ayam jantan dan betina dari atas dua batu besar, yang terbelah dengan ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan laut.

Mereka mengikatkan tali rafia, akar ataupun pita di dahan dan ranting pohon laut, yang tumbuh di atas batu-batu besar. Maksudnya agar mendapatkan jodoh yang abadi.

Tali yang diikatkan tersebut diberi batu ataupun sapu tangan, sebagai tanda keinginannya digantungkan kepada Allah SWT.

Pulau Cinta didominasi batu-batu besar dan sejumlah pohon laut sehingga disebut juga Batu Jodoh. Untuk menjangkaunya muda-mudi mengunakan perahu kelotok sekitar 30 menit dari Pantai Aru.

Bila bertemu jodoh, mereka kembali mendatangi Pulau Cinta dengan perahu yang dihiasi kain dan kertas warna-warni bersama pasangannya. Mereka melakukan syukuran bersama kerabat dekat.

Dalam selamatan itu harus dilengkapi sanggar yakni pisang kepok goreng dengan adonan tepung beras dan minuman teh panas.

Mereka datang untuk melepas dan mengambil kembali tali serta benda yang dulu diikatkan di ranting pohon laut.

Ritual ini biasanya digelar pada Juli dan Agustus. Sejumlah wisman dari Australia, Korea Selatan, dan China juga kerap menyaksikan ritual ini.

Ritual adat asal suku Mandar, Sulsel ini kini menjadi ajang wisata tahunan Kota Baru.

Selamatan Laut
Upacara ini dilakukan oleh Suku Bajau di Desa Rampa Lama, Kecamatan Pulau Laut Utara. Dalam acara ini sekelompok Suku Bajau membunyikan gamelan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan selama ini.

Masih ada beberapa obyek wisata bahari lainnya di Kota Baru antara lain menikmati Terumbu Karang di Teluk Tamiyang, Kecamatan Pulau Laut Barat.

Obyek yang berjarak sekitar 4 Km dari Ibu Kota Kabupaten Kota Baru ini dapat ditempuh lewat darat, dilanjutkan naik kapal motor. Banyak orang menilai keindahan alam bawah lautnya tak kalah dengan Taman Laut Bunaken, Sulut.

Kalau belum puas, bisa melanjutkan ke Pulau Laut dan Pulau Sebuku yang kerap digunakan wisatawan untuk tempat istirahat.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 24 Agustus 2011

Target Visit South Sulawesi 2012, 100ribu Wisman dan 5juta Wisnus


Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Disnbudpar Sulsel) memasang target kunjungan wisatawan selama Visit South Sulawesi 2012 sebesar 100 ribu wisatawan mancanegara (wisman) dan 5 juta wisatawan nusantara (wisnus). Untuk menggolkan target itu sejumlah upaya dilakukan antara lain membangun bandara baru di Makale.

Visit South Sulawesi 2012 diharapkan dapat menjaring 80ribu sampai 100ribu wisman. Untuk wisnusnya 5 jutaan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisbudpar) Sulsel Syuaib Mallombassi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Jumlah wisman ke Sulsel tahun 2010 berjumlah 42.000 orang. Sedangkan domestik 3,4 juta orang. “Target 2011 wisman 50 ribuan dan wisnus 3,8 juta orang,” jelasnya.

Wisman yang datang ke Sulsel, lanjutnya masih didominasi turis asal Eropa terutama Belanda dan Jerman. “Obyek favorit turis asing masih Toraja. Dari semua destinasi di Sulse, rating Toraja masih yang tertinggi,” terangnya.

Fakta pendukungnya, Toraja memiliki aneka budaya yang unik dan juga alam pegunungan yang eksotis. Selain itu belakangan ada acara Lovely December yang berpengaruh cukup besar menjaring wisman ke Toraja.

Dalam rangkaian menyambut Visit South Sulawesi 2012, lanjut Syuaib, seluruh kabupaten dan kota se-Sulsel menggelar event budaya dan lainnya.

“Ada 24 kabupaten dan kota di Sulsel yang masing-masing membuat event budaya. Jadi kalau wisman datang ke Sulsel bulan apapun pasti akan mendapat event budaya dan puncaknya Lovely December di Toraja 2012 selama satu bulan,” terangnya.

Kata dia, untuk Lovely December tahun ini, rencana ada pesta kembang api terbesar se-Asia di Toraja.

Persiapan lainnya, tambah Syuaib dengan membangun bandara baru di Makale. “Lapangan udaranya sedang dalam perataan tanah di Makale. Ini bandara baru soalnya bandara lama sudah tak bisa lagi diperluas karena lahannya pas-pasan,” jelasnya.

Kata dia, pembangunan bandara Makale baru dimulai tahun ini rencananya rampung paling cepat 2012. “Medannya cukup berat karena gunung diratakan untuk landasan,” akunya.

Ketika ditanya berapa besar anggaran pembangunan bandara baru ini, Syuaib mengaku tidak tahu pasti. “Ini dinas perhubungan yang tahu. Kita hanya dari aspek kepariwsataannya saja,” ungkapnya.

Syuaib sangat optimis kepariwisata Sulsel bakal maju pesat dengan adanya bandara di Makale ini. “Karena selama ini yang menjadi kendala infrastrukturnya. Kalau obyek wisata Sulsel sendiri sudah sangat kompetitif,” ujarnya.

Bila bandara di Makale sudah selesai. Penerbangan ke bandara ini nanti akan dilakukan secara bertahap. “Biasanya masa uji coba seminggu tiga kali. Kalau sudah ideal nanti setiap hari ada penerbangan langsung dari Makassar ke Makale,” terangnya.

Di samping itu, pembangunan jalan Makassar ke Toraja kini dipercepat. Biasanya dari Makasar ke Toraja ditempuh 8-9 jam lewat darat. Tapi kalau jalannya sudah bagus hanya 6 jam. “Kalau lewat udara hanya 1 jam,” katanya.

Soal Tawuran
Soal tawuran mahasiswa yang kerap terjadi di Makassar, menurut Syuaib itu biasa-biasa saja. “Itu cuma segelincir orang. Tapi di-blow up besar-besaran oleh media. Padahal tidak sebesar itu sebenarnya. Coba saja tanya orang-orang yang ke Makassar. Mereka pasti bilang merasa aman dan nyaman,” jelasnya.

Namun untuk mengantisipasi masalah itu, Disbudpar Sulsel sudah mengadakan koordinasi dengan sejumlah perguruan di Makassar dan juga pihak keamanan. “Semacam penanganan-penanganan yang harus dilakukan bila terjadi tawuran. Atau meng-handle agar tidak terjadi tawuran,” jelasnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selasa, 23 Agustus 2011

Manado Jadi Tuan Rumah Celebrate the Sea Festival Tiga Tahun Berturut


Sukses menjadi tuan rumah World Ocean Conference (WOC) dan Coral Reef Triangle Initiative (CTI) 2009 lalu, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) dipercaya menjadi tuan rumah Celebrate the Sea Festival (CSF) 2011 pada 23-25 September nanti. Venue-nya di Sintesa Peninsula Hotel. Yang membanggakan lagi event tahunan kompetisi pencitraan bawah laut terbesar di Asia Pasifik ini akan digelar 3 tahun berturut-turut di kota rica-rica ini.

Acara utama CSF 2011 yang digelar OceanNEnvironment dari Australia bekerjasama dengan Indonesia yang diwakili Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini berupa seminar tentang konservasi dan wisata kelautan dengan mengundang para tokoh kelautan dunia dari 25 negara.

Tokoh kelautan dari luar negari yang akan hadir dalam seminar ini antara lain sineas DEEP SEA & Coral Reef Eden IMAX 3D Howard & Michelle Hall, Emory Kristof (National Geographic Explorer sekaligus penemu kapal Titanic), Mathieu Meur (penulis Essential Digital Underwater Photography), Steve Jones (penjelajah dan wartawan foto bawah air), Valerie Taylor (ahli pelestari hiu dari Australia), Joe Moreira (Pemred Ocean Geographic), Choe Loke Ming PhD (National University of Singapore), Michael AW (penulis Richest Reefs Indonesia, Beneath Bunaken Ocean Geographic), dan Mark Erdmann, PhD (penasehat senior Indonesia Marine Program).

Sedangkan dari dalam negeri antara lain Ronny Rengkung yang berprofesi sebagai underwater photographer.

Selain itu juga akan digelar pameran foto terbaik peserta lomba bawah air internasional dan festival film bawah air serta lomba seni, dan gala award ceremony.

Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwadar mengatakan terpilihnya Manado sebagai tuan rumah CSF 2011 berkat kesuksesannya menggelar WOC dan CTI 2009 lalu.

Faktor lainnya, Manado dinilai tepat menjadi venue event internasional ini mengingat sudah tersohor sebagai maritime tourism terutama diving spot-nya.

“Festival ini bakal sangat menarik bagi para divers dunia sekaligus menjadi wadah bertemunya para penyelam dan penghobi fotografi bawah air dari seluruh dunia,” jelasnya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (23/8/2011).

Kesempatan ini, lanjut Sapta sekaligus digunakan Kemenbudpar untuk mempromosikan keindahan laut Indonesia ke seluruh dunia.

Event MICE Internasional
Direktur Meeting, Incentive, Conference & Exhibition (MICE) Kemenbudpar Nia Niscaya menerangkan CSF 2011 di Manado ini merupakan CSF yang ke-10. “Ini event MICE tahunan berskala internasional. Dan Manado akan menjadi tuan rumah tiga kali berturut-turut,” jelasnya.

Nia berharap CSF yang kali pertama digelar di Indonesia ini tidak berhenti dalam tataran seminar dan pameran foto bawah air saja. “Mudah-mudahan pesertanya ada yang tertarik membuat film layar lebar dengan lokasi syuting di Manado dan keindahan bawah airnya,” harapnya.

Sayangnya pada acara konferensi pers CSF 2011 di Jakarta, tidak ada pejabat-pejabat penting seperti Gubernur Sulut, Kadisparbud Sulut, termasuk Walikota Manado maupun Kadisparbud Kota Medan.

Tuan rumah hanya diwakili Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Manado Herdy Mawa dan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Disparbud Kota Manado Taufan Imanuel Runtuwene. Padahal acara ini bertaraf internasional. Ada kesan kekurangantusiasan pejabat penting Sulut khususnya Manado, sementara pejabat pusat begitu serius.

Kadisparbud Kota Manado Hendrik Warokka yang ditunggu-tunggu Sapta Nirwandar dalam konferensi pers, tak muncul-muncul. Padahal Hendrik sudah berada di Jakarta sedang on the way ke Gedung Sapta Pesona. “Ketika dihubungi, HP-nya mati,” kata staffnya.

Herdy mengatakan event ini melibatkan banyak pihak termasuk Disbudpar Provinsi Sulut. “Dalam acara ini, Disparbud Kota Manado kebagian tugas menyiapkan Clossing Dinner di Hotel Sintesa Peninsula dan mementasan kesenian berupa tarian khas Sulut seperti Poco-Poco,” terangnya.

Runtuwene mengatakan sudah mempromosikan event ini antara lain dengan menginformasikannya lewat sejumlah media di Manado dan konferesi pers dengan sejumlah media nasional di Jakarta hari ini. “Target dari festival ini diharapkan kunjungan wisman ke Manado kian meningkat,” terangnya seraya diamini Herdy.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan
(adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selama Libur Lebaran, Pengelola Obyek Wisata Dilarang Cuti


Setiap liburan lebaran, hampir seluruh obyek wisata favorit yang ada di Jakarta dan kota lain di Indonesia dibanjiri pengunjung terutama wisatawan nusantara (wisnus). Untuk melayani pengunjung dengan baik, aman, dan menyenangkan, seluruh pengelola obyek wisata harus bekerja semaksimal mungkin dan tidak boleh cuti selama liburan lebaran.

“Seluruh pengelola obyek wisata ditambah tenaga honorer harus melayani pengunjungnya selama dua pekan liburan lebaran dengan sepenuh hati. Nanti setelah masa liburan lebaran selesai baru diperbolehkan cuti untuk gantian liburan,” imbau Jero Wacik saat meninjau obyek Wisata Kebon Binatang Ragunan, Senin (22/8/2011).

Himbauan ini, lanjut Jero Wacik berlaku bukan hanya untuk seluruh pengelola obyek wisata, namun juga pengelola hotel dan restoran. “Layanilah tamu sebaik mungkin. Hospitality-nya harus benar-benar diutamakan agar tamunya puas dan kembali di kemudian hari,” jelasnya.

Berdasarkan pengamatan Jero Wacik beberapa tahun belakangan ini, setiap liburan lebaran hampir semua obyek wisata dipadati pengunjung. “Ini berarti perekonomian masyarakat kita membaik dan kondisi negeri kita aman. Kalau tidak sejahtera dan tidak aman mana mau orang berwisata,” jelasnya.

Setelah meninjau persiapan Bonbin Ragunan, Jero Wacik beserta rombongan menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di sana, Jero Wacik sempat menjajal Skylift atau kereta gantung yang juga menjadi andalan wahana TMII. Dan sempat singgah di Anjungan Provinsi Sumatera Barat.

Bukan Sidak
Di dalam kabin kereta gantung yang sedang melaju di atas ketinggin 20 meter, Jero Wacik menjelaskan kedatangannya ke Ragunan dan TMII bukanlah sidak.

“Kalau sidak pastinya tidak diketahui dan disambut pengelolanya seperti ini. Ini peninjauan langsung dengan tujuan untuk memastikan persiapan pengelelonya dalam menjaga semua wahana dan peralatannya apakah sudah dicek aman dan baik atau belum,” tegasnya.

Jero Wacik mengaku sudaha mengirimkan surat edaran kepada sejumlah Gubernur, Bupati dan Walikota untuk menghimbau seluruh pengelola obyek wisata di daerah dan kotanya agar mempersiapkan fasilitas dan sarananya dengan baik dan aman selama liburan lebaran.

Warning ini, kata Jero Wacik, bukan untuk mencari kesalahan pengelola tapi untuk mencari keselamatan pengunjung. “Agar seluruh masyarakat Indonesia yang liburan selama lebaran, pergi sehat dan happy, pulangnya juga sehat dan happy,” ujarnya.

Mengingat banyak sekali jumlah obyek wisata di Indonesia, mulai besok Jero Wacik menugaskan direktur jenderalnya untuk berkeliling ke beberapa obyek wisata dengan cara di-sampling. “Karena tidak mungkin seluruhnya ditinjau. Namun harus tetap ditinjau langsung beberapa obyek saja agar pesannya sampai kepada pengelola,” jelasnya.

Seperti diketahui kecelakaan di obyek wisata pernah terjadi di Taman Wisata Batu Raden, Purwokerto, Jawa Tengah yang menelan korban pada liburan lebaran tahun 2005. “Ketika itu salah satu jembatannya rubuh. Slingnya tidak diganti hingga jembatannya tidak mampu menahan beban pengunjung,” akunya.

Berdasarkan pengalaman itu, Jero Wacik menghimbau obyek wisata yang mempunyai fasilitas jembatan harus mengecek kembali kekuatan jembatannya. “Harus dipastikan berapa kemampuan jembatan tersebut menampung pengunjung,” imbaunya.

Obyek-obyek wisata danau yang dilengkapi perahu-perahu wisata untuk melayani pengunjung keliling danau, juga harus dicek keamanan perahunya termasuk perlengkapan jaket pelampungnya.

“Pastikan semua perahunya layak pakai, tidak bocor dan layarnya berkembang dengan baik. Pastikan daya angkutnya tidak over capacity atau melebihi kapasitas maksimum,” tambahnya.

Naskah dan Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Tiket Masuk Kebon Bintang Ragunan Termurah Sedunia


Harga tanda masuk (HTM) Kebon Binatang Ragunan, Jakarta Selatan selama liburan lebaran 2011 tidak mengalami kenaikan, yakni Rp 4.000 per orang dewasa dan Rp 3.000 per anak-anak sekali masuk. Harga tersebut diklaim pengelolanya sebagai tiket kebon binatang termurah sedunia.

Jika dibanding kebon binatang (bonbin)yang ada di kota-kota lain di Indonesia seperti Bonbin Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta yang tiketnya berkisar antara Rp 15.000 sampai dengan Rp20.000 per orang, jelas HTM Ragunan memang paling murah. Apalagi jika dibandingkan dengan HTM bonbin yang ada di mancanegara.

Lantaran tiketnya murah dan juga tidak mengalami kenaikan selama libuan lebaran 2011, pengelola Ragunan berani menaikkan target kunjungan wisatawan nusantara (wisnus)nya dari 714ribu orang tahun lalu menjadi 750ribu orang untuk liburan lebaran tahun ini.

“Masa liburan lebaran 2011 di Ragunan selama sepuluh hari terhitung mulai H+1 atau sehari setelah lebaran pertama,” jelas Enny Pujiwati selaku Kepala BLUD Taman Margasatwa Ragunan kepada sejumlah media dan rombongan Menbudpar Jero Wacik yang datang memantau persiapan Ragunan dalam menghadapi liburan lebaran pada Senin, (22/8/2011).

Selama liburan lebaran, Ragunan tidak menggelar acara atau atraksi khusus di satu tempat. “Tujuannya untuk menghindari kerumunan massa di satu tempat. Kami hanya menggelar permainan-permainan baru namun sifatnya disebar di beberapa lokasi seperti permainan anak-anak dan rumah hantu,” jelasnya.

Pengelola juga tidak mendatangkan satwa baru untuk menarik pengunjung. Mendatangkan satwa baru itu, lanjut Enny, tidak mudah karena prosedurnya sangat panjang. “Kami hanya melakukan tukar-menukar satwa dengan kebon binatang di luar. Semestinya ada satwa ostrik dari Hongaria masuk bulan ini. Tapi jadualnya diundur, setelah lebaran nanti baru datang,” terangnya.

Untuk mengatasi lonjakan pengunjung, tambah Enny, loket masuk yang semula berjumlah 22 loket, selama liburan lebaran ditambah menjadi 56 loket yang komputerais dan 8 loket manual.

“Pada liburan lebaran tahun lalu per harinya ada 168 ribu yang berkunjung ke Ragunan. Betapa padatnya sampai tidak ada ruang kosong. Dan kemungkinan tahun ini bakal seperti itu juga,” jelas Enny.

Untuk membantu pegawai Ragunan yang berjumlah 436 orang melayani ratusan ribu pengunjung, pada saat liburan lebaran pengelolaanya merekrut tenaga insidentil selama sepekan sebanyak 750 orang.

Kendala utama yang dihadapi pengelola, lanjut Enny masih masalah lama yakni akses menuju ke semua pintu masuk Ragunan sempit sehingga menyebabkan kemacetan panjang.

Kemacetan tak terhindari karena pengunjung yang datang pada waktu besamaan jumlahnya sangat besar.

Untuk mengurai kemacetan yang masih menjadi kisah klasik ke Ragunan saat liburan lebaran, pengelola membuka 4 pintu masuk utamanya dan beberapa pintu masuk alternatif. “Jarak antara loket dengan antrean dibuat lebih panjang di dalam, sehingga antreannya agak menjauh dari bahu jalan,” jelas Enny.

Pengelola juga akan memasang penunjuk arah di Jalan TB Simatupang. “Agar pengunjung yang datang dari Bogor, Depok, dan TB Simatupang diarahkan masuk dari Pintu Timur. Sedangkan mayarakat yang tinggal di Selatam masuk dari Pintu Selatan, dan seterusnya,” jelasnya.

Unik
Jero Wacik menilai Bonbin Ragunan termasuk salah satu obyek wisata favorit di Jakarta. Obyek wisata ini menurutnya unik. Keunikannya terletak justru saat liburan lebaran.

Walaupun orang Jakarta banyak yang mudik, pengunjung Ragunan malah membludak. “Karena orang Jakarta yang tidak mudik usai lebaran pertama justru berwisata ke Ragunan, termasuk orang luar Jakarta seperti dari Bandung, Sukabumi, Bogor dan sekitar pinggiran Jakarta,” terangnya.

Jero menghimbau pengelola Ragunan untuk menjaga titik-tirik rawan kecelakaan misalnya mengecek kembali pagar-pagar pembatas pengunjung dengan kadang hewan liar seperti pagar di kandang harimau, gorila, buaya, beruang dan lainnya. “Jangan sampai terjadi rebutan orang memberi makan satwa hinga pagarnya ambruk dan hewannya ngamuk,” imbaunya.

Naskah dan Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Senin, 22 Agustus 2011

Jero Wacik Naik Skylift Cek Persiapan TMII


Himbauan Menbudpar Jero Wacik kepada pengelola obyek wisata agar mengecek semua wahana dan peralatannya jelang liburan lebaran, beberapa hari lalu, bukan sekadar himbauan. Senin sore ini (22/8/2011), dia terjun langsung mengecek dua obyek wisata favorit di Jakarta yakni Kebun Binatang Ragunan dan Taman Mini Indonesia (TMII). Bahkan di TMII, dia menjajal Skylift atau kereta gantung hingga bikin staffnya suprise.

Di TMII, Jero Wacik langsung mengecek sarana Skylift di Stasiun A ditemani beberapa pimpinan TMII dan sejumlah eselon satu dan dua Kemenbudpar dan awak media serta para ajudannya. Setibanya di lantai atas Stasiun A, tempat pemberhentian kereta gantung, beberapa pengelola dan media memintanya naik kereta gantung.

Sepintas ada keraguan tersirat di wajahnya. Sewaktu disodorkan kabin kereta gantung berwarna kuning, dia belum menaikinya. Dia masih mendengarkan penjelasan penanggung jawab Skylif TMII. Entah kenapa ketika kabin kereta kedua yang berwarna biru terang datang, dia langsung menaikinya ditemani Dirut TMII Sugiono serta dua wartawan TVRI Ferry dan travelplusindonesia Adji.

Mungkikah karena warna kabin kereta gantungnya sesuai dengan warna bendera parpolnya (Demokrat), dia memberanikan diri naik kereta gantung? Entahlah.

Yang jelas keberaniannya jelang sore itu, kontan membuat beberapa ajudan dan eselon 1 suprise. Maklum menurut kabar beliau rada takut ketinggian. Lantaran Jero Wacik berani naik skylift, semua eselon satu yang ikut antara lain Sekjen Wardiyatmo, Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Firmansyah Rahim, Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film (NBSF) Ukus Kuswara, Staff Ahli Menteri Hari Untoro dan Titien Sukarya pun ikut naik kereta gantung.

Ketika kabin kereta gantung yang ditaiki Jero Wacik bergerak perlahan meninggalkan stasiun A, dia masih sempat melambaikan tangan kepada sejumlah media dan eselon 1. Kendati senyumnya selalu mengembang, namun raut cemasnya tak bisa ditutupinya.

Kabin kereta gantung biru itu pun melaju dari stasiun A menuju Stasiun B di lintasan kawat baja setinggi 15-20 meter dari permukaan tanah. Dari balik kaca kabin kereta jelas terlihat danau TMII yang berisi replika pulau-pulau besar yang ada di negeri ini dan istana anak-anak. Jero wacik sempat beberapakali menengok ke bawah melihat panorama TMII.

Ferry dan Adji menggunakan kesempatan langka itu sebaik mungkin dengan mengabadikan saat-saat Jero Wacik menikmati pemandangan TMII dari atas ketinggian dari dalam cable car berpenumpang 4 orang ini.

Ferry begitu puas merekam sekaligus mewawancari Jero Wacik dengan kamera audio visual-nya. Adji pun sepuasnya memotretnya kendati ruang dalam gondola kereta gantung ini terbatas, sehingga sudut pengambilannya terbatas.

Selama perjalanan dari satsiun A ke B, Jero Wacik lebih sering bicara, menjawab pertanyaan Ferry dan Adji seputar himbauannya kepada semua pengelola obyek wisata untuk mengecek semua wahana dan peralatannya jelang liburan lebaran.

Kata dia, tujuan himbauan dan pengecekan ini agar pengelola obyek wisata serius menomorsatukan keamanan dan keselamatan serta kenyamanan pengunjungnya selama berliburn lebaran di TMII dan dimanapun. “Biar pengunjung yang tidak mudik merasa aman dan happy berlibur disini,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Jero Wacik juga menmghimbau sejumlah restoran, kantin, dan kedai di dalam ataupun di sekitar obyek wisata agar melayani pengunjung dengan baik. “Hospitality-nya harus dijaga. Jangan sampai makanan yang sudah basi masih saja dijual, mentang-mentang pengunjungnya lagi membludak,” imbaunya.

Kalau ada obyek wisata yang tidak mengindahkan himbauan ini hingga mengakibatkan kecelakaan pengunjung, biar nanti masyarakat yang memberi sanksi berupa citra buruk obyek tersebut. “Biar pula pihak kepolisian yang mengusut kasus tersebut. Ya mudah-mudahan hal itu tidak terjadi. Oleh karenanya sekarang dihimbau dan dicek langsung,” jelasnya.

Masih di dalam kabin yang tengah melaju, Sugiono pun menjelaskan seputar kesiapan TMII dalam menyambut liburan lebaran 2011 yang tingggal 10 hari lagi. Menurutnya TMII tetap obyek wisata yang bermisi pokok sebagai pelestari budaya.

Dari 33 anjungan provinsi yang ada di TMII, semua terlibat meramaikan acara budaya lebaran kali ini antara lain pawai budaya nusantara dan kesenian tradisional dari masing-masing daerah.

“TMII sudah siap dari segi keamanan dan keselamtan pengunjung. Seperti skylift yang kita naiki ini baru seminggu lalu selesai, setelah sebulan diperbaiki lalu dicek lagi,” jelasnya.

Zero Accident
Sampai saat ini, lanjut Sugiono Skylift ini zero accident. “Belum pernah ada kecelakaan apalagi sampai menyebabkan kematian pengunjung di wahana kereta gantung ini sejak dioperasikan pertama kali,” terangnya.

Skylift TMII mulai dioperasikan sejak 20 April 1975. Kini memiliki tiga stasiun: A, B, dan C dengan lintasan Stasiun A-Stasiun B dan Stasiun B-Stasiun C atau sebaliknya.

Stasiun A berada di sebelah timur lapangan parkir Selatan di kawasan Desa Seni dan Kerajinan. Stasiun B terletak di seberang Anjungan Papua dan dekat dengan Taman Burung. Sedangkan Stasiun C di sebelah Utara lapangan parkir Utara atau dekat TMII Waterpark.

Di setiap stasiunnya tersedia fasilitas penunjang antara lain toko cenderamata, restoran cepat saji, dan arena permainan anak berupa mobil listrik (bumper car). Khusus di depan Stasiun A tersedia mainan The Dome yang cukup menantang untuk anak usia 3 tahun ke atas, yakni permainan melompat ke udara di dalam kerangka besi berbentuk kubah.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 20 Agustus 2011

Banyak Cinta di Taman “Melodi” Suropati


Ngabuburit di mall, ah basi. Coba ke Taman Suropati (Tamsur), Menteng Jakarta Pusat, pasti banyak cinta yang bakal Anda temui. Bukan cuma sejoli yang tengah memadu kasih, pun pepohonan besar menghijaukan mata, sejumlah prasasti persahabatan Asean, dan burung-burung dara berterbangan seperti di taman-taman kota di Eropa. Juga banyak orang memainkan biola, gitar, saxophone dan lainnya hingga fungsinya naik kelas menjadi taman melodi.

Kalau Anda datang Minggu ke Tamsur, dipastikan bakal mendengarkan live orchestra di taman seluas 16.322 m2 ini.

Ada beberapa kelompok pebiola dari segala usia yang asyik menggesek dawainya, kelompok pemetik gitar dan juga beberapa kelompok peniup saxophone yang masingmasing memainkan musik klasik.

Para senimannya berhasil mendobrak imej biola yang dulu dianggap salah satu alat musik mahal dan hanya dimainkan kalangan masyarakat menengah atas kini menjadi memasyarakat. Tua, muda, kaya, miskin menyatu di taman ini menciptakan melodi dari geseken dawai biola, petikan gitar, dan tiupan saxophone.

Pemain biola yang belajar di taman ini datang dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar SMP sampai anak kuliahan, dari pengamen jalanan sampai karyawan.

Adri, pelajar kelas 2 SMP Kanisius, Menteng ini termasuk salah satu puluhan pelajar yang belajar di taman rindang ini. Dia mengaku senang belajar di taman ini dibanding di dalam ruangan tertutup (indoor), karena lebih santai dan udaranya segar.

Sekarang dia sudah tingkat dua. “Kalau sudah kuasai satu lagu, berarti naik tingkatannya,” terangnya yang cuma membayar latihan Rp 200ribu per bulan 4 kali pertemuan.

Sebelumnya Adri belajar gitar kini beralih ke alat musik gesek biola. “Belajar dari gitar ke biola mudah. Tapi kalau dari biola ke gitar itu susah,” katanya yang bercita-cita jadi musisi andal.

Di sudut lain ada Shindy, pelajar kelas 3 SMP di Karawaci, Tangerang yang memilih belajar memain giotar di Tamsur setiap Minggu sore mulai pukul 3 sampai dengan pukul 5.

Senada dengan Adri, Shindy pun mengaku lebih senang belajar di ruang terbuka seperti di taman ini. “Selain suasananyya enak, murah, dan nggak ngebosenin,” katanya.

Di Tamsur, Shindy mengaku belajar chord klasik dan not balok. “Sebulan cuma 150ribu Rupiah 4 kali pertemuan,” terang remaja bermata sipit yang bercita-cita menjadi master gitar ini.

Masih banyak Adri dan Shindy lainnya di taman ini. Mereka begitu menikmati bermain musik di bawah kerindangan pepohonan.

Aneka Komunitas
Selain mereka, juga ada beberapa komunitas lain yang menunjukkan aktivitasnya. Ada komunitas bartender, kamera plastik, dan fotografi. Maklum, taman ini pun punya kelebihan lain. Di dalamnya ada patung-patung, air mancur, dan disekitarnya ada beberapa bangunan kuno seperti tumah-rumah bekas Belanda termasuk gereja yang menarik dijadikan obyek foto.

Nah, sesekali bawa keluarga Anda ke taman ini. Kenalkan buah hati Anda dengan sejumlah alat musik dan para musisi setempat, sambil menghidup udara segar dan pemandangan hijau. Siapa tahu, putra-putri Anda tertarik belajar musik di taman melodi ini hingga kelak menjadi musisi profesional.

Selepas ngabuburit di Tamsur, tinggal menyeberang ke Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) untuk berbuka dan Shalat Magrib berjamaah. Di depan gerbang utama masjid ini, banyak penjaja makanan dan minuman kakilima untuk berbuka.


Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Jumat, 19 Agustus 2011

Jelang Liburan Lebaran, Cek Ulang Fasilitas Obyek Wisata


Pengelola obyek wisata harus mengecek ulang semua peralatan, fasilitas atau wahananya menjelang liburan lebaran tahun ini. Keselamatan pengunjung harus menjadi prioritas utama untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan selama pengunjung menikmati obyek wisata tersebut.

Himbauan ini disampaikan Menbudpar Jero Wacik, terkait datangnya liburan lebaran tahun ini sekitar 2 pekan lagi.

“Penjaga pantai, danau, dan sungai harus memeriksa peralatannya, jangan sampai ada kecelakaan yang tak kita harapkan. Fasilitas dan peralatannya harus benar-benar safety agar semua yang berlibur selamat dan senang,” jelasnya usai menghadiri Pameran Foto Kebudayaan Indonesia 2011 mendampingi Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Hall D-2 Jakarta Intenational Expo (JIE), Kemayoran, Jakarta, Kamis Malam (18/8/2011).

Dalam kesempatan itu, Jero Wacik juga meminta semua gubernur, bupati, dan walikota untuk menghimbau pengelola wisata di daerah atau kotanya agar mengecek ulang semua fasilitas atau wahana yang ada termasuk kesiapan petugasnya.

“Petugas jaga di obyek wisata pantai, laut, danau, dan sungai harus siap siaga. Kondisi jalan dan jembatan juga tolong dicek ulang. Jangan sampai ada yang membahayakan wisatawan,” tegasnya.

Setiap liburan lebaran, lanjut Jero Wacik biasanya obyek-obyek wisata ramai dikunjungi masyarakat. “Sebab yang berlibur bukan hanya masyarakat muslim, tapi juga non muslim. Oleh karenanya untuk mengantisipasi sesuatu yag tidak diinginkan, pengelolanya harus menyiapkan semua fasilitas dan petugasnya sebaik mungkin, jauh-jauh hari,” jelasnya.

Sanksi Tegas
Mengingat masih kerap terjadi kecelakaan di lokasi obyek wisata, rasanya himbauan saja tidak cukup. Pemerintah harus berani memberi sanksi tegas kepada pengelola obyek wisata yang terbukti lalai atau tidak mengindahkan keselamatan pengunjungnya.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kerap terjadi kecelakaan di obyek wisata hingga menelan korban akibat keteledoran pengelola obyek wisata. Kejadian tersebut bukan hanya pada saat liburan lebaran tapi juga liburan panjang sekolah.

Musim liburan lebaran merupakan salat satu masa panen bagi obyek wisata. Biasanya sejumlah pengelola obyek wisata berlomba membuat acara atau paket khusus liburan lebaran semenarik mungkin untuk menjaring pengunjung sebanyak mungkin.

Itu sah-sah saja, asal dibarengi dengan mengutamakan faktor keselamatan dan kenyamanan bagi pengunjungnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 18 Agustus 2011

Beberapa Foto Kebudayaan 2011 Jadi Iklan Pariwisata


Sejumlah foto dari hasil lomba Foto Kebudayaan 2011 yang dipamerkan di Hall D-2 Jakarta Intenational Expo (JIE), Kemayoran, Jakarta, bakal menjadi media iklan pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar). Beberapa foto terpilih juga akan ditempatkan di Istana Presiden.

“Nanti kami pilih-pilih dulu mana foto-foto yang akan dijadikan iklan pariwisata. Foto-foto yang dipilih tentunya yang menggambarkan bahwa Indonesia memang wonderful,” kata Menbudpar Jerok Wacik usai melihat pameran foto tersebut di JIE, Kamis malam (18/8/2011).

Beberapa foto tersebut, lanjut Jero Wacik juga akan dipilih untuk ditaruh di ruang tamu Istana Presiden. “Tentu foto-foto yang bagus-bagus dan yang menginspirasi keindahan negeri kita sehingga orang yang datang ke Istana Presiden dapat melihat foto-foto indah ini,” terangnya.

Acara Lomba dan Pameran Foto Kebudayaan 2011 ini, tambah Jero Wacik sebagai pengganti acara Pawai Budaya Nusantara yang biasanya digelar Kemenbudpar di depan Istana Negara Jakarta setiap tanggal 18 Agustus dalam rangka perayaan hari kemerdekaan RI.

“Berhubung peringatan 17 Agustus tahun lalu dan sekarang bertepatan dengan bulan puasa, maka diadakan penyesuian dengan pameran dan lomba foto. Tahun ini ada ribuan foto yang dilombakan,” jelasnya seraya menambahkan bahwa Pameran Foto Kebudayaan 2011 ini akan dilanjutkan di Galeri Nasional mulai tanggal 20 s/d 25 Agustus 2011.

Tahun lalu, selain lomba dan pameran foto juga digelar lomba dan pameran lukis, puisi, cipta lagu, dan membatik tingkat anak-anak. Namun untuk tahun ini waktu pelaksanaan lomba-lomba tersebut digeser dan akan dipamerkan di Istana Bogor pada 17 September 2011. “Tujuan lomba-lomba tersebut untuk menanamkan karakter bangsa kepada anak-anak agar mereka tahu bahwa negeri ini besar, hebat, dan agar mereka bangga menjadi bangsa Indonesia,” terangnya.

Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film (NBSF) Kemenbudpar Ukus Kuswara menerangkan bahwa 150 foto yang dipamerkan dalam Pameran Foto Kebudayaan tahun ini merupakan karya pemenang, nominator, dan karya pilihan dari kategori pelajar, mahasiswa, dan umum serta karya tim Juri.

“Dalam pameran kali ini juga ada 5 karya foto Ani Bambang Yudhoyono dan foto bangunan cagar budaya Lawang Sewu Semarang purnapugar yang diresmikan Ibu Negara beberapa waktu lalu,” jelasnya.

2.575 Foto
Lomba foto untuk kali kedua bertema “Kenali Negerimu, Cintai Negerimu” ini diikuti 721 fotografer dengan 2.575 karya foto.

Kategori umum juara satu diraih Hasan Tribuana dari Sumatera Selatan dengan foto berjudul “Kemeriahan Tabuik Pariaman”. Juara dua Ramdani (Jakarta) judul foto “Penambang Belerang”, dan juara 3 Susanti Prima Wardani (Bali) dengan foto bertajuk “Menghadap Bumi”.

Kategori mahasisia juara satu Aulia Rachman dari Jawa Timur dengan foto bertajuk “Refleksi Kemerdekaan”. Juara 2 Genadi Adha (Jakarta) judul foto “Dalang Cilik”, dan juara 3 Dwisanto Sayogo dengan foto berlabel “Alah Kae, Ban’e Njetor Njuh Tulungi..!”.

Kategori pelajar juara satu diraih Lukas Surya Atmaja asal Jawa Timur dengan Foto berjudul “Ayo Maju Sapiku!”. Juara dua Keyza Pratama Widiatmaka (Bali) judul foto “Meayunan”, dan juara tiga Monica Priscilla TS (Jawa Timur) dengan foto bertajuk “Tari Kancet Lasan Po’buruy”.

Hasan Tribuana (29thn) buka rahasia. Dia mengirim 5 foto untuk lomba foto kali ini. Tak disangka foto “Kemeriahan Tabuik Pariaman” yang diambilnya pada tahun 2008 saat perayaan Tabuik di Pantai Gondoria, Pariaman, Sumatera Barat, berhasil menyabet juara satu dengan hadiah uang Rp 20 Juta, piala, dan trophy.

“Saya ambil foto itu di bibir pantai dengan berdiri jinjit di atas batu pemecah ombak. Kebetulan dapat moment yang pas, saat salah satu tabuiknya mau jatuh. Foto ini saya ambil secara otomatis dengan kamera DSLR, 10 menit jelang matahari tenggelam,” jelasnya.

Kalau nanti fotonya itu juga terpilih sebagai media iklan pariwisata Kemenbudpar ataupun ditaruh di Istana Presiden, dia mengaku makin senang dan bangga.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Keuntungan Sawah Berundak Bali Jadi World Culture Heritage


Kalau tak ada rintang, kawasan sawah berundak Bali di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, bakal menjadi World Culture Heritage atau warisan budaya dunia (WBD) yang ditetapkan badan kebudayaan dunia PBB, Unesco. Apa keuntungannya?

Kawasan Jatiluwih yang diusulkan menjadi WBD yang semula seluas 300 hektar menjadi menjadi 1.000 hektar, termasuk lahan hutan hingga sekitar Danau Beratan di Bedugul. Serta dua obyel lagi yakni kawasan Pura Taman Ayun, Mengwi, Kabupaten Badung dan kawasan sekitar Sungai Pekerisan, Kabupaten Ginyar.

Unesco memberikan kesempatan selama setahun untuk melengkapi persyaratan administrasi sawah berundak tersebut harus berada dalam satu kesatuan dengan hutan dan pura atau tempat suci umat Hindu yang ada di sekitarnya.

Jika Unesco menyetujui ketiga kawasan tersebut sebagai WBD, tentu Indonesia mendapat beberapa keuntungan. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali Drs I Nyoman Nikanaya di Denpasar, keuntungannya, ketiga obyek tersebut akan tetap menjadi milik masyarakat setempat. Namun pelestariannya, dunia internasional ikut bertanggung jawab.

“Usaha perlindungan dan pelestariannya tentu tidak keluar dari kearifan lokal atau kebiasaan yang sudah dipegang masyarakat setempat,” jelasnya.

Unesco, lanjut Nikanaya akan membantu dalam bidang pendanaan, peralatan dan kebutuhan lainnya sesuai usulan masyarakat pengelola dalam melestarikan ketiga kawasan tersebut.

Namun, untuk menjadikan ketiga kawasan tersebut lolos sebagai world culture heritage bukan perkara mudah. “Persaingannya yang sangat ketat, mengingat hampir semua negara di dunia juga mengusulkan serupa ke Unesco," akunya.

Kendati begitu, Bali lewat pemerintah Indonesia optimis kawasan sawah berundak dan 2 kawasan lainnya itu bakal mendapat pengakuan dari badan kebudayaan dunia, Unesco sebagai warisan budaya dunia.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Pesona Papandayan Saat Berstatus Siaga


Sebulan terakhir ini tercatat enam kali gempa terasa, 128 kali vulkanik dalam, 658 kali vulkanik dangkal, 218 kali tektonik jauh dan 105 kali tektonik lokal di Gunung Papandayan. 

Statusnya pun masih Siaga sejak Sabtu (13/8/2011) lalu. Namun pesona gunung api di Kabupaten Garut, Jawa Barat ini membuat banyak orang ingin mendakinya. Bahkan sudah banyak rencana pendakian ke gunung ini pasca-lebaran nanti.

Sejak dinyatakan dinyatakan statusnya dinaikkan menjadi "Siaga" atau level III pada Sabtu pukul 04.00 WIB oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kawasan Gunung Papandayan radius 2 kilometer ditutup untuk umum.

Akibat penutupan tersebut, masyarakat umum tidak diizinkan memasuki kawasan Gunung Papandayan karena khawatir dapat mengancam keselamatan jiwa. Dikhawatirkan terjadi erupsi freatik tiba-tiba dan longsoran tebing yang juga dapat memicu banjir bandang lahar.

Selain penutupan untuk pendakian, segala bentuk kegiatan penelitian di sekitar Gunung Papandayan yang berada di Kecamatan Cisurupan. Ini pun dilarang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Garut, Jawa Barat.

Kegiatan penelitian yang kerap dilakukan peneliti di gunung yang berada sekitar 70 Km sebelah tenggara Kota Bandung ini antara lain penelitian flora dan fauna, ekowisata, pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan kegiatan praktek lapangan oleh mahasiswa terutama mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor.

Tapi radius lebih dari 2 kilometer dari titik kawah Gunung Papandayan masih diperbolehkan melakukan aktivitas “Radius tersebut tidak mengancam permukiman warga, dan hingga kini belum ada warga yang mengungsi," kata Momon, salah seorang petugas Pos Pengamatan Gunung Papandayan di Kecamatan Cisurupan, Garut.

Kendati terjadi peningkatan level, penduduk yang berada di daerah radius 4 kilometer belum diungsikan karena masih menunggu instruksi langsung dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.Warga sekitar kaki Gunung Papandayan umumnya bertani dan berkebun.

Gunung Papandayan termasuk salah satu gunung populer di Jawa Barat yang kerap didaki para penggiat alam bebasa. Di kawasannya juga sering dikunjungi wisatawan lokal ataupun mancanegara. Umumnya wisatawan datang untuk melihat panoramanya terutama perubahan pasca-erupsi berupa kawah baru dan lainnya.

Ada beberapa kawah di gunung ini yakni Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk yang rajin mengeluarkan uap dan bau khas belerang. Pesona lainnya, terdapat padang bunga abadi edelweiss yang luasnya mencapai puluhan hektar beserta pohon Mutiara Putih.

Gunung setinggi 2.665 mdpl ini pernah meletus pada 2002 yang mengakibatkan puluhan rumah warga, kebun, dan sawah sepanjang sungai kaki Gunung Papandayan rusak diterjang lahar dingin. Akibat letusan tersebut, terjadi perubahan fisik kawah dan gunung ini yang justru menambah pesonanya.

Teks & foto: Adji TravelPlus IG, @adjitropis 

Read more...

Senin, 15 Agustus 2011

Bye-Bye New7Wonders, Welcome New Brand Komodo


Lantaran kecewa, akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan hubungan dengan New7Wonders (N7W), yayasan yang menggelar pemilihan taman nasional di seluruh dunia ini, dengan menarik Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai finalis ajang pemilihan tujuh keajaiban alam baru yang rencananya diumumkan 11 November 2011. Gantinya, Indonesia mengeluarkan branding baru untuk mempromosikan habitat asli biawak purba raksasa ini ke dunia, yakni Komodo The Real Wonder of the World.

Kebulatan pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) memutuskan hubungan dengan N7W sebagaimana disampaikan Menbudpar Jero Wacik di Jakarta, Senin (15/8/2011) adalah puncak dari kekecewaan sekaligus ketidakpercayaan yang semakin membesar terhadap yayasan tersebut.

Dalam jumpa pers yang dihadiri antara lain Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwandar, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemnhut Darori, wakil dari pemerintah Maldives Simon Hawkins, Kadisbudpar NTT Abrahan Klakil, dan penggiat Komodo Zebi Febrina, serta Jaya Suprana, Menbudpar Jero Wacik menyampaikan alasan mengapa akhirnya pemerintah mengambil keputusan tersebut.

Kata Jero Wacik, kecurigaannya terhadap ketidakprofesional yayasan tersebut muncul sejak dia meminta data berapa jumlah voter yang telah memilih TNK dan berada diperingkat berapa TNK dari 28 finalis sebagaimana disebutkan N7W. Namun yayasan tersebut tak segera mengabarkannya. "Intuisi saya bilang, jangan-jangan yayasan ini pembohong," ungkapnya.

Kecurigaannya bertambah besar ketika yayasan ini meminta Kemenbudpar menyetorkan dana 45juta dolar AS untuk menjadi tuan rumah pengumuman pemenang pemilihan ini. "Saya berfikir, memangnya uang mbahmu apa," kata Jero.

Setelah Indonesia membalas dengan menyatakan menolak menjadi tuah rumah, yayasan ini secara sepihak mencoret TNK sebagai finalis.

Tidak sampai disitu. Mungkin karena yayasan ini menganggap saya keras, kata Jero Wacik lalu mereka mendatangi menteri perekonomian, kehutanan, dan menteri BUMN serta orang-orang Indonesia yang dapat ditunggangi untuk kembali mendukung keikutsertaan TNK dalam finalis pemilihan tersebut. “Yasasan ini berusaha mengadudomba saya dengan menteri-menteri terkait lainnya. Enak saja, memangnya saya domba,” kata Jero Wacik.

“Akhirnya saya menjelaskan kepada sejumlah menteri. Dan hari ini pemerintah mengabil keputusan bulat memutuskan hubungan dengan N7W. Menteri kehutanan pun sudah membatalkan bentuk dukungan kepada yayasan tak jelas itu,” terangnya.

Tetap Waspada
Dalam kesempatan itu, Jero Wacik pun berpesan kepada Kadisbudpar NTT Abraham Klakik untuk tetap waspada bila didatangi orang-orang atau lembaga yang tidak jelas. “Sebaiknya lapor dulu ke kami (Kemenbudpar_red). Jangan-jangan orang itu N7W atau yang sejenis dia. Kita harus waspada,” pesannya.

Kalau ada orang atau lembaga asing yang ingin bekerjasama membantu mempromosikan Komodo, lanjutnya, itu boleh-boleh saja. “Tapi bila ternyata ditemukan ada gelagat yang tidak baik, mari kita bersatu melawan mereka,” ajak Jero lagi.

Heboh kasus TNK dengan N7W menurut Jero Wacik juga ada hikmahnya. “Gara-gara kasus ini, nama Komodo semakin terkenal. Selain itu, Komodo menjadi sarana pemersatu bangsa untuk memberi dukungan kepada Komodo,” terangnya.

Kasus ini, lanjutnya memang menjadi pembelajaran buat pemerintah. Namun bukan berarti pemerintah jadi kapok untuk ikut pemilihan lagi. Besok-besok kalau ada pemilihan yang dilakukan oleh yayasan lain, lanjut Jero Wacik, harus dilihat kredibilitas dan keprofesionalan yayasan yang mengadakannnya.

“Kalau cuma bayar biaya pendaftaran 200 dolar AS, ya bolehlah ikut, hitung-hitung promosi agar dikenal dunia. Tapi kalau sudah sampai disuruh setor 45 juta dolar AS, ya sebaiknya nggak usah ikut,” tegasnya.

“Jadi mulai sekarang katakan selamat tinggal kepada N7W. Dan mari kita bekerjasama mempromosikan brand baru Komodo The Real Wonder of the World,” ajaknya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Minggu, 14 Agustus 2011

Lomba Foto dan Tulis Ramaikan Bukberpala 2011


Buka Bersama Pecinta Alam (Bukberpala) 2011 yang digelar Siar Masjid Mushalla Indonesia [SiMMI]-Jakarta, Palapa MP-Bekasi dan Independentpala-Tanjung Barat di Monas, Jakarta pada Sabtu, (13/8/2011) lebih berisi dibanding tahun lalu. Selain diskusi seputar pengalaman pendakian dan jusrnalitik perjalanan, juga ada lomba foto dan tulis tentang obyek wisata Monas.

Sebelum lomba foto dan tulis tentang Monas, Bukberpala yang digelar di halaman Monas dekat Pintu Utara berdekatan dengan Masjid Istiqlal ini diisi dengan diskusi santai. Ada dua nara sumber sebagai pembicara, yakni Willem mengenai pengalamannya mendaki 24 Puncak Gunung 24 hari dan Akmal Adji Kurniawan yang membahas seputar tips menulis dan memotret obyek wisata, perjalanan maupun petualangan.

Peserta acara yang datang di Bukberpala kali ini selain dari Jakarta juga ada yang berasal dari Tangerang, Parung, Bekasi, dan Bogor. Bahkan ada 4 pemuda yang sengaja datang dari Indramayu dengan kereta api.

Juara lomba foto dengan hadiah berupa t’shirt ekspedisi 24 puncak 24 hari dan sajadah lapangan diraih Lijul, peserta dari Bogor dengan foto berjudul “Menikmati Sore Monas dengan Teman”. Sedangkan juara lomba tulis dengan judul “Tercengang di Monas” karya Wahidin dari Indramayu dengan hadiah serupa.

Kendati secara kuantitas peserta lomba tulis tentang Monas kali ini lebih sedikit dibanding lomba serupa pada acara Monas Together beberapa bulan lalu, namun tulisan yang dilombakan justru lebih berkualitas.

Tulisan “Tercengang di Monas” misalnya selain berisi ketakjuban seorang anak muda yang baru pertama kali datang dan melihat Monas ini dengan penuturan yang lancar, fokus, dan informatif dengan tata Bahasa Indonesia yang cukup baik dan benar, juga ada petikan wawancara dengan turis Jerman yang ditemui penulisnya sedang berwisata di Monas.

Peserta lomba tulis kali ini rupanya menyimak dan mempraktekan tips menulis yang diberikan pembicara sebelum lomba tulis dimulai. Dan yang menarik juara pertama dan kedua lomba tulis kali ini, pemenangnya justru masih pelajar tingkat menengah umum dari Indramayu.

Sementara kuis untuk pertanyaan tentang gunung dengan hadiah dompet tenun khas NTT diraih Riki dari Parung. Kuis pertanyaan tentang masjid-masjid perkasa dari bencana dengan hadiah sajadah lapangan disabet Aqie dari Tangerang, dan kuis pertanyaan tentang suku-suku yang menjadi obyek wisata dengan hadiah kaos Mastodon dan Burung Kondor diraih Ahmad Ghozali dari Indramayu.

Salah seorang panitia Bukberpala 2011 Ajhies Palapa mengatakan tujuan acara ini selain sebagai ajang silaturahmi antar pecinta alam atau penggiat alam bebas, juga untuk berbagi pengalaman seputar dunia kepecintaalaman. “Acara ini pun menjadi tempat organsisi atau kelompok pecinta alam menginformasikan rencana kegiatan pendakian dan lainnya setelah lebaran,” jelasnya.

Untuk memberi nilai plus acara ini, lanjut Ajhies diadakan diskusi dan lomba foto serta menulis. “Jadi bukan sekadar kumpul dan buka bersama tapi ada ilmu yang diperoleh peserta, bahkan langsung mempraktekkan ilmu tersebut,” terangnya seraya menambahkan kalau acara ini rencananya akan digelar tiap tahun.

Usai pembagian hadiah kepada pemenang lomba foto dan tulis, serta sertifikat acara untuk seluruh peserta, acara Bukberpala 2011 ditutup dengan doa dan foto bersama berlatar belakang Tugu Monas yang malam itu pengunjungnya membludak lantaran ada acara shalawat akbar sebuah majelis di Jakarta.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 13 Agustus 2011

Ramadhan Jazz Festival Jaring Ratusan Penonton


Gebrakan Remaja Islam Masjid Cut Mutiah (RICMA) dan Warta Jazz menggelar Ramadhan Jazz Festival (RJF) di plaza Masjid Cut Mutiah, Menteng, Jakarta Pusat untuk kali pertama, mendapat respon luar biasa. Pertunjukan Jumat malam (12/8/2011), usai Shalat Taraweh mampu menjaring ratusan penonton. Andien, Soulvibe, dan Beben Jazz tampil memukau kendati tak dibayar.

Live at Wonderland menjadi penampil pertama RJF. Band jazz yang digawangi 4 musisi pria muda dan 1 orang vokalis wanita ini membawak 2 lagu asing dan 1 lagu lawas karya Bimbo yang diubah arransemennya dengan warna jazz kental.

Janet sang vokalis, di lagu pertama agak gugup. Di dua lagu berikutnya baru jelas warna vokalnya yang nge-jazz. Yang menarik, pemain gitarnya tampil enerjik, kendati salah satu snar gitarnya putus dia tetap tampil bersemangat dan apa adanya.

Penampil berikutnya Voiceless and Soulastic (V&S) yang terdiri atas 6 musisi muda 2 vokalis wanita dan 1 vokalis pria. Band jazz ini membawakan lagu mereka sendiri yang tengah diputar di sejumlah radio.

Kendati masih muda, musik yang mereka disuguhkan cukup memukau. Vokalis utamanya, Uab begitu menonjol. Karakter suaranya kuat. Kalau band ini produktif membuat lagu-lagu jazz easy listening pasti bakal bermasa depan cerah.

Andien menjadi penampil ketiga. Dia tidak sendiri. Tapi dengan 3 musisi jazz yang kerap mengiringinya dalam format Chamber Music yakni Iwan Hasan, Andi Gomez, dan Enggar widodo. Pesona Andien begitu kuat. Pengalamannya di panggung-panggung jazz tingkat nasional maupun internasional membuatnya tampil begitu santai dan semakin matang.

Tiga lagu dibawakan Andien dengan tingkat kesulitan tinggi. Dan dia mampu menaklukannya dengan warna suaranya yang khas.

Semula Andien sempat ragu. Soalnya Chamber Music biasanya tampilkan di dalam ruangan atau indoor. Dan ini kali pertama dia tampil di outdoor dengan format chamber music yang tanpa pemain drum dan bass . Ternyata penampilannya mendapat sambutan hangat penonton.

Semula Andien ingin membawakan lagu religi yang diaransemen jazz sesuai permintaan panitia. Tapi karena mendadak dan belum latihan dia urung membawakan lagu religi itu. “Tapi lumayanlah kali ini membawa sesuatu yang berbeda, ya chamber music ke panggung outdoor,” katanya usai manggung.

Selanjutnya Beben Jazz dari Komunitas Jazz Kemayoran unjuk kebolehan. Beben yang memainkan gitar menarik perhatian penonton. Wajahnya sepintas mirip Bono, vokalis U2. Dia mengaku surprise dengan penonton malam itu. “Saya melihat ada semangat badar malam ini,” pujinya kepada penonton.

Soulvibe menjadi penampil penutup. Aksi panggung band yang digawangi Abenk (vokal), Bayu (vokal), Handy (bass), Frans (keyboard), Asa (gitar), dan Rio (Synth) ini pun mendapat sambutan riuh penonton kendati sudah larut malam.

Band yang pernah tampil di Java Jazz Festival (JJF) 2011 yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta beberapa bulan lalu ini membawakan lagu-lagu mereka sendiri. Beberapa penonton sudah tak asing dengan lagu mereka dan ikut koor bersama.

Gratis
Secara keseluruhan, RJF yang dibuka oleh Kadisbudpar DKI Jakarta Arie Budiman ini berhasil memukau ratusan penonton yang datang dari Jakarta dan sekitarnya. Meski mungkin bukan hal baru, tapi dengan masuknya jazz ke areal masjid membawa atmosfir tersendiri.

Ketua Umum RICMA Muhammad Pradana yang akrab disapa Dana mengklaim Ramadhan Jazz Festival di pelataran masjid ini adalah yang pertama di Indonesia. Kendati begitu masih saja ada nada sumbang yang mempertanyakan kehadiran pentas jazz di palataran masjid ini. “Kami ingin berdakwa di kalangan anak muda lewat jazz yang sedang disenangi anak muda,” jelasnya seraya menambahkan acara ini akan digelar rutin tiap tahun.

Hasil keuntungan dari acara berbiaya Rp 50 juta untuk panggung dan lainnya ini, lanjut Dana akan diberikan kepada penjaga pintu air Manggarai, penjaga pintu rel kereta api Depok, penjaga sandal di masjid dan mushalla-mushalla kecil. “Target penontonnya 700 orang terutama anak muda,” kata Dana.

Mau menyaksikan Ramadhan Jazz Festival? Datang saja malam ini di tempat dan waktu yang sama. Pada malam kedua ini akan tampil Dwiki Dharmawan, Tompi dan lainnya. Penonton tidak dipungut bayaran alias gratis.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan
(adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Jumat, 12 Agustus 2011

Protes dalam Mastodon dan Burung Kondor Versi Ken Zuraida


Kendati naskah Mastodon dan Burung Kondor menyebut Spanyol sebagai setting tempat kejadian. Dan nama-nama pemainnya pun sangat berbau Amerika Latin. Sesungguhnya isi pesan pementasan teater ini mengkritisi arah dan kebijakan pembangunan di negeri ini. Semasa Rendra menyutradari dan memerankan tokoh utamanya, kritikan itu ditujukan kepada pemerintahan Soeharto. Kini ditangan Ken Zuraida sangat jelas kemana protes tersebut diarahkan.

Tanpa perlu dikatakan, tanpa perlu disebut namanya. Sangat jelas, begitu eksplisit ‘kemarahan’ yang dilontarkan dalam pementasan Mastodon dan Burung Kondor versi KenZuraida ini. Penonton yang hampir memenuhi kursi Graha Bakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta semalam, Kamis (11/8/2011), rasanya sudah paham benar, orang, pihak, dan era yang ‘ditunjuk’ dalam pementasan itu.

Ya kemarahan atas ketidakberesan berbagai aspek kehidupan di era ini, baik pembangunan di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, politik bahkan bidang kebudayaan.

Tapi entah kenapa. Greget protesnya terasa kurang. Bisa jadi karena apa yang diproteskan itu sebenarnya sudah terpapar dengan gamblang di sejumlah media massa. Tiap hari, koran, TV, online bahkan jejaring sosial ikut mengkritisinya. Dan ketika kembali tampilkan lewat media teater, rasanya jadi hambar.

Beda ketika, Rendra mementaskannya tahun 1973, . Ketika itu media massa bisa dihitung dengan jari. Orang belum sebebas seperti sekarang melontarkan ‘amarah’ atas ketimpangan yang dilakukan pemerintahan. Alhasil, pementasan itu dianggap sebagai wakil mereka yang tak bisa menyuarakan jeritan hatinya. Dan Rendra berhasil.

Buktinya, sebulan setelah pementasan di Istora Senayan, terjadi kerusuhan besar-besar di Jakarta sebagai bangkitnya kesadaran mahasiswa menentang cengkaraman modal atau kekuatan asing, yang kemudian mensejarah dan terkenal dengan Peristiwa 14-15 Januari 1974 atau MALARI. Beberapa media cetak menyebut pentas Mastodon dan Burung karya Rendra ketika itu turut memicu kesadaran para aktivis MALARI.

Akankah pementasan versi Ken Zuraida mampu begitu? Hmmm.. rasanya sulit. Eranya berbeda. Kondisi sosial-politiknya berbeda. Dan rasanya Ida, panggilan akrab Ken Zuraida memang bukan untuk itu mementaskan karya mendiang suaminya ini. Dia hanya ingin mengenang 2 tahun Rendra berpulang, sekaligus memperkenalkan karya suaminya itu kepada generasi kini.

Namun ada yang menarik . Ida tdak ikut-ikutan mengajak artis atau penyayi top dalam pementasan ini. Padahal belakangan ini banyak pementasan baik itu teataer atau keseniaan tradisional yang melakukan trik semacam itu.

Kendati tak ada bintang tamu spesial dalam pementasan ini, secara keseluruhan cukup menarik dilihat. Hanya ada beberapa bagian yang terlalu panjang dialognya sehingga bikin ngantuk.

Andai saja, Ida membuatnya lebih santai, lebih kekinian. Pementasan ini mungkin akan mengalir lebih rileks. Toh, mengritik itu tak mesti selalu tampil berat dan ngotot bukan, apalagi isi protes itu sudah menjadi rahasia umum, sudah jadi santapan sehari-hari masyarakat yang kadang memuakkan.

Pementasan teater Mastodon dan Burung Kondor versi Ken Zuraida ini masih akan berlangsung sampai tanggal 14 Agustus 2011, pukul 20.30 WIB.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP