. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 31 Juli 2011

Intip Tradisi Jelang Ramadhan dari Jakarta, Lampung hingga Aceh


Dalam menyambut datangnya Ramadhan, warga muslim di berbagai daerah mengadakan bermacam kegiatan yang sudah turun-temurun setiap tahun. Di Jakarta dan beberapa daerah di Jawa, ada kebiasaan tradisi nyekar. Di Tanggerang, Lampung, dan Sumbar ada mandi bersama di sungai. Dan di Aceh ada tradisi Meugang dan juga mandi di laut. Apa tujuannya?

Warga Jakarta dan beberapa daerah lain di Jawa biasanya jelang Ramadhan melakukan nyekar ke makam orang tua atau kerabat. Di makam, warga membaca Surat Yasin. Ada juga yang sengaja meminta pengurus makam atau ustad untuk mempimpin doa dan membacakan Surat Yasin. Setelah itu peziarah menaburkan bunga dan menyirami makan dengan air.

Tujuan nyekar ini, untuk mendoakan ahli kubur agar diampunkan dosanya dan mendapat tempat terbaik di sisiNya.

Jelang Ramadhan ini, sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta ramai di datangi peziarah, sehingga mengakibatkan kemacetan. Tapi disisi lain membawa berkah bagi para pedagang bunga tabur. Salah satu TPU yang padat peziarahnya antara lain TPU Karet Bivak dan TPU Kalibata.

Masyarakat Tangerang, Banten, memiliki tradisi unik yakni keramas bersama di pinggir Sungai (Kali) Cisadane. Tua-muda, lelaki-perempuan tumpah ruah menceburkan diri di sungai terbesar di Tangerang ini.

Ritual ini diyakini warga dapat menyehatkan badan dan membersihkan kotoran dalam tubuh. Padahal penggunaan shampo di sungai ini jelas berdampak pada kualitas air sungai ini

Penduduk lokal di Telung Betung, Lampung pun punya tradisi serupa, mandi massal di tepi Kali Akar. Penduduk setempat yakin dengan mandi bersama ini dapat membuang sifat buruk dan memberi ketenangan dalam beribadah puasa.

Selain dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan. Masyarakat menganggap tradisi mandi massal ini sebagai tradisi melepas masa lajang atau gadis.

Pro dan Kontra
Tak berbeda jauh dengan mandi massal, masyarakat Minang di Sumatera Barat juga punya tradisi Balimau yakni mandi basamo (bersama) untuk menyucikan diri dengan limau (jeruk nipis), ditambah ramuan alami beraroma wangi dari daun pandan wangi, bunga kenanga, dan akar tanaman gambelu yang direndam dalam air hangat kemudian dioleskan ke kepala. Konon, ramuan tradisional untuk balimau tersebut adalah warisan turun-temurun sejak ratusan tahun silam.

Kalangan alim ulama di ranah minang menganggap tradisi ini perbuatan bid’ah bahkan ada yang mengharamkan. Di pihak lain ngotot ingin melestarikannya. Yang pasti, pro-kontra Balimau ini tak menyurutkan sejumlah masyarakat untuk melakukannya hingga kini.

Lain lagi dengan masyarakat Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Warga setempat membakar lilin pada malam hari di seluruh sudut rumah dan pekarangan. Mitosnya, tradisi ini untuk mengusir setan selama bulan Ramadhan.

Sedangkan masyarakat di sejumlah daerah di Aceh menggelar tradisi Meugang atau potong sapi. Warga bersama-sama menyembeli dam membeli daging sapi sebagai simbol dipenuhinya kewajiban sebagai kepala keluarga menyediakan makanan bergizi selama bulan puasa.

Para suami berusaha membeli daging sapi untuk menu sahur dan buka puasa keluarga tercinta, meskipun harga daging sapi meroket sampai Rp 125 ribu per Kg jelang Ramadhan tahun ini.

Selain tradisi Meugang, warga Aceh pun ada yang melakukan mandi di laut. Tujuannya untuk membersihkan diri. Tapi juga ada yang beralasan karena kalau di bulan puasa tidak bisa mandi di laut, jadi ini kesempatan terakhir mandi sebelum puasa.

Semua tradisi yang sudah berlangsung sejak lama secara turun-temurun ini memang tidak ada dalam Alquran atau hadis yang dilakukan Rosulullah.

Ini murni kebiasan masing-masing warga yang diwariskan generasi mereka sebelumnya. Mereka semata ingin merealisasikan khazanah budaya yang dilakukan para pendahulunya. Sayangnya beberapa ritual tersebut ada yang sudah bergeser dalam tata cara melaksanakannya bahkan kerap disalahgunakan.

Kendati tradisi itu berbeda di masing-masing tempat, pada prinsipnya muara tujuannya sama yakni untuk menyambut Ramadhan sebagai persiapan diri agar ibadahnya semakin berkualitas dan mendapat pahala berlipat dari Allah SWT.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 30 Juli 2011

Kurma Tanah Abang Diserbu Pembeli


Jelang Ramadhan, pedagang aneka kurma di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat diserbu pembeli. Omsetnya meningkat dibanding hari biasa. Di pasar ini selain dikenal sebagai pusat grosir pakaian jadi dan tekstil terbesar se-Asia Tenggara juga menjadi pusat aneka kurma terlengkap di Jakarta. Hampir semua jenis kurma di dunia, ada di sini. Kurma apa saja?

Sabtu sore, Ahmad (45) nampak sibuk melayani pembeli kurma di kiosnya di tepi Jalam KH Mas Mansyur, sekitar 50 meter dari Pasar Blok A Tanah Abang. Dia tidak sendiri, ada 3 orang karyawannya yang juga sibuk membantunya. Dari sejumlah pembeli, ada beberapa yang mengaku sudah menjadi langganannya.

Di kios tendanya ada beragam jenis kurma yang ditempatkan di kotak persegi empat. Ada Kurma Tunisia yang berwarna kecoklatan dengan buah yang masih menempel di batangnya. Rasanya tidak terlalu manis. Harga kurma yang bentuknya agak memanjang ini Rp 70 per Kg. Kalau yang dikemas dalam kotak kardus dibandrol Rp 35.000 per kotak yang beratnya setengah kilogram.

Banyak pembeli yang penasaran dengan rasa kurma ini, termasuk saya yang membeli satu kotak Kurma Tunisa.

Ada juga Kurma Arab Saudi yang bentuknya agak bulat. Ukurannya lebih kecil dari Kurma Tunisia. Warnanya hitam. Kendati kecil, rasanya manis dan dagingnya lunak. “Kurma ini katanya yang dimakan Nabi Muhammad SAW saat berbuka puasa dengan jumlah ganjil. Oleh karenanya disebut Kurma Nabi,” terang Ahmad.

Kata Ahmad lagi, meski harga Kurma Nabi lebih murah dari Kurna Tunisia yakni Rp 50.000 per Kg. Tapi Kurma Arab Saudi ini lebih mantap. “Coba aja, kalo nggak percaya,” rayunya. Mendengar tawarannya, beberapa pembeli pun mencoba kurma tersebut dan kemudian membelinya, termasuk saya yang membeli setengah kilogram Rp 25.000.

Dari deretan kotak kurma yang dipajang di kios Ahmad, ada satu jenis kurma yang menarik perhatian pembeli, yaitu Kurma Calivornia, AS. Perbedaan kurma ini dengan yang lainnya terletak dari ukurannya yang jauh lebih besar, hampir sebesar buah Salak. Bentuknya agak memanjang. Lantaran lebih besar dari ukuran kurma lainnya, harganya pun lebih mahal. Satu kilogramnya Rp 200.000. Mungkin karena harganya lebih mahal, Ahmad tidak menawarkan pembeli untuk mencicipi lebih dulu kurma tersebut.

Selain kios Ahmad, masih ada puluhan kios aneka kurma lainnya di tep jalan ini, termasuk di depan pagar Masjid Jami Al-Ma’mur. Barang yang dijajakan hampir sama. Disamping aneka jenis kurma, juga ada Kismis Jumbo Rp 70.000 per Kg dan Kacang Pistasio dari Singapura Rp 125.000 per bungkus seberat 1 Kg serta wangi-wangian dari Arab dan teko-teko cantik untuk tempat air zam-zam.

Sebagaimana sembako, daging sapi, ayam, minyak goreng dan lainnya, harga aneka kurma pun mengalami kenaikan. Sekotak Kurma Tunisia seberat setengah Kg sebelumnya cuma Rp 25.000 per kotak tapi jelang Ramadhan naik menjadi Rp 35.000. Kenaikan itu lumrah terjadi menjelang Ramadhan setiap tahun, pasalnya permintaan konsumen meningkat. Terlebih sebagian besar kurma tersebut masih diimpor dari sejumlah negara Timur Tengah dan Amerika Serikat.

Tingginya permintaan aneka jenis kurma, jelas menaikkan omset pedagang. Seharinya pedagang meraup keuntungan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.

Umumnya aneka kurma yang dibeli konsumen untuk dikonsumsi sendiri selama bulan puasa dan untuk dibagikan ke sanak keluarga atau kerabat. “Para pembeli mengikuti Sunah Rosul yang senantiasa membatalkan puasa sesegera mungkin setelah Azan Magrib dengan memakan kurma,” terangnya.

Kendati aneka kurma dan kismis juga tersedia di sejumlah super merket kecil dan besar, tapi beberapa pembeli mengaku lebih senang datang lansung ke Pasar Tanah Abang. “Di sini banyak pilihan, harganya juga lebih murah, dan yang pasti suasananya beda aja,” kata Fatma (30), ibu muda yang tinggal di Bekasi.

Naskah dan Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Ketoprak "Subur" Tontotan Segar dan Lucu

Suguhan "Ketoprak Tjap Lemoe" di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis malam lalu (28/7/2011), bukan ketoprak biasa. Semua pemainnya berbadan "subur" alias gemuk. Alhasil jadi tontonan segar dan tentu saja mengundang gelak tawa. Jangan salah lho, meskipun semuanya tambun, sejumlah pemainnya jago menari, bahkan goyang patah-patah.

Ada 27 pemain dengan berat badan diatas 85 Kg yang memainkan ketoprak dengan judul “Mbetotong” di Concert Hall TBY ini. Mereka mampu membuat penonton tertawa lepas.

Rupanya Nano Asmorodono selaku sutradara ketoprak ini melihat nilai komersial pada orang berbadan superbesar. “Orang gemuk itu mudah dikenali dan dianggap lucu,” jelasnya. Sedangkan kekurangannya kadang kurang pede (percaya diri) dan gerakannya relatif lamban.

Kata sutradara berambut putih ini, orang “subur’ kerap dilecehkan kalau tampil sendirian. “Tapi bila mereka tampil bersama, kepercayaan diri mereka sangat besar,” ungkapnya.

Walikota Yogyakarta Herry Zudianto menilai orang berbadan besar juga punya bakat sebagaimana orang berpostur kurus dan ideal. “Siapapun dia, mau gemuk atau kurus harus be yourself. Jadilah kutau yang kumau,” imbaunya.

Ketoprak berdurasi sekitar 100 menit berkisah tentang jin cebol, Ghostbuster yang ngebet kawin dengan manusia dan ingin tubuhnya menjadi besar. Keinginannya itu dimanfaatkan oleh ayahnya, Raja Gandarwo untuk melampiaskan dendam kepada manusia karena manusia dtelah merusak tempat bangsa jin hingga para jin terusir.

Pada waktu bersamaan, Putri Dyah Ayu Kolesterol, putri kerajaan Gajah Abuh yang juga tambun membuat sayembara barangsiapa dapat mengangkat tubuhnya maka dia akan menjadikan pendamping hidupnya.

Ghostbuster pun menyamar menjadi manusia “Mbetetong” (bahasa Jwa yang beartin besar atau kuat) dan mengikuti sayembara tersebut. Namun akhirnya, Ghostbuster gagal memperistri sang putri karena dianggap tak lazim. Diyah Ayu Kolestrol akhirnya memilih menjadi istri Raja Gajah Oling.

Keunikan ketoprak ini, pemainnya bukan cuma para pemain yang terbiasa main ketoprak seperti Aldo ‘Iwak Kebo’, Poer Bonsai, Wiro Adritomo. Selebihnya orang yang belum pernah main ketoprak antara lain Riri yang berprofesi penyanyi, Koh Bing (pengusaha), dan bahkan ada tukang becak.

Secara keseluruhan penonton yang memenuhi Concert Hall TBY, terhibur lantaran para pemain ketoprak tak biasa ini kerap melemparkan humor segar lewat nyanyian, gerak, dan mimik yang menggelikan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan
(adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Jumat, 29 Juli 2011

Pesona Alam dan Kisah Keramat Gunung Gamalama


Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) meningkat beberapa hari belakangan ini. Gunung yang kerap disebut puncaknya Ternate ini mengeluarkan hembusan asap abu-abu kehitaman. Kendati begitu pesona alam dan kisah keramatnya tetap memikat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Malut, Jemmy Brevieng menjelaskan gempa tremor atau gempa kecil masih terjadi hingga saat ini. “Dari puncaknya terjadi semburan asap hingga ketinggian 200-300 meter dari kawah Gunung Gamalama,” jelasnya.

Kendati statusnya kini Waspada dan ancaman bahaya masih rendah, lanjutnya, pemerintah daerah dan BPBD tetap memantau aktivitas gunung berketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini karena bisa saja meletus tiba-tiba.

Gunung jenis stratovolkano, mengerucut ini termasuk gunung yang rajin mengeluarkan isinya. Sejak tahun 1538 M hingga saat ini sudah sekitar 70 kali menyemburkan laharnya. Letusan tahun 1771—1772 menelan korbansekitar 30 orang, letusan tahun 1775 menewaskan 1.300 orang akibat gelombang badai, dan letusan tahun 1962 memakan korban sekitar 5 orang. Terakhir kali, gunung ini erupsi pada tahun 2003 namun tidak menelan korban.

Setiap tahun tepatnya bulan April, masyarakat Ternate menggelar Kololi Kie yakni ritual mengelilingi Gunung Gamalama sambil memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan rakyat Ternate sekaligus menghormat para leluhur Ternate.

Bilangan Genap
Ada pantangan tak tertulis yang diyakini penduduk setempat agar selamat saat mendaki gunung yang dianggap keramat ini. Setiap mendaki, jumlah pendaki harus bilangan genap alias tidak boleh ganjil dan dianjurkan berdoa sebelum memulai pendakian.

Pemandangan alam di gunung ini berupa perkebunan cengkeh di lerengnya. Sedangkan dari puncaknya berupa panorama Pulau Ternate dan beberapa pulau lain seperti Pulau Halmahera, Pulau Maitarai, dan Pulau Tidore, tetangga terdekat Ternate.

Beberapa obyek keramat ada di gunung ini antara lain Mata Air Abdas, yakni mata air dalam lekukan batu seluas loyang besar. Airnya diyakini masyarakat setempat ampuh mengobati bermacam penyakit. Penduduk lokal banyak mengambil air ini namun dijatah 1 botol saja.

Selain itu ada kuburan leluhur masyarakat Ternate yang berumur ratusan tahun di puncaknya. Warga lokal mengkeramatkan makam yang belum diketahui makam siapa itu dan kerap diziarahi.

Ada 3 jalur pendakian ke puncaknya, yakni melalui Desa Moya, Desa Malikurubu, dan Desa Akehuda. Jalur pendakian termudah lewat Desa Mayo.

Selain Gunung Gamalama, masih ada beberapa gunung api lagi di Malut ini yakni Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat, Gunung Kiebesi di Halmahera Selatan, Gunung Ibu, dan Gunung Dakona di Kabupaten Halmahera Utara.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 28 Juli 2011

Hotel di Padang Bertambah Menjadi 67 Unit Pascagempa


Akibat gempa yang mengguncang Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada 30 September 2009, sejumlah hotel ambruk dan rusak. Kini 2 tahun pascagempa, jumlah hotelnya bertambah. Faktor pemicunya, alam dan budaya Sumatera Barat masih menjadi daya tarik kuat wisatawan untuk datang, pun dampak dari penyelenggaran Tour de Singkarang beberapa waktu lalu. Hotel baru apa saja?

Sampai akhir 2010, jumlah hotel di Kota Padang bertambah menjadi 67 unit, atau lebih banyak dari sebelum terjadi gempa 2009. Peningkatan juga terjadi pada rumah makan, cafe, dan warung kopi sebanyak 271 unit.

Perbaikan hotel yang rusak akibat gempa dan pembangunan hotel-hotel baru berlangsung selama 2010. Hotel baru yang dibangun antara lain Hotel Aliga, Grand Sari, Bunda, dan hotel berbintang lima, Basko Grand Hotel.

Hotel di Kota Padang sebelum gempa berkekuatan 7,9 SR semula berjumlah 50 hotel terdiri dari 13 hotel berbintang dan 37 non bintang atau kelas melati. Setelah gempa tinggal 36 hotel. Hotel yang rata dengan tanah dan rusak berat antara lain Hotel Ambacang, Hayam Huruk, Natour Muaro, dan Hotel Bumi Minang.

Selain hotel, ada 27 unit rumah makan, warung kopi dan kafe yang rusak dan akhirnya tak beroperasi.

Wali Kota Padang, Fauzi Bahar menjelaskan peningkatan pembangunan hotel baru di Padang dikarenakan adanya pertumbuhan peningkatan pengujung ke Padang sebagai pintu gerbang ke berbagai daerah lain di Sumbar, baik itu wisatawan, perantau, maupun pebisnis.

Menurutnya, pesona alam dan budaya Minang masih menjadi daya pikat utama mengapa Sumbar diminati wisatawan. Pelaksanaan lomba balap sepeda berskala intenasional Tour de Singkarang 2011 beberapa waktu lalu juga menjadi pemicu pertumbuhan hotel baru.

Jumlah hotel di Padang sudah bertambah. Kini tinggal bagaimana mempromosikannya agar tingkat huniannya pun meningkat. Salah satunya dengan rajin menggelar event budaya, olahraga dan lain berskala internasional yang dikemas secara menarik. Juga tak kalah penting, tetap menjaga keamanan dan kenyaman agar wisatawan mau dan betah tinggal berlama-lama di Padang.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto. Dok Ist.

Read more...

Nonton Film Hollywood, Tak Perlu ke Negeri Tetangga

Kabar gembira buat penggemar film-film Hollywood, akhir bulan Juli ini 2 dari 4 film blockbuster dari negeri Paman Sam itu yakni Transformer: Dark of the Moon dan Harry Potter and the Deathly Hallows Part-2 akan tayang di Indonesia. Jadi rasanya tak perlu ke negeri orang hanya untuk melihat film khayalan tingkat tinggi ini. Mengapa pemerintah akhirnya mengalah?

Ada kabar cukup mengejutkan di jejaring sosial beberapa hari lalu. Sejumlah orang tajir negeri ini rame-rame ke Singapura untuk nonton film Hollywood yang tengah tayang di sejumlah negara, kecuali Indonesia.

Kabar ini sempat memerahkan wajah Menbudpar Jero Wacik. Bagaimana tidak, untuk urusan nonton saja, ada warga Indonesia yang sampai ke negara tetangga. Begitu dibela-belain. Seakan tak ada film nasional yang bagus. Seakan pemerintah tidak mampu mengurus film impor.

Bila kabar ini benar, jelas selain menampar wajah pemerintah pun merugikan negara ini, karena devisa negara lari ke negara orang lain meskipun itu kecil. Dan lagi-lagi Singapura yang diuntungkan dalam kondisi ini.

Di sisi lain, ini membuktikan masih begitu banyak warga kita yang begitu membangga-bangga karya bangsa lain, dan membelanya mati-matian dibanding produk bangsanya sendiri. Miris sekali.

Sampai ada yang curiga, jangan-jangan mereka cuma kaki tangan negara sumber film tersebut, yang sengaja melakukan itu agar pemerintah tunduk dan akhirnya membiarkan kembali film-film impor leluasa merajai negeri ini.

Ada juga yang bilang, mereka mencontek prilaku para petinggi dan pejabat termasuk keluarga dan kerabatnya yang nyatanya selama ini juga memakai dan mengelu-elukan segala macam produk made in luar negeri terutama dari negara kuat itu.

Kejutan lain, masih di jejaring sosial itu, tersiar 1 juta penggemar film-film Holllywood akan melakukan demonstrasi yang ditujukan kepada pemerintah lantaran film-film impor belum juga masuk ke Indonesia. Hmmmm, sampai segitunyakah?

Lagi-lagi ada yang menuding, jangan-jangan mereka itu cuma buatan para importir agar pemerintah segera menginzinkan kembali film impor masuk dengan pajak yang jelas menguntungkan buat mereka.

Benar atau tidak semua tudingan itu, yang pasti pemerintah telah mengeluarkan dua Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yakni PMK No. 90/PMK.011/2011 yang mengatur perubahan mendasar dalam sistem perhitungan bea masuk film impor dari sistem metrik menjadi durasi dan dari sistem tarif Ad Valerum menjadi Tarif Spesifik. Dan PMK No. 102/PMK.011/2011 yang mengatur dasar nilai lain dalam pengenaan PPN aan PPh atas pemanfaatan film impor di dalam daerah pabean.

Kedua PMK tersebut membuat Major Studio Hollywood yang tergabung dalam Motion Picture Association (MPA) melalukan commercial hold untuk mengekspor filmnya ke Indonesia sejak 15 Juli 2011.

PT Omega selaku pelaku usaha impor film pun mendapat kepercayaan sebagai mitra MPA untuk mengimpor 4 film blockbuster, dua di antarnya yakni film Transformer: Dark of the Moon dan Harry Potter and the Deathly Hallows Part-2 akan tayang akhir bulan Juli ini. Dua film lagi tengah dalam proses sensor.

Jero Wacik menjelaskan sebelumnya Indonesia mengimpor 200-an film setiap tahun. Tahun ini, selama periode Januari – Juli 2011 jumlah film impor hanya 75 judul yang diimpor oleh 9 perusahaan film yang aktif dari 65 perusahaan impor film yang terdaftar.

Akibat penurunan jumlah tersebut, sejumlah bioskop yang selama ini rajin dan bangga menayangkan film-film Hollywood yang belum tentu semuanya bagus, jadi sepi penonton. Konon kabarnya hampir terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya.

Untuk mencegah hal itulah, pemerintah akhirnya mengalah dan mengizinkan film impor kembali masuk dengan kemudahan yang selama ini mereka nikmati.

Dilematis
Keputusan ini menjadi dilematis. Di satu sisi Kemendupar ingin menjadikan film nasional menjadi tuan di negerinya sendiri dan kalau bisa menjadi tamu di negara orang lain atau dengan kata lain sanggup mengekspor film nasional ke mancanegara. Di sisi lain pemerintah juga tak mau terjadi pengangguran akibat tidak adanya film-film impor yang ditayangkan di bioskop.

Jalan keluarnya, kata Jero Wacik dengan meningkatkan jumlah film nasional bermutu. Dan tetap memberi kemudahan film impor masuk. “Kalau nanti jumlah film nasional sudah mencapai 300 judul per tahun misalnya, baru jumlah film impor dikurangi,’ jelasnya di Jakarta, Kamis (28/7/2011).

Sekarang Indonesia masih butuh film impor mengingat film nasional belum mampu memenuhi jumlah layar yang ada yakni 678 layar. Sedangkan film Indonesia baru mencapai 100 judul film tahun ini.

Untuk mendorong peningkatan jumlah dan mutu film Indonesia, lanjut Jero Wacik, pemerintah melakukan sejumlah tindakan antara lain mengeluarkan UU Perfilman No 33 tahun 2009 yang antara lain menghilangkan monopoli dalam usaha penyediaan dan penyebarluasan film impor.

Bahkan pemerintah menolkan pajak bahan baku film, dan mensubsidi pembuatan film nasional yang bertema kepahlawanan dan pembangunan karakter anak.

“Pemerintah juga membuat lembaga Indonesia Film Finance (IFF) untuk membantu perusahaan film nasional yang kesulitan biaya pembuatan film dengan meminjam uang di IFF,” terang Jero Wacik yang menghimbau masyarakat Indonesia untuk menonton film-film nasional sebagai bukti cinta produk bangsa sendiri dan turut memajukan pertumbuhan perfilman nasional.

Apa yang diupayakan pemerintah memang sudah baik. Namun bukan berarti karena memenuhi keinginan segelincir orang yang jelas-jelas hanya menbangga-banggakan film impor atau juga karena mereka hidupnya selama ini dari situ, kemudian pemerintah tunduk dan mengalah.

Jangan pula karena takut karena ancaman terjadinya PHK akibat tidak adanya film impor di bioskop atau karena tekanan dari pihak penghasil utama film impor, pemerintah akhirnya menyerah. Bukan pula berarti pemerintah terus mendiamkan kasus 3 perusahaan impor film yang berhutang dan merugikan negara ini.

Sebesar dan sehebat apapun upaya itu, kalau masyarakat kita termasuk para pejabat tinggi dan kerabatnya masih sok ngamrik, tidak mendukung atau anti film nasional karena dinilai tak sebagus film impor. Rasanya upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan film nasional menjadi tuan di negerinya sendiri pun berjaya di negeri orang, bakal impian belaka.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Angklung Tradigi, Suguhan Berbeda Pameran Kridaya 2011

Pameran Kerajinan Indonesia Warisan Budaya (Kridaya) 2011 yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3 - 7 Agustus nanti menampilkan aneka keranjinan perpaduan tradisional dengan sentuhan modern dari berbagai bahan terutama bambu. Salah satunya alat musik Angklung Tradigi. Apa bedanya dengan angklung biasa dan apa pula keistimewaannya?

Angklung Tradigi yang bakal disajikan dalam Kridaya 2011 bukan angklung konvesional yang selama ini kita kenal. Tradigi artinya paduan tradisional dan digital. Maksudnya angklung yang dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi digital. “Angklung tetap dari bambu namun suara yang dihasilkan dari proses digital dengan cara dihubungkan dengan Ipad,” jelas Triesna Wacik selaku ketua panitia Kridaya 2011 di Jakarta, Kamis (28/7/2011).

Angklung Tradigi ini, lanjut Triesna merupakan inovasi terbaru. Bahkan bangsa lain sudah mengoleksinya seperti di salah satu museum di Phonix, AS sebagai koleksi terbarunya.

Keistimewaan Angklung Tradigi ini terletak dari kepraktisan memainkannya dan keefisien para pemainnya. “Otomatis pemain yang memainkan angklung ini tidak perlu banyak, tidak seperti memainkan seperangkat angklung biasa,” terangnya lagi.

Lewat pameran yang menjadikan bambu sebagai ikonnya diharapkan imej bambu berubah dari semua selalu dinilai tradisional seperti buat gubuk, tikar, perkakas dapur dan lainnya, dapat menjadi sesuatu yang lebih kekinian, modern dan tentunya citranya lebih elegan.

Sejumlah produk bambu dengan sentuhan modern itu akan dipamerkan di ruang khusus di Main Lobby JCC. Antara lain furnitur modern, bantal dari sulaman, dan kombinasi songket.

Harapan dari pameran Kridaya yang kedua ini, tambah Triesna, menginspirasi pengrajin untuk membuat kerajinan tradisional dengan sentuhan modern sehingga lebih menarik dan laku dijual serta tak dianggap kuno lagi.

Pameran yang berlangsung 5 hari ini, setiap harinya akan diisi dengan bermacam acara seperti talkshow dan demo pembuatan kerajinan dengan tujuan agar masyarakat menghargai kalau pembuatan kerajinan tersebut itu sulit dan memerlukan kedisiplinan dan ketekunan tinggi.

Mengingat pelaksanannya bertepatan dengan bulan puasa, selama pameran pengunjung akan diberikan ta’jil untuk berbuka yang dibagikan panitia dengan berkeliling. Juga akan dimeriahkan dengan kesenian bernuansa religi, marawis dan fashion show baju muslim.

Sedangkan pada pembukaan akan ditampilkan tarian Kerincing Mas dan simfoni musik bambu yang dimainkan dengan beberapa instrument musik dari bambu seperti angklung, suling, jegog Bali, saluang, calung dan lainnya.

Gratis
Pameran yang akan dibuka oleh Ani Yudhoyono ini diikuti 400 peserta dengan 315 stand. Pengunjung pameran tidak dipungut bayaran alias gratis.

Kata Triesna lagi, 51 kedutaan asing dipastikan akan menghadiri pameran ini, sehingga akan terjadi transaksi internasional. Kendati begitu, pemeran ini tidak berorentasikan ekspor. Target pasarnya tetap masyarakat dalam negeri.

“Kalau semua masyarakat Indonesia yang berjumlah ratusan juta ini menggunakan kerajinan tradisional dalam kehidupan sehari-hari, ini sudah jadi pangsa yang besar,” terangnya seraya menargetkan pengunjungnya 35 ribu orang dengan target transaksi Rp 17, 5 miliar.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Pilot Garuda Mogok, Sejumlah Penerbangan Batal Hari ini

Asosiasi Pilot Garuda (APG) benar-benar memenuhi janji untuk mogok terbang hari ini, Kamis (28/7/20110). Akibatnya sejumlah penerbangan Garuda ke sejumlah kota dan daerah di Indonesia batal. Penumpang pun terlantar dan terjadi penumpukan terutama di Terminal 2, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Kepala Pusat Komunikasi Publik (KPKP) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) I Gusti Ngurah Putra yang sedianya pagi ini berangkat ke Palembang untuk menghadiri Rakornas Gubernur se-Sumatera, termasuk salah satu dari ratusan orang yang gagal berangkat karena pesawat Garuda batal terbang.

“Harusnya saya berangkat pukul 9 pagi. Sementara Sekjen Kemenbudpar Wardiyatmo sudah berangkat semalam dengan pesawat Garuda, mewakili Menbudpar Jero Wacik yang berhalangan hadir,” jelasnya.

Kata I Gusti Ngurah Putra, semula manajemen Garuda menunda-nunda pemberangkatan tanpa alasan jelas, satu jam hingga dua jam. Penumpang seperti biasa hanya mendapat konpensasi snack. Tapi akhirnya diumumkan bahwa pesawat Garuda batal terbang. “Untungnya managemen Garuda mengganti seluruh harga tiket penumpang,” terangnya.

Kata dia lagi, manajemen Garuda kewalahan melayani komplain dan pergantian tiket seluruh penumpang. “Seharusnya managemen Garuda sudah mengantisipasi lebih dulu mengingat rencana mogok ini sudah disampaikan asosiasi pilotnya sejak kemarin,” imbaunya.

Seperti diketahui, APG berencana mogok kerja terbang untuk rute-rute yang berangkat dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta), baik penerbangan domestik ataupun internasional sesuai keterangan pers Presiden APG Stephanus Gerardus, kemarin yang memastikan semua anggotanya yang berjumlah 640 orang dari total 800 pilot Garuda akan melakukan mogok kerja hari ini.

Aksi tersebut dilakukan karena belum adanya kesepakatan antara manajemen dan asosiasi tersebut mengenai tuntutan anggota. Aksi tersebut terpicu karena adanya diskriminasi terkait perbedaan gaji antara kapten dan co-pilot lokal dengan pilot asing.

Penerbang asing dengan status kontrak bergaji sekitar Rp 77 juta per bulan, Sedangkan gaji kapten pilot lokal yang telah selama 20 tahun bekerja cuma Rp 43 juta per bulan.

Pemberlakuan kebijakan penggajian yang berbeda terhadap pilot asing menurut Juru bicara Garuda Pujobroto dikarenakan status mereka yang kontrak. Kendati bergaji besar, lanjutnya mereka tidak mendapatkan sejumlah fasilitas yang menguntungkan sebagaimana yang diterima pilot lokal.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar hari ini menyatakan sudah ada kesepakatan antara manajemen dan para pilot yang tergabung dalam APG. Sayangnya kesepakatan itu dinilai sejumlah pihak telat. Penumpang Garuda hari ini terlanjur terlantar dan mengalami kerugian karena para pilot tetap mogok.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 27 Juli 2011

Meraba Indonesia dengan Sepeda Motor


Banyak cara menyelami Indonesia lebih jauh.., lebih dalam. Ada yang berjalan kaki menyusuri pelosok, mendaki gunung, keliling naik sepeda, berlayar dan lainnya. Semua sah-sah saja. Dan kini giliran Ahmad Yunus mengelilingi Nusantara dengan sepeda motor. Kisah perjalanannya dirangkum dalam buku bertajuk Meraba Indonesia. Banyak kejutan yang ditemui di sejumlah pulau yang disambanginya. Kejutan apa saja?

Ketika kali pertama melihat sampul muka buku Meraba Indonesia, terus terang saya terusik judulnya. Pemakaian kata meraba, seolah penulisnya baru sampai tahap meraba-raba. Masih dalam tataran permukaan atau kulitnya, belum isinya.

Seakan belum sampai ke tahap menggelitik, mencubit apalagi menampar Indonesia, dalam artian memasuki lebih dalam lagi kondisi daerah-daerah yang disinggahinya.

Atau bisa jadi, penulisnya ingin menyembunyikan realitas Indonesia yang dilihatnya, bahwa sebenarnya ada banyak permasalahan begitu besar, komplek, dan sangat parah yang menggunung es, namun didiamkan atau sengaja didiamkan oleh masyarakat dan pemerintah.

Namun setelah mendengar cerita singkat Ahmad Yunus saat peluncuran buku ini di Jakarta, Rabu (27/7/2011), sebenarnya dia sudah berusaha mengenal Indonesia lebih dekat terutama daerah-daerah yang dikunjunginya meskipun terbilang singkat.

Penggunaan sepeda motor, jelas sangat membantunya memangkas waktu perjalanan dibanding kalau dia melakukannya dengan berjalan kaki ataupun dengan sepeda kayuh biasa.

Perjalanan yang dilakukannya sejak 5 Juni 2009 sampai Juni 2010 dengan rekannya bernama Farid Gaban ini bukan sekadar mendokumentasikan pulau-pulau yang sudah dipilihnya. Melainkan pula merenangi (belum menyelami) kehidupan masyarakatnya, ekonomi, sosial, sejarah, dan lainnya.

Dia tegaskan bahwa ini merupakan perjalanan jurnalistik karena bersifat interaktif. Maksudnya, dalam berbagai kesempatan dia selalu menginformasikan hasil perjalanannya lewat facebook, website, dan milist.

Dia berusaha lebur dengan masyarakat sebisa mungkin untuk mendapatkan gambaran utuh, meski mungkin belum semua tergambarkan secara rinci, mengingat keterbatasan waktu.

Pemilihan sepeda motor Honda Win bermesin 100 cc bukan tanpa sebab. Kendati motor ini kalau balapan dengan motor bebek sekarang, dipastikan kalah. Namun disisi lain terutama kebandelan mesin dan keiritan pemakaian bahan bakarnya justru dinilainya lebih unggul. Cukup dengan 1 liter bensin, motor setianya ini mampu menempuh jarak 25 Km.

Saat dia berangkat dari Tugu Monas, Jakarta tak ada perayaan pelepasan sebagaimana ekspedisi besar lainnya. Dia dan Farid Gaban dan rekan-rekannya hanya putar-putar dengan sepeda motor dan sempat melewati Istana Presiden. Baru kemudian melaju menuju Merak, menyeberang ke daratan Sumatera, mulai dari Lampung dan seterusnya hingga ujung Aceh.

Tak banyak perlengkapan yang dibawa. Hanya laptop, kamera, kamera video, pakaian, peralatan masak, tenda, dan sleeping bag.

Tak sedikit hambatan yang ditemui. Misalnya ketika hendak ke pedalamam Mentawai, sampan atau perahu kayu yang ditumpanginya terbalik. Laptop dan kameranya pun tercebur, rusak, dan batal ke pedalaman Mentawai.

Tak ada pilihan, dia pun kembali ke Padang. Kemudian timnya yang di Jakarta terbang ke Padang membawa peralatan baru. Baru kemudian dia meneruskan perjalanan ke Nias, Sabang hingga berakhir di Natuna, Kepri.

Total perjalanannya di Pulau Sumatera saja sekitar 2 bulan. Kemudian disambung ke Kalimantan, kawasan Indonesia Timur dan berakhir di Pulau Jawa dengan finish di Jakarta.

Rp 15.000 Per Liter
Banyak kejutan yang didapatnya selama perjalanan. Di Pulau Enggano, pulau terluar Indonesia yang terletak di Barat Bengkulu, dia amat terkejut dengan harga BBM bensin sampai Rp 15.000 per liter.

Harga fantastis itu disebabkan begitu terisolir daerahnya. Dia catat, kalau infrastruktur di pulau itu masih jauh dari kata memadai. Akses menuju ke sana sangat sulit dan tergantung faktor alam. Kalau lagi cuaca buruk, jangan harap kapal-kapal mau menyeberang ke sana.

Di Mentawai, meski aksesnya tak terlalu sulit dibanding ke Enggano, dia menemukan keunikan tersendiri. Masyarakatnya punya kekhasan seni budayanya termasuk ekosistem, dan flora-faunanya.

Untuk melakukan perjalanan panjang dan melelahkan ini, jelas bukan cuma menguras waktu, pikiran, dan tenaga pun dana. Untunglah proposal buku ini yang dibuat Farid Gaban kemudian ditawarkan ke berbagai intansi mendapat sambutan. Dan akhirnya proposal buku itu dibeli oleh Kemendiknas, Balai Pustaka dan lainnya hingga terkumpul sekitar Rp 250 juta.

Dana yang terbilang sangat minim untuk sebuah ekpedisi yang cukup panjang ini, bukan jadi hambatan. Buktinya Ahmad Yunus dan rekannya serta timnya berhasil melakoni ekspedisi "gila" ini dan menuangkan ceritanya dalam buku bergenre perjalanan beroroma petualangan.

Dan buku setebal 370 hal ini, rasanya patut dimiliki siapapun termasuk guru, dosen, pelajar, mahasiswa, para penggiat alam bebas, petualang, dan penggila touring dengan sepeda motor yang ingin memahami Indonesia lebih dekat.

Sewaktu diluncurkan, travel book ini dibandrol Rp 75.000 per buku. Setelah itu akan dipasarkan dengan harga Rp 80.000. Ini sebuah harga yang murah buat cerita perjalanan yang sarat kejutan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

27 Pejabat Eselon 2 Kemenbudpar Dilantik


Menbudpar Jero Wacik melantik 27 pejabat eselon 2 di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) di Jakarta, Rabu (27/7/2011). Pejabat eselon 2 yang dilantik tersebut ada yang wajah baru, dialihtugaskan, dan ada juga yang tetap menjabat jabatan yang sama. Apa tujuannya dan siapa saja mereka?

Menurut Jero Wacik, pergantian pejabat dan pengalihan tugas yang terjadi di jajaran eselon 2 Kemenbudpar bertujuan untuk penyegaran dan membuat kerja lebih produktif. “Jajaran eselon 2 merupakan salah satu motor penggerak kegiatan Kemenbudpar. Jajaran ini menjadi salah satu kunci kesuksesan kinerja Kemenbudpar,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Jero Wacik menghimbau seluruh jajaran eselon 2 yang baru dilantik untuk bekerja keras dan segera mempercepat pelaksanaan "Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia" (MP3I) yang diluncurkan Presiden RI pada Mei 2011 lalu.

Dia juga menghimbau seluruh jajaran eselon2 untuk melakukan penghematan penggunaan listrik, air, dan BBM agar biaya opersionalnya bisa turun.

Untuk itu, Jero Wacik segera mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) tentang penghematan. Menurutnya, penghematan disini bukan berarti tidak boleh memakai listrik, air, dan BBM. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan, tidak boros.

”Setiap saat harus dicek ruang kerja masing-masing, apakah ada lampu-lampu yang menyala padahal tidak digunakan untuk kerja atau membaca. Begitu juga dengan toilet, apakah kran airnya sudah dimatikan sehingga tidak ada air yang terbuang sia-sia,” imbaunya.

Kepmen penghematan ini, lanjutnya berlaku di semua unit budpar di seluruh Indonesia. “Gerakan penghematan nasional ini pernah dilakukan pemerintah pada tahun 2008. Dan dampaknya sangat besar bagi APBN,” akunya.

Pejabat Eselon 2 Kemenbudpar yang dialihtugaskan antara lain Winarno Sudjas yang semula menjabat Sekjend Pengembangan Destinasi Pariwisata menjadi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Sekjen Kemenbudpar, Poppy Savitri dari Direktur Tradisi Ditjen NBSF menjadi Direktur Pembangunan Jati Diri, Pekerti dan Karakter Bangsa Ditjen NBSF, Antonius Budi dari Direktur Pembangunan Jari Diri, Pekerti dan Karakter Bangsa menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Budpar, dan Achyaruddin dari Direktur Produk Pariwisata, Ditjen PDP menjadi Sekditjen PDP.

Sedangkan pejabat eselon 2 yang tetap menjabat jabatan sama antara lain Intan Mardiana sebagai Direktur Permuseuman Ditjen Sejarah dan Purbakala, Noviendi Makalam sebagai Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Ditjen Pemasaran, M Farried sebagai Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Nia Niscaya sebagai Direktur MICE, dan Surya Helmi sebagai Direktur Cagar Budaya Bawah Air dan Masa Kolonial, Ditjen Sepur serta I Gusti Ngurah Putra sebagai Kepala Pusat Komunikasi Publik.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Senin, 25 Juli 2011

Mastodon dan Burung Kondor Versi Baru, 'Hidupkan’ (lagi) Rendra



Dua tahun sudah Rendra berpulang. Namun geliat kebudayaan penyair mualaf ini tak pernah mati. Dua karya monumental seniman kelahiran Solo ini sebelumnya dipentaskan istrinya, Ken Zuraida yakni Bib Bob dan SEKDA dengan bendera Bengkel Teater yang didirikan Rendra di Jogja pada 1967 sepulang dari AS. Tahun ini, Ken Zuraida mementaskan masterpiece lain karya penyair berjuluk si Buruk Merak ini yakni Mastodon dan Burung Kondor lewat label Ken Zuraida Project. Mengapa dan apa bedanya?

Mastodon dan Burung Kondor merupakan drama karya Rendra yang ditulisnya dalam rentang 1971-1973. Salah satu maha karya Rendra ini pertama kali dipentaskan oleh Bengkel Teater pada 1973 di 3 lokasi yakni Jogja, Bandung, dan Jakarta.

Ketika itu Rendra yang menjadi pemeran utamanya sebagai Jose Karosta, sang penyair yang berhelat di tengah pergulatan sosial politik di Amerika Latin yang tengah didera kontra revolusi ketika itu.

Menurut sang penyair, setiap revolusi membuahkan sikap fanatik atau ekstrim yang melahirkan mastodon-mastodon alias penindas-penindas. Dan revolusi yang dimenangkan kaum radikal akan melahirkan kembali pemerintahan mastodon.

Tahun ini, pementasan teater Mastodon dan Burung Kondor disutradari Ken Zuraida yang akrab disapa Ida akan digelar di Graha Bakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 11-14 Agustus 2011.

Kata Ida, harkat pementasan kali ini bukan sebatas persembahan mengenang dua tahun Rendra berpulang. Melainkan pula untuk mengingatkan semua elemen masyarakat tentang negeri ini bahwa sampai detik ini kondisinya dalam beberapa hal tak sebaik era 70-an. Kebudayaan Indonesia yang cemerlang lantaran berbasis adat dan kesenian tradisonal, kini terlindas oleh maraknya enkultrasi budaya kekinian yang serba instan dan populis.

Pemakaian label Ken Zuraida Project dalam pementasan tahun ketiga ini disepakati atas dasar semakin banyaknya anggota baru yang dilatih Ida dengan ilmu dan metode latihan warisan Rendra. Anggota baru itu datang silih berganti dan jumlahnya melebihi anggota Bengkel Teater.

Kendati begitu, Ida tetap memakai orang-orang yang kerap bekerjasama dengan Rendra untuk bergabung dalam tim manajemen dan produksi antara lain Arif Budimanta sebagai produser eksekutif, Amir Husain Daulay dan Edi Haryono yang disebut-sebut ‘anjingnya’ Rendra serta Rusdy Setiawan Putra.

Begitu pun para pemainnya yang berjumlah 33 orang. Ida meminjam 2 aktornya Mas Willy, sapaan akrab Rendra yang tak lain pemain lama Bengkel Teater yakni Awan Sanwani sebagai Kolonel Max Carlos dan Iwan Purna yang dulu dijuluki ‘Singa Panggung’ Bengkel Teater sebagai Profesor Tovas.

Selebihnya pemain muda potensial yang berdatangan dari Palangkaraya, Surabaya, Jogja, Solo, Ciamis, Purwakarta, Malang, Salatiga, Makassar, Bogor, Tangerang, Kupang, Samarinda, Bandung, dan Jakarta. Salah satunya Totenk Mahdasi Tatang asal Bandung yang berperan sebagai Jose Karosta versi Ida.

“Mereka kawan dan saudara baru kami yang berkumpul setiap hari 24 jam, berlatih mulai dari pukul setengah 6 pagi sampai 10 malam. Intens bertukar keringat, airmata, dan darah. Lebih banyak berantemnya,” jelas Ida saat konferensi pers di Teater Luwes, IKJ, TIM, Senin (25/7/2011).

Ida menegaskan, pementasan Mastodon dan Burung Kondor kali ini berbeda sekali dengan pementasan dulu. “Ini sangat beda dengan kemasan teater Rendra dulu secara kemasan artistik,” tegasnya.

Alasannya Ida bukan Rendra dan tidak akan bisa seperti Rendra. “Saya tidak mau mem-photocopy dia. Nanti seperti katak menjadi lembu, meletup. Ini kemampuan saya, yang terbaik dari saya. Mudah-mudahan saja bisa ditonton,” harapnya.

Eef Saefullah Fatah yang cukup mengenal Rendra selama 10 tahun terakhir mengatakan, pementasan ini punya makna memperkenalkan segala pesona Rendra kepada generasi kini. "Setahu saya, Rendra bukan tipe seniman yang narsis dan kegenit-genitan. Dia jujur apa adanya dan menyodorkan dirinya sendiri untuk melakukan perubahan dengan segala risikonya, bukan dengan mendorong atau menjerumuskan orang lain," jelas Eef.

Jalan Bisu
Yang menarik, sebelum pementasan Mastodon dan Burung Kondor, digelar serangkaian kegiatan pendukung antara lain Lingkaran Doa Mengenang Rendra yang akan dipimpin Eef Saefullah Fatah pada 7 Agustus di Kampus Bengkel Teater Rendra, Cipayung, Depok. Dilanjutkan Jalan Bisu yakni jalan massal dari pusat latuhan di Cipayung ke TIM pada 7-8 Agustus mulai pukul 23.00 WIB.

Pada 8 Agustus juga diadakan Ruwatan Gedung GBB. Kemudian Perkemahan Kaum Urakan di Kompleks TIM yang diisi dengan diskusi, kongkow budaya dan lainnya mulai 8-15 Agustus. Dan kegiatan Public Expose Workshop teater metode Rendra di panggung terbuka pada 9-14 Agustus 2011, jelang buka puasa bersama pukul 15.30-17.50 WIB.

Harga tiket pementasan Mastodon dan Burung Kondor versi baru yang juga didukung Bakti Budaya Jarum Foundation dan TIM ini, terbagi lima kelas yakni tiket Rp 500ribu untuk undangan khusus, Rp 200ribu (VVIP), Rp 150ribu (VIP), Rp 100ribu (reguler) atau di sayap kiri dan kanan, dan Rp 50ribu untuk Balkon atau di bagian atas. Tiket ini sudah dijual sejak 15 Juli sampai dengan 10 Agustus 2011.

Pemesanan dan pembelian tiketnya dapat menghubungi Nita di nomor HP 0812 860 91255 atau Septian (0857 8097 3321), email: kenzuraidaproject@gmail.com, dan loket GBB, TIM Jakarta.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Indonesia Contek Pengelolaan Geopark China



Untuk mengetahui keberhasilan China mengemas sejumlah taman geologi atau geopark-nya, Direktur jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata (Dirjen PDP), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) bertolak ke negeri tirai bambu ini beberapa waktu lalu. Apa yang didapat?

Menurut Dirjen PDP Kemenbudpar Firmansyah Rahim, banyak pelajaran yang didapat dari China, antara lain model pengelolaan geopark yang baik. “China memiliki 22 geopark dan semua dikelola sangat bagus. Saya hanya melihat salah satu saja di Pusan,” kata Firmansyah di Jakarta, sepulang dari peninjauan salah satu geopark China beberapa hari lalu.

Berkat pengelolaannya yang bagus itu, lanjut Firmansyah, sejumlah geopark China diakui UNESCO dan masuk ke dalam Geopark Global Network (GGN) dengan beberapa geopark dunia lainnya.

Keuntungan masuk GGN itu, lanjut Firmansyah geoparknya terpromosikan secara dunia hingga mampu menjaring jutaan wisatawan per tahun. “Satu geopark China yang sudah masuk GGN saja dikunjungi 6 jutaan pengunjung setiap tahunnya,” ungkapnya.

Kata dia, infrastruktur geopark di China seperti akses jalan menuju lokasi sangat baik dan bangunan etalasenya luar biasa hebat. “Bangunan etalasenya terdiri dari ruang-ruang. Masing-masing ruang disi dengan duplikat geologi yang ada di kawasan geoparknya, misalnya duplikat gua dan lainnya, bukan replika. Juga ada petunjuk kalau ingin melihat obyek aslinya,” terangnya

“Kalau duitnya ada, saya pinginnya model pengelolaan dan kemasan geopark di Indonesia seperti di China,” harapnya.

Indonesia baru mengajukan 2 geopark yakni Pacitan dan Batur ke UNESCO agar diakui geopark dunia dan bisa masuk GGN. Menyusul 2 geopark lagi yakni Raja Ampat dan Danau Toba yang tengah dalam proses pembenahan.

Sebenarnya banyak kawasan geologi di Indonesia yang potensial dijadikan geopark. Firmansyah bilang, tak mudah menjadikan sebuah kawasan geopark apalagi bisa diakui dunia. “Biayanya tidak sedikit, dan harus memenuhi syarat antara lain di kawasan itu dihuni masyarakat yang menjaga aset geologinya dengan baik,” jelasnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

MAK JOGI, Indonesia Kini dalam Hikayat dan Tari Melayu



Setelah sukses menggelar Laskar Dagelan, Beta Maluku, dan Ludrukan Karoto Mbalelo, kini program INDONESIA KITA yang didukung Djarum Foundation melalui Djarum Apresiasi Budaya mementaskan kesenian berakar melayu bertajuk ”MAK JOGI” Hikayat Jenaka Untuk Indonesia. Pementasan ini akan menyuguhkan wajah Indonesia saat ini dalam bentuk hikayat dan gerak tari Melayu.

"MAK JOGI" yang akan dipentaskan dua kali yakni Selasa dan Rabu malam, 26 & 27 Juli 2011, pukul 20.00 WIB di Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta menyuguhkan olahan seni budaya berbasis Melayu, yakni gerak tari dan cerita hikayat tentang Indonesia hari ini.

Pementasan ini disutradari Djaduk Ferianto dengan tim kreatif Butet Kartaredjasa, Tom Ibnur sebagai koreografer sekaligus pemeran Mak Jogi, Agus Noor (penulis naskah), dan Samuel Wattimena sebagai Penata Busana.

Para pemainnya didukung sederet seniman terkenal yakni Tom Ibnur, Didik Nini Thowok, Agus PM Toh, Hartati, Effendi Gazali, Hendri Lamiri, Hoesnizar Hood, Ramon Damora, Hasan Aspahani, Raja Hafidjah, Udin Semekot, kelompok Makyong Kep.Riau, dan "Laskar Dagelan": Trio Gam-Gareng Rakasiwi, Wisben dan Joned.

Tom Ibnur menjelaskan pementasan ini ingin menyampaikan gagasan mempererat persatuan bangsa ini lewat budaya Melayu. Mengingat hampir di seluruh pesisir Indonesia dihuni masyarakat Melayu dengan kekhasan budayanya.

Yang menarik menurutnya, dalam pementasan ini gerak tari Melayu ini juga dieksplor oleh koreografer yang bukan berakar Melayu sehingga ada warna pluralisme gerak di sana.

Untuk lebih memberi atmosfir Melayu yang kental, sebelum pementasan akan ada Pasar Kuliner yang menyuguhkan aneka kuliner khas Melayu mulai pukul 12.00 WIB sampai malam hari.

Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, Senin (25/7/2011) di loket tiket GBB, TIM, masih tersedia tiket untuk menyaksikan pementasan ini. Harganya Rp 200ribu untuk VVIP, Rp 100ribu (VIP), dan Rp 75ribu (Balkon).

Usai pementasan "MAK JOGI", tahun ini juga Program INDONESIA KITA akan menggelar Reaktualisasi Seni dari Timur 23-24 September dan Silang Budaya Silang Jenaka (Foklore Lelucon Rakyat) 28-29 Oktober di GBB, TIM Jakarta.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Minggu, 24 Juli 2011

Inap di Tepi Sungai dan Jurang Makin Tren di Bali



Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali belakangan mengalami perubahan minat bermalam selama liburan di Pulau Seribu Pura ini. Jika dulu turis asing lebih memilih penginapan di daerah berpantai dan keramaian. Belakangan menyukai villa yang tenang dan sepi di pedesaan, lembah, dan pinggiran sungai bahkan tepian jurang. Kenapa?

Berdasarkan pantauan travelplusindonesia banyak wisman yang kini lebih menyenangi bermalam di vila dan jenis penginapan lain yang berlokasi di pedesaan, terutama di lembah, lereng tebing bahkan sempadan atau tepian sungai dan jurang antara lain di tepian Sungai Panaraga Giri, Sungai Ayung, Kerobokan, Ubud, dan Kintamani.

Padahal sekitar tahun 1980-an turis asing yang berwisata ke Pulau Dewata ini lebih menyukai penginapan di kawasan berpantai antara lain Nusa Dua, Kuta, dan Sanur.

Perubahan minat ini, membuat pengusaha di bidang akomodasi berlomba membuat penginapan di daerah pedesaan dan persawahan. Tak heran kalau lahan persawahan di Bali kian menyusut sekitar seribu hektar per tahunnya. Terjadi perubahan fungsi sebagian lahan yang semula untuk pertanian menjadi bermacam penginapan guna memenuhi permintaan wisman yang meninggi.

Peningkatan jumlah vila di Bali ternyata tak disertai dengan pemenuhan izin dan lingkungan. Ketua Bali Villa Association (BVA), Ismoyo S. Soemarlan mengatakan dari 811 unit vila di Bali, cuma 425 vila yang mengantongi izin resmi. Sisanya, 386 vila berkategori bodong atau ilegal. Menurutnya banyak vila yang tak memiliki izin itu berdiri di lahan subur, tepi jurang, lahan persawahan, dan sempadan sungai yang jelas-jelas merusak lingkungan.

Menurut pengamat pariwisata Bali Dewa Nyoman Putrawan, perubahan tren itu dikarenakan semakin banyak turis yang mendambakan suasana tenang dan damai, jauh dari keramaian dan kesibukan serta tekanan pekerjaan sebagaimana dialami di negeri asalnya.

Penari dan penabuh ini melihat banyak faktor mengapa Bali masih diminati turis asing. Selain terjamin rasa aman dan nyaman serta keramahan penduduknya, juga karena banyaknya upacara adat dan seni budaya Bali yang memikat dan menyejukkan hati serta keindahan alamnya yang memesona. Oleh karenanya Bali masih diminti turis asing, terbukti dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman per semester pertama 2011.

Apa yang dikatakan Dewa Nyoman Putrawan bukan isapan jempol. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, jumlah wisman yang ke Bali selama Januari-Juni 2011 mencapai angka 1.271.470 orang. Angka itu meningkat 10,95 persen dibanding periode yang sama 6 bulan pertama 2010 yang mencapai 1.146.028 orang.

Wisman yang datang ke Bali paling banyak masih dari Australia, Cina, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, dan Inggris. Jumlah wisman dari negara-negara tersebut mengalami peningkatan pada periode semester awal tahun ini.

Contohnya turis Negeri Kangguru Australia melonjak sekitar 27,95 persen sehingga menduduki peringkat teratas dari 10 negara asal wisman yang Bali. Kecuali wisatawan asal Jepang, mengalami penurunan akibat dampak gempa bumi dan tsunami di negaranya beberapa waktu lalu.

Bali Favorit Cina
Kabar menarik datang dari Cina. Wisatawan negara tirai bambu itu justru memilih Bali sebagai wisata favorit mereka dari sekian destinasi dunia lainnya.

Siaran Pers Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing menerangkan terpilihnya Bali sebagai tempat wisata favorit wisatawan Cina ditandai dengan penerimaan penghargaan untuk Bali sebagai “The 1st Global Tourism Thermal List-the Most Preferred Tourist Attraction for Chinese in 2011″ yang diterima oleh Dubes RI untuk Cina, Imron Cotan.

Salah satu faktor pemicunya, Bali terpilih sebagai tempat tujuan wisata terbaik di Asia Pasifik versi majalah Business Travelers Asia Pacific Hong Kong tahun 2010. Ketika itu sebanyak 196.925 orang dari 50 juta wisatawan Cina yang berwisata ke luar negeri memilih Bali sebagai tujuan wisatanya.

Fenomena perubahan minat menginap wisman di Bali ini bisa juga dicontoh daerah lain yang memiliki pedesaan, perbukitan, lembah, dan jurang yanag berpanorama indah, sejuk, asri, hijau, dan damai.

Namun untuk menarik minat wisman, bukan semata tersedianya penginapan itu. Harus ada daya tarik utama yang membuat wisman mau datang dan betah menginap bermalam-malam, seperti yang dimiliki Bali yakni terpenuhi rasa aman dan nyaman, menjadi tuan tumah yang baik dan ramah, suguhan aneka seni budaya dan upacara adat yang menawan, serta panorama alam yang indah.

Tanpa semua itu, rasanya membangun penginapan sebanyak, sebagus, seindah, seunik, selengkap dan atau senyaman apapun di lokasi-lokasi tersebut, akan sia-sia.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 23 Juli 2011

MSI Sukses Gelar Malam Sejuta Pesona Sulsel


Mitra Seni Indonesia (MSI) sukses menggelar acara Malam Sejuta Pesona Sulawesi Selatan (Sulsel) di Balai Kartini Jakarta, Jum’at malam (22/7/2011). Bermacam kesenian tradisional mulai dari lagu, musik, tari, peragaan busana, permainan atau atraksi, dan kuliner disuguhkan dengan menarik hingga berhasil memikat penonton.

Acara yang digelar atas kerjasama MSI dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulsel ini dimulai dengan menampilkan Paduan Suara MSI yang terdiri atas ibu-ibu anggota MSI, termasuk di dalamnya ketua MSI Nana Irawan. Mereka membawa dua lagu daerah Sulsel yang sudah tersohor yakni Pakarena dan Anging Mamiri.

Yang menarik, semuanya mengenakan Baju Bodo, pakaian tradisional Sulsel dengan warna-warni yang mencolok berikut aksesorisnya hingga terlihat menyala di atas panggung.

Dilanjutklan dengan menampilkan tari Colliq Pujie, tarian tradiional dari Kabupaten Barru, Sulsel. Tari ini menceritakan tokoh wanita ningrat Bugis yang telah berjasa dalam mengumpulkan dan menyalin kembali serpihan-serpihan naskah La Galigo. Pimpinan Sanggar Bolong Ringgi Barru, Nasdir Rafli mengatakan di Maksaar, tarianini rutin digelar di Benteng Panyyua atau yang lebih dikenal Benteng Fort Rotterdam.

Disambung dengan taria Kala’ Barang. Yang tarian ini diakhiri dengan memberikan kue tradisonal ke sejumlah penonton. Mereka mendatangi penonton satu-persatu dengan meniti tangga. Ada 80 kue yang dibagikan ke penonton, terutama yang duduk di dekat tangga jalan.

Sekmen berikutnya, musik tradisonal Batti-Batti dari Kabupaten Selayar. Alat musik yang digunakan antara lain rebana dan dua alat musik petik kecapi. Dan dilanjutkan orkes Toriolo atau musik tempo dulu yang mengiringi peragaan busana. Ada 25 pakaian karya Triniska Indonesia yang diperagakan oleh seorang model MSI yang muda dan cantik dengan beberapa figuran dari MSI.

Sejumlah pengunjung terutama ibu-ibu tertawa melihat gaya para figuran MSi memperagakan busana yang semuanya berbahan aneka sutera dari berbagai daerah di Sulsel. Maklum para figurannya ibu-ibu di atas paru baya, jadi cara jalan dan pose-nya kaku, tak seluwes model. Tapi justru itu yang memuat suasan Balai Sarbini, malam itu jadi riuh.

Disusul denagn upacara Maddoja Binne, sebuah upacara yang masih berkaitan dengan La Ga ligo. Disusul tari Wanua Malebbi dari Kabupaten Barru ini dibawakan oleh dua orang bissu tampil malebbi (anggun). Kedua bissu memperagakan keskatiannya menusuk-nusuk peruk wajah dan tangannya.

Suguhan berikutnya Paraga dari Kota Makasar, yakni atraksi memainkan bola takraw oleh sejumlah penari pria. Aksi para penari yang mengenakan pakaian khas berwarna merah dan ikat kepalayang dijadikan topi berbentuk kerucut untuk menangkap bola ini berhasil memukau penonton. Terlebih saat mereka saling berdiri dan seorang penari memainkan sepak takraw sambil berdiri di atas pundak penari lainnya.

Tangan Dibakar
Berikutnya tari Pepe-pepe’ Baine dari KabupatenGowa yang dibawakan beberapa penari perempuan. Yang menarik dari tarian ini, para penarinya menyalakan obor lalu tangannya dibakar dengan obor berapi tanpa merasa kepanasan.

Pada sekmen ini para penari mengajak beberapa undangan untuk naik ke atas panggung dan dibakar tangannya. Undangan yang berani dibakar kedua tangannya itu antara lain Staff Ahli Menetri Budpar Bidang Pranata Sosial Surya Yoga yang mewakili Menbudpar Jero Wacik dan juga istri Jero Wacik, Triesna Jero Wacik.

Yang tak kalah menarik, suguhan tarian Mangrara Buana dari Kabupaten Toraja. Di akhir tarian yang dibawakan para penari pria dan wanita ini, sejumlah undangan memberikan uang dengan cara diselipkan ke ikat pinggang atau topi para penari, semacam nyawer. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo ikut ‘nyawer’ ke beberapa penari.

Berdasarkan pengamatan Travelplusindonesia, kemasan acara Malam Sejuta Pesona Sulsel secara keseluruhan cukup menarik. Menurut Nana Irawan, semua acara ini dirancang oleh ibu-ibu anggota MSI. “Kami tidak menggunakan event organizer. Segala urusan mulai dari tempat, konsumsi, dan lainnya yang urus para ibu-ibu MSI,” jelasnya.

Tahun lalu MSI sukses menggelar acara serupa khusus kesenianJawa Barat. Tahun depan MSI berencana menggelar malam kesenian dari Sumatera Barat.

Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kota Tua Jakarta Jadi Warisan Dunia pada 2015


Sejumlah pemangku kepentingan kawasan Kota Tua Jakarta bertekad dan berkomitmen menjadikan kawasan Kota Tua Jakarta sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO pada tahun 2015. Beberapa langkah akan dilakukan untuk mewujudkan mimpi itu. Apa saja dan komitmen apa lagi yang disepakati?

Pemangku kepentingan Kota Tua Jakarta yang berkomitmen terdiri atas unsur pemerintah yakni Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) yang diwakili Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata (PDP) Firmansyah Rahim, Direktur Sejarah dan Purbakala Souroso, Pemprov DKI Jakarta yang diwakili Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata Sukesti Martono, BUMN, BUMS, masyarakat lokal, dan pemerhati kota tua, searta beberapa komunitas atau Lembaga Swadaya Masysrakat (LSM).

Firmasnyah Rahim mengatakan kawasan Kota Tua pantas menjadi heritage world mengingat memiliki aset bagus, infrastruktur, dan sudah terbentuk sejumlah komunitasnya. “Tinggal ditata supaya wisatawan dapat menikmati kawasan ini dan memberikan manfaat buat masyarakat lokal,” jelasnya usai acara peluncuran program Destination Management Organization (DMO) Kota Tua Jakarta di Museum Bank, Mandiri, kawasan Kota Tua Jakarta, Jum’at (22/7/2011).

Untuk mewujudkan itu, lanjutnya, semua stakeholder baik pemeritah pusat maupun pemprov DKI, masyarakat, juga seluruh pengusaha yang terkait dengan pariwisata bekerja bersama untuk menjaga kelestarian kawasan ini agar terselamatkan dari kehancuran.

“Program DMO kawasan Kota Tua Jakarta yang hari ini diluncurkan bisa menjadi salah satu langkah untuk menjadikan kawasan ini diakui UNESCO sebagai heritage world pada 2015. Dengan pengakuan dunia itu, diharapkan kawasan ini kelak menjadi destinasi terbaik di Indonesia,” harapnya.

Pemetaan Kawasan
Soeroso mengatakan ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan kawasan Kota Tua Jakarta sebagai heritage world antara lain melakukan pemetaan (mapping) kawasan Kota Tua Jakarta.

“Pemetaan ini untuk mendata bangunan apa saja yang ada di kota tua ini termasuk nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai sebuah kawasan kota tua. Setelah itu dibuat prioritas pengembangannya satu persatu,” jelasnya.

Langkah selanjutnya, membuat usulan ke UNESCO. Kalau usulan sudah disetujui dan Kota Tua Jakarta sudah ditetapkan sebagi warisan dunia, harus ada lembaga khusus yang menangani warasan ini. Lembaga tersebut, tambah Soeroso, harus terdiri dari orang-orang dari berbagai bidang yang berkompeten.

“Kebetulan bulan November 2011, dirjen UNESCO akan ke Bali. Nanti kita ajak ke Jakarta lalu dibawa ke kawasan Kota Tua Jakarta untuk memperkenalkan potensi kawasan ini,” jelasnya.

Sukesti Martono mengatakan kawasan Kota Tua Jakarta memiliki beberapa potensi yakni potensi heritage, bisnis dan potensi panorama. Dalam masterplan pengembangan kawasan Kota Tua Jakarta, Pemprov DKI membagi pemanfaatan kawasan ini berdasarkan zonasi. Ada 5 zona peruntukannya.

Kata Sukesti langkah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpi indah kawasan Kota Tua sebagai heritage world dengan menjaga kebersihan dan kenyamanan kawasan serta meningkatan akses menuju kawasan. “Kebesihan saluran dan jaluan harus diutamakan. Selama ini kebersihan kawasan Kota Tua Jakarta dilakukan Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Masyarakat harus juga menjaga aspek kebersihan dan kenyamanan di kawasan ini bersama-sama,” jelasnya.

Komitmen ini, lanjut Sukesti tidak berhenti pada perencanaan saja tapi berproses terus. “Pengelola kawasan kota tua diharapkan menjadi tempat bertemunya masukan dari sejumlah pemangku kepentingan lalu dikomunikasikan ke pemprov juga pemerintah pusat,” jelasnya.

Firmansyah Rahim menambahkan untuk mewujudkan Kota Tua Jakarta sebagai warisan dunia, Kemenbudpar bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan untuk pengembangan itu. “Yang mengerjakan masyarakat dan stakeholder, pemerintah akan memfasilitas sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Selain menjadikan kawasan Kota Tua Jakarta sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO pada 2015, ada 4 komitmen lagi yang sudah disepakati dan ditandatangani sejumlah pemangku di atas, yakni membangun Kota Tua Jakarta dengan prinsip tata kelola yang baik, menjadikannya sebagai destinasi pariwisata utama Jakarta, menjadikannya sebagai creative heritage city, dan menjunjung tinggi integritas.

Ketua Komunitas Historia Indonesia (KHI) Asep Kambali menyambut baik adanya DMO Kota Tua Jakarta yanag dilakukan Kemenbudpar dan komitmen bersama mewujudkan kawasan Kota Tua Jakarta sebgain Heritage World.

“Mudah-mudahan ini bukan menjadi acara seremonial apalagi proyek saja. Tapi benar-benar terwujud dan bermanfaat bagi masyarakat serta kelestarian kawasan ini. Salah satu langkahnya harus dengan membentuk badan atau lembaga yang menangani DMO ini dengan tugas yang jelas dan mendudukan orang-orang yang pas,” imbaunya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 21 Juli 2011

Tips Berwisata Tetap Nyaman Beribadah


Berwisata identik jalan-jalan dan senang-senang. Muncul kesan kalau sedang wisata, nikmati dunia sejenak dan lupakan saja akhirat. Jelas itu keliru. Selama berwisata kita pun dapat menjalankan ibadah wajib sebagai muslim seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan dengan nyaman. Tipsnya, antara lain mengikuti paket wisata muslim yang sebenarnya. Apa lagi?

Selama ini orang tahunya berwisata muslim cuma wisata ke makam Wali Songo. Padahal masih banyak obyek wisata lain di dalam negeri yang dapat dikunjungi dan dilakukan, seperti berkunjung ke masjid-masjid tua dan bersejarah di berbagai kota dan pelosok Tanah Air. Atau berkunjung ke negara lain baik negara muslim maupun negara non muslim sekalipun.

Berikut 10 tips berwisata tanpa meninggalkan ibadah versi Travelplusindonesia, yang dapat Anda jadikan bekal perjalanan wisata baik secara mandiri artinya mengatur sendiri tanpa bantuan pengelola perjalanan wisata ataupun dengan membeli paket wisata di travel agent.

1. Tentukan lokasi wisata yang akan dituju, baik di dalam maupun di luar negeri. Perlu diketahui, berwisata tanpa meninggalkan ibadah bukan berarti semata ke negara muslim seperti ke sejumlah negara di Timur Tengah, dll atau obyek-obyek bernafaskan Islam saja. Kita bisa juga pergi ke negara-negara non muslim seperti ke Cina, Rusia, Eropa dan lainnya dengan mengunjungi obyek-obyek terkenal, asal tetap menjalankan kewajiban sebagai muslim.

2. Kumpulkan segala informasi terkait lokasi yang dituju, termasuk akses, peraturan dan waktu yang tepat untuk berkunjung. Pengumpulan informasi bisa memalaui internet, buku, tulisan maupun berita terkait situasi dan kondisi lokasi yang dituju. Atau cari data dari orang yang pernah mengikuti atau membeli paket tersebut supaya Anda mendapat referensi lebih banyak lagi untuk menentukan apakah tepat untuk dibeli atau tidak paket tersebut.

3. Perjalanan wisata tersebut bisa dilakukan secara mandiri sesuai kemauan. Asalkan point 1 dan 2 sudah terpenuhi, termasuk ketersediaan dana. Biasanya mereka yang berjiwa petualangan, suka memilih cara ini atau yang biasa disebut berwisata ala backpacker.

4. Kalau tak mau repot, beli saja paket wisata muslim yang sebenarnya. Pilihlah paket yang berlabel paket wisata muslim. Bukan paket wisata biasa.

5. Pilihlah travel agent yang memang berpengalaman menyelenggarakan wisata muslim. Hati-hati banyak travel agent yang menjual paket wisata muslim tapi hanya label saja. Biar tak pusing, pilih saja travel agent yang tergabung dalam Komunitas Penyelenggara Wisata Muslim (KPWM) terdekat di kota Anda.

6. Cermati acara atau kegiatan tur paket tersebut. Apakah memberikan kenyamanan dalam melaksanan kewajiban sebagai muslim atau sebaliknya. Misalnya jadual shalat lima waktunya tepat, tempat shalat bersih, dan makanan atau minumannya di restoran yang benar-benar memproses masakannya secara halal dengan bahan-bahan halal pula, dan kelebihan lainnya.

7. Kalau dalam pelaksanaannya ternyata melenceng atau tidak membuat Anda nyaman beribadah, tegur penyelenggaranya atau jangan pilih lagi travel agent tersebut.

8. Bersikap dan berpakaian yang santun selama berwisata. Bawa serta perlengkapan shalat yang bersih dan praktis.

9. Pelajari sosial budaya masyarakat setempat baik komunitas muslim maupun non muslim di negara yang Anda kunjungi. Lalu bandingkan dengan sosial budaya masyarakat kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

10. Sedapat mungkin ambil hikmah dari perjalanan wisata tersebut. Hikmah yang tentunya membuat diri semakin dekat pada-Nya, menjadi lebih baik dan lebih berwawasan. Bukan sekadar jalan-jalan, bukan semata senang-senang.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 20 Juli 2011

Tawuran Marak, Wisatawan (bisa) Beranjak


Aman dan nyaman adalah salah satu faktor utama wisatawan mau datang dan berlama-lama berwisata di sebuah kota, daerah atau tujuan wisata. Sayangnya faktor itu tidak disadari dan diindahkan oleh sebagian besar masyarakat kita. Contoh kecil, tawuran antarwarga ataupun kelompok masih terjadi dimana-mana, seperti yang terjadi di Jakarta, Bandung, bahkan Bali baru-baru ini. Apa dampaknya?

Di Jakarta, ada beberapa titik langganan tawuran. Berdasarkan catatan Polda Metro Jaya, wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling rawan tawuran di Jakarta. Sepanjang 2011, tercatat 27 kali tawuran di sana. Tawuran di Johar Baru terakhir terjadi Minggu, 17 Juli 2011.

Wilayah Jakarta lain yang juga rawan tawuran adalah Menteng, Jakarta Pusat mencapai 9 kasus dan Tebet, Jakarta Selatan sebanyak 5 kasus. Total tawuran yang terjadi hingga Juli 2011 di Jakarta mencapai 41 kasus.

Penyebab tawuran beragam. Ada yang mengatakan kemungkinan tawuran itu untuk mengalihkan pemberantasan peredaran narkoba yang dilakukan pihak polisi di wilayah Johar Baru. Maklum beberapa tangkapan pemakai dan pengedar narkoba yang dilakukan aparat Satuan Narkoba Polrestro Jakarta Pusat, beberapa pelakunya berasal dari Johar Baru, Jakarta Pusat.

Namun ada juga karena hal-hal sepele, seperti saling mengejek antarwarga. Kemudian meletup dan memanas akibat aksi provokator. Pihak lain ada yang menyebutkan karena faktor kemiskinan, dendam lama, dan kecemburuan sosial.

Apapun penyebabnya tawuran itu, yang pasti dapat mengakibatkan kerugian besar, harta bahkan nyawa.

Akibat tawuran beberapa kali di Johar Baru ini, sejumlah toko di Pasar Rumput tutup. Pedagangnya mengaku mengalami kerugian. Pasar ini dikenal sebagi pusat penjualan sepeda dan perkakas toilet. Pascatawuran, jumlah pengunjung ke pasar ini menurun karena masih takut, terlebih setelah mendengar, membaca dan melihat kejadian tersebut yang diekspose sejumlah media massa.

Begitupun tawuran antardua massa memperebutkan lahan Kampus SMAK Dago di Jalan Ir H Juanda (Dago) Kota Bandung, Senin (18/7/2011). Tawuran di lahan sekolah almamater mantan Presiden RI BJ Habiebie, Meriam Bellina, dan Ruth Sahanaya ini kontan memanaskan udara Bandung yang biasanya sejuk.

Akibat tawuran itu sejumlah bisnis Factory Outlet (FO) di Jalan Ir H Juanda mengaku menderita kerugian hingga 70%. FO Fashion Gallery misalnya terpaksa tutup lebih awal. Padahal rata-rata pembeli datang ke toko dari sore hingga malam. Begitu juga dengan FO Runway, yang berada di seberang SMAK Dago. Biasanya toko ini dikunjungi 100 pembeli sore dan malam hari atapi sejak sore sudah tutup.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto mengungkapkan, kedua kubu yang tawuran bukan warga asli Bandung atau Jabar. Kedua belak pihak itu kulit dan postur tubuh yang relatif sama, yakni kulit gelap dengan ramput keriting seperti warga kawasan Timur Indonesia.

Sehari kemudian, giliran Bali terjadi bentrok antarwarga Desa Songan dengan Desa Banjar Kawan, Kabupaten Bali, Selasa (19/7/2011) yang mengakibatkan Pemkab tutup, 1 orang tewas, dan sejumlah orang luka-luka.

Kendati Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Kade Subhiksu mengatakan belum ada pengaruh terhadap pariwisata Pulau Dewata terkait bentrokan ini namun mengamini kejadian ini dapat saja mempengaruhi kunjungan wisatawan mengingat sektor ini selain menjual jasa juga bertumpu pada faktor keamanan.

Dia menegaskan kalau sampai keamanan terganggu jelas berimbas pada sektor pariwisata, karena wisatawan jadi enggan berlibur ke Bali.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan bentrokan ini tidak mencerminkan nilai-nilai lokal masyarakat Bali. Dia mengharapkan aparat desa, tokoh adat dan pendidik melakukan introspeksi diri agar tidak terulang di kemudian hari.

Citra Buruk
Tawuran, bentrokan, amuk masa atau apapun namanya yang meresahkan dan mengusik rasa aman dan tidak nyaman itu bukan cuma bisa merugikan secara ekonomi, pun membuahkan citra buruk.

Jakarta yang sudah terlanjur bercitra macet, panas, dan sumpek, dengan adanya tawuran di sejumlah titik, kian menambah imej negatifnya menjadi kota rawan tawuran. Kalau sudah begini semakin buram pariwisatanya. Bukankah konsep city tour di Jakarta terseok-seok akibat kemacetan, kini ditambah dengan citra rawan tawuran itu, makin hancurlah.

Begitupun dengan Bandung yang selama ini adem anyem, akibat tawuran itu kesan amannya bisa sedikit tercoreng.

Untuk menghilangkan imej negatif tersebut, perlu diambil tindakan tegas dari aparat agar tidak terulang kembali.

Langkah Polrestro Jakarta Pusat menangkap beberapa pelaku yang berperan sebagai provokator aksi tawuran di Johar Baru baru-baru ini, merupakan langkah tepat. Namun itu belum cukup. Perlu ada penyuluhan sadar wisata dari pihak pemerintah setempat maupun swasta kepada masyarakat terutama penyadaran akan pentingnya keamanan dan kenyaman agar kesan rawan itu lenyap.

Tawuran berulangkali berdampak fatal bagi perkembangan pariwisata setempat, kemunduran bahkan kehancuran. Pasalnya wisatawan jadi enggan datang dan berangsur-angsur mengalihkan kunjungannya ke kota atau daerah lain yang lebih aman dan nyaman.

Jadi sekali lagi harus diingat, aman dan nyaman itu faktor yang kudu dinomorsatukan, dikedepankan oleh sebuah kota, daerah ataupun obyek wisata agar wisatawan mau datang dan tak mau cepat-cepat beranjak.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selasa, 19 Juli 2011

Gunung-Gunung Aktif Menggeliat ”Menyambut” Ramadhan


Jelang Ramadhan tahun ini, sejumlah gunung aktif di Indonesia menggeliat seakan ikut menyambut datangnya bulan suci dengan aktivitas vulkanisnya. Ada yang sudah meletus berkali-kali sehingga berstatus Awas. Tak sedikit yang masih mengeluarkan letusan-letusan kecil dengan status Waspada hingga Siaga. Gunung apa saja?

Awal Juli 2011, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada belasan gunung api berstatus di atas normal.

Tigabelas gunung berstatus Waspada yakni Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Gunung Talang di Solok (Sumatera Barat), Gunung Anak Krakatau (Lampung), Gunung Papandayan (Garut), Gunung Slamet di Tegal (Jawa Tengah), Gunung Dieng di Wonosobo (Jawa Tengah), Gunung Semeru di Lumajang (Jawa Timur), Gunung Merapi (Yogyakarta) Gunung Bromo (Jawa Timur), dan 3 gunung di Sulawesi Utara yakni Gunung Karangetang, Gunung Soputan, dan Gunung Lokon serta 2 gunung berstatus siaga di Provinsi Maluku Utara (Malut) yakni Gunung Gamkonora dan Gunun Ibu.

Dan menjelang Ramadhan ini, fenomena keaktivan gunung-gunung tersebut menarik ditelusuri. Diawali dengan Gunung Semeru yang aktivitas vulkanisnya meningkat 17 Juni 2011 lalu. Berdasarkan pengamatan dari Pos Gunung Sawur, Candipuro, Lumajang, hari itu gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengeluarkan asap berwarna cokelat dengan ketinggian antara 300 sampai 600 meter per 30 menit.

Lalu pada 3 Juli 2011 Gunung Soputan meletus, menyusul Gunung Lokon yang sejak 15-18 Juli 2011 sudah meletus beberapa kali.

Dan 19 Juli 2011 Gunung berapi Ibu dan Gamkonora di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Malut, dinaikkan statusnya dari Waspada ke Siaga seiring meningkatnya aktivitas vulkanisnya.

Dari rekaman alat seismograf Pos Gunung Gamkonora, kedua gunung tersebut mengalami letusan kecil dalam sehari mencapai seratus kali. Atas dasar itu, status gunung Gamkonora dinaikkan menjadi siaga level II dan Gunung Ibu siaga level III.

Gunung Gamkonora yang merupakan atapnya Pulau Halmahera, pernah meletus hebat tahun 1673 disusul tsunami dan membentuk kawah yang memanjang dari Utara ke Selatan. Dan terakhir meletus 10 Juli 2007 lalu.

Kepala PVMBG Surono menghimbau masyarakat di sekitar gunung-gunung berstatus di atas normal tersebut agar tetap menjaga kewaspadaan dan tidak panik.

Akankah gunung-gunung itu kembali menggeliat saat Ramadhan? Atau berhenti sejenak ikut ‘puasa’ lalu erupsi lagi pascaramadhan? Kedua kemungkinan itu bisa saja terjadi mengingat statusnya masih di atas normal.

Yang terpenting, apapun kondisinya keberadaan gunung-gunung tersebut merupakan anugerah luar biasa antara lain sebagai daya tarik wisata yang dapat menjaring wisatawan minat khusus. Dan yang lebih penting lagi apapun status gunung-gunung tersebut, puasa Ramadhan tetap wajib dijalankan bagi muslim di manapun berada.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Berwisata Spritual Ampuh Meredam Stres


Stres itu tekanan atau beban mental yang apibila didiamkan dapat memicu berbagai penyakit fisik dan mental. Stres berat bisa buat penderitanya nekat bunuh diri atau sebaliknya mencelakai bahkan membunuh orang lain. Untuk itu diperlukan pengelolaan stres agar tetap sehat jiwa raga dan hati tentram. Salah satu obat peredamnya dengan berwisata spritual. Apa lagi?

Pengelolaan stres harus datang dari diri sendiri. Berhentilkah untuk tidak terlalu menggantungkan sesuatu apalagi bergantung hidup dari orang lain, sekalipun itu pasangan hidup, anak, saudara, ortu, pacar, atau sahabat sendiri. Jangan pula bergantung dengan benda atau materi.

Berikut 11 obat peredam stres versi travelplusindonesia;

1. Beriman sesuai keyakinan. Bagi muslim, hanya kepada Allah SWT, dengan meyakinkan diri Dia-lah yang menentukan hidup dan mati serta tempat meminta, memohon, dan berlindung. Bukan kepada apapun dan siapapun.

2. Bertaqwa atau taat kepadaNya. Ketaqwaan yang bukan sekadar menjalankan ritual ibadah yanag diperintahkan dan menjauhi laranganNya, melainkan mencakup aspek lain dengan pengabdian sepenuh hati. Aplikasinya bagi muslim antara lain menunaikan solat wajib 5 waktu, dan lainnya.

3. Mensyukuri apa adanya. Menerima dan berterimakasih sekecil apapun yang didapat, termasuk ikhlas di dalamnya.

4. Menyenangkan hati dengan kegiatan/hobi positif seperti bernyanyi, menari atau berkesenian lain.

5. Berwisata spritual. Bagi umat muslim misalnya mengunjungi masjid-masjid tua dan bersejarah, ziarah ke makam-makam Walisongo, berzikir bersama di masjid-masjid besar, keliling majlis taklim dengan rekan, melakukan umroh ataupun pergi haji jika mampu, dan kegiatan lain yang intinya dapat menambah kedekatan padaNya.

6. Menjaga kebugaran bagi pria dan kecantikan buat perempuan. Caranya dengan olahraga yang disukai sesuai umur, dan atau merawat kecantikan di tempat-tempat yang disukai.

7. Berbelanja yang disukai sesuai kebutuhan tapi tidak boros.

8. Berwisata kuliner untuk memenuhi selera makan.

9. Berkumpul dengan orang-orang baik untuk berbagi ilmu dan melakukan kebaikan buat masyarakat dan atau lingkungan.

10. Menyisihkan harta dan atau menggunakan ilmu di jalanNya, seperti ber-infak dan sadaqoh, syiar Islam dan lainnya.

11. Berkreasi dan berinovasi membuat usaha atau lapangan kerja sendiri, tidak semata bergantung pada perusahaan/orang lain yang sewaktu-waktu bisa di PHK hingga bikin stres.

Berwisata spritual dapat dilakukan sendiri atau dalam kelompok kecil. Niatkan dalam hati wisata yang dilakukan bertujuan mendapatkan perubahan diri menjadi lebih baik.

Bila wisata spritual dilakukan secara berkualitas, hasilnya akan nyata. Selain meredam tekanan pekerjaan, ego juga ampuh mengobati stres akibat berbagai permasalahan hidup.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Senin, 18 Juli 2011

Pesona Alam Tomohon Bukan Hanya Gunung Lokon


Pemberitaan erupsi Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara plus dampaknya masih menghiasi layar kaca dan media online. Info itu jelas bermanfaat mencegah wisatawan mendekati apalagi mendaki gunung tersebut. Tapi di sisi lain, orang jadi cemas ke Tomohon karena terkesan seluruh daerahnya rawan. Padahal masih ada obyek wisata alam lain yang dapat dinikmati di kota bunga ini selain Gunung Lokon. Apa saja?

Mendaki Gunung Lokon yang berketinggian 1.689 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini memang tidak mungkin. Statusnya masih Waspada dan meletus lagi 2 kali, Senin (18/7/2011).

Tapi bukan tidak bisa mendaki, wisatawan minat khusus yang gemar mendaki masih bisa menapaki 2 gunung lagi yang ada di Kota Tomohon yakni Gunung Mahawu (1.311 mdpl) dan Gunung Masarang.

Waktu tempuh ke puncak Gunung Mahawu sekitar 1,5 sampai 2 jam. Di puncaknya ada danau kawah berwarna hijau dengan kuning belerang. Kita juga dapat melihat Danau Tondano dan Kota Manado dari kejauhan.

Kalau mau yang lebih santai, jelajahi saja beberapa bukit yang ada di Tomohon. Maklum kota ini berada di pegunungan di ketinggian sekitar 700 mdpl dengan kontur tanah berbukit-bukit.

Ada Bukit Temboan di Desa Rurukan yang di puncaknya berdiri sebuah rumah dari kayu pohon kelapa, peninggalan Belanda. Dari puncaknya kita dapat melihat pemandangan Danau Tondano, Pelabuhan Bitung, dan perkebunan sayuran yang tertata rapi.

Lalau Bukit Tintingon Kumelembuai di Kelurahan Kumelembuai, Kecamatan Tomohon Timur. Jaraknya 15 Km dari pusat kota. Dari puncaknya kita dapat melihat panorama Pulau Siladen, Pulau Manado Tua, dan Pulau Lembeh.

Selanjutnya Bukit Inspirasi Tomohon atau Bukit Doa Tomohon di Kelurahan Kakaskasen III, Kecamatan Tomohon Utara, sekitar 1 Km dari pusat Kota Tomohon. Dari puncaknya kita dapat menikmati pemandangan alam Gunung Lokon yang gagah dengan pemandangan alam yang cantik karenya kerap menjadi lokasi foto pre-wedding, tour, gathering, outbound, meeting, bird watching, dan outdoor wedding berkonsep “back to nature”.

Atau ke Bukit Wawo yang menjadi lokasi tepat untuk bersepeda seraya menikmati pemandangan pegunungan dan perkebunan.

Air Terjun
Usai mendaki gunung dan bukitnya, kita bisa mandi atau sekadar menikmati kesejukan Air Terjun Tumimperas di Kelurahan Pinaras, Kecamatan Tomohon Selatan. Air terjun setinggi 70 meter ini dikelilingi pemandangan alam yang asri. Jaraknya sekitar 7 Km dari pusat Kota Tomohon dan mudah dijangkau dengan kendaraan.

Kalau belum puas lanjutkan ke Air Terjun Tapahan Telu Tinoor yang memiliki tiga air terjun berdekatan dengan ketinggian yang sama yakni 50 meter. Sekeliling air terjun ini hutan lindung yang menjadi habitat bagi monyet hitam khas Sulawesi. Selain trekking, kita bisa melakukan panjat tebing di sini. Lokasinya 15 Km dari pusat Kota Tomohon.

Pilihan lain ke Danau Linow Lahendong yang airnya mengandung kadar belerang tinggi ini hingga warnanya dapat berubah sesuai siraman matahari. Di sini kita dapat melihat burung blibis dan komo atau sayok, semacam serangga yang menjadi satwa endemik sekitar danau ini. Serangga ini dikonsumsi penduduk setempat.

Kalau masih ingin berwisata alam lainnya di luar Tomohon tapi masih relatif dekat untuk dikunjungi, kita lanjutkan saja perjalanan ke Danau Tondano dan pemandian air panas mineral Karumenga di Langowan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP