. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 24 Juli 2011

Inap di Tepi Sungai dan Jurang Makin Tren di Bali



Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali belakangan mengalami perubahan minat bermalam selama liburan di Pulau Seribu Pura ini. Jika dulu turis asing lebih memilih penginapan di daerah berpantai dan keramaian. Belakangan menyukai villa yang tenang dan sepi di pedesaan, lembah, dan pinggiran sungai bahkan tepian jurang. Kenapa?

Berdasarkan pantauan travelplusindonesia banyak wisman yang kini lebih menyenangi bermalam di vila dan jenis penginapan lain yang berlokasi di pedesaan, terutama di lembah, lereng tebing bahkan sempadan atau tepian sungai dan jurang antara lain di tepian Sungai Panaraga Giri, Sungai Ayung, Kerobokan, Ubud, dan Kintamani.

Padahal sekitar tahun 1980-an turis asing yang berwisata ke Pulau Dewata ini lebih menyukai penginapan di kawasan berpantai antara lain Nusa Dua, Kuta, dan Sanur.

Perubahan minat ini, membuat pengusaha di bidang akomodasi berlomba membuat penginapan di daerah pedesaan dan persawahan. Tak heran kalau lahan persawahan di Bali kian menyusut sekitar seribu hektar per tahunnya. Terjadi perubahan fungsi sebagian lahan yang semula untuk pertanian menjadi bermacam penginapan guna memenuhi permintaan wisman yang meninggi.

Peningkatan jumlah vila di Bali ternyata tak disertai dengan pemenuhan izin dan lingkungan. Ketua Bali Villa Association (BVA), Ismoyo S. Soemarlan mengatakan dari 811 unit vila di Bali, cuma 425 vila yang mengantongi izin resmi. Sisanya, 386 vila berkategori bodong atau ilegal. Menurutnya banyak vila yang tak memiliki izin itu berdiri di lahan subur, tepi jurang, lahan persawahan, dan sempadan sungai yang jelas-jelas merusak lingkungan.

Menurut pengamat pariwisata Bali Dewa Nyoman Putrawan, perubahan tren itu dikarenakan semakin banyak turis yang mendambakan suasana tenang dan damai, jauh dari keramaian dan kesibukan serta tekanan pekerjaan sebagaimana dialami di negeri asalnya.

Penari dan penabuh ini melihat banyak faktor mengapa Bali masih diminati turis asing. Selain terjamin rasa aman dan nyaman serta keramahan penduduknya, juga karena banyaknya upacara adat dan seni budaya Bali yang memikat dan menyejukkan hati serta keindahan alamnya yang memesona. Oleh karenanya Bali masih diminti turis asing, terbukti dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisman per semester pertama 2011.

Apa yang dikatakan Dewa Nyoman Putrawan bukan isapan jempol. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, jumlah wisman yang ke Bali selama Januari-Juni 2011 mencapai angka 1.271.470 orang. Angka itu meningkat 10,95 persen dibanding periode yang sama 6 bulan pertama 2010 yang mencapai 1.146.028 orang.

Wisman yang datang ke Bali paling banyak masih dari Australia, Cina, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, dan Inggris. Jumlah wisman dari negara-negara tersebut mengalami peningkatan pada periode semester awal tahun ini.

Contohnya turis Negeri Kangguru Australia melonjak sekitar 27,95 persen sehingga menduduki peringkat teratas dari 10 negara asal wisman yang Bali. Kecuali wisatawan asal Jepang, mengalami penurunan akibat dampak gempa bumi dan tsunami di negaranya beberapa waktu lalu.

Bali Favorit Cina
Kabar menarik datang dari Cina. Wisatawan negara tirai bambu itu justru memilih Bali sebagai wisata favorit mereka dari sekian destinasi dunia lainnya.

Siaran Pers Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing menerangkan terpilihnya Bali sebagai tempat wisata favorit wisatawan Cina ditandai dengan penerimaan penghargaan untuk Bali sebagai “The 1st Global Tourism Thermal List-the Most Preferred Tourist Attraction for Chinese in 2011″ yang diterima oleh Dubes RI untuk Cina, Imron Cotan.

Salah satu faktor pemicunya, Bali terpilih sebagai tempat tujuan wisata terbaik di Asia Pasifik versi majalah Business Travelers Asia Pacific Hong Kong tahun 2010. Ketika itu sebanyak 196.925 orang dari 50 juta wisatawan Cina yang berwisata ke luar negeri memilih Bali sebagai tujuan wisatanya.

Fenomena perubahan minat menginap wisman di Bali ini bisa juga dicontoh daerah lain yang memiliki pedesaan, perbukitan, lembah, dan jurang yanag berpanorama indah, sejuk, asri, hijau, dan damai.

Namun untuk menarik minat wisman, bukan semata tersedianya penginapan itu. Harus ada daya tarik utama yang membuat wisman mau datang dan betah menginap bermalam-malam, seperti yang dimiliki Bali yakni terpenuhi rasa aman dan nyaman, menjadi tuan tumah yang baik dan ramah, suguhan aneka seni budaya dan upacara adat yang menawan, serta panorama alam yang indah.

Tanpa semua itu, rasanya membangun penginapan sebanyak, sebagus, seindah, seunik, selengkap dan atau senyaman apapun di lokasi-lokasi tersebut, akan sia-sia.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP