. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 30 April 2018

Tiga Alasan Anjasmara Tergila-gila Yoga

Sejak mengenal yoga 1994 silam, Anjasmara langsung jatuh hati, tergila-gila, dan kemudian mencintainya sepenuh hati sampai kini. “Yoga is Love, Fun, and Peace,” begitu alasannya.

“Yoga membuatku jatuh cinta, Yoga membuatku senang, dan yoga membuatku merasa damai,” kata pemilik nama lengkap Anjasmara Prasetya yang akrab disapa Anjas ini kepada TravelPlus Indonesia usai menghadiri jumpa pers pre-event Yoga Festival 2018 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (30/4) sore.

Bukti kalau pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 13 November 1975 ini serius dengan olah raga meditasi dari India ini, dia tunjukkan dengan mengambil kelas sertifikat untuk mengajar.

Bertahun-tahun berlatih, akhirnya sejumlah gerakan sulit yoga namaste pun berhasil dia lakukan.

Kalau tidak percaya, lihat saja di akun instagram-nya @anjasmara, dia mengunggah foto-fotonya tengah melakukan gerakan yoga namaste dalam posisi kepala di bawah, sementara kakinya berada di atas tengah bersila, kedua tangan Anjasmara saling bertemu di depan dadanya. Ada juga fotonya saat ber-yoga dalam posisi menyerupai kalajengking.

Setelah sertifikat sebagai pengajar/instruktur atau guru yoga itu berhasil digenggamnya, artis yang namanya melejit di era 90-an ini pun menularkan keahliannya ber-yoga kepada istri dan teman-temannya untuk mengikuti kelas yoga.

Belakangan Anjas pun sudah menjadi pelatih yoga namaste yang mahir melakukan gerakan-gerakan yoga yang rumit.

Ketika disinggung apakah instruktur yoga di Indonesia sudah bisa menjadi profesi yang menjanjikan? “Cukup,” kata suami artis Dian Nitami ini.

Menurut pria yang mengawai karier keartisannya sebagai model lalu pemain sinetron, presenter TV, dan pemain film layar lebar ini, banyak keuntungan yang didapatnya dengan menekuni yoga.

“Aku bisa me-manage stress dengan lebih baik, badan jadi lebih sehat, dan lebih kenal dengan tubuh,” akunya.

Kata Anjas yang aktingnya pernah mendapat pujian saat melakoni peran sebagai pemuda lugu dan lucu tapi agak terbelakang bernama Cecep dalam sinetron Wah, Cantiknya ini, sejak rajin ber-yoga dia mengaku jarang sakit.

“Sejak rajin ber-yoga, aku merasa selalu sehat dan bugar, tidak lagi sering berobat ke rumah sakit,” terangnya.

Kata Anjas lagi, yoga juga bisa membuat kualitas seks menjadi lebih baik, dan bisa digunakan unutk metode melangsingkan tubuh.

“Yoga juga bisa membuat jiwaku lebih tenang, lebih sabar, dan lebih bahagia," jelas Anjas yang memang terlihat tetap langsing dan wajahnya awet muda.

Alasan lain seorang Anjas yang pernah memerankan mantan Presiden Soekarno atau Bung Karno dalam FTV garapan Garin Nugroho ini menekuni yoga adalah karena tidak membutuhkan biaya besar. 

“Yoga juga tidak butuh biaya besar, hanya butuh latihan dan kosentrasi," ujar Anjas yang memang mempunyai hubungan cukup dekat dengan keluarga Bung Karno, mengingat dia adalah anak tiri Rachmawati Soekarnoputri, salah seorang putri dari Bung Karno.

Meskipun sudah menjadi salah satu instruktur yoga terlaris di Indonesia, Anjas yang juga pernah bermain dalam pertunjukkan wayang dan juga panggung teater yang sama-sama memerankan tokoh Bung Karno ini, mengaku tetap rajin ber-yoga.

"Hampir setiap hari aku ber-yoga. Yoga sudah jadi kebutuhanku sehari-hari karena banyak manfaatnya,” ungkap Anjas yang pernah keliling beberapa tepat di India, Dubai, dan tentu saja sejumlah destinasi eksotik di Tanah Air untuk mengajar, memperkenalkan sekaligus menduniakan yoga.

Yoga Festival 2018  yang digelar dalam rangka menyambut  Hari Yoga Internasional ke-4  dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata, akan berlangsung di 10 kota di antaranya Malang (22/4), Jakarta (28/4), Yogyaharta (5/5), Bandung (9/6), Bali (16-17/6), Surabaya (21/6), Jakarta (23/6), Medan (24/6). Yogyakarta (24/6), dan Surabaya (10/8). Puncak perayaan event ini akan berlangsung di Candi Prambanan, Yogyakarta, Minggu (24/6). 

Pada keempatan yang sama, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan event Yoga Festival tahun ini memiliki arti penting dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan India yang berjalan 70 tahun pas 2019 mendatang. 

"Februari 2018 lalu, kami mengirim Anjasmara dan Ayu Laksmi untuk menghadiri Festival Yoga International di Rishikesh, India," kata Arief Yahya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok.@anjasmara

Captions:
1. Anjasmara, selebitras yang tergila-gila yoga.
2. Anjasmara mahir melakukan gerakan-gerakan yoga yang rumit, kini menjadi pengajar yoga namaste.
3. Anjasmara bersama istri Dian Nitami yang juga menekuni yoga.
4. Anjasmara bersama Menpar Arief Yahya dan Dubes India untuk Indonesia Pradeef Kumar Rawat.
5. Anjasmara saat berada di Taj Mahal, India.

Read more...

Minggu, 29 April 2018

Dua Duta Wisata Ini Pikat Perhatian Pengunjung AAC 2018

Sejumlah peserta Asia Africa Carnival (AAC) 2018 yang berkarnaval di sepanjang Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (28/4) berhasil memikat perhatian pengunjung dengan penampilan fisik dan juga pakaian yang mereka kenakan. Dua di antaranya duta wisata dari dua kota berbeda yakni Banjarmasin dan Jambi.

Mereka adalah Febryana Damayanti (20) Duta Wisata Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang akrab disapa Febi dan Dwikinov Aldizulvi Duta Wisata Kota Jambi, Provinsi Jambi yang biasa dipanggil Dwiki.

Siang itu, Febi yang masih tercatat sebagai mahasiswi semester 6 Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin mengenakan pakaian adat perempuan dayak Kalsel berwarna merah lengkap dengan hiasan ikat kepala dari Burung Enggang serta perisai atau tameng.

Sebenarnya pakaian yang dikenakan dara keturunan Dayak dan Suku Banjar ini bukanlah pakaian karnaval yang nyentrik, unik, dan wah.

Namun karena pakaian yang dikenakannya itu begitu menyatu dengan kecantikan parasnya, membuat banyak pengunjung yang terpikat, lalu mengabadikannya bahkan ber-selfie bareng.

Kepada TravelPlus Indonesia, Febi mengaku baru pertama kali mengikuti AAC.

“Kami datang mewakili Kota Banjarmasin sebanyak 8 orang dari hari Kamis dan akan kembali ke Banjarmasin hari Minggu,” ujarnya.

Menurut Febi yang bercita-cita ingin menjadi presenter dan pengusaha, AAC 2018 sangat semarak. “Pesertanya banyak sekali sehingga heboh dan meriah,’ terangnya.

Kata gadis berkulit putih dan berambut panjang lurus ini, di AAC 2018 kontingen Banjarmasin juga menampilkan dua penari laki-laki dayak Kalsel.

“Itu dua penarinya di belakang saya. Satunya masih muda dan satu lagi sudah berumur sambil membawa api dalam wadah yang bisa diputar di atas kepalanya,” terang Febi sambil menunjuk ke arah dua penari yang juga berhasil menyita perhatian pengunjung.

Sebagai duta wisata yang pernah bertugas memperkenalkan ragam wisata kotanya di berbagai kota lain seperti Jakarta dan Bali, Febi mengaku ajang karnaval ini juga dimanfaatkan untuk sekalian mempromosikan daya tarik wisata Banjarmasin.

“Di Kota Banjarmasin juga ada karnaval saat penyelenggaraan Banjarmasin Sasirangan Festival yang diadakan setiap tahun. Kalau ikon wisatanya Susur Sungai Pasar Terapung, sedangkan kulinernya antara lain Soto Banjar dan Kue Wedai Masubah yang sepintas mirip Kue Lapis, rasanya sangat manis,” bebernya.

Hal serupa juga dilakukan Dwiki. Duta Wisata Kota Jambi yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Jambi (Unja) ini pun mengaku sekaligus memperkenalkan daya tarik wisata yang ada di kotanya.

“Di Kota Jambi antara lain ada Jembatan Gentala Arasy yang membentang di atas Sungai Batanghari,” terangnya.

Jelang sore itu, Dwiki juga berhasil memikat perhatian pengunjung. Selain karena fisiknya, pakaian yang dikenakan benar-benar pakaian karnaval dengan kedua sayap berwarna orange, membentang lebar di kiri-kanan bahunya.

Sejumlah anak-anak dan orangtua pun berebut selfie bareng dengannya. Seperti Febi, Dwiki pun melayaninya dengan ramah dan senantiasa tersenyum.

AAC 2018 yang dimulai pukul 13.00 WIB, diawali dengan sambutan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung sekaligus ketua pelaksana Kenny Dewi Kaniasari, Pjs. Walikota Bandung Muhamad Solihin, dan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang diwakili Staf Ahli Multikultural Kementrian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.

Ketiganya kemudian meresmikan pembukaan AAC dengan memukul gong.

Selanjutnya ada 106 kontingen yang berkarnaval secara bergantian, diawali barisan pasukan berkuda dari TNI AD Kavaleri dilanjutkan Marching Band Jawa Barat, Komunitas Anak-Anak Pemain Jimbe, dan seterusnya yang menelusuri Jalan Asia Afria lalu beratraksi di depan podium utama depan Gedung Merdeka selama beberapa menit.

Aksi bela diri yang diperagakan anak-anak muda juga tak kalau memukau.

Mereka secara bergantian melakukan aksi bersalto, menendang papan di atas ketinggian sambil meloncat, dan lainnya.

Para penari perwakilan Thailand pun menyita perhatian, terutama kostum tari yang dikenakan penari perempuan dan laki-lakinya.

Selain dari Kota Banjarmasin dan Jambi, masih ada 13 daerah/kota lain yang ikut berkarnaval seperti dari Aceh, Nias, Jakarta, Tangerang, Medan, Yogyakarta, dan sejumlah daerah di Jawa Barat.

Tak ketinggalan perwakilan dari 15 negara Asia, Afrika, dan Eropa seperti dari Pakistan, Tajikistan, Jepang, Azerbaijan, Tunisia, Turki, Taiwan, Thailand, Vietnam, Rusia, Korea Selatan, Madagaskar, Benin, Uganda, dan Tanzania, yang membuat AAC 2018 bisa dibilang berkelas internasional.

Total jumlah peserta karnavalnya ada 2.867 orang.

Jumlah pengunjungnya diperkirakan puluhan ribu wisatawan nusantara (wisnus) yang datang dari berbagai daerah di Jabar, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jogja, Jawa Timur serat luar Pulau Jawa.

Sementara wisatawan mancanegara (wisman)-nya yang terpantau TravelPlus Indonesia, ada dari Malaysia, Jepang, China, dan Eropa.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Febi, duta wisata Kota Banjarmasin ikut berkarnaval Asia Africa Carnival (AAC) 2018 di Kota Bandung, Jawa Barat.
2. Febi mengenakan kostum adat dayak lengkap dengan hiasan kepala dari bulu Burung Enggang dan perisai.
3. Dwiki, duta wisata Kota Jambi jadi sasaran selfie pengunjung AAC 2018.
4. Dwiki berkostum karnaval dengan sayap orange.
5. Atraksi beladiri yang memukau pengunjung AAC 2018.
6. Penampilan penari Thailand dengan kostum unik yang juga menyita perhatian.

Read more...

Sabtu, 28 April 2018

Asia Africa Carnival 2018 Bikin Bandung Jadi Lautan Wisatawan, Ini Faktor Pemicunya

Kota Bandung, Jawa Barat, khususnya di kawasan bersejarah Jalan Asia Afrika dan sekitarnya berubah menjadi lautan wisatawan akibat penyelenggaraan Asia Africa Carnival 2018 yang digelar Pemkot Bandung, Sabtu (28/4).

Puluhan ribu wisatawan terutama nusantara dan juga mancanegara mulai berdatangan sejak pagi dan bertahan sampai jelang malam.

Padahal acaranya dimulai pukul 1 siang sampai 3 sore.

Pengamatan TravelPlus Indonesia di lapangan, membludaknya wisatawan yang menyaksikan gelaran  Asia Africa Carnival (AAC) yang ke-4 ini dipicu beberapa faktor.

Promosi pra event-nya cukup gencar, baik lewat media sosial (medsos), blogger,  online, media elektronik, dan lainnya.

Waktu pelaksanaannya pun di akhir pekan, sehingga tidak menggangu rutinitas keseharian wisatawan yang bekerja di kantoran, dan lainnya,

Tempat pelaksanaannya, selain amat strategis pun punya nilai sejarah yang mendunia.

Di sana, di Jalan Asia Asfrika ada Gedung Merdeka yang pernah menjadi venue Konferensi Asia Afria tanggal 18-24 April 1955 silam.

Kemasan AAC 2018 pun sangat menarik, terutama dari sisi jumlah dan keberagaman peserta yang berkarnaval.

Jumlah peserta karnavalnya ada 2.867 orang dari 15 daerah yang ada di Indonesia, seperti dari Aceh, Nias, Jambi, Kalimantan, Jakarta, Tangerang, Medan, Jogjakarta, dan sejumlah daerah di Jabar.

Tak ketinggalan perwakilan dari 15 negara Asia, Afrika, dan Eropa seperti dari Kanada, Amerika, Australia, Inggris, India, Pakistan, Turki, Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Madagaskar, Benin, Uganda, dan Tanzania, yang membuat AAC 2018 bisa dibilang berkelas internasional.

Masing-masing peserta dari Nusantara menyuguhkan kesenian tradisional yang menjadi ikon di daerahnya, berikut pakaian adat, tarian, dan lainnya.

Peserta dari mancanegara pun memakai pakaian nasional negaranya masing-masing. Bahkan peserta dari Thailand menampilkan tarian tradisional yang dibawakan beberapa penari perempuan nan cantik-cantik dan penari pria yang tampan-tampan dengan mengenakan kostum yang menawan.

Sejumlah komunitas dari Bandung juga berlomba tampil seaktraktif mungkin hingga menyita perhatian pengunjung. Termasuk beberapa komunitas yang tidak ikut berkarnaval.

Mereka di tempatkan di beberapa sudut di dekat panggung utama yang berada persis di depan Gedung Merdeka. Ada komunitas Jaga Budaya, cosplay, sepeda, komunitas Hantu, dan lainnya.

Selain kemasan karnaval, pemicu lainnya ada Festival Asia Afrika Market (FAAM) di Jalan Braga Pendek yang menjajakan berbagai macam kuliner, fashion, aksesoris, dan juga hiburan musik.

Disela-sela menyaksikan karnaval, pengunjung pun banyak yang menyempatkan waktu berwisata kuliner dan belanja di FAAM.

Wisnus yang memadati kawasan Asia Afrika selain dari beberapa daerah di Jawa Barat, juga dari Jabodetabek, sejumlah kota di Jawa dan luar Jawa.

Mereka datang Bandung, ada yang menggunakan pesawat, kereta api, bis, mobil travel, dan banyak pula yang membawa kendaraan pribadi yang kemudian di parkir di kantung-kantung parkir yang sudah ditentukan panitia.

Sementara wismannya yang terlihat antara lain dari Eropa, China, Jepang, dan Malaysia yang datang dalam kelompok kecil.

AAC 2018 yang dimulai pukul 13.00 WIB diawali dengan sambutan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari sekaligus ketua pelaksana, Pjs. Walikota Bandung Muhamad Solihin, dan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang diwakili Staf Ahli Multikultural Kementrian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.

Dilanjutkan dengan peresmian pembukaan ACC 2018 oleh ketiga orang tersebut dengan memukul gong.

Selepas itu ada 106 kontingen yang berkarnaval secara bergantian, diawali barisan pasukan berkuda dari TNI AD Kavaleri dilanjutkan Marching Band Jawa Barat, Komunitas Anak-Anak Pemain Jimbe, dan seterusnya yang menelusuri Jalan Asia Afria lalu beratraksi di depan podium utama depan Gedung Merdeka selama beberapa menit.

Sejumlah pengunjung mulai dari anak-anak sampai orangtua berebut berfoto selfie dengan peserta karnaval yang berpakaian unik dan nyentrik.

Eshty dalam sambutannya mengatakan peringatan Konferensi Asia Afrika dalam kemasan karnaval dan lainnya merupakan atraksi yang mampu mendorong peningkatkan jumlah wisatawan ke Kota Bandung khususnya, mengingat pesertanya juga datang dari berbagai daerah/kota di Tanah Air serta mancanegara.

Culture event ini, lanjutnya terbukti turut menjadi penyumbang kunjungan wisnus dan wisman ke Bandung yang selama ini dikenal sebagai kota kreatif, destinasi belanja dan kuliner, serta sekaligus menambah pundi-pudi perbendaharaaan wisatawan buat tingkat nasional yang mentargetkan 270 juta pergerakan wisnus dan 17 juta wisman tahun ini.

Melihat begitu antusias pengunjung AAC, Esthy pun berharap agar kegiatan ini bisa terus dilanjutkan setiap tahun dengan kemasan yang lebih berkualitas lagi dan tentunya dibarengi dengan promosi pra event yang gencar.

"Kami dari Kemenpar akan siap membantu dari sisi promosi, termasuk lewat Genpi Jabar yang sudah terbentuk," pungkasnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Suguhan salah satu peserta Asia Africa Carnival  (AAC) 2018 dari dalam negeri.
2. TravelPlus Indonesia meliput langsung AAC ke-4 ini.
3. Penampilan kontingan dari Thailand.
4. Tampil nyentrik tetap cantik.
5. Ada Festival Asia Afrika Market juga.
6. Jadi ajang selfie.
7. Esthy berkerudung merah mewakili Menpar Arief Yahya menikmati AAC 2018.

Read more...

Jumat, 27 April 2018

Begini Cara Indonesia Rayakan Hari Tari Dunia Tahun Ini

Tepat tanggal 29 April, sejumah negara merayakan Hari Tari Dunia (HTD) atau World Dance Day (WDD). Indonesia salah satu negara yang memiliki ragam tari tradisional, kreasi, dan kontemporer terkaya di dunia, pun merayakannya. Peringatan WDD di Tanah Air tahun ini dirayakan di sejumlah daerah/kota antara lain Solo, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Lampung, Samarinda, Makassar dan Buton.


Di Solo misalnya, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta merayakan HTD 2018, dengan menggelar seminar, eksibisi, pertunjukan, dan bazar selama 2 hari, 29-30 April.

Salah satu pertunjukkannya bertajuk “Solo Menari 24 Jam” bertema “Menguak Peradaban”, tanpa henti, mulai tanggal 29 April.

Kabarnya ada tiga penari perempuan dari Solo, Jogja, dan Bandung yang menjadi ikon acara ini. Ketiga penari itu adalah Wirastuti Susilaningtyas (35) dari Solo, Agatha Irena Praditya (23) dari Jogja, dan Sri Anjani Safitri (21) dari Bandung.

Perhelatan 24 Jam Menari juga melibatkan ada 160 kelompok/sanggar tari dengan 3.000 orang lebih pendukung acara.

Mereka bukan hanya dari Solo, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jakarta, pun dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, NTB, NTT sampai Papua. Sedangkan peserta dari mancanegaranya, ada dari Amerika, Perancie, Argentina, dan China.

Rangkaian 24 Jam Menari akan ditutup dengan orsi budaya oleh budayawan/sineas Garin Nugroho pada tanggal 30 April, pukul 6 pagi.

Sementara Pemkot Surakarta melalui Dinas Kebudayaan akan mengadakan event “Solo Menari 2018” di sepanjang Jalan Slamet Riyadi pada Minggu 29 April mulai pukul 6.30 pagi sampai selesai.

Lokasinya mulai dari perempatan Pasar Pon sampai Gladag. Sementara panggung kehormatannya ada di Gladag.

Dalam acara tersebut sebanyak 5000 penari puteri akan menarikan Tari Gambyong. Para penarinya mulai dari pelajar, anggota sanggar tari, wakil kelurahan, wakil kecamatan, universitas, dan warga umum.

Lima ribu penari tersebut akan membawakan tiga tarian yakni Tari Gambyong 3WMP karya Nanuk Rahayu dengan koreografer Blasius Subono dari ISI Surakarta, kemudian Tari Gambyong Pareanom karya Ngaliman (Alm), dan terakhir adalah Tari Pergaulan.

Dalam Tari Pergaulan, para penari nanti akan mengajak penonton yang hadir untuk bergabung ikut menari. Mereka akan menari secara bersama-sama diiringi gamelan dari Blasius Subono.

Di Jakarta tepatnya di Area Tugu Api Pancasila, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur Minggu, 29 April 2018 mulai pukul 3 sore.

Di Lampung, Ikatan Mahasiswa Seni Tari Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan “Festival Tari Tradisional Lampung”.

Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 28-29 April 2018 tersebut ada temu alumni mahasiswa Seni Tari (28 April 2018) dan Lomba Tari Tradisional Lampung (29 April 2018).

Jenis tarian yg akan dilombakan yakni Tari Sigeh Penguten, Tari Halibambang, Tari Bedana Olok Gading, Tari Bedayo, dan Tari Piring 12.

Biaya pendaftaran Rp 150 ribu per tim. Kegiatan lomba tersebut diperuntukan khusus untuk siswa-siswi SMA/MA/SMKsederajat. Pendaftarannya sudah dibuka sejak tanggal 2 s.d. 27 April 2018.

Di Samarinda, Kaltim digelar "Apresiasi Seni" di halaman RRI Samarinda pada tanggal 28 April 2018 mulai pukul 7 malam waktu setempat.

Acara tersebut akan dimeriahkan dengan berbagai penampilan tari, pembacaan puisi, pertunjukan teater, dan lainnya dari sejumlah sanggar seni, teater, komunitas, dan para seniman Samarinda.

Di Yogya, komunitas Paradancer menggelar acara "Sehari Menari Bersama 1000 Anak" di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta pada hari Minggu 29 April 2018.

Guna mensukseskan acara yang bertujuan mengajak anak-anak seharian menjelajahi Indonesia beragam tari nusantara ini, setiap komunitas/sekolah mulai dari PAUD sampai pelajar SMA bisa mengikutsertakan 20-50 peserta.

Sementara di Buton, tepatnya di Kota Baubau, digelar acara bertajuk “Benteng dalam Bingkai Tari Dunia” di kawasan Benteng Kerton Buton, Kota Baubau selama tiga hari mulai 27-19 April 2018. Rangkaian acaranya ada pagelaran tari dan seminar Seni Tari dan Budaya.

Seminar yang diselenggarakan oleh Sanggar Kerton La Ode Umuri Boru akan digelar di Baruga Mesjid Agung Keraton Kesultanan Buton, 28 April 2018 dengan menghadirkan sejumlah pembicara andal antara lain maestro tari Didik Nini Thowok yang akan membawakan materi berjudul “Seni Tari Indonesia”, Akademisi UHO Sumiman Udu (Potensi Tari Tradisi Masyarakat Buton), dan budayawan Halilintar Latief dengan materi berjudul “Pendidikan Seni dan Pemajuan Kebudayaan”.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @agendasolo

Read more...

Penari Indonesia Tampil di Malaysia, Jelang Hari Tari Dunia 2018

Dua penari Indonesia dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatera Barat bakal tampil di pehelatan tari di Negeri Jiran, Malaysia, Sabtu. 28 April 2018 atau sehari jelang perayaan Hari Tari Dunia (HTD) atau World Dance Day (WDD).


Kedua penari ISI Padangpanjang itu Irwan Putra Hai dan Yonna Safitri.

Keduanya akan membawakan tarian kontemporer berjudul XYZ dalam ajang Funtasy Arts Festival  yang berlangsung di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia Johor Malaysia Asian Technology Dance Festival.

Funtasy Arts Festival merupakan bagian dari acara perayaan dies natalis kampus tersebut.

Koreografer XYZ Irwan Putra Hadi menjelaskan tarian berdurasi 9 menit dengan penata musik Dwi Syafitra tersebut terinspirasi dari masyarakat era milineal yang memiliki generasi X, Y, dan  Z.

Generasi X adalah masyarakat yang berada pada era yang tidak berteknologi tetapi memiliki nilai budaya dan adat yang sangat dihormati.

“Mereka patuh terhadap aturan-aturan adat yang mentradisi di daerahnya,” ungkap Irwan kepada Travelplus Indonesia lewat pesan WA, Jumat (27/4).

Generasi Y adalah masyarakat yang lahir pada masa melek teknologi tetapi adat istiadat tidak terlalu diperhatikan. “Cenderung bersifat individual,’ ujar anak muda asal Aceh ini.

Sementara generasi Z merupakan masyarakat yang lahir setelah generasi X dan Y, yang mahir dalam teknologi, sebuah generasi yang berpandangan baru mulai dari preferensi politik, ekonomi sampai gaya hidup.

“Cirinya kian maju, sangat modern, serba mewah, dan glamor,” papar Irwan. Apakah generasi Z ini gabungan dari gen X dan Y? Entahlah. “Selamat datang di generasi Z,” tambah Irwan.

Menurut Irwan, dia dapat undangan secara langsung dari pihak kampus di Malaysia tersebut untuk tampil mengisi acaranya.

“Terus undangan itu saya masukan ke kampus untuk mendapatkan dana,” jelasnya.

Setelah diizinkan ISI Padangpanjang, Irwan kemudian segera menggarap XYZ yang merupakan tarian kontemporer baru dan belum pernah ditampilkan.

“Kami latihan sejak awal bulan April sampai sebelum berangkat ke Malaysia,” pungkas Irwan.

Kepastian Irwan tampil menari di Malaysia terungkap dari video latihannya yang di-posting di akun Instagram-nya @irwanputrahadi tiga hari lalu.

“Tunggu kehadiran kami di Universiti Tun Huseein Onn Malaysia Johor Malaysia Asian Technology Dance Festival pada tanggal 28 April 2018,” begitu tulis Irwan di bawah video tersebut.

Sejumlah sahabat dan rekan seprofesi Irwan pun memberi ucapan selamat dan sukses.

Pemilik akun @anggi_trimarputra memberi komentar: “Bangga banget”. Sedangkan @iqbalkuu mengatakan: “Such of mazing… Good luck”.

Sementara si empunya akun @qory_natur berucap: “SemangArt bang”.

Terkait HTD atau WDD 2018 yang diperingati setiap tanggal 29 April, sejumlah negara termasuk Malaysia dan Indonesia menggelar berbagai acara.

Di Indonesia sendiri beberapa kota/daerah mengadakan bermacam acara untuk merayakan Hari Tari Dunia 2018.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto; adji & dok. irwan

Captions:
1. Irwan Putra Hadi bersama Zulfa rekan seprofesinya usai tampil di sebuah acara di Jambi.
2. Irwan Putra Hadi, penari ISI Padangpanjang yang akan tampil di Malaysia.

Read more...

15 Negara Bakal Hebohkan Asia Africa Carnival Besok

Sebanyak 167 peserta mancanegara dari 15 negara bakal menghebohkan suasana Asia Africa Carnival yang akan berlangsung di sepanjang Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, besok, Sabtu siang, 28 April 2018.


Kehadiran mereka di karnaval tahun ini dipastikan bakal diburu para pewarta foto dan wisatawan untuk selfie bareng.

Ke-15 negara yang tercatat sebagai peserta Asia Africa Carnival (AAC) 2018 ini adalah dari Thailand, India, Somalia, Australia, Polandia, Inggris, Ukraina, Italia, Korea Selatan, Tajikistan, Jepang, Azerbaijan, Belanda, Tunisia, dan Vietnam.

Mereka dikabarkan akan mengenakan pakaian nasional masing-masing, bahkan di antaranya ada yang akan mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Sebanyak 187 orang dari 9 daerah juga akan ikut berkarnaval.

Ke-9 daerah itu dari Kabupaten Pidi Jaya Aceh, Kota Jambi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Kabupaten Banjar, Himpunan Masyarakat Nias (JABAR), Dinparbudpora Pekalongan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Lamandau, dan tentu saja dari Kota Bandung serta sejumlah daerah di Jawa Barat.

Selain itu 681 orang dari 29 komunitas dan 365 orang dari 24 kelompok pelajar juga akan berkarnaval.

AAC 2018 akan dimulai pukul 13.00 WIB hingga 18.00 WIB. Rute karnaval hanya 1,2 km saja, melewati Jalan Asia Afrika, Jalan Cikapundung Barat, Jalan Naripan, Jalan Tamblong, dan kembali ke Jalan Asia Afrika.

Malamnya, dilanjutkan dengan acara Car Free Night. Untuk memuluskan acara tersebut, Jalan Asia Afrika sejak pukul 06.00-23.00 WIB akan ditutup.

Keesokan harinya, Minggu (29/4) ada Unity Run. Ajang lomba lari dengan panjang lintasan 6,3 km itu akan dimulai pada pukul 05.00 WIB.

Karenanya sejak pukul 04.00 WIB Jalan Asia Afrika juga akan ditutup hingga pukul 12.00 WIB.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung ACC 2018 mentargetkan 20.000 pengunjung.

Bentuk dukungan Kemenpar on event antara lain bahan promosi, perlengkapan acara seperti tenda, kursi, dll serta talent. Selain itu juga publikasi antara lain spot iklan di beberapa media.

Pengunjung yang ingin menyaksikan ACC besok dihimbau oleh panitia agar memarkir kendaraannya di kantung-kantung parkir di beberapa titik yang sudah disediakan, seperti di Jalan ABC, Jalan Banceuy, Basemen Alun-alun Bandung, dan Jalan Belakang Factory.

Dari lokasi-lokasi tersebut, para pengunjung tinggal berjalan kaki untuk menikmati kehebohan para peserta ACC 2018 berkarnaval.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Suasana Asia Africa Carnival di Jalan Asia Afrika, Bandung beberpa tahun lalu.
2. Patung reflika benua Asia dan Afrika.
3. Gedung Merek salah saatu ikon di Jln. Asia Afrika. 

Read more...

Wisata Religi Manaqib Indonesia Kian Mendunia, Dilirik Wisman Amrik

Wisata Religi Manaqib yang ada di Indonesia belakangan ini bukan hanya diminati masyarakat dalam negeri atau wisatawan nusantara (wisnus), pun mulai dilirik wisatawan mancanegara (wisman).

Hal ini terungkap dalam kegiatan Wisata Religi Manaqib 2018 yang berlangsung di Pesantren Sirnarasa, Panjalu, Cimis, Jawa Barat baru-baru ini.

Di event tersebut, sejumlah wisman asal Amerika Serikat pun turut hadir.

“Benar, ada 8 wisman asal Amerika Serikat yang datang ke acara Wisata Religi Manaqib di pesantren ini (Sirnarasa-red), Senin tanggal 26 Februari 2018 lalu,” aku KH. Dadang Muliawan selaku Ketua Yayasan Sirnarasa kepada TravelPlus Indonesia pada hari terakhir kegiatan Wisata Religi Peradaban Dunia (WRPD) di Pesantren Sirnarasa, Kamis (26/4).

Menurut Dadang yang juga jebolan lomba da’i di MNC TPI ini, kedelapan wisman dari Negeri Paman Sam itu datang dalam kaitan Wisata Religi Manaqib untuk belajar agama, budaya, dan kehidupan.

“Mereka yang datang tidak semuanya Muslim, ada 7 orang yang Muslim dan satu orang Non-Muslim, terdiri atas 4 pria dan 4 perempuan,” ungkap Dadang.

Selama dua hari di Pesantren Sirnarasa, lanjut Dadang kedelapan orang Amrik itu melakukan banyak kegiatan, antara lain melihat bermacam kreasi seni para santri Sirnarasa.

“Di sini, mereka ngobrol dan sharing. Dan mereka pun menghibur para santri, ada yang nyanyi, ngegitar, dan lainnya,” papar Dadang.

Kata Dadang lagi, kedelapan wisman asal negara adi daya itu datang ke Sirnarasa atas kemauan sendiri bukan atas undangan dari pihak Sirnarasa.

“Mereka mendapat rekomendasi berwisata manaqib ke Sirnarasa dari DR. H. Budi Rahman Hakim, pimpinan Pesantren Internasional Jagat Arasy BSD Tangerang,” terang Dadang.

Tahun ini juga, sambung Dadang sejumlah wisman dari beberapa negara lain juga akan berkunjung ke Sirnarasa untuk berwisata religi manaqib.

“Insya Allah akan datang wisman dari Turki, Syiria, dan India,” tambahnya.

Melihat antusias wisman akan Wisata Religi Manaqib, Sirnarasa juga berencana akan menggelar event bertajuk Manaqib Internasional 2 di Masjid Raya Jawa Barat, Bandung, 5 Mei 2018 selepas (ba’da) Subuh.

“Manaqib Internasional yang kedua nanti akan dihadiri Hadrotusyeikh Abah Aos Ra. Qs, Syeikh DR. Abdul Nashir Al-Malibari dari India, dan Syeikh Dr. Mahir Hasan Al-Hunajjid dari Syria serta para Wakil Talqin dari dalam dan luar negeri,” beber Dadang.

Terkait perkembangan Wisata Religi Manaqib yang sudah go international lantaran mulai dilirik wisman, Kepala Bidang Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Wawan Gunawan pada kesempatan yang sama mengatakan kondisi menggembirakan ini sejalan dengan keinginan besar pemerintah yang tengah mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia sebagai destinasi halal terbaik di dunia.

“Penyelenggaraan Manaqib Internasional kedua Mei nanti, itu juga bagian dari langkah kecil untuk mencapai mimpi itu,” ujar Wawan yang juga berpredikat sebagai dalang sekaligus pendiri kelompok wayang golek Sunda, Wayang Ajen.

Menurut Wawan, kehadiran sejumlah wisman di Sirnarasa untuk berwisata Manaqib membuktikan kalau pesantren tersebut sudah menjadi tujuan wisata relegi dunia.

“Rasanya wajar kalau Abah Aos selaku pendiri Sirnarasa berencana memperluas bangunan pesantrennya itu ke bagian atas. Agar saat ada penyelenggaraan event terkait wisata manaqib bisa menampung puluhan ribu wisnus dari berbagai penjuru Tanah Air dan juga mancanegara,” pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok. Sirnarasa

Captions:
1. Wisman asal Amrik berwisata religi manaqib di Pesantren Sirnarasa, Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. 2. Para wisman asal Amrik dan pemandunya.
3. Menikmati kreasi para santri. 
4. Ngobrol dan sharing
5. Pintu masuk utama Pesantren Sirnarasa.

Read more...

Kamis, 26 April 2018

Wisata Religi Peradaban Dunia Tak Cuma Gaet Ribuan Pengunjung

Kegiatan Wisata Religi Peradaban Dunia (WRPD) 2018 di Pesantren Sirnarasa, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang berlangsung Selasa-Kamis (24-26/4) bukan semata berhasil menjaring ribuan pengunjung, pun meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Di hari terakhir penyelenggaraan WRPD 2018 yang didukung Pesona Indonesia-nya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yakni Kamis (26/4), ribuan jamaah terpantau memenuhi seluruh halaman Pesantren Sirnarasa.

Mereka datang bukan hanya dari sejumlah daerah dan kota dari dalam dan luar Jawa.

Deretan bermacam mobil sampai di parkir di tepian kiri-kanan jalan menuju pesantren Sirnarasa karena halaman parkir di tengah dan di atas sudah penuh. Sementara ratusan sepeda motor di parkir di beberapa titik.

Menurut Ketua Panitia WRPD 2018 Dadang Muliawan kegiatan yang digelar juga dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan ini sudah berlangsung sejak Selasa (24/4).

Pada hari pertama atau pembukaan acara itu dimulai selepas Shalat Zuhur berjamaah, dilanjutkan dengan suguhan Hadroh.

Usai Shalat Ashar pengunjung dihibur dengan Pentas Seni Tektek, dilanjutkan dengan show album Religi Peradaban Dunia milik NK Nadzar selaku penyanyi dan pencipta lagu.

Malam harinya, mulai pukul 19.30, pengunjung diberi santaan rohani dengan Tabligh Akbar Syiar dan Syair oleh KH. Asep Zainal Abidin, M.Pd, KH. Muh. Andi Gholib, M. Ag selaku pimpinan majlis Adzikro Bogor, dan Ustadzah Didah Durrotun Nafisah, M.Ag yang juga Qori’ah Nasional.

Hari kedua, Rabu (25/4), pengunjung dihibur dengan Marawis oleh grup Al Muhajir dari Bandung dan diteruskan dengan suguhan Kreasi Seni Sirnarasa berupa Tari Saman, Cup Song, dan Nasyid.

Selepas Shalat Ashar dan dzikir bersama pengunjung kembali diberikan siraman kalbu dengan Dakwah dan Shalawat oleh KH. Rd. Muhammad Hariri AA, MA seorang da’i sekaligus presiden Mazidah.

Malamnya Tabligh Akbar Nada dan Dakwah oleh KH. Asep Farid Mahmud, M. Ag pimpinan Pesantren Al Muhajir Bandung.

Sementara acara puncak WRPD 2018, Kamis (25/4) dimulai selepas Shalat Subuh berjamaah.

Selanjutnya pada pukul 6 pagi diisi dengan Shalat Isyroq, Isti’adah, Istikhoroh, Isti’anah, dan Shalat Dhuha.

Mulai pukul 7.30 pagi dilanjutkan dengan salah satu acara inti WRPD yakni Manaqib Tuan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani.

Adapun rangkaian acara Manaqib tersebut dimulai dengan pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an, dilanjutkan dengan Shalawat Thoriqiyyah, pembacaan Tanbih, Tawassul dan pembacaan Manaqobah Syaikh Abdul Qodir Al Jailani.

Selanjutnya Tabaaruq Miftahusshuduur, Tabligh Khidmat Ilmiyah, Mushofahah, Shalawat Bani Hasyim, Shalawat Badar, dan diakhiri dengan ramah tamah sampai jelang Shalat Zuhur.

Kepala Bidang Pemasaran Area I Wawan Gunawan Kemenpar membenarkan pengunjung WRPD 2018 dihadiri ribuan pengunjung.

“Selama 3 hari berlangsung sekitar 10 ribuan wisatawan nusantara terjaring. Ada yang datang dari Jabodetabek, Bandung, Pati, dan Semarang, serta dari luar Jawa antara lain dari Palembang,” terangnya.

Wawan yang tak lain pendiri sekaligus dalangnya Wayang Ajen Group menambahkan WRPD mendapat dukungan dari Kemenpar karena kegiatannya dinilai dapat memperkuat predikat Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata halal di dunia.

Selain berhasil menjaring ribuan pengunjung, WRPD 2018 juga menjadi ajang untuk mencari nafkah, meraup rezeki.

Sejumlah santri ada yang berjualan bermacam buku karangan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani, air mineral, perlengkapan shalat seperti peci sampai wangi-wangian atau parfum bermerek Abah Aos yang dibanderol Rp 80 ribu per botol kecil.

Beberapa warga yang berjualan pun mengaku mendapat keuntungan berliat-lipat kali selama penyelenggaraan WRPD 2018.

Teteh Enah misalnya, pemilik warung makan tepat di seberang pentu gerbang Pesantren Sirnarasa mengaku mendapatkan keuntungan bersih Rp 6 juta.

“Kalau di luar acara ini, paling banyak cuma 1 juta sampai 2 juta Rupiah,” terangnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Wisata Religi Peradaban Dunia (WRPD) 2018.
2.  Gaet ribuan pengunjung dari dalam dan luar Jawa.
3. Usai mengikuti WRPD 2018.
4. WRPD menambah pendapatan warga dengan berjualan buku, kuliner, dll.

Read more...

Rabu, 25 April 2018

Duet AY-DY Bikin Launching CoE Gorontalo Berujung Romantis

Cinta, kini kau datang jua
Melanda dua insan dirimu diriku
Cinta, sungguh indah c'ritamu
Dunia terasa hampa bila kau tiada

Hati-hati cinta, juga bisa membawa duka
Batas lingkaran yang slalu bisa membawa suka

Demi dikau yang kusayang
Demi kasih yang kudamba selalu, sayang

Tiada seindah kasih sayang
Cinta suci lagu syahdu merdu
Tiada seindah kharismanya
Pabila kau tahu cinta itu suci

Itulah lagu berjudul Kharisma Cinta yang dinyanyikan secara duet oleh Menteri Arief Yahya (AY) dengan penyanyi bersuara dasyat Dewi Yull (DW) yang membuat suasana peluncuran Calendar of Event (CoE) Pesona Pariwisata Provinsi Gorontalo 2018 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (25/4) berakhir romantis.

Menariknya lagi AY yang malam itu memakai peci/kopiah rotan khas Gorontalo, mampu mengimbangi pesona DY. 

Pengamatan TravelPlus Indonesia, duet yang dilakoni AY kalai ini nampak lebih santai (tidak buru-buru/tidak emosi), tidak grogi, dan suaranya pun terbilang mulus, sampai ujung lagu, dibanding duet-duet sebelumnya dengan sejumlah penyanyi ternama lainnya.

Alhasil seluruh tamu yang hadir dalam acara itu memberinya hadiah tepukan meriah.

DY pun sampai berseloroh. “Wah pantas penyanyi yang tampil di Kemenpar terseleksi, soalnya pimpinannya punya suara ok,” ujar DY.

Bisa jadi keberhasilan AY duet kali ini bersama DY lantaran sudah punya bekal beberapa kali tampil berduet dengan sejumlah penyanyi papan atas Indonesia lainnya, sebut saja dengan Pasha Ungu, Arie Lasso, Yuni Shara, Rossa, dan lainnya.

TravelPus Indonesia pun mencatat, AY adalah Menpar yang paling punya hubungan dekat (sinergi) dengan sejumlah penyanyi/band papan atas Indonesia dibanding para menpar sebelumnya.

Kenapa? Jawabannya, karena AY turut melibatkan artis/fublic figure baik itu penyanyi/band, pemain film, dan lainnya sebagai endorse untuk mempromosikan branding pariwisata Indoensia baik "Pesona Indonesia" maupun "Wonderful Indonesia".

AY juga selalu menggunakan mereka sebagai bintang tamu dalam berbagai kegiatan Kemenpar seperti launching CoE apalagi dalam setiap Rakornaspar (Rapat Kordinasi Nasional Pariwisata).

Tentu sebagai Menpar yang ahli marketing, AY tahu benar manfaat/keuntungan dengan melibatkan/bersinergi dengan para pesohor tersebut.

Dari sisi pemberitaan, jelas kegiatannya akan lebih berdaya jual, begitupun dari sisi pribadinya sebagai Menpar akan juga ikut ter-ekspos media, terlebih AY ‘berani’ berduet dengan penyanyi-penyanyi berkaliber nasional dan internasional itu.

Wartawan yang jeli melihat aksi duet AY dengan penyanyi tenar dalam sebuah event, tentunya akan menulisnya karena memang menarik dan berdaya jual tinggi.

Sementara dari sisi artis atau penyanyinya, tentu bisa berkolaborasi/berduet dengan seorang menteri itu juga jadi kebanggaan tersendiri.

Buktinya DY sempat bilang begini. “Duet bareng pak AY itu kesempatan langka, dan saya baru pertama kali tadi berduet dengan beliau,” aku DY.

Ketika disinggung, kapokkah DY tampil di acara Kemenpar?

“Saya justru tadi bilang ke Pak AY siap kalau disuruh menghibur masyarakat di pelosok-pelosok Tanah Air, karena saya juga suka suka traveling dan menyukai tradisi budaya khususnya musik tradisional,” pungkas DY.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, @adjitropis)

Captions:
1. Aksi Menpar Arief Yahya (AY) berduet dengan Dewi Yull (DY) yang memukau.
2. Bawakan lagu Kharisma Cinta.
3. AY nampak lebih santai.
4. Berujung romantic.

Read more...

Senin, 23 April 2018

Usai Tasyakuran HUT ke-4, Forwan Siap Santuni 400 Anak Yatim

Selepas sukses mengadakan tasyakuran Hari Ulang Tahun (HUT)-nya yang ke-4, Forum Wartawan Hiburan (Forwan) berencana menggelar acara santunan kepada anak yatim tahun ini.


“Forwan berdiri bukan hanya untuk anggotanya pun ingin berbagi dengan menggelar charity menyantuni 400 anak yatim tahun ini,” kata Ketua Umum Forwan Sutrisno Bunyil saat memberikan sambutan dalam acara Tasyakuran tersebut yang berlangsung di Comedy Café Indonesia, Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin (23/4/2018) malam.

Selain 400 anak yatim, Forwan juga akan memberikan santunan kepada 4 janda yang suaminya adalah anggota Forwan, antara lain unutk istri almarhum Agustian dari Harian Waspada dan istri almarhun Ery Anugerah dari koran Media Indonesia.

Pada kesempatan itu Buyil mengajak semua anggota, simpatisan, dan juga para artis untuk turut berpartisipasi dengan cara menyisihkan rezeki demi terlaksananya acara santunan tersebut.

“Buat teman-teman Forwan dan juga para artis yang ingin donasi, kami sudah mencetak kupon, per lembarnya seharga 200 ribu untuk menyantuni seorang anak yatim,” terang Buyil.

Pelaksanaan acara santunan anak yatim, lanjut Buyil akan digelar tanggal 4 Juli mendatang di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan.

Pantauan TravelPlus Indonesia acara tasyakuran HUT ke-4 Forwan yang digelar untuk mempererat tali silaturahim antar-anggotanya dan juga dengan simpatisan serta pendukungnya, berlangsung sederhana, berkesan, dan lancar.

Ada sekitar 50-an tamu yang hadir dalam acara tasyakuran yang digelar sebagai langkah awal menuju acara yang lebih besar yakni Santunan Anak Yatim.

Dalam kesempatan itu juga diumumkan beberapa anggota kepengurusan baru Forwan serta pemberian kartu anggota Forwan kepada tiga wartawan hiburan secara simbolik.

Usai pemotongan nasi tumpeng dan kue ulang tahun serta makan bersama, acara dilanjutkan dengan hiburan live music di panggung Open Mic Comedy Cafe.

Sederet penyanyi turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan sejumlah lagu dangdut antara lain Ruri Mosdika, Elmira Batik, Hj. Nina Hasyim, Indh Sari, Eko Meg Bintang, Ram Wijaya Group, 2 Ratus Nagaswara (Ovy dan Ladies), Si Goyang Pecut Lia Callia, Vivin Vania RPM, Harsya, Izzy Diagla, Nura Pusvita, dan tak ketinggalan aksi Forwan Band.

Acara yang berlangsung sampai tengah malam, ditutup dengan pembagian doorprize.

Dalam kesempatan baik ini, TravelPlus Indonesia sekali lagi mengucapkan selamat ulang tahun buat Forwan yang ke-4 semoga semakin hebat, eksis, kreatif, dan semakin diakui keberadaannya di dunia hiburan Tanah Air.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Pembacaan janji kepengurusan Forwan.
2. Ketua Umum Forwan Sutrisno Buyil menyampaikan kata sambutan dalam acara Tasyakuran HUT Forwan ke-4 di Comedy Café Indonesia, Thamrin City, Jakarta Pusat
3. Acara penotongan tumpeng dan kue Ultah Forwan.
4. Sejumlah karangan bunga ucapan HUT Forwan ke-4. (dok. Forwan)

Read more...

Minggu, 22 April 2018

Kongko di Comedy Cafe, Cobalah Serius untuk Tidak Serius

“Cobalah lebih serius untuk tidak serius”. Begitu tulisan yang tertera di salah satu halaman daftar menu sebuah kafe di pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat.

Di lembar halaman lain masih di daftar menu tersebut ada tulisan lainnya yang tak kalah menggelitik hati saya.

Bunyinya: “Makan-minum, nyanyi-nyanyi, ketawa-ketiwi”.

Dari dua tulisan itu, jelas kafe yang terletak di bagian depan sisi kiri pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat ini ‘melarang’ pengunjungnya datang membawa keseriusan, sesuai dengan namanya Comedy Café Indonesia. Jadi bawalah santai dan humor saja.

Untuk memperkuat konsep sebagai kafe yang mengangkat komedi, pemiliknya pun menyediakan panggung Open Mic.

Pengunjung yang ingin ber-stand up bisa unjuk aksi di pangung yang berada di bagian dalam kafe ini, persisnya di sisi kanan.

Tak cuma itu, sejumlah nama menunya pun diberi embel-embel comedy.

Untuk main course-nya misalnya ada Nasi Goreng Comedy yang dibanderol dengan harga Rp 33 ribu seporsinya.

Selain itu ada Soto Ayam Comedy Rp 35 ribu, Baso Sapi Kuah Comedy Rp 33 ribu, dan beragam Cowmedy Steaks antara lain Chicken Steak Rp 57 ribu dan Tenderloid Steak Rp 85 ribu.

Sementara makanan dan minuman ringannya ada Roti Bakar Comedy Rp 27 ribu, Comedy Ice Cream Rp 39 ribu berisi tiga tangkup ice cream dengan varian rasa berbeda, Es Campur Comedy Rp 29 ribu, Comedy Smoothies Rp 37 ribu, dan beragam Comedy Tea antara lain Ice Tea Rp 18 ribu, Flavour Tea dan Teh Poci masing-masing Rp 28 ribu.

“Om mau pesan makan dan minum apa?” tanya pramusaji pria berseragam baju dan celana hitam semalam.

Setelah melihat daftar menu yang disodorkan, saya langsung tertarik dengan menu yang ada embel-embel comedy-nya.

“Pesan Nasi Goreng Comedy, Ice Tea, dan Ice Cream aja. Oiya Ice Cream-nya nanti saja setelah selesai makan,” balas saya.

Tak lama kemudian, pramusaji itu membawakan Ice Tea ke meja saya yang berada di bagian luar atau ruang smooking room yang dilengkapi dengan kipas angin berukuran besar.

Di meja itu ada tisu, asbak, dan lampu lilin cair berwarna merah.

Di ruangan terbuka dengan rangkaian lampu kerlap-kerlip itu terlihat beberapa pengunjung sedang menikmati aneka hidangan.

Di sudut paling depan Nampak sekelompok pengunjung yang tengah melakukan sesi pemotretan model perempuan berhijab.

Sekitar 10 menit kemudian, pramusaji tadi membawakan Nasi Goreng Comedy dalam piring ceper besar berwarna putih polos.

Isinya ada Nasi Goreng yang dibagian atapnya ditutupi telor mata sapi, ditambah sepotong ayam goreng serta daun selada, irisan tomat, dan acar timun.

Selepas menyantap nasi goreng yang rasanya cukup pedas dan enak itu, pramusaji tadi kemudian membawakan ice cream dengan rasa vanila dan stroberi.

Malam itu, selain sejumlah pengunjung juga terlihat Ramon Papana, penggagas sekaligus pemilik brand Comedy Café Indonesia.

Usai santap malam di ruang bagian dalam, dekat dengan panggung Open Mic, Ramon yang tak lain ayah dari komedian almarhum Ade Namnung kemudian terlihat mengecek persiapan anak buahnya membuat pernak-pernih untuk acara tasyakuran Hari Ulang Tahun (HUT) Forum Wartawan Hiburan (Forwan) yang ke-4, yang akan diselenggarakan di Comedy Café ini, besok, Senin (23/4/2018).

Saya pun langsung menghubungi Sutrisno Buyil selaku Ketua Umum Forwan. "Mas bro apa harapanmu buat Forwan di ultah-nya yang ke-4 ini?" tanya saya.

"Makin profesional, makin diperhtungkan oleh pelaku industri film, hiburan, dan pemangku industri hiburan. sekaligus makin mensejahterakan anggota," balas Buyil lewat pesan WA.

Sepertinya Forwan memilih Café Comedy sebagai tempat perayaan HUT-nya tahun ini boleh dibilang sudah tepat.

Bukan lantaran lokasinya amat strategis di pusat kota, pun memang konsepnya cocok untuk tempat menggelar perayaan ulang tahun, gathering, dan lainnya dengan suasana santai dan menghibur.

Menurut pramusaji itu, kafe ini mampu menampung sampai dengan 150 orang, untuk di bagian dalam dan luar.

“Kami juga menyediakan karoke serta layar untuk memuat lirik lagunya,” terang pramusaji itu.

Sebagai catatan Comedy Café ini sebelumnya berada di Kemang, dan beberapa tempat lagi di Jakarta.

Di tempatnya yang baru di Thamrin City, Comedy Café tetap setia mengusung konsepnya sebagai kafe yang bukan hanya memuaskan perut pengujungnya saja, pun suasana hati pengunjungnya dengan atmosfir santai dan menghibur.

Jadi sekali lagi, jangan terlalu serius ya kalau kongko-kongko di kafe ini. Rileks saja, nikmati bermacam hidangannya, bernyanyilah, dan tertawalah hilangkan penat meskipun sejenak.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Ada pemotretan model berhijab di Comedy Café Indonesia.
2. Comedy Café di pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat.
3. Menu Nasi Goreng Comedy
4. Ice Cream ala Comedy Café
5. Suasana ruang bagian luar Comedy Café.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP