. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 30 April 2020

Ambo Syarif, Anak Rantau Donasi 1000 Masker ke Nagari Panyalaian

Mendengar di nagari-nya sudah ada yang positif Covid-19, Ambo Syarif, pemuda Minang asal Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar) semakin terpicu berdonasi masker untuk warga di kampung halaman.

Menurut Ambo Syarif yang akrab disapa Arif, tujuannya berdonasi masker ini ke kampung halamannya untuk membudidayakan atau membiasakan warga Nagari Panyalaian memakai masker dari kain jika akan dan sedang keluar rumah guna mencegah terpapar virus Corona.

"Soalnya tetangga saya di kampung sudah ada yang positif Covid-19, dan sekarang masih dirawat di RS M. Jamil Padang," ungkapnya kepada TravelPlus Indonesia, Kamis (30/4/2020).

Dikarenakan mayoritas perempuan di kampungnya, yakni di Jorong Pincuran Tinggi, Nagari Panyalaian, Kecamatan Sepuluh (X) Koto banyak yang berhijab, Arif memilih berdonasi Masker Hijab yang akan dikirim hari ini juga.

"Namanya Masker Hijab Non Medis untuk perempuan yang berhijab mulai dari anak anak hingga orang tua," terang pria yang punya hobi mendaki gunung ini.

Selain itu ada Masker Kuping berbahan Scuba untuk laki-laki terutama orang dewasa. "Jumlah kedua jenis masker yang akan saya donasikan itu sekitar 1.000 masker untuk Nagari Panyalaian, 100 masker di antaranya buat alumni SMP l, X Koto," ungkap Arif yang pernah menjadi pramugara di Air Asia selama lebih dari 5 tahun dan kini memilih menjadi enterpreneur di bidang tekstil.

Sebelumnya, calon ayah muda ini sudah berdonasi sekitar 480 masker ke Kota Payakumbuh, Sumbar, kampung halaman istri tercinta.

"Tepatnya ke Puskesmas Ibuh, atas nama Lia Sani pada tanggal 23 April 2020," terangnya.

Selain itu juga berdonasi buat Solehah Squad, kelompok ibu-ibu muslimah di Bekasi sebanyak 5 lusin.
 
Kata pria yang sehari-hari berniaga produk fashion terutama Gamis dan Jilbab di Thamrin City, Jakarta ini, dari awal dirinya sudah berniat untuk mendonasikan Masker Kain ke kampung halaman sebagai bukti dia peduli akan pencegahan penyebaran Covid-19.

"Untuk sesi pertama dan kedua, saya berdonasi buat warga di kampung halaman dulu. Nanti saya bagikan pula buat TravelPlus Indonesia dan FORGI BUDPAREKRAF yang akan berdonasi masker juga untuk wartawan dan profesi lainnya," pungkas Arif.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.ambo syarif

Read more...

Rabu, 29 April 2020

NGABU-GURIT ONLINE Perdana, Tak Sekadar Bedah Dua Buku Puisi Jawa Karya YSH

Dua Buku Puisi Jawa atau Geguritan karya sastrawan Yusuf Susilo Hartono (YSH), "Ombak Wengi" dan "Serat Pelok" dibedah dalam acara bertajuk NGABU-GURIT (NGAJI BUKU GEGURITAN) ONLINE yang dihelat Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS UNNES, baru-baru ini.

Menariknya, dalam bedah buku secara virtual atau daring tersebut, YHS sang penulis bukan sekadar menceritakan proses kreatif lahirnya masing-masing buku itu, mulai dari pendekatan ide, pilihan tema, konteks, dll, pun membacakan pula beberapa puisi karyanya yang ada di dalamnya.

"..Gagi ja gagu ja gagap 
Mangap-mangap sedalan-dalan Golek upa ing metropolitan enthang-enthang

Ga! Gagi ja gagu ja gagap 
Nguber uceng kelangan deleg 
Dheleg-dheleg sangisore Jembatan Semanggi ngegus kringet dleweran


Ga! Gagi ja gagap ja gagu
Ngadhepi kori-kori Kang inepan Dhodhogen karo tangan lanang
Gagi ja gagu ja gugup.."

Itulah salah satu puisi Jawa atau biasa disebut geguritan karya YHS dari Buku "Serat Pelok" (2016) yang dibacakan penulisnya di acara daring tersebut.

Dia juga membacakan petikan dari buku yang sama, yang bicara tentang orang-orang yang tidak punya sikap, dan para penggede yang bicaranya tidak menepati janji.

Begini geguritannya:

".. Ilu! Ilu-ilu ora duwe iman Wong ngidul melu mengidul Wonh ngetan melu mengetan Wong ngalor melu mengalor Imane melu keluk menyan Mobat mabit saparan-paran

Ilu-ilu, Ilir-ilir Lami lampah laler wilis Wong pinter padha keblinger Wong gedhe dawa irunge Dhawuhe padha cidra.."

Menurut YHS karya sastra Jawa kudu nut ing jaman kalakone.

Di sesi penutup, dia pun berpesan kepada generasi milenial, generasi penerus Jawa supaya berani melawan arus dalam berkreativitas. 

"Jangan pernah takut pada arus dan perbedaan, tetapi harus mau mempelajari dulu pakemnya. Aturan main dasarannya. Jangan takut memulai berkarya," ungkap YSH.

Untuk dapat berkarya yang produktif sekaligus kreatif, lanjut YSH harus punya sikap kritis dan sensistif ing kahanan.

Sebelum sesi penutup, YHS juga membacakan "Ndonyane Iklan" salah satu geguritan dari buku "Ombak Wengi" (2011), buku kumpulan puisi Jawa karyanya yang mendapat hadiah Sastra Jawa Rancage tahun 2012.

"Geguritan itu bicara bagaimana iklan menguasai hajat hidup kita sehari-hari," jelasnya kepada TravelPlus Indonesia.

Penggagas NGABU-GURIT ONLINE, Ucik Fuadhiyah menjelaskan kalau NGABU-GURIT ONLINE merupakan agenda lanjutan dari gagasan acara GURIT ON LINE yang sebelumnya dia lakukan beberapa kali melalui IG LIVE di akun pribadinya.

Acara GURIT ONLINE awalnya lebih banyak mengulas teknik pembacaan geguritan (puisi Jawa) dengan memberikan contoh-contoh pembacaan gurit serta pembahasan makna yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan beberapa masukan dari penyimak dan penonton GURIT ONLINE, lanjut Ucik, disarankan tak hanya memberi contoh pembacaan gurit tetapi juga sarana untuk berbagi dengan para sastrawawan Jawa yang cukup penting dalam catatan jagad ssatra Jawa khususnya geguritan.

"Geguritan kami pilih sebagai upaya untuk terus memopulerkan karya sastra Jawa khususnya geguritan (puisi Jawa) yang oleh sebagian besar masyarakat (kamu muda) dianggap remeh, sepele, tidak prestisius, cenderung kampungan," ungkap Ucik.

Geguritan, sambungnya banyak yang menilai belum memiliki kelas tersendiri dibanding karya sastra lain seperti drama/teater, wayang kulit, novel maupun cerkak.

"Padahal membuat geguritan tidaklah mudah. Perlu waktu, ide, pemadatan diksi, dan bila perlu semedi. Demikian pula ketika membaca geguritan, tidak boleh sekadar membaca. Perlu teknik dan latihan secara intens dan ikhlas," urai Ucik yang tak lain pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Unnes.

Bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka muncullah ide acara NGABU-GURIT ONLINE (NGAJI BUKU GEGURITAN) Live IG.

"Saya tidak ingin bergerak sendirian untuk menjaga seni sastra Jawa ini tetap EKSIS terlebih di era pandemic Covid-19 seperti ini, maka bersama teman-teman Himpunan Mahasiswa di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS UNNES meskipun kami jarak jauh dan berkoordinasi secara daring kami sepakati membuat sebuah acara yang pas dengan momen Ramadhan," terangnya.

Tujuan acara ini, lanjut Ucik ntuk  mewawancarai dan sharing pengalaman proses kreatif para pengarang/penggurit sastra Jawa.

"Tentu saja tanpa honor," akunya jujur.

Untuk edisi perdana ini, YHS seorang perupa/pelukis, wartawan senior budaya, sekaligus sastrawan Jawa senior yang namanya sudah tidak asing di jagad sastra Jawa berkenan diajak sharing meski secara daring. 

"YSH kami pilih di edisi perdana, karena pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 18 Maret 1958 ini seniman multitalenta," ujar Ucik. 

Sejumlah kumpulan puisinya telah terbit, antara lain Wajah Berkabung (1981) dan Ikan-ikan Hias (1985). 

Buku "Ombak Wengi"-nya yang memuat 99 guritan pilihan karya YSH dari periode 1981-2011, berhasil mengalahkan sembilan unggulan lainnya, yakni kumpulan sajak "Raja Gurit" karya Yudi Joyokusumo, "Layang Saka Kekasih" karya R. Djoko Prakosa, "Mutung Suwung, Aja Mutung Mundhak Suwung" karya R. Ng. Suisdiyati Sarmo, "Kidung saka Bandungan" karya Rini Tri Puspohardini, dan "Bocah Cilik Diuber Srengenge" karya Widodo Basuki; roman "Ing Manila Tresnaku Kelara-lara" karya Fitri Gunawan", "Dilabuhi Jajah Desa Milangkori" karya Rahmat Ali, dan "Sisip ing Dalan Sidhatan" karya Harwimuka; serta kumpulan cerita pendek "Puber Kedua" karya Ary Nurdiana.

"Sementara buku antologi puisi Jawa "SERAT PLEROK"-nya YSH sangat beda, revolusioner, dan amat visioner baik dari unsur tema, diksi maupun tipografi," beber Ucik yang menjadi host acara ini dan sempat membacakan puisi pilihan "Ombak Wengi" dan "Serat Plerok".

Acara NGABU-GURIT ONLINE perdana yang berdurasi sekitar 1 jam, 16.00-17.10 WIB ini ditonton sekitar 48 penyimak dari akun IGLIVE.

Pesertanya terdiri atas berbagai kalangan seperti pelajar mahasiswa, pengamat budaya, guru, dosen, peminat sastra, ibu rumah tangga, dan wartawan/blogger.

Sebagai penutup, Ucik kembali membacakan geguritan karya YSH. 

"Untuk NGABU-GURIT ONLINE edisi kedua, Kami 30 April 2020 sore, rencana sastrawan Jawa perempuan Rini Tri Puspohardini akan kami hadirkan dengan tema Wanodya: Perempuan Membaca (Karya) Perempuan," pungkas Ucik.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.yusuf susilo hartono & ucik fuadhiyah

Captions
1. Sastrawan Yusuf Susilo Hartono (YSH).
2.  Salah satu puisi Jawa atau biasa disebut geguritan karya YHS dari Buku "Serat Pelok" (2016).
3. Puisi lainnya masih di buku Serat Pelok".
4. "Ombak Wengi" (2011), buku kumpulan puisi Jawa karya YSH yang mendapat hadiah Sastra Jawa Rancage tahun 2012.
5. Penggagas NGABU-GURIT ONLINE, Ucik Fuadhiyah tengah mewawancarai YSH via daring.
6. Acara NGABU-GURIT ONLINE perdana berdurasi sekitar 1 jam ditonton sekitar 48 penyimak dari akun IGLIVE.





Read more...

Selasa, 28 April 2020

Ini 7 Rekomendasi Aksi Pemulihan Pariwisata Ditengah Covid-19

Pemerintah harus memberi dukungan fiskal untuk pelaku usaha pariwisata, antara lain berupa kebijakan insentif pajak, subsidi gaji pekerja pariwisata, dan restruktur hutang.

Itulah salah satu dari tujuh (7) rekomendasi aksi pemulihan pariwisata Indonesia di tengah wabah Covid-19 yang disampaikan Taufan Rahmadi dalam acara Public Discussion Online Zoom bertajuk "Mitigasi Covid-19 dalam Pariwisata Lombok", baru-baru ini. 

Rekomendasi kedua dari tourism activist sekaligus pendiri Komunitas Temennya Wisatawan (TW) ini terkait realokasi anggaran Kemenparekraf. Sedangkan yang ketiga tentang subsidi pendidikan pariwisata. 

"Subsidi pendidikannya berupa bebas biaya pendidikan minimal 1 semester untuk para mahasiswa Poltekpar di seluruh Indonesia," sebut Taufan.

Rekomendasi keempat, penguatan SOP mitigasi pariwisata. "Ini berwujud implementasi dari Permenpar No. 10/2019 tentang manajemen krisis kebencanaan," terangnya.

Berikutnya, prioritas pada pembenahan destinasi. "Ini menyangkut amenitas, standar kesehatan, kebersihan, dan pariwisata berkelanjutan," tambahnya.

Lalu, peningkatan peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa wisata.

Menurut Taufan peran Pokdarwis sebagai tim gugus tugas di tingkat desa dari Kemenparekraf di dalam membantu mensosialisasilan program-program kepariwisataan. 

Rekomendasi terakhir atau ketujuh, penguatan regulasi masuknya wisatawan mancanegara (wisman). 

Kata dia sebaiknya Kemenparekraf tidak bergantung pada satu market wisatawan.

"Harus diperhatikan rekam jejak wisatawan terkait kesehatan, prilaku berwisata, dan kondisi ekonomi wisatawan. Semua itu harus benar-benar menjadi pertimbangan untuk memberikan ijin berwisata ke Indonesia, sebagai bagian dari Indonesia mendukung spirit #ResponsibleTraveler dari UNWTO," jelasnya.

Berdasarkan data dari berbagai sumber terpercaya lalu diolah bersama tim Temannya Wisatawan, akibat pandemi Covid-19 di Indonesia telah mengakibatkan kerugian luar besar.

"Tercatat ada 1.642 hotel di 31 provinsi tutup, sekurangnya 13 juta orang menjadi pengangguran, UMKM di sektor pariwisata gulung tikar, dan sebanyak 1.734 desa wisata tutup," bebernya.

Tiga "Vaksin" Penyembuhan
Sekurangnya ada tiga "vaksin" sebagai healing atau penyembuhan pariwisata Tanah Air yaitu “vaksin“ destinasi wisata halal dan mitigasi pariwisata.

Selanjutnya “vaksin” pelaku pariwisata berupa subsidi gaji, insentif usaha, restrukturisasi hutang, bebas pajak daerah, dan sebagainya.

“Vaksin“ ketiga, mengejar wisatawan yang berkualitas maksudnya quality and responsiblle traveler, bukan memburu kuantitas, karena itu dibutuhkan diversifikasi market wisatawan.

"Vaksin dalam tanda petik yang saya maksudkan adalah langkah-langkah aksi yang harus dilakukan untuk pemulihan destinasi, penguatan pelaku pariwisata, dan kualitas wisatawan," pungkasnya.

Selain Taufan, diskusi publik secara daring ini juga menghadirkan sederet penampik lain seperti Kadispar Lombok Timur (Lotim) H.M Mugni, Ketua Relawan Covid-19 Kurnia Akmal, Ketua Asosiasi Pokdarwis Lotim Royal Sembalun, Direktur Sustainable Tourism Yogi Islandta, Penasihat Asosiasi Homestay Ahyak Mudin, Ketua Pemandu Gunung NTB Mirzoan Ilhamdi, dan Praktisi Pariwisata Lombok Kus Van Denan.

Royal Sembalun menyampaikan Pokdarwis secara kelompok harus tetap bergerak dan melakukan apa yang dapat dikerjakan kaitannya dengan persiapan destinasi pasca-pandemi Covid-19, mulai dari penataan obyek wisata sampai kepada persiapan promosinya.

Secara individu, lanjutnya anggota Pokdarwis harus menyiapkan dan menata infrastruktur bisnisnya dengan memanfaatkan waktu luang di tengah imbauan di rumah terutama kaitannya dengan dikital marketing seperti perbaikan-perbaikan konten promosi. 

Tujuannya adalah setiap anggotanya Pokdarwis selaku pembisnis di jasa wisata ketika pandemi mulai terkendali dan dinyatakan normal mereka lebih siap menjalankan bisnisnya sehingga ketika pariwisata normal bahkan mengalami lonjakan perjalanan akan cepat bangkit dari keterpurukan.

Dalam kesempatan itu, Royal juga menegaskan pertanyaan kepada Kadispa Lotim mengenai anggaran untuk support pengembangan kapasitas dan sarana obyek wisata.

"Jika masih ada, harus digunakan untuk mendukung program-program Pokdarwis yang ada kaitnya dengan pengembangan destinasi wisata, karena tuntutan berprogram hanya mengandalkan swadaya tentunya sangat berat di tengah situasi yang serba sulit," ungkapnya.

Kadispar Lotim H.M Mugni menjelaskan kalau semua pihak ingin pandemi Covid-19 ini cepat berakhir, untuk itu pelaku pariwisata harus mendukung kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus ini.

Pemerintah, lanjutnya sangat serius dalam mencegah/mengatasi wabah pandemi ini. Buktinya banyak anggaran yang direlokasi untuk menatasi persoalan akibat Covid-19. 

Di diskusi ini Mugni mengajak pelaku wisata terutama pokdarwis bersama-sama memanfaatkan situasi ini untuk pembenahan/penataan destinasi dengan skill yang ada.

"Kita pemerintah tidak ada kegiatan pembenahan karena anggaran direlokasi untuk penanganan Covid-19. DAK ditarik kembali ke pusat. Katanya kalau wabah pandemi ini cepat selesai dan anggaran masih tersisa akan dikembalikan ke dinas masing-masing," terang Mugni seraya menambahkan semua rekomendasi dan masukan dari peserta diskusi ini, terutama dari Taufan akan dijadikan referensi untuk pembenahan pariwisata pasca Covid-19.

Strategi Promosi
Ahyak Mudin menyampaikan sesungguhnya pelaku wisata adalah orang yang pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan inovatif.

Dalam kondisi wabah Covid-19 saat ini, jika energi potensialnya dioptimalkan maka pelaku wisata adalah orang yang paling mampu survive pada semua kondisi, terlebih lagi para pelaku wisata memiliki skill dan pengetahuan multi sektoral. 

Pasca-recovery Covid-19 nanti, sambung Ahyak yang akan paling cepat pulih adalah kawasan yang mengembangkan sustainable tourism terkait berubahnya permintaan wisatatawan pasca-depresi akibat Covid-19 seperti kebutuhan relaksasi, soul healing atau quite destination dengan penyediaan culture atraction bahkan wisata religi akan efektif. 

Adanya perubahan segment pasar menuntut perubahan cara atau strategi berpromosi.

"Promosi yang intensif ke negara-negara yang tidak terlalu mendapat dampak Covid-19 atau ke arah segment pasar lokal dan domestik," input-nya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) Foto by: Royal Sembalun
 
Captions:
1. Pesona Pantai Tangsi Sekaroh, Lomtim, Lombok, NTB.
2. Taufan Rahmadi berpeci hitam di acara Public Discussion Online Zoom bertajuk "Mitigasi Covid-19 dalam Pariwisata Lombok". (dok.taufan).
3. Acara asosiasi pokdarwis dan para pelaku wisata lainya terkait rencana membangun Lombok Tourism Informatika Center berbasis digital.
4. Turis Bule di Bukit Pergasingan, Sembalun, Lotim.
5. Kunjungan Taufan ke salah satu desa wisata di Lombok. (dok.taufan)
6. Kegiatan rakor Pokdarwis di Desa Sapit, Lotim.
7. Bukit Lawang di Desa Sembalun kecamatan Sembalun,Kabupaten Lotim.
8. TravelPlus Indonesia saat berada di Lombok Tengah beberapa tahun lalu. (dok.adji)

Read more...

Cegah Karhutla, KLHK Siapkan Hujan Buatan Awal Mei

Menyikapi eskalasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) segera mengambil langkah nyata untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan.

Rencananya hujan buatan tersebut akan dilaksanakan pada awal bulan Mei, dengan mempertimbangkan prediksi BMKG bahwa masih tersedia potensi bibit awan, sedangkan mendekati bulan Juni curah hujan akan mengalami penurunan.

Wakil Menteri LHK Alue Dohong pada kesempatan memimpin rapat koordinasi (rakor) melalui video conference atau vicon (27/4), mengungkapkan kondisi di Sumatera yang mengalami peningkatan karhutla harus diantisipasi dengan upaya pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara. 

“Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun. Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan," jelas Alue.

Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono menambahkan dalam pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi.

“Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir, sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla," ujar Bambang. 

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan sampai dengan saat ini khususnya di Sumatera, Manggala Agni di 17 Daops senantiasa siaga melakukan pencegahan dan pemadaman. 

“Selama tahun 2020 sampai saat ini, patroli udara dan waterbombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter, dengan air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter. Sedangkan TMC sudah dilakukan sebanyak 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam," tambah Ruandha.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK juga telah mengirimkan surat kepada 15 gubernur dan 31 bupati/walikota untuk mendorong dilakukannya pembasahan lahan untuk mencegah karhutla.

Dalam surat tersebut dilampirkan peta lahan gambut yang sudah dioverlay dengan firespot serta peta kelembaban tanah.

Sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau yang akan segera datang ada beberapa upaya yang harus segera dilakukan antara lain menyusun rencana aksi bersama antar kementerian dan lembaga. 

Selain itu, persiapan pelaksanaan TMC pada awal bulan Mei berkoordinasi dengan BPPT, BMKG, dan TNI.

Selanjutnya pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE, namun dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 selama masa pandemi.

Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.

Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80% perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 27 April 2020) sebanyak 746 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.186 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 440 titik / 37,10 %).

Rakor via vicon kali ini dihadiri kepala BRG, Deputi Bidang Klimatologi-BMKG, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam-BPPT, Eselon I dan II KLHK terkait, Staf khusus dan TAM KLHK terkait serta Kepala UPT KLHK terkait.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.birkom/humas klhk

Captions:
 1-2: Wakil Menteri LHK Alue Dohong saat memimpin rapat koordinasi (rakor) pencegahan karhutla melalui video conference atau vicon.
3. Tim lapangan pencegahan karhutla.


Read more...

Senin, 27 April 2020

Sambut New Normal Tourism, Bisnis Perjalanan Wisata Kudu Siap dan Adaptasi Ketrampilan

Bisnis perjalanan wisata harus bersiap menyambut era baru pariwisata yang disebut “new normal tourism”.

Era normal baru dalam pariwisata ini akan sangat memperhatikan higinitas.

Hal itu disampaikan Tazbir Abdullah yang pernah menjabat Asisten Deputi Bisnis Kementrian Pariwisata (2017-2018) dan Kepala Dinas Pariwisata DIY (2007-2013) dalam diskusi daring webinar via webex bertema "Kiat Strategi Adaptasi Bisnis Perjalanan Wisata Pasca-Pandemi Covid-19", yang digelar Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (25/4) sore. 

Kata Tazbir, new normal dalam pariwisata, tumpuannya pada kesiapan destinasi, melingkupi  differensiasi, keunikan, dan kualitas produk wisata yang ditawarkan.

Oleh karena itu maka tanggung jawab pemerintah dalam mempersiapkan destinasi menjadi lebih besar.

Konsekuensinya kebijakan anggaran pemerintah harus lebih fokus pada persiapan destinasi yang memenuhi tuntutan new normal.

"Promosi dan pemasaran relatif akan lebih mudah jika destinasinya sudah siap," ungkapnya.

Menurut penasehat DPP ASITA ini sangat dibutuhkan integrasi seluruh stakeholder untuk mewujudkannya. 

Kata dia, produk-produk yang menerapkan protokol kesehatan akan dijadikan prinsip.

Covid-19 ini justru akan menghadirkan kreativitas pelaku wisata untuk tidak melakukan business as usual saja yang membutuhkan integrasi semua sektor untuk meningkatkan kompetensi dan standardisasi agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

"Situasi Covid-19 ini dirasakan yang sama oleh semua negara di dunia," tambah Tazbir.

Melihat tuntutan bisnis perjalan yang berubah kedepan, lanjut Tazbir, maka perguruan tinggi yang membuka kajian bisnis perjalanan wisata juga harus beradaptasi dengan tuntutan masa depan tersebut.

Kreativitas Pemandu
Pemantik diskusi lainnya Andi Muhammad Mudhiuddin selaku Ketua Komisi Etik DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) mengatakan situasi yang terjadi pada rekan-rekan pemandu wisata hari ini bahwa semua pemandu tidak mendapatkan wisatawan sejak Februari.

Maka, dibutuhkan kreativitas seorang pemandu untuk mengembangkan usaha lain selain kepemanduan, misalnya retail atau kuliner yang bisa dikembangkan dengan bisnis daring sebagai solusi jangka pendek.

“Di masa pemulihan mendatang, target wisatawan yang harus difokuskan adalah wisatawan domestik,” ungkap Andi yang pernah menjabat sebagai Ketua DPD HPI DIY periode 2009-2013.

Dalam sambutan sekaligus paparannya, nara sumber Nuryuda Irdana selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi UGM menyampaikan kalau pandemi Covid-19 ini sangat memukul industri pariwisata dan sangat dibutuhkan strategi praktis segera untuk biro perjalanan wisata.

“Program studi kami bersama konsorsium program studi sejenis se-Indonesia sebagai representasi akademisi mencoba memaksimalkan program penelitian dan pengabdian masyarakat untuk memberikan solusi,” terangnya.

Dalam sesi tanya jawab, Endang Komesty Sinaga selaku Ketua Program Studi D4 Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung menyampaikan bahwa kalangan perguruan tinggi juga dipusingkan dengan rencana program praktik kerja lapangan yang membutuhkan industri bisnis perjalanan wisata sebagai mitra, sedangkan situasi masih dalam suasana pandemi seperti ini.

Hal lain yang diperlukan untuk diketahui segera adalah perilaku wisatawan pasca-pandemi ini. 

Penanggap lain, Kornelus dari DPC HPI Kalimantan Utara menyampaikan kalau virtual tourism dan guide bisa menjadi salah satu alternatif.

Merespon hal tersebut, Andi Muhammad Mudhiuddin mengatakan teknologi menjadi hal yang tidak bisa dibendung, namun marwah pemandu wisata jangan sampai hilang karena tergeser dengan teknologi.

Tazbir juga menanggapinya dengan mengatakan esensi pariwisata adalah interaksi dengan manusia. Ia meyakini teknologi tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia.

Panca Sarungu dari BLK Serang mempertajam diskusi dengan menanyakan skill baru apa yang harus dikuasai pemandu dan produk wisata semacam apa yang bisa dibuat pasca-pandemi ini, apakah model pariwisata berkelompok masih dominan.

Andi Muhammad Mudhiuddin lalu menanggapinya, kalau ketrampilan kepemanduan dan produk wisata yang menerapkan konsep menjaga jarak akan menjadi dominan ke depan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@tazbirabdullah


Read more...

Acara Virtual Anda Ingin Sukses dan Lekas Diberitakan Media? Ini 10 Tipsnya

Bermacam acara yang digelar secara online atau daring mulai dari diskusi, seminar, pameran, bermacam rapat, launching, jumpa pers, konser musik, dan lainnya sepertinya bakal lebih semarak lagi kedepan. 

Ini seiring dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya yang membuat banyak orang terus tinggal di rumah saja. Bahkan beberapa di antaranya masa pelaksanaan PSBB tersebut ditambah, contohnya Jakarta yang diperpanjang selama 28 hari ke depan atau hingga 22 Mei mendatang.

Nah, supaya acara daring yang Anda gelar bukan hanya lancar, menarik, dan bermanfaat tapi juga diliput kemudian segera diberitakan oleh media, perlu ada kiat tersendiri yang harus Anda indahkan.

Berdasarkan pengalaman TravelPlus Indonesia mengikuti sejumlah acara secara daring, baik yang digelar oleh Kemenparekraf, UPT Kebudayaan, para artis/musisi, asosiasi industri wisata, komunitas, pengusaha, dan sejumlah pihak lainnya, ada sekurangnya 10 tips yang menurut TravelPlus harus dilakukan pelaksana/panitianya yaitu:

Pertama, tema acara yang diusung harus menarik, punya daya jual, tengah nge-hits, lagi up to date, dan atau beda dengan kebanyakan.

Kedua, narsum atau pembicaranya juga yang amat berkompeten, pakar di bidangnya, praktisi maupun pengamat, dan atau yang mewakili unsur pemerintahan/perwakilan rakyat/komunitas/akademisi/pelaku usaha.

Ketiga, setiap narsum harus menyiapkan materi tertulis (kalau narsumnya dari luar negeri, sebaiknya disediakan materi berbahasa Indonesia selain bahasa dari asal negara narsum tsb).

Materi setiap narsum sebaiknya sudah diberikan ke panitia/penyelenggara sebagai back-up dan bahan untuk dibagikan ke peserta.

Keempat, peserta yang diundang sebaiknya dibatasi jumlahnya. Dan beberapa hari sebelum acara dimulai, sebaiknya buat WAG peserta acara daring untuk memudahkan panitia/penyelenggara memberi informasi terkait acara daring tsb.

Kelima, kalau mau lebih lengkap dan ingin diliput wartawan/blogger? Ya tentunya harus mengundangnya dengan niat, lewat WA secara Japri. (Ini salah satu poin terpenting).

Tentu wartawan/blogger yang diundang itu adalah mereka yang tertarik/sering meliput sektor sesuai tema yang diangkat.

Misalnya kalau diskusi daring mengangkat tema Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Budparekraf) atau hal-hal yang masih berkaitan erat dengan kepariwisataan, ya sebaiknya yang diundang adalah wartawan/blogger berpengalaman dan loyal meliput Budparekraf.

Sebaiknya minimal 1 hari sebelum pelaksanaan acara daring tersebut, kembali mengingatkan awak media yang diundang agar mereka tidak lupa.

Maklum biasanya mereka juga punya undangan bermacam acara daring lainnya, dan waktunya bersamaan, atau bisa jadi kelupaan tanggal dan jamnya sehingga kebablasan tidak mengikuti acara tersebut. 

Keenam, host/moderator acara harus menguasai tema acara, nama narsum sekaligus profil masing-masing pembicara.

Moderator harus memberi tahu  berapa durasi setiap narsum memaparkan materi, dan mengingatkan kalau waktu pemaparan tinggal beberapa menit lagi.

Kalau ada narsum yang suaranya terputus (karena jarak, kurang sinyal, dll), moderator segera mempersilakan narsum berikutnya untuk tampil/berbicara supaya tidak buang-buang waktu.

Moderator juga harus sesekali menyapa peserta. Jadi bukan cuma para narsum saja yang rajin disapa. 

Ketujuh, penting diikutsertakan salah seorang panitia yang bertugas mencatat paparan narsum dan juga jawaban narsum dari pertanyaan para peserta.

Jadi harus ada petugas notulen. Jangan dibebankan semuanya ke host/moderator.

Kedelapan, kalau ingin acara daring ini segera diberitakan oleh wartawan/blogger yang hadir/diundang, maka notulen/resume acara tersebut dibagikan segera mungkin ke wartawan/blogger yang diundang dan diliput acara tersebut.

Kenapa? Karena biar cepat ditulis dan diisebarluaskan linknya oleh wartawan/blogger tersebut, mengingat mereka (terutama wartawan/blogger online) berpacu dengan waktu, sepersekian detik. 

Kesembilan, tak kalah penting ada fotografer untuk memotret jalannya acara daring tersebut, terutama foto-foto para narsum, host/moderator dan juga semua peserta.

Lalu foto-foto tersebut dikirim segera ke wartawan/blogger yang ikut acara daring.

Kesepuluh, menjaga hubungan baik dengan wartawan/blogger yang sudah meluangkan waktu dll untuk ikut serta, meliput, menulis, dan bahkan menyebarluaskan link tulisan acara daring tsb.

Sekeren dan sebagus apapun tema, para narsum, dan moderator yang ada di acara daring, kalau hanya mengundang kalangan anggotanya saja, itu sama saja 'jeruk makan jeruk'.

Pun akan mubajir jadinya kalau tidak mengikutsertakan wartawan/blogger yang tepat.

Nah, kesepuluh tips di atas juga berlaku buat penyelenggaraan kegiatan lain yang terkait dengan sektor Budparekraf, entah itu tourism event, culture event, expo, sport tourism event, converence, bazaar/festival kuliner/produk UKM, dan lainnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Read more...

Minggu, 26 April 2020

Rhoma Irama Sukses Kumpulkan Donasi Rp 772 Juta Lewat Musik Amal dari Rumah

Rhoma Irama dan grupnya Soneta baru saja sukses menghibur para penikmatnya lewat acara Musik Amal dari Rumah. 

Berkat konser bertema Perjuangan dan Doa yang berlangsung Sabtu (25/4) malam itu, raja dangdut dunia ini berhasil mengumpulkan donasi sebanyak hampir Rp 800 juta.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih banyak kepada #FORSA (nama perkumpulan fans berat Rhoma Irama dan Soneta_red) dan juga pemirsa di rumah yang telah menyaksikan penampilan saya dan #SONETA Group dalam acara #MusikAmalDariRumah tadi malam," tulis Rhoma di akun Instagram (IG)-nya @rhoma_official, Minggu (25/4).

Kata Rhoma, donasi yang terkumpul Rp 772 juta hingga acara selesai akan disumbangkan guna turut membantu memerangi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Tanah Air.

"Terima kasih banyak kepada teman-teman semua yang telah berdonasi. Dan donasi masih dibuka untuk 6 hari kedepan," tulis Rhoma lagi masih di unggahan yang sama.

Di konser berdurasi dua jam yang ditayangkan secara live di KompasTV mulai pukul 20:00 WIB itu Rhoma Irama membawakan sederet lagu super ngehits-nya antara lain Pengorbanan, Santai, Darah Muda, Begadang, Taqwa, Sedekah, dan single terbarunya yang bertajuk Virus Corona.

Dia tampil kompak dengan seluruh personil Soneta dengan memakai pakaian serba putih, lengkap dengan gitar buntung yang menjadi salah satu ciri khasnya.

Disela-sela konser, dia tak lupa menyampaikan pesan religi kepada seluruh masyarakat untuk melaksanakan rangkaian ibadah selama Ramadhan ini di rumah saja. 

"Kita beribadah dalam Ramadhan kali ini di rumah, tarawih di rumah, dannbuka bersama keluarga juga di rumah. Itu semua untuk memutus mata rantai penyebaran Corona," imbaunya.

Rhoma pun mengajak masyarakat untuk senantiasa bersedekah, terlebih di Bulan Suci ini.

"Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, barokah, siapa yang berinfaq akan mendapat 70 kali lipat dibandingkan bulan-bulan lainnya," pungkas Rhoma.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@rhoma_official

Read more...

Sabtu, 25 April 2020

Mengenal Lebih Dekat Sosok Basoeki Abdullah dari Camelia Malik, Yusuf Susilo, dan Dewi Motik

Menyebut nama Basoeki Abdullah, mungkin ada dua hal yang terlintas dibenak orang awam/kebanyakan (baca: kurang melek sejarah). Pertama, pelukis  Indonesia yang namanya mendunia dan nama museum yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan, yakni Museum Basoeki Abdullah.

Kedua jawaban itu jelas benar. Tapi apakah generasi milenial sekarang banyak yang tahu kalau pria nyentrik bernama lengkap Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda, 25 Januari 1915 ini pernah menikah empat kali (pertama dengan gadis bernama Josephin asal Belanda, lalu Maya Michel, kemudian dengan Somwang Noi dari Thailand, dan keempat dengan Nataya Nareraat juga dari Thailand)?

Apakah banyak yang tahu kalau dia meninggal secara tragis di rumah kediamannya (sekarang menjadi Museum Basoeki Abdullah), Jum’at, 5 Nopember 1993 pada usia 78 thn karena dibunuh seorang pencuri, lalu jenazahnya dimakamkan di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta, bersanding dengan makam dr. Wahidin Sudirohusodo, kakek yang amat dicintainya?

Apakah juga banyak yang tahu kalau maestro pelukis Indonesia beraliran realis dan naturalis ini  pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi Istana-Istana Negara dan Kepresidenan Indonesia, bahkan karya lukisannya menjadi barang koleksi sejumlah kolektor seni dari penjuru dunia?

Dan apakah anak-anak kekinian banyak juga yang tahu kalau Basoeki Abdullah pernah melukis penyanyi dangdut senior yang mahir menari Jaipong, Camelia Malik dan juga mantan top model dan peragawati Dewi Motik?

Jujur, saya sendiri tidak sampai tahu sejauh itu. Karena itulah saat ada kiriman undangan seminar daring bertajuk “Basoeki Abdullah dan Model Lukisan Wanita” lewat pesan WA secara japri dari Maeva Salmah selaku Kepala Museum Basoeki Abdullah, saya pun langsung menjawab Insya Allah akan ikut bergabung dalam seminar yang dilaksanakan pada Kamis, 23 April 2020 lalu itu.

Pasalnya seminar yang diikuti oleh kurang lebih 80 peserta melalui aplikasi zoom, dan ditonton oleh 70 peserta melalui live channel di youtube Museum Basoeki Abdullah ini bukan hanya dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Sri Hartini yang mengapresiasi kegiatan ini, tapi juga karena menghadirkan dua perempuan yang pernah dilukis Basoeki Abdullah semasa hidup yakni Camelia Malik dan Dewi Montik serta satu orang narsum wartawan budaya senior, Yusuf Susilo Hartono.

Lewat pemaparan Camelia Malik di seminar yang dimoderatori Bambang Asrini Widjanarko ini, akhirnya saya baru tahu bagaimana proses perjalanan sampai si pelantun lagu Colak-Colek dan Wakuncar ini dilukis oleh Basoeki Abdullah.

Camelia Malik (65), artis berdarah Minangkabau yang pernah berjuluk "diva dangdut jaipong" ini menceritakan pada awalnya dia ditelepon sekretaris Basoeki Abdullah yang mengatakan apakah mau dilukis oleh Basoeki Abdullah sebagai penari jaipongan bukan penyanyi dangdut.

Ketika itu Basoeki Abdullah menanyakan bayaran yang diinginkan untuk menjadi model lukisnya, namun wanita yang akrab disapa Mia ini menolak untuk dibayar.

Ia mau dilukis oleh Basoeki Abdullah jika lukisan tersebut akan menjadi miliknya.

Setelah melalui pertemuan langsung dengan Mia, Basoeki Abdullah pun menyetujui hal tersebut, namun lukisannya nanti akan dipamerkan terlebih dahulu dalam pameran yang dilaksanakan di Hotel Sahid. 

Menurut Mia, Basoeki Abdullah memintanya melakukan berbagai pose tarian jaipong saat hendak dilukis. Hal ini dilakukan untuk mencari gaya yang akan dilukis oleh sang maestro.

Ia juga bahkan diminta untuk datang kembali keesokan harinya dengan menggunakan baju, aksesoris, dan tata rias yang sama dengan sebelumnya.

Mia mengaku merasa sangat bahagia pernah menjadi model lukis seorang maestro lukis yang terkenal bahkan sampai keluar negeri.

Ia juga merasa sangat bangga memiliki lukisan hasil karya seorang Basoeki Abdullah.

Menolak Dilukis Telanjang
Begitupun lewat penuturan Dewi Motik (70) yang menceritakan pengalaman pertamanya bertemu Basoeki Abdullah, pada tahun 1975, sebulan sebelum pernikahannya. 

Dari cerita pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) ini, saya jadi tahu kalau Basoeki Abdullah ternyata sudah berkerabat lama dengan orang tua Dewi Motik menawarkan Dewi Motik untuk dilukis.

Beliau meminta izin untuk melukis Dewi Motik sebagai Ladygodiva-nya Indonesia, rambutnya yang panjang terurai naik kuda putih, telanjang.

Mendengar kata 'telanjang', Dewi Motik menolak karena tidak mau untuk dilukis seperti itu, keluarganya juga akan berkeberatan, apalagi ia akan segera menikah.

Menurutnya Basoeki Abdullah tidak pernah memaksakan kehendak. “Basoeki Abdullah sangat menghargai perbedaan, sangat menghargai prinsip orang,” ujarnya. 

Beliau tidak membujuk Motik untuk mengikuti inspirasinya itu. Akhirnya Basoeki meminta izin untuk melukis Dewi Motik dengan gaya ballerina, yang diperuntukkan sebagai kado pernikahan Dewi Motik.

Setelah pertemuan itu, Dewi Motik bersahabat dengan Basoeki Abdullah.

Dewi Motik pun menceritakan pada hari Basoeki Abdullah meninggal, tepatnya 5 November 1993, mereka telah memiliki rencana untuk makan siang bersama dengan Nataya Narerat, istri Basoeki Abdullah.

Sekitar pukul setengah lima pagi, Dewi Motik mendapat telepon dari sekretaris Basoeki, dan mendapatkan kabar meninggalnya Basoeki Abdullah karena dibunuh.

Dia juga mengutarakan pengalamannya saat mendengar kabar duka tersebut, dan langsung mendatangi jenazahnya di RSCM.

Dia melihat sosok Basoeki Abdullah bersimbah darah di kamar jenazah rumah sakit, betapa merupakan kenangan yang sangat amat mengerikan dan menyedihkan.

Dewi Motik pun menilai Basoeki Abdullah orang yang rendah hati. “Dia mau datang ke pameran pelukis pemula”, ujarnya.

Basoeki menurutnya juga orang yang sangat lucu dan juga cerdik untuk bisa membuat orang mau dilukis. 

Basoeki Abdullah sebelumnya pernah ingin melukis ibu dari Dewi Motik. Mengetahui suaminya yang tidak mungkin akan mengizinkan, Basoeki menawarkan keduanya untuk dilukis bersama. Ketika itu, Basoeki melukis menggunakan cat air.

Menurut Dewi Motik, sepengetahuannya Basoeki jarang sekali memakai cat air, ia lebih sering memakai cat akrilik. Ternyata dengan cat air, hasil lukisannya juga luar biasa bagus, karena itu Dewi Montik menilai Basoeki Abdullah merupakan sosok pelukis yang mahir dalam menggunakan segala media untuk melukis.

Begitupun dari pemaparan Yusuf Susilo Hartono di seminar yang pesertanya berasal dari berbagai kalangan mulai dari siswa, mahasiswa, dosen, seniman, perupa, hingga wartawan, yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia ini, saya jadi paham ternyata ada dua strategi Basoeki Abdullah dalam melukis.

Pertama, beautifikasi atau mengelokkan, dipercantik, diperbagus yang diambil dari kacamata Basoeki Abdullah.

Kedua, Basoeki Abdullah memilih segmen lapisan atas dalam berkarya.

Faktanya, Basoeki Abdullah kerap melukis tokoh-tokoh ternama baik perempuan maupun laki-laki.

Beliau melukis dari kalangan presiden, raja-raja, ratu, menteri, sampai artis tersohor ketika itu, di antaranya Dewi Motik dan Camelia Malik.

Berdasarkan cerita Yusuf Susilo saya juga jadi tahu kalau Basoeki Abdullah semasa hidupnya selalu berkarya dalam studio, menggunakan beberapa pendekatan, yaitu menghadapi langsung obyek yang dilukis, menghadapi model penggantinya, dan menghadapi foto atau sketch.

"Basoeki Abdullah menghadapi langsung obyeknya ketika melukis tokoh-tokoh dunia, raja, presiden, artis. Basoeki Abdullah juga menggunakan model pengganti sewaktu melukis Nyi Roro Kidul," terang Yusuf Susilo.

Kata Sang Cucu
Menariknya dari seminar yang menurut Maeva Salmah merupakan kegiatan perdana yang dilakukan untuk tetap menginspirasi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini, bukan hanya dari tiga narsum itu  saja saya jadi lebih mengenal sosok Basoeki Abdullah, tapi juga dari pemaparan Erica Hestu Wahyuni, cucu Basoeki Abdullah serta Vikey Yordan, kerabat Basoeki Abdullah lainnya.

Dari Erica, saya jadi tahu kalau Basoeki biasa dipanggil Eyang Bas oleh Erica itu orangnya selalu ingin dianggap muda. Bahkan beliau lebih mau dipanggil Pak De Bas dibandingkan Eyang Bas.

Erica mengaku mengagumi teknik Basoeki Abdullah dalam melukis.

Menurutnya, Basoeki Abdullah mempelajari teknik melukis secara otodidak, ditambah dengan teknik yg dipelajari selama sekolah di Belanda menghasilkan karya yang luar biasa. 

"Mendengar cerita dari Ibu Dewi Motik dan Mbak Camelia Malik menjadikannya (Basoeki Abdullah) sangat istimewa secara personality, secara skill yang menjadi ramuan yang membuat tidak akan ada Basoeki Abdullah kedua," ujar Erica.

Sementara dari Vikey Yordan, saya juga jadi tahu kalau Basoeki Abdullah itu pekerja keras, buktinya setiap hari ke studio, tidak ada hari libur, bahkan Sabtu-Minggu tetap melukis. 

Nah, kalau Anda mau tahu lebih dekat dengan sosok Basoeki Abdullah, sebenarnya ada beberapa cara.

Pertama, datang ke Museum Basoeki Abdullah (Musbadul) yang beralamat lengkap di Jl. Keuangan Raya No.19, RT 7/RW 5, Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan. (Tapi nanti kalau sudah dibuka kembali usai Covid-19 pergi).

Menurut Maeva Salmah, di Musbadul ada 108 koleksi lukisan asli Basoeki Abdullah dan 11 lukisan repro.

"Lukisan beliau juga ada di Istana Kepresidenan RI, Museum Purnabakti Pertiwi, Istana Thailand, Belanda, dan sejumlah tempat lain yang belum terdeteksi," jelas Maeva Salmah kepada TravelPlus Indonesia usai seminar daring tersebut.

Nah cara yang kedua, karena saat ini masih #workfromhome dan #physicaldistancing untuk memutus rantai sebaran Covid-19, Anda cukup melihat siaran ulang seminar daring ini di link: https://bit.ly/seminardaringlive, ya #dirumahsaja.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Para narsum, panitia pelaksana dan beberapa peserta seminar daring bertajuk “Basoeki Abdullah dan Model Lukisan Wanita” yang digelar Musbadul.
2. TravelPlus Indonesia bukan sekadar ikut pun sekaligus meliput seminar tersebut.
3. Camelia Malik menceritakan proses sampai dia dilukis Basoeki Abdullah.
4. Dewi Motik setelah dilukis akhirnya bersahabat dengan Basoeki Abdullah.
5. Basoeki Abdullah saat melukis model wanitanya. (dok.@musbadul)
6. Yusuf Susilo narsum dari sudut pandang wartawan seni budaya.
7. Peserta seminar daring perdana di masa pandemi Covid-19 ini diikuti peserta dari berbagai provinsi.
8. Kepala Musbadul, Maeva Salmah (kanan atas) saat menjelaskan tujuan seminar daring ini.




Read more...

Jumat, 24 April 2020

Forum G20 Gelar "The Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meet", Sederet Poin Disampaikan Wishnutama

Forum G20 yang beranggotakan 20 negara perekonomian terbesar di dunia termasuk Indonesia, menggelar Forum Virtual bertajuk  "The Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meet dalam the Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meeting".

Dalam forum virtual yang dipimpin Menteri Pariwisata Kerajaan Arab Saudi Ahmed Al-Khatib selaku Ketua Forum G20 Tahun 2020, Jumat (24/4/2020) malam, Indonesia diwakili Menparekraf Wishnutama Kusubandio.

Saat berbicara dalam forum tersebut, Wishnutama mengatakan sektor pariwisata saat ini menghadapi tantangan berat imbas dari COVID-19.

Kata Mas Tama begitu sapaan akrabnya, di Indonesia lebih dari 2.000 hotel tutup, hampir semua tujuan wisata, objek, dan fasilitas pariwisata terhenti dan berimbas pada para pekerja di dalamnya. 

"Untuk itu Kemenparekraf RI telah dan akan terus memastikan berbagai stimulus yang dibutuhkan pekerja maupun industri pariwisata bisa terpenuhi selama masa tanggap darurat maupun pemulihan COVID-19. Bahwa tindakan cepat dan tepat harus diambil selama periode ini," kata Wishnutama dalam siaran persnya

Salah satunya melalui dukungan penyediaan sarana hotel dan transportasi bagi tenaga kesehatan sebagai bentuk dukungan agar pengelolanya tetap mempekerjakan pegawainya.

Indonesia, lanjutnya, juga telah mengambil berbagai langkah di bawah kebijakan stimulus ekonomi bernilai lebih dari 24 miliar dolar AS untuk membantu komunitas bertahan dari pandemi ini.

Situasi saat ini mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah guna mencegah penyebaran COVID-19.

Namun harus diakui meskipun secara fisik masyarakat tertahan di rumah, pandemi ini telah menghubungkan masyarakat secara digital dengan lebih intensif dari sebelumnya.

Wishnutama merasa yakin fenomena ini akan terus berkembang menjadi “new normal” yang berdampak positif bagi sektor kepariwisataan. 

Untuk itu ia mendorong seluruh negara terus bekerja sama dalam menyiapkan standar baru dalam menyikapi dinamika perubahan global akibat pandemi Covid-19 di sektor kepariwisataan.

Indonesia yakin jika seluruh negara G20 bekerja keras saling bahu-membahu dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, sektor kepariwisataan akan kembali membuktikan kemampuannya yang 'resilient' menghadapi berbagai tekanan bencana serta masalah.

"Kita harus dapat menetapkan norma-norma baru dalam menanggapi pandemi ini. Kita harus memperkuat kolaborasi untuk merumuskan dan mereformasi standar internasional sehingga kita dapat bekerja sama dan saling membantu di semua sektor yang terkena dampak, terutama sektor pariwisata yang paling terpukul," terangnya.

Dibutuhkan kerja sama yang kuat untuk mendorong dunia dalam mitigasi dan pemulihan situasi. "Baik selama pandemi dan pascapandemi. Indonesia siap untuk membantu, dalam merumuskan kebijakan global dan menerapkan norma dan standar baru," pungkasnya.

Dalam the Extraordinary G20 Tourism Ministers Virtual Meeting kali ini beberapa negara tamu seperti Spanyol, Singapura, Swiss, dan Yordania, serta Pimpinan the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

The United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan the World Travel & Tourism Council (WTTC) pun turut diundang untuk menyampaikan informasi serta langkah-langkah yang telah dilakukan masing-masing dalam menghadapi pandemi Covid-19 di bidang kepariwisataan.

Pertemuan ini bertujuan untuk memfasilitasi kerja sama dalam melindungi bisnis pariwisata, lapangan pekerjaan, dan mendukung wisatawan melalui tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.birkom kemenparekraf

Read more...

Mau Sukses Kembangkan Bisnis BPW Umroh Usai Covid-19? Ini Tipsnya

Bisnis Perjalanan Wisata (BPW) khusus Umroh dalam lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup menarik. 

Buktinya BPW yang fokus menggarap Umroh bertambah. Data resmi dari pemerintah Saudi ada 1,1 Juta jamaah Indonesia berkunjung ke Saudi Arabia. Tidak termasuk data yang tidak terekam.

Pasca-bencana non alam Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), diperkirakan bisnis Umroh kembali marak dan bermunculan BPW Umroh pendatang baru.

Fakta di atas menunjukkan begitu besarnya pasar bisnis perjalanan Umroh ini di Indonesia.

Nah, di tengah hantaman badai maraknya OTA (online travel agen) yang menyalip bisnis travel biro konventional dalam beberapa tahun terakhir ini, membuat banyak BPW melirik alternatif bisnis ini sebagai revenue stream baru bagi usaha BPW-nya.

Sayangnya, dikarenakan berbeda bisnis modelnya, tidak sedikit yang ragu-ragu untuk memulainya. 

Melihat fenomena itu, DPP ASITA memfasilitas acara Bincang Bisnis ASITA secara daring atau vistual dengan mengangkat topik "Mengenal dan Mengembangkan Bisnis Umrah" baru-baru ini di Zoom Meeting.

Dua narasumber berkompeten dihadirkan yaitu Rustam Sumarna, CEO Khalifah Tour, Koorbid Tata Niaga Umroh dan Haji di DPP ASITA, sekaligus Dewan penasihat di Himpuh yang sudah bergelut dengan bisnis ini sejak tahun 1997.

Satu lagi Jamalluddin Mahmud, CEO Al Bilad Travel sekaligus Ketum DPD Amphuri Jabar.

Acara yang diikuti Ketum DPP ASITA N. Rusmiati, sejumlah owner BPW Umroh, dan beberapa wartawan/blogger antara lain TravelPlus Indonesia ini seperti biasa dimoderatori Masrura Ram Idjal selaku Koordbid Litbang dan SDM di DPP ASITA.

Berdasarkan paparan dan jawaban dari dua narsum tersebut ditambah masukan dari N. Rusmiati, terungkap kalau belakangan ini banyak orang tua, muda, milenial ingin menjadi pengusaha travel Umroh.

Hal itu dikarenakan penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, maka beribadah ke Tanah Suci sudah menjadi tujuan utama disamping mengunjungi atau berwisata ke negara-negara muslim dengan program Paket Wisata Halal-nya. 

Dengan menjadi pengusaha travel umroh, pengelolanya pun berkesempatan untuk juga secara rutin datang dan beribadah ke Tanah Suci.

Peluang yang besar ini harus dicermati dengan baik. Karena BPW yang sudah mempunyai pengalaman bisnis di bidang tour and travel ini sudah paham tentang konsep dasar pelayanan dibandingkan dengan orang-orang yang bukan dari latar belakng bisnis ini dan tidak punya pengalaman di sana.

Oleh karenanya BPW yang baru mau memulai bisnis ini harus bergabung terlebih dahulu dengan BPW yang sudah resmi terdaftar dalam Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sebagai partner di daerah atau kantor perwakilan/cabang.

Tentu saja untuk itu harus dipahami bagaimana membangun kerjasama ini dengan baik sehingga masing-masing pihak tidak dirugikan. Misalnya, dengan membuat perjanjian/legal yang jelas sehingga melindungi dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Menjadikan agen di daerah sebagai kantor resmi yang juga terdaftar di Kemenag dan mempertanggung jawabkan semuanya ke kantor pusat misalnya untuk pembayaran juga menjadi sebuah saran untuk memproteksi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu setiap kantor cabang diberikan pelatihan dan disertifikasi sesuai standard BNSP untuk menjamin kualitas pelayanan mereka sesuai standard yang ditentukan.

Mempunyai corporate lawyer juga sangat dianjurkan untuk membantu melindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jadi jika ingin memulai bisnis perjalanan Umroh ini, perlu memperhatikan factor trust atau kepercayaan dan kredibilitas yang menjadi mata uang abadi dalam melaksanakan bisnis ini.

Tak kalah penting bergabung dengan asosiasi seperti ASITA (asosiasi biro perjalanan wisata Indonesia) atau asosiasi khusus penyelenggaran umroh/haji (ada 5 yaitu Himpuh, Amphuri, Kesturi, Asphurindo, dan Sapuhi) juga menjadi salah satu hal yang harus dpertimbangkn agar  selalu mendapatkan informasi yang update terkait bisnis biro perjalanan wisata dan bisnis perjalanan umroh.

Hal lain yang perlu di perhatikan juga buat pebisnis pemula adalah menentukan bekerja sama dengan vendor yang aman.

Siapakah vendor-vendor ini? Di Bisnis perjalanan umroh vendor utama adalah apa yang di sebut dengan Muasasah atau perusahaan di Saudi yang bisa mengeluarkan visa, mengatur land arrangement selama di Saudi (hotel, transport dan catering) serta menyiapkan local guide.

Saat ini banyak sekali Muasasah dari Saudi yang sudah punya mitra perusahaan di Indonesia.

Ketika akan memulai bisnis ini sebaiknya memulai dengan group yang kecil, diberikan pelayanan yang baik dan dibina secara terus menerus supaya jumlah jamaahnya meningkat.

Apa saja faktor yang membuat customer tersebut loyal? Salah satunya adalah pembimbing ibadah yang sesuai dengan tuntunan agama.

Jamaah harus merasa yakin bahwa pembimbing yang menemani mereka akan membimbing mereka melaksanakan ibadah dengan baik. 

Pembimbing umroh merupakan faktor penentu kesuksesan dan keloyalan customer di bisnis ini. 

Pembimbing yang sesuai dengan tuntunan agama adalah hal yang utama dan terkadang mereka tidak paham untuk melayani jamaah. Sehingga ini membuat harga umroh lebih tinggi karena BPW harus menyediakan 1 pembimbing dan 1 T
tour leader.

Tetapi saat ini sudah mulai banyak diberikan pelatihan tour leader untuk pembimbing umroh dan juga mengambil sertifikasi untuk menjamin bahwa mereka memiliki kualitas dan bisa melayani jamaah dengan baik.

Sementara dari segi aspek legal, biro perjalanan yang baru memulai bisnis ini disarankan untuk bekerja sama dengan BPW yang sudah mempunyai ijin Umroh atau PPIU atau Biro Perjalanan Wisata yang telah mendapat Ijin dari Menteri Agama untuk menyelenggarakan perjalanan ibadah Umrah.

Setelah bekerja sama memberangkatkan jamaah beberapa kali kemudian barulah mengajukan ijin sendiri untuk memiliki PPIU.

Secara aturan, BPW yang tidak berijin tidak dibenarkan untuk membawa jamaah langsung ke Saudi.

Saat ini Pemerintah/Kemenag sudah membuka Kembali pengajuan ijin umroh ini bagi BPW yang memenuhi syarat.

Untuk mengetahui syarat-syarat PPIU bisa di cek di website https://simpu.kemenag.go.id/ atau di aplikasi android umroh cerdas. 

Website yang sama juga bisa untuk pengecekan BPW-BPW yang sudah memiliki ijin PPIU.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Para narsum dan peserta Bincang Bisnis ASITA secara daring baru-baru ini di Zoom Meeting.
2. Menghadirkan narsum berkompeten.
3. Rustam Sumarna, CEO Khalifah Tour, Koorbid Tata Niaga Umroh dan Haji di DPP ASITA, sekaligus Dewan penasihat Himpuh.
4. Jamalluddin Mahmud, CEO Al Bilad Travel sekaligus Ketum DPD Amphuri Jabar.
5. Ketum DPP ASITA N.Rusmiati.
6. Masrura Ram Idjal Koordbid Litbang dan SDM di DPP ASITA sebagai moderator.
7. TravelPlus Indonesia turut serta.
8. Mengangkat topik "Mengenal dan Mengembangkan Bisnis Umrah".

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP