. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 29 April 2020

NGABU-GURIT ONLINE Perdana, Tak Sekadar Bedah Dua Buku Puisi Jawa Karya YSH

Dua Buku Puisi Jawa atau Geguritan karya sastrawan Yusuf Susilo Hartono (YSH), "Ombak Wengi" dan "Serat Pelok" dibedah dalam acara bertajuk NGABU-GURIT (NGAJI BUKU GEGURITAN) ONLINE yang dihelat Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS UNNES, baru-baru ini.

Menariknya, dalam bedah buku secara virtual atau daring tersebut, YHS sang penulis bukan sekadar menceritakan proses kreatif lahirnya masing-masing buku itu, mulai dari pendekatan ide, pilihan tema, konteks, dll, pun membacakan pula beberapa puisi karyanya yang ada di dalamnya.

"..Gagi ja gagu ja gagap 
Mangap-mangap sedalan-dalan Golek upa ing metropolitan enthang-enthang

Ga! Gagi ja gagu ja gagap 
Nguber uceng kelangan deleg 
Dheleg-dheleg sangisore Jembatan Semanggi ngegus kringet dleweran


Ga! Gagi ja gagap ja gagu
Ngadhepi kori-kori Kang inepan Dhodhogen karo tangan lanang
Gagi ja gagu ja gugup.."

Itulah salah satu puisi Jawa atau biasa disebut geguritan karya YHS dari Buku "Serat Pelok" (2016) yang dibacakan penulisnya di acara daring tersebut.

Dia juga membacakan petikan dari buku yang sama, yang bicara tentang orang-orang yang tidak punya sikap, dan para penggede yang bicaranya tidak menepati janji.

Begini geguritannya:

".. Ilu! Ilu-ilu ora duwe iman Wong ngidul melu mengidul Wonh ngetan melu mengetan Wong ngalor melu mengalor Imane melu keluk menyan Mobat mabit saparan-paran

Ilu-ilu, Ilir-ilir Lami lampah laler wilis Wong pinter padha keblinger Wong gedhe dawa irunge Dhawuhe padha cidra.."

Menurut YHS karya sastra Jawa kudu nut ing jaman kalakone.

Di sesi penutup, dia pun berpesan kepada generasi milenial, generasi penerus Jawa supaya berani melawan arus dalam berkreativitas. 

"Jangan pernah takut pada arus dan perbedaan, tetapi harus mau mempelajari dulu pakemnya. Aturan main dasarannya. Jangan takut memulai berkarya," ungkap YSH.

Untuk dapat berkarya yang produktif sekaligus kreatif, lanjut YSH harus punya sikap kritis dan sensistif ing kahanan.

Sebelum sesi penutup, YHS juga membacakan "Ndonyane Iklan" salah satu geguritan dari buku "Ombak Wengi" (2011), buku kumpulan puisi Jawa karyanya yang mendapat hadiah Sastra Jawa Rancage tahun 2012.

"Geguritan itu bicara bagaimana iklan menguasai hajat hidup kita sehari-hari," jelasnya kepada TravelPlus Indonesia.

Penggagas NGABU-GURIT ONLINE, Ucik Fuadhiyah menjelaskan kalau NGABU-GURIT ONLINE merupakan agenda lanjutan dari gagasan acara GURIT ON LINE yang sebelumnya dia lakukan beberapa kali melalui IG LIVE di akun pribadinya.

Acara GURIT ONLINE awalnya lebih banyak mengulas teknik pembacaan geguritan (puisi Jawa) dengan memberikan contoh-contoh pembacaan gurit serta pembahasan makna yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan beberapa masukan dari penyimak dan penonton GURIT ONLINE, lanjut Ucik, disarankan tak hanya memberi contoh pembacaan gurit tetapi juga sarana untuk berbagi dengan para sastrawawan Jawa yang cukup penting dalam catatan jagad ssatra Jawa khususnya geguritan.

"Geguritan kami pilih sebagai upaya untuk terus memopulerkan karya sastra Jawa khususnya geguritan (puisi Jawa) yang oleh sebagian besar masyarakat (kamu muda) dianggap remeh, sepele, tidak prestisius, cenderung kampungan," ungkap Ucik.

Geguritan, sambungnya banyak yang menilai belum memiliki kelas tersendiri dibanding karya sastra lain seperti drama/teater, wayang kulit, novel maupun cerkak.

"Padahal membuat geguritan tidaklah mudah. Perlu waktu, ide, pemadatan diksi, dan bila perlu semedi. Demikian pula ketika membaca geguritan, tidak boleh sekadar membaca. Perlu teknik dan latihan secara intens dan ikhlas," urai Ucik yang tak lain pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Unnes.

Bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka muncullah ide acara NGABU-GURIT ONLINE (NGAJI BUKU GEGURITAN) Live IG.

"Saya tidak ingin bergerak sendirian untuk menjaga seni sastra Jawa ini tetap EKSIS terlebih di era pandemic Covid-19 seperti ini, maka bersama teman-teman Himpunan Mahasiswa di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS UNNES meskipun kami jarak jauh dan berkoordinasi secara daring kami sepakati membuat sebuah acara yang pas dengan momen Ramadhan," terangnya.

Tujuan acara ini, lanjut Ucik ntuk  mewawancarai dan sharing pengalaman proses kreatif para pengarang/penggurit sastra Jawa.

"Tentu saja tanpa honor," akunya jujur.

Untuk edisi perdana ini, YHS seorang perupa/pelukis, wartawan senior budaya, sekaligus sastrawan Jawa senior yang namanya sudah tidak asing di jagad sastra Jawa berkenan diajak sharing meski secara daring. 

"YSH kami pilih di edisi perdana, karena pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 18 Maret 1958 ini seniman multitalenta," ujar Ucik. 

Sejumlah kumpulan puisinya telah terbit, antara lain Wajah Berkabung (1981) dan Ikan-ikan Hias (1985). 

Buku "Ombak Wengi"-nya yang memuat 99 guritan pilihan karya YSH dari periode 1981-2011, berhasil mengalahkan sembilan unggulan lainnya, yakni kumpulan sajak "Raja Gurit" karya Yudi Joyokusumo, "Layang Saka Kekasih" karya R. Djoko Prakosa, "Mutung Suwung, Aja Mutung Mundhak Suwung" karya R. Ng. Suisdiyati Sarmo, "Kidung saka Bandungan" karya Rini Tri Puspohardini, dan "Bocah Cilik Diuber Srengenge" karya Widodo Basuki; roman "Ing Manila Tresnaku Kelara-lara" karya Fitri Gunawan", "Dilabuhi Jajah Desa Milangkori" karya Rahmat Ali, dan "Sisip ing Dalan Sidhatan" karya Harwimuka; serta kumpulan cerita pendek "Puber Kedua" karya Ary Nurdiana.

"Sementara buku antologi puisi Jawa "SERAT PLEROK"-nya YSH sangat beda, revolusioner, dan amat visioner baik dari unsur tema, diksi maupun tipografi," beber Ucik yang menjadi host acara ini dan sempat membacakan puisi pilihan "Ombak Wengi" dan "Serat Plerok".

Acara NGABU-GURIT ONLINE perdana yang berdurasi sekitar 1 jam, 16.00-17.10 WIB ini ditonton sekitar 48 penyimak dari akun IGLIVE.

Pesertanya terdiri atas berbagai kalangan seperti pelajar mahasiswa, pengamat budaya, guru, dosen, peminat sastra, ibu rumah tangga, dan wartawan/blogger.

Sebagai penutup, Ucik kembali membacakan geguritan karya YSH. 

"Untuk NGABU-GURIT ONLINE edisi kedua, Kami 30 April 2020 sore, rencana sastrawan Jawa perempuan Rini Tri Puspohardini akan kami hadirkan dengan tema Wanodya: Perempuan Membaca (Karya) Perempuan," pungkas Ucik.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.yusuf susilo hartono & ucik fuadhiyah

Captions
1. Sastrawan Yusuf Susilo Hartono (YSH).
2.  Salah satu puisi Jawa atau biasa disebut geguritan karya YHS dari Buku "Serat Pelok" (2016).
3. Puisi lainnya masih di buku Serat Pelok".
4. "Ombak Wengi" (2011), buku kumpulan puisi Jawa karya YSH yang mendapat hadiah Sastra Jawa Rancage tahun 2012.
5. Penggagas NGABU-GURIT ONLINE, Ucik Fuadhiyah tengah mewawancarai YSH via daring.
6. Acara NGABU-GURIT ONLINE perdana berdurasi sekitar 1 jam ditonton sekitar 48 penyimak dari akun IGLIVE.





0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP