. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 28 April 2020

Ini 7 Rekomendasi Aksi Pemulihan Pariwisata Ditengah Covid-19

Pemerintah harus memberi dukungan fiskal untuk pelaku usaha pariwisata, antara lain berupa kebijakan insentif pajak, subsidi gaji pekerja pariwisata, dan restruktur hutang.

Itulah salah satu dari tujuh (7) rekomendasi aksi pemulihan pariwisata Indonesia di tengah wabah Covid-19 yang disampaikan Taufan Rahmadi dalam acara Public Discussion Online Zoom bertajuk "Mitigasi Covid-19 dalam Pariwisata Lombok", baru-baru ini. 

Rekomendasi kedua dari tourism activist sekaligus pendiri Komunitas Temennya Wisatawan (TW) ini terkait realokasi anggaran Kemenparekraf. Sedangkan yang ketiga tentang subsidi pendidikan pariwisata. 

"Subsidi pendidikannya berupa bebas biaya pendidikan minimal 1 semester untuk para mahasiswa Poltekpar di seluruh Indonesia," sebut Taufan.

Rekomendasi keempat, penguatan SOP mitigasi pariwisata. "Ini berwujud implementasi dari Permenpar No. 10/2019 tentang manajemen krisis kebencanaan," terangnya.

Berikutnya, prioritas pada pembenahan destinasi. "Ini menyangkut amenitas, standar kesehatan, kebersihan, dan pariwisata berkelanjutan," tambahnya.

Lalu, peningkatan peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa wisata.

Menurut Taufan peran Pokdarwis sebagai tim gugus tugas di tingkat desa dari Kemenparekraf di dalam membantu mensosialisasilan program-program kepariwisataan. 

Rekomendasi terakhir atau ketujuh, penguatan regulasi masuknya wisatawan mancanegara (wisman). 

Kata dia sebaiknya Kemenparekraf tidak bergantung pada satu market wisatawan.

"Harus diperhatikan rekam jejak wisatawan terkait kesehatan, prilaku berwisata, dan kondisi ekonomi wisatawan. Semua itu harus benar-benar menjadi pertimbangan untuk memberikan ijin berwisata ke Indonesia, sebagai bagian dari Indonesia mendukung spirit #ResponsibleTraveler dari UNWTO," jelasnya.

Berdasarkan data dari berbagai sumber terpercaya lalu diolah bersama tim Temannya Wisatawan, akibat pandemi Covid-19 di Indonesia telah mengakibatkan kerugian luar besar.

"Tercatat ada 1.642 hotel di 31 provinsi tutup, sekurangnya 13 juta orang menjadi pengangguran, UMKM di sektor pariwisata gulung tikar, dan sebanyak 1.734 desa wisata tutup," bebernya.

Tiga "Vaksin" Penyembuhan
Sekurangnya ada tiga "vaksin" sebagai healing atau penyembuhan pariwisata Tanah Air yaitu “vaksin“ destinasi wisata halal dan mitigasi pariwisata.

Selanjutnya “vaksin” pelaku pariwisata berupa subsidi gaji, insentif usaha, restrukturisasi hutang, bebas pajak daerah, dan sebagainya.

“Vaksin“ ketiga, mengejar wisatawan yang berkualitas maksudnya quality and responsiblle traveler, bukan memburu kuantitas, karena itu dibutuhkan diversifikasi market wisatawan.

"Vaksin dalam tanda petik yang saya maksudkan adalah langkah-langkah aksi yang harus dilakukan untuk pemulihan destinasi, penguatan pelaku pariwisata, dan kualitas wisatawan," pungkasnya.

Selain Taufan, diskusi publik secara daring ini juga menghadirkan sederet penampik lain seperti Kadispar Lombok Timur (Lotim) H.M Mugni, Ketua Relawan Covid-19 Kurnia Akmal, Ketua Asosiasi Pokdarwis Lotim Royal Sembalun, Direktur Sustainable Tourism Yogi Islandta, Penasihat Asosiasi Homestay Ahyak Mudin, Ketua Pemandu Gunung NTB Mirzoan Ilhamdi, dan Praktisi Pariwisata Lombok Kus Van Denan.

Royal Sembalun menyampaikan Pokdarwis secara kelompok harus tetap bergerak dan melakukan apa yang dapat dikerjakan kaitannya dengan persiapan destinasi pasca-pandemi Covid-19, mulai dari penataan obyek wisata sampai kepada persiapan promosinya.

Secara individu, lanjutnya anggota Pokdarwis harus menyiapkan dan menata infrastruktur bisnisnya dengan memanfaatkan waktu luang di tengah imbauan di rumah terutama kaitannya dengan dikital marketing seperti perbaikan-perbaikan konten promosi. 

Tujuannya adalah setiap anggotanya Pokdarwis selaku pembisnis di jasa wisata ketika pandemi mulai terkendali dan dinyatakan normal mereka lebih siap menjalankan bisnisnya sehingga ketika pariwisata normal bahkan mengalami lonjakan perjalanan akan cepat bangkit dari keterpurukan.

Dalam kesempatan itu, Royal juga menegaskan pertanyaan kepada Kadispa Lotim mengenai anggaran untuk support pengembangan kapasitas dan sarana obyek wisata.

"Jika masih ada, harus digunakan untuk mendukung program-program Pokdarwis yang ada kaitnya dengan pengembangan destinasi wisata, karena tuntutan berprogram hanya mengandalkan swadaya tentunya sangat berat di tengah situasi yang serba sulit," ungkapnya.

Kadispar Lotim H.M Mugni menjelaskan kalau semua pihak ingin pandemi Covid-19 ini cepat berakhir, untuk itu pelaku pariwisata harus mendukung kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus ini.

Pemerintah, lanjutnya sangat serius dalam mencegah/mengatasi wabah pandemi ini. Buktinya banyak anggaran yang direlokasi untuk menatasi persoalan akibat Covid-19. 

Di diskusi ini Mugni mengajak pelaku wisata terutama pokdarwis bersama-sama memanfaatkan situasi ini untuk pembenahan/penataan destinasi dengan skill yang ada.

"Kita pemerintah tidak ada kegiatan pembenahan karena anggaran direlokasi untuk penanganan Covid-19. DAK ditarik kembali ke pusat. Katanya kalau wabah pandemi ini cepat selesai dan anggaran masih tersisa akan dikembalikan ke dinas masing-masing," terang Mugni seraya menambahkan semua rekomendasi dan masukan dari peserta diskusi ini, terutama dari Taufan akan dijadikan referensi untuk pembenahan pariwisata pasca Covid-19.

Strategi Promosi
Ahyak Mudin menyampaikan sesungguhnya pelaku wisata adalah orang yang pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan inovatif.

Dalam kondisi wabah Covid-19 saat ini, jika energi potensialnya dioptimalkan maka pelaku wisata adalah orang yang paling mampu survive pada semua kondisi, terlebih lagi para pelaku wisata memiliki skill dan pengetahuan multi sektoral. 

Pasca-recovery Covid-19 nanti, sambung Ahyak yang akan paling cepat pulih adalah kawasan yang mengembangkan sustainable tourism terkait berubahnya permintaan wisatatawan pasca-depresi akibat Covid-19 seperti kebutuhan relaksasi, soul healing atau quite destination dengan penyediaan culture atraction bahkan wisata religi akan efektif. 

Adanya perubahan segment pasar menuntut perubahan cara atau strategi berpromosi.

"Promosi yang intensif ke negara-negara yang tidak terlalu mendapat dampak Covid-19 atau ke arah segment pasar lokal dan domestik," input-nya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) Foto by: Royal Sembalun
 
Captions:
1. Pesona Pantai Tangsi Sekaroh, Lomtim, Lombok, NTB.
2. Taufan Rahmadi berpeci hitam di acara Public Discussion Online Zoom bertajuk "Mitigasi Covid-19 dalam Pariwisata Lombok". (dok.taufan).
3. Acara asosiasi pokdarwis dan para pelaku wisata lainya terkait rencana membangun Lombok Tourism Informatika Center berbasis digital.
4. Turis Bule di Bukit Pergasingan, Sembalun, Lotim.
5. Kunjungan Taufan ke salah satu desa wisata di Lombok. (dok.taufan)
6. Kegiatan rakor Pokdarwis di Desa Sapit, Lotim.
7. Bukit Lawang di Desa Sembalun kecamatan Sembalun,Kabupaten Lotim.
8. TravelPlus Indonesia saat berada di Lombok Tengah beberapa tahun lalu. (dok.adji)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP