. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 19 November 2009

Lihat Bali Tempo Doeloe Cuma 125 Ribu



Pariwisa-ta Bali bukan cuma paling tersohor di Indonesia bahkan dunia, tapi juga paling kreatif. Buktinya banyak sekali obyek wisata baru yang dibuat, salah satunya menikmati Bali tempo doeloe dengan label Bali Classic Center(BCC).

BCC merupakan obyek wisata buatan yang dirancang untuk menahan lebih lama masa tinggal wisatawan saat berwisata di Bali. Wisata baru yang disebut-sebut Taman Mininya Bali itu berada di Banjar Nyuhkuning, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar.

Dan hasilnya ternyata ampuh. Sejak beroperasi Juli 2007 lalu, BCC yang dibangun di atas hamparan seluas 5 hektar ini berhasil menjaring wisman dan wisnus. Pasalnya untuk melihat kehidupan masyarakat Bali masa lalu di obyek tersebut, wisatawan cuma bayar Rp 125.000 per orang, sudah termasuk makan siang. Harga yang pasti terjangkau oleh Anda bukan.

Bila Anda datang rombongan minimal 80 orang, Anda akan disambut dengan Bleganjur (orkes tradisional Bali). Bila kurang, Anda masih disambut dengan Pagar Ayu dan Pagar Bagus. Lalu dibawa ke Museum Panca Yadnya untuk melihat dan mendengar penjelasan mengenai miniatur Manusa Yadnya (Mepandes), miniatur Pitra Yadnya (Ngaben), figur Dewa Yadnya di Pura BCC (Merajan), dan patung dari Men Brayut berikut legendanya.

Selanjutnya Anda akan disuguhi Joged Bumbung dengan iringan orkes bambu (Rindik). Kalau beruntung, Anda akan diajak menari bersama. Ada juga tarian Barong Bangkal yang biasa ditarikan 6 bulan sekali saat Galungan.

Lalu Anda disuguhkan bermacam atraksi kehidupan orang Bali jadul (jaman dulu)seperti membuat Ogoh-ogoh yang biasa dibuat sebelum perayaan Nyepi, menumbuk padi di lesung dengan alat tumbuk luwu, merangkai janur (banten), membuat gula aren serta mengolah hasil-hasil pertanian secara tradisional lainnya. Setelah itu Anda diperlihatkan dengan patung Dewata Nawa Sanga dan pertunjukan Wayang Lemah.

Kemudian Anda juga diajak ke Kelebutan (air sumber) dimana terdapat 3 patung Tri Murti seperti Siwa, Wisnu, dan Brahma. Dilanjutkan dengan suguhan aneka tarian tradisional Barong Macan, Cendrawasih, Jauk Manis, dan Puspanjali serta proses pembuatan bermacam kerajinan khas Bali seperti membuat keris, kerajinan bambu, melukis telur, dan membuat patung.

Di BCC secara rutin setiap hari juga disuguhkan pementasan Gebug Seraya, kesenian khas dari Desa Seraya, Kabupaten Karangasem yang dimainkan 24 seniman yang terbagi atas 12 orang pemain musik gamelan dan, 12 orang petarung dengan menggunakan pentungan dari rotan dan juga tameng untuk menangkis serangan musuh. Serta suguhan tarian lain seperti Kecak, Barong, Sanghyang Jaran, dan tari kreasi di panggung berarsitektur Bali dengan taman dan lingkungan yang asri.

Kehadiran BCC membuat pariwsata Pulau Dewata ini semakin lengkap dan berkelas. Wajar saja kalau Bali mendapat penghargaan sebagai Pulau Terbaik di dunia versi sebuah majalah wisata internasional dan juga sebagai destinasi yang layak dikunjungi tahun 2010 versi sebuah survei internasional.

Obyek dan atraksi menarik lain yang bisa Anda dinikmati selagi berwisata di Bali tahun depan antara lain Taman Burung di Batubulan, Garuda Wisnu Kencana di Bukit Jimbaran, dan memberi makan ratusan kera di Monkey Forest di Ubud.

Lihat Bali di Pulau Lain
Bila liburan tahun 2010 Anda bukan ke Bali melainkan ke Belitung atau ke Sulawesi Tengah, tak usah cemas. Di dua tempat itu Anda juga bisa menyaksikan kehidupan masyarakat Bali yang masih mempertahankan budaya dan identitasnya sebagai orang Bali meskipun sudah berbaur dengan masyarakat asli dan pendatang lainnya.

Di Belitung, Anda bisa ke Dusun Balitung, Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, sekitar 27 Km dari Tanjungpandan. Kampung Bali ini adalah pemukiman transmigrasi asal Bali yang telah menetap lama di Bumi Laskar Pelangi itu. Mata pencaharian mereka bertani dan berkebun lada dan ada juga yang pencari timah.

Di dusun tersebut Anda bisa melihat kesenian Bali seperti Tari Barong, ukiran khas Bali, dan upacara peringatan berdirinya pura. Kalau Anda datang pas perayaan hari besar Hindu Bali, Anda juga bisa melihat masyarakatnya mendatangi pura setempat untuk bersembahyang dengan mengenakan pakaian adat Bali.

Di Sulawesi Tengah, sebelum atau sesudah ke Danau Poso, Anda mampir ke Desa Kilotrans, Kecamatan Poso Pesisir, sekitar 60 Km dari Kota Poso. Di desa transmigrasi asal Bali itu Anda dapat menyaksikan kehidupan masyarakat Bali berikut rumah-rumah bergaya Bali dengan pohon-pohon kamboja di pekarangan, gapura khas Bali, pura, penjor atau umbul dari daun kelapa muda, dan persembahyangan Hindu Bali sebagaimana di Bali.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 14 November 2009

Tambah Penghargaan Destinasi Teraman ITA 2010



Menteri Kebuda-yaan dan Pariwisa-ta Jero Wacik mengu-sulkan satu penghargaan lagi di Indonesia Tourism Award (ITA) 2010 nanti. Pemenangnya akan mendapat penghargaan sebagai destinasi teraman. Atas dasar apa penilaiannya dan mengapa?

Meski pada malam penobatan ITA 2009 di Hotel Nikko, Jakarta (13/11) Jero Wacik dalam sambutannya sempat menyindir sedikitnya walikota dan bupati serta pelaku usaha industri yang datang. Namun beliau nampak puas dan menyambut positif penyelenggaraan ajang anugerah khusus di sektor pariwisata nasional ini.

Buktinya, menbudpar yang sempat memuji pers karena banyak yang datang dan meliput acara tersebut, mengusulkan 1 penghargaan lagi yang patut diberikan oleh ITA tahun depan yakni award destinasi teraman. “Penilaiannya berdasarkan kota atau kabupaten yang paling sedikit terjadi perkelahian atau kerusuhan atau bahkan nol perkelahian selama setahun,” ungkapnya.

Penghargaan itu, lanjut Jero Wacik, memacu pemkot/pemkab dan masyarakatnya untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban daerahnya agar wisatawan betah dan nyaman berwisata di daerahnya. “Kalau ada kota atau kabupaten yang sering terjadi kasus perkelahian, tawuran, kerusuhan pasti akan diliput media lalu disiarkan hingga dunia tahu. Kalau sudah begitu pasti turis enggan berwisata ke daerah yang rusuh itu,” jelasnya.

Walikota Solo Jokowi yang menerima penghargaan Indonesia Best Destination karena kotanya menjadi salah satu dari 10 kota terbaik pilihan wisatawan versi ITA 2009, mengaku bangga dan menganggap penting ajang ini sehingga harus diadakan setiap tahun. “Penghargaan ini memberi semangat buat saya untuk terus meningkatkan fasilitas, event serta pelayanan di bidang pariwisata agar wisatawan tertarik, betah, dan datang lagi ke Solo,” kata Jokowi yang menambahkan pada Oktober 2010 nanti di Solo akan ada acara Walking Street yang diikuti 3.600 home industry kerajinan tangan dan lainnya.

Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwandar menilai baik usulan Jero Wacik tersebut. “Usulan bagus itu nanti akan kita bahas lagi, mudah-mudahan tahun depan bisa dilaksnakan. Pihak lain termasuk pers juga boleh memberi usulan penghargaan lain yang intinya bisa mendorong kemajuan kepariwisataan nasional,” terang Sapta yang menambahkan Depbudpar akan memberikan bantuan promosi kepada pemenang kategori Indonesia Best Destination dan Tourism Special Award, ITA 2009.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)


Read more...

Empat Kota Jawa Raih Indonesia Best Destination ITA 2009



Empat Kota di Pulau Jawa meraih Indonesia Best Destination versi Indonesia Tourism Award (ITA) 2009 di Hotel Nikko, Jakarta (13/11). Ajang pemilihan kota-kota wisata terbaik pilihan wisatawan yang digelar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) dengan Majalah SWA untuk pertama kali ini juga memberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku usaha pariwisata dan award khusus lainnya.

Empat kota di Jawa yang mendapatkan Indonesia Best Destination adalah Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Solo. Diluar dugaan Jakarta dan Bandung tidak masuk dalam 10 kota yang memperoleh penghargaan tersebut, padahal dua kota itu juga banyak dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman).

Penentuan pemenang kategori ini dilakukan dengan cara mensurvei 1.625 wisnus dan wisman di kota-kota yang masuk nominasi atas 2 parameter yakni tingkat kepuasan wisatawan dan Net Promoter Score (NPS) yakni tingkat rekomendasi responden kepada wisatawan lain agar mengunjungi kota tersebut.

Pulau Jawa bukan cuma mendominasi penghargaan untuk kategori tersebut tapi sekaligus mematahkan prediksi banyak orang yang menjagokan Bali akan merajai award kepariwisataan ini. Kota Gudeg Yogyakarta justru menempati tempat teratas dengan nilai tertinggi 188.74. Sedangkan Kota Denpasar berada diurutan kedua dengan point 188.50.

Untuk kategori The Most Favorite in Tourism Industry yang pemenangnya didasarkan atas pilihan wisatawan dalam survei Indonesia Best Destination, juga memberi kejutan terutama untuk The Most Favorite Mall. Pasalnya Tunjungan Plasa, mall di Surabaya menjadi pemenangnya, padahal banyak orang mengira salah satu mall di Jakarta yang akan mendapatkannya mengingat ibukota negara ini memiliki sejumlah mall megah dan berkelas. Keberhasilan mall tua ini menyabet penghargaan terebut bisa jadi dimata wisatawan punya nilai lebih karena bangunannya bernilai historis.

Tiga kabupaten yang memiliki obyek wisata bahari tersohor yakni Wakatobi, Raja Ampat, dan Manggarai Barat menerima penghargaaan untuk kategori Tourism Special Award karena keunggulan dan keunikan wisatanya.

Berikut daftar lengkap penerima penghargaan di 3 kategori ITA 2009 yang acaranya dihadiri Menbudpar Jero Wacik, Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwandar, Sekditjen Destinasi Depbudpar Winarno Sudjas, Pemimpin Redaksi SWA Kemal E. Gani, Walikota Solo Jokowi, dan beberapa pelaku usaha industri pariwisata, serta dimeriahkan sejumlah tarian tradisional dan fashion show batik.

Sepuluh Kota Indonesia Best Destination ITA 2009:
1. Yogyakarta (188.74)
2. Denpasar (188.50)
3. Malang (181.11)
4. Surabaya (180.76)
5. Toraja (178.81)
6. Manado (175.25)
7. Kutai Kartanegara (173.37)
8. Badung (172.91)
9. Solo (167.97)
10. Lombok Barat (164.36)

Sembilan The Most Favorite in Tourism Industry ITA 2009:
1. Hotel Nikki sebagai The Most Favorite Non Star Rated Hotel
2. Hotel Grand Hyatt sebagai The Most Star Rated Hotel
3. Anta Tour sebagai The Most Favorite Travel Agency
4. Jimbaran sebagi The Most Favorite Restaurant
5. Tunjungan Plasa sebagai The Most Favorite Mall
6. Garuda Indoensia sebagai The Most Favorite Airline
7. Senayan Golf sebagai The Most Favorite Golf Venue
8. Sari Ayu Martha Tillar Day & Spa sebagai The Most Favorite Spa
9. Blue Bird sebagai The Most Favorite Taxi

Tourism Special Award ITA 2009:
A. Special Interest & Unique Destination:
1. Kabupaten Wakatobi
2. Kabupaten Raja Ampat
3. Kabupaten Manggarai Barat

B. Creative & Innovation Promotion:
1. Kota Jember
2. Kota Purbalingga

C. Commitment in Developing Tourism Industry:
1. Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Provinsi Sulawesi Utara
3. Provinsi Kepulauan Riau

D. Special Effort to Promote Tourism Industry:
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
2. Provinsi Sulawesi Tengah

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 12 November 2009

Paradigma Baru Pengelolaan Situs Trowulan



Meng-ingat besarnya potensi Situs Trowulan serta berkembangnya penggunaan lahan yang terus-menerus terjadi, maka pendekatan dan paradigma baru bagi pengelolaan Situs Trowulan harus segera diterapkan.

Demikian sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang dibacakan Dirjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Hari Untoro Dradjat, saat pembukaan Dialog Nasional tentang Situs Ibukota Kerajaan Mojopahit dan Pengambangannya sebagai “Kawasan Cagar Budaya Nasional” di Hotel Sativa, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur (10/11).

Paradigma yang maksud adalah melibatkan partisipasi masyarakat setempat dan meningkatkan potensi yang dimiliki masyarakat untuk kesejahteraannya serta pemberdayaan sumberdaya budaya yang berbasis masyarakat. “Contohnya pengrajin yang menggunakan bahan batu, tanah liat, dan logam, diupayakan untuk menjual hasil usahanya di lingkungan setempat,” kata Jero Wacik yang berharap dialog ini dapat melahirkan rekomendasi penting bagi pengembangan situs dengan masyarakatnya seperti disampaikan Hari Untoro.

Hari Untoro sendiri menyambut baik dialog nasional ini yang melibatkan berbagai unsur untuk pelestarian situs-situs di Trowulan. “Diskusi ini bisa menjadi pijakan pengembangan ibukota Majapahit sekaligus langkah awal penetapan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional,” kata Hari Untoro.

Hasil dialog nasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto, bekerjasama dengan perkumpulan peduli Majapahit Gotrah Wiliwatikta, dan didukung Pemerintah Pusat ini adalah tercapainya kesepakatan nasional tentang ‘batas-batas’ dan ‘tata ruang’ ibukota Majapahit. Selain itu adanya rekomendasi kepada pemerintah untuk menetapkan Situs Kota Majapahit sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional dan juga terjadinya kemitraan dari pemerintah, kelompok peduli, masyarakat dan swasta secara harmonis.

Agenda kegiatan dialog nasional yang berlangsung hingga 12 November cukup padat. Pada hari pertama, usai pembukaan oleh Hari Untoro dilanjutkan dengan pemutaran dokumentasi visual tentang Kondisi Eksisting Trowulan milik Amerta Institute. Lalu diteruskan dengan penjelasan tentang Pemasalahan Pelestarian dan Pengembangan Situs Ibukota Kerajaan Majapahit oleh Direktur Peninggalan Purbakala Dirjen Sepur Depbudpar Drs. Junus Satrio Atmodjo. “Ide awal menetapkan Situs Ibukota Majapahit ini sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional tercetus pada 2008, mudah-mudahnya bisa benar-benar terwujud pada 2012,” kata Junus.

Pada hari kedua (11/11) menghadirkan beberapa narasumber antara lain Guru Besar UI sekaligus peneliti Prof. Dr. Mundardjito dengan makalah tentang Perlunya Penelitian di Situs Trowulan secara Integratif. Dan hari ketiga (12/11) diisi dengan rapat pleno untuk membahas kesepakatan dan rekomendasi hasil dialog nasional ini dan dilanjutkan dengan penutupan.

Selain para arkeolog dan antropolog, dialog nasional kedua kali ini juga diikuti oleh sejarawan, budayawan, tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan pusat serta beberapa raja-raja Nusantara. Selama dialog nasional ini juga dipamerkan sejumlah lukisan tentang peristiwa-peristiwa Kerajaan Majapahit, karya pelukis Sumantri Jaliteng.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Gurihnya Wader dari Kolamnya Majapahit



Berkun-jung ke Trowulan usai melihat tinggalan sejarah dan purbakalanya, rasanya kurang lengkap kalau belum mencicipi Sambel Wedar-nya. Meski cuma menu sederhana semacam pecel lele dengan sambel tomatnya, tapi terasa beda. Pasalnya wader atau ikan air tawar berukuran kecil-kecilnya diambil dari Segaran, kolam bersejarah warisan Kerajaan Majapahit.

Seporsi Sambel Wader ditempatkan dalam piring tanah liat berukuran kecil yang berisi ikan wader kecil-kecil yang digoreng. Di bawah tumpukan wader ada sambel tomat. Lalu ada 3 irisan mentimun, daun kemangi, dan kol putih di pinggir piring. Rasa ikannya gurih dan lumayan renyah. Sambelnya pedas-pedas asam dari cabe merah dan tomat yang digoreng lalu diulek. Harga cukup terjangkau, hanya Rp 10.000 seporsinya ditambah sepiring nasi putih.

Sambel Wedar ini dapat Anda nikmati di sebuah Warung Raharjo yang berada di Jalan Raya Pendopo Agung, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Letak warungnya di seberang Kolam Segaran, sebuah kolam peninggalan Kerajaan Majapahit yang sekaligus menjadi salah satu bukti kuat bahwa Trowulan merupakan ibukota Kerajaan Majapahit pada masa silam.

Selain Sambel Wader, juga ada menu lain seperti mujaer, gurame, belut, dan ayam goreng serta bothok. Sedangkan untuk minumnya ada teh panas-dingin, kopi, es kelapa muda, air mineral, dan bermacam softdrink. Namun dari sejumlah menu warung sederhana itu, yang paling banyak dicari pengunjungnya tentu saja Sambel Wader dan es kelapa muda.

Tak sulit mencari warung kecil tapi cukup bersih ini. Lokasinya mudah dijangkau, tepat di tepi jalan raya. Lokasinya tak jauh dari Pusat Informasi Majapahit (PIM).
Pengunjung yang datang dari luar Mojokerto seperti dari Surabaya atau kota lain, usai berwisata ke sejumlah situs di Trowulan, biasanya meluangkan waktu mampir ke warung ini untuk menyantap Sambel Wader-nya.

Seperti penulis dengan rekan seprofesi yang didampingi staf Dirjen Sejarah dan Purbakala, Depbudpar yang akrab disapa Lien dan Umi. Usai mengikuti pembukaan Pameran Majapahit: Keseharian di Trowulan (11/11) lalu, langsung mendatangi Warung Raharjo untuk santap siang dengan Sambel Wader.

Saat kami tiba di warung yang buka sejak pagi hingga sore itu, beberapa pengunjung sedang makan siang dengan menu tersebut. Untunglah, kami masih kebagian menu spesial warung itu. Maklum kalau sedang ramai pengunjungnya, tak sampai sore hari menu tersebut biasanya sudah habis.

Tak lama kemudian pengunjung lain datang silih-berganti ke warung itu, termasuk 3 orang staf Disbudparkot Surabaya, Yayu dan 2 rekannya. Mereka mampir juga usai menghadiri pameran tentang sejarah Majapahit di PIM yang berlangsung sampai 15 November 2009. Mereka sama seperti kami, memesan dan menyantap seporsi Sambel Wader-nya.

Anda ingin menyantap Sambel Wader juga? Datang saja usai atau disela-sela melihat koleksi museum PIM dan bermacam situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan. Anda juga bisa membeli Onde-onde, penganan khas Mojekerto untuk oleh-oleh di Desa Sentanan, Kecamatan Magersari, Mojokerto, tepatnya di sepanjang Jalan Niaga. Harga satuannya Rp 2.000. Atau di Rumah Makan Melati di Kecamatan Krian, Sidoarjo sebelum kembali ke Surabaya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 11 November 2009

Pameran Majapahit (juga) Gelar Demo Pengrajin



Ingin tahu lebih banyak sejarah Kerajaan Majapa-hit yang diyakini berada di Trowulan sekaligus melihat demo pengrajin lokalnya? Sebaiknya Anda datang ke Pameran Majapahit: Keseharian di Trowulan yang digelar 11 s/d 15 November 2009 di Museum Pusat Informasi Majapahit (PIM), Desa Unggahan, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Pameran tentang sejarah Majapahit yang diselenggarakan oleh Puslibangbud BPSD Budpar-Depbudpar RI bekerjasama dengan Departemen Arkeologi, Ilmu Pengetahuan Budya-UI, dan BP3 Jatim ini menampilkan sejarah dinamika kehidupan masyarakat Trowulan yang ditampilkan dalam bentuk peta, benda-benda artefak baik tinggalan masa lalu maupun masa kini, foto-foto, ilustrasi tentang Trowulan, dan situs-situs yang ada di Trowulan.

Yang menarik lagi, dalam pemaran ini juga digelar pelatihan dan demo pengrajin patung dari batu, tanah, dan bermacam logam serta replika kapal tradisional era Majapahit. Pengunjung pameran dapat bertanya langsung kepada pengrajin bahkan mencoba membuat kerajinan tersebut.

Pada hari pertama (11/11), pameran dibuka oleh Dirjen Sejarah & Purbakala, Depbudpar Hari Untoro Dradjat didampingi Kepala Pusltbangbud Harry Waluyo, Kepala Bapeda Mojokerto Bunawi, dan Direktur Peninggalan Purbakala Dirjen Sepur Depudpar Junus Satrio Atmodjo yang dilanjutkan dengan peninjauan pameran dan eksvakasi. “Pameran ini harus diinformasikan dan dipublikasikan agar sejarah Kerajaan Majapahit dan kehidupan keseharian masyarakat di sekitar Trowulan dapat diketahui masyarakat luas,” imbau Hari Untoro kepada sejumlah media saat konferensi pers tentang pameran ini.

Sebelum pembukaan, tamu undangan disuguhkan Tari Mayang Rontek atau tari selamat datang yang dibawakan oleh 3 penari wanita muda.

Harry Waluyo selaku ketua panitia menjelaskan pameran yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai aspek kehidupan masyarakat dan perjalanan sejarah Kerajaan Majapahit sebagai daya tarik wisata kepada masyarakat luas ini juga dimeriahkan dengan pentas kesenian khas Triowulan di pangung utama setiap sore. “Pada sore hari pertama ada talkshow bertema Kejayaan dan Kerajaan Majapahit dan pertunjukan Kesenian Banthengan,” jelasnya.

Menurut Bupati Mojokerto Suwandi yang disambutannya dibacakan Bunawi, lewat pameran ini bukan hanya memperkenalan dan melestarikan peninggalan purbakala di Trowulan tapi juga dapat menghidupkan kembali kejayaan Majahapit di era masa kini. “Bila peninggalan dikelola dengan baik lalu dipamerkan akan meningkatkan kepariwisataan dan kebudayaan di Mojekerto,” jelasnya.

Pada hari kedua ini (12/11) pameran dimeriahkan dengan workshop membaca peta oleh Bakosurtanal, pelatihan Meronce, pementasan Tari Golek Sedayung, dan pertunjukan Kesenian Jatilan. Hari ketiga, besok (13/11) ada pelatihan seni arca, pementasan Tari Gending Sriwijaya/Ngremo, dan pertunjukan Kesenian Banthengan. Hari keempat (14/11) ada pelatihan pemandu wisata, pertunjukan Kesenian Jatilan dan pemutaran film layar tancap pada malam hari di lapangan rumput PIM. Dan pada hari terakhir (15/11), kunjungan umum dan acara penutupan pameran.

Bila Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang kejayaan masa lalu Kerajaan Majapahit dan kehidupan masyarakatnya dulu hingga kini di Trowulan, luangkan saja waktu Anda untuk datang ke pameran yang buka sejak pukul 9.00 s/d 17.00 WIB ini.

Usai melihat pameran di PIM, demo pengrajin lokalnya serta koleksi museumnya, Anda bisa berkunjung ke beberapa situs purbakala yang ada di Trowulan seperti ke Candi Tikus, Wringin Lawang, Bajang Ratu, Brahu, dan Candi Kedaton serta Kolam Segaran, atau ke obyek wisata ziarah dan rekreasi yang ada disekitarnya.

Kalau perut Anda lapar, nikmati saja masakan khas Trowulan seperti Wader dan Botok di Warung Raharjo di seberang Kolam Segaran. Kalau belum puas, sebelum pulang ke kota asal, Anda bisa mencicipi penganan Onde-onde khas Mojokerto di Rumah Makan Melati.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Minggu, 08 November 2009

Gebyar Talaud 2009 Upaya Memperkenalkan Budaya Masyarakat Perbatasan



Untuk mengem-bangkan dan memper-kenalkan budaya masyarakat yang berada di perbatasan dengan negara lain, sudah seharusnya kegiatan seni budaya masyarakat perbatasan terus ditingkatkan, baik di dalam maupun di luar daerahnya. Pengembangan dan pengenalan budaya masyarakat perbatasan ini juga merupakan salah satu cara mengikat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam bingkai budaya.

Demikian disampaikan Menteri Kebudapayan dan Pariwisata Jero Wacik saat membuka Gebyar Talaud 2009 di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat (7/11). “Budaya masyarakat Talaud harus diangkat biar dikenal masyarakat lain sebab bagian dari NKRI yang tidak bisa ditawar-tawar,” jelas Jero Wacik.

Pada kesempatan itu, Jero menghimbau supaya masyarakat Talaud yang sudah sukses di Jakarta dan sekitarnya sekitar 300 KK supaya ikut membangun daerahnya. “Jangan lupa daerahnya kalau sudah kaya, ingatlah tanah Talaud, bawalah investor ke sana” imbau Jero yang mengaku belum pernah ke Talaud tapi sudah terbayang akan kecantikan alamnya dan keunikan seni-budayanya.

Dalam upaya mengembangkan dan memperkenalkan budaya masyarakat di perbatasan, tambah Jero Wacik, pemerintah dalam hal ini Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) sudah mendukung beberapa penyelenggaraan festival budaya di daerah perbatasan. “Di Sabang, Nanggro Aceh Darussalam di ujung Barat Indonesia sudah digelar Festival Sabang. Di Merauke, Papua di ujung Timur Indonesia juga sudah diadakan Festival Danau Sentani, dan malam ini giliran Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara yang berada di ujung Utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina digelar Gebyar Talaud 2009 di Jakarta. Nanti rencananya awal tahun 2010 akan diadakan Festival Sasando di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur yang berada di ujung Selatan Indonesia,” jelas Jero Wacik.

Upaya itu, lanjut Jero Wacik, harus terus ditingkatkan dan dilakukan dengan serius. “Kalau perlu mencari investasi dari Jakarta dan mancanegara agar pengembangan dan pengenalan budaya ini semakin membaik,” jelas Jero Wacik.

Lagu & Tari
Malam pentas seni & budaya Talaud yang diselenggarakan Pemkab Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara didukung oleh Depbudpar dibagi 4 sesi. Pertama, pra pementasan berupa parade musik yang dibawakan oleh beberapa penyanyi bersama paduan suara dengan mendendangkan lagu nasional maupun daerah antara lain Indonesia Tanah Air Beta, Tanah Airku, Manu Apa Su Nanaro, Desaku yang Kucinta, Darannu Runia, Woi Sangiang, Nyiur Hijau, dan Aku Cinta Porodisa.

Sesi kedua menampilkan tarian Sasaroho, Mane’e, dan tarian Tatumaina serta lagu daerah Talaud berjudul Lembungu Rintulu. Setelah itu sambutan Jero Wacik dan dilanjutkan dengan pemukulan gendang kulit oleh Jero Wacik sebagai tanda pembukaan pementasan seni & budaya Talaud didampingi Putri Damau dan Putri Miangas.

Sesi ketiga diisi dengan suguhan lagu Sansiotte Sampate-pate dan Tuttamandas serta tarian Bara’a. Di sesi ini juga ditampilkan legenda Kepulauan Talaud dan sejarah Kerajaan Talaud. Dan sesi penutup diisi dengan lagu Tahaloang Tondo I Lana dan tarian Ampwayar Bersama.

Selain masyarakat Talaud yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, juga nampak hadir Dirjen Nilai Budya, Seni & Film Depbudpar Tjetjep Suparman dan beberapa staf Depbudpar.

Berdasarkan pantauan penulis usai menyaksikan Gebyar Talaud 2009, perlu promosi dan publikasi pementasan seni budaya suatu daerah di Jakarta yang optimal sebelum pelaksanaan. Tujuannya, agar penontonnya bukan hanya dari masyarakat daerah tersebut yang sudah berdomisili di Jakarta, tapi juga masyarakat dari suku atau daerah lain agar upaya pengenalan budaya masyarakat tersebut bisa lebih efektif dan tepat sasaran.

Disamping itu, sebaiknya seni-budaya yang disuguhkan benar-benar dipersiapkan dengan baik agar sewaktu pementasan benar-benar sempurna dan menarik perhatian penonton sehingga mereka tertarik untuk berwisata ke daerah tersebut. Minimal, mereka akan menceritakan ketertarikan dan keunikan pentas seni budaya daerah yang ditontonnya itu kepada orang lain.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelpus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 07 November 2009

Andara, Putri Pariwisata Indonesia 2009



Andara Rainy Ayudini, perwakilan DKI Jakarta 5 terpilih menjadi Putri Pariwisata Indonesia (PPI) 2009, semalam (7/11) di JITC-Mangga Dua, Jakarta. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengenakan selempang PPI 2009 dan memberikan piala langsung kepada mahasiswi Teknik Planologi ITB yang akrab dipanggil Dara ini.

Jero Wacik berharap Putri Pariwisata Indonesia 2009 yang terpilih dan semua finalisnya terus meningkatkan wawasan Kenali Negerimu Cintai Negerimu untuk kemajuan pariwisata Indonesia khususnya dan juga daerahnya. “Diharapkan ajang pemilihan putri-putri pariwisata semacam ini dapat berkontribusi dalam mempromosikan pariwisata Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Jero Wacik.

Dara yang pernah menjadi None Jakarta ini berhasil menyisihkan 36 peserta lain dari 33 provinsi se-Indonesia di malam penobatan PPI 2009 yang dimeriahkan oleh penyanyi Ruth Sahanaya dan Delon dengan host Maudy Kusnaedi & Syafira.

Selain berhak atas mahkota, uang Rp 36 juta, tinggal di Appartemen Luxorior- Permata Hijau Residence selama setahun, beasiswa S2 dari London School, dan bermacam produk dari sponsor lainnya, perempuan kelahiran Jakarta 25 November 1987 yang menguasai sejumlah tarian daerah dan mahir bermain piano ini, berhak mewakili Indonesia di ajang pemilihan putri pariwisata tingkat dunia, Miss Tourism International.

Malam penobatan PPI 2009 yang juga diramaikan dengan tarian piring dari Sumatera Barat dan kesenian Sisingaan dari Jawa Barat dengan iringan musik tradisional dari berbagai daerah di Tanah Air ini, menjadi malam keberuntungan bagi perwakilan dari Provinsi DKI Jakarta. Bagaimana tidak, DKI Jakarta yang memasukan 5 finalisnya tahun ini, berhasil menyabet 3 penghargaan.

Berikut hasil lengkap PPI 2009 yang diselenggarakan oleh Yayasan EL JOHN Indonesia dan didukung oleh Depbudpar RI untuk kali kedua dengan tema Bring Indonesia Culture to the World ini:
Juara 1: Andara Rainy Ayudini (DKI Jakarta 5)
Runner Up: Rieke Caroline (DKI Jakarta 1)
Runner Up 2: Erika Adam (Nanggroe Aceh Darussalam)
Runner Up 3: Jameela Chatheleya (Gorontalo)
Runner Up 4: Maya Ayu Permatasari (Sumatera Barat)
Putri Berbusana Daerah Terbaik: Risa Herawati (Sulawesi Barat)
Putri Berbakat: Veronica Octadewi Taradifa (Kalimantan Tengah)
Putri Fotogenik: Vera Andy Fatmayuslia (DKI Jakarta 4)
Putri Persahabatan: Stella Jeanette Maay (Papua Barat)
Putri Favorit: Han May Sumampouw (Sulawesi Utara).

Berdasarkan pengamataan penulis, malam penobatan PPI 2009 yang ditayangkan secara langsung oleh Metro TV, berlangsung lebih 'hidup' dan meriah dibanding tahun sebelumnya. Pendukung masing-masing finalis saling memberi dukungan dengan teriakan dan tepuk tangan. Nampak hadir sejumlah pejabat di kalangan Depbudpar antara lain Dirjen Destinasi Debpbudpar Firmansyah Rahim dengan Sekditjen-nya Winarno Sudjas, dan Dirjen Pemasaran Depbudpar DR. Sapta Nirwandar yang malam itu menjadi salah satu juri PPI 2009 serta dua putri pariwisata Filipina.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan(adji_travelplus@yahoo.com)


Read more...

ITA 2009 Berikan 3 Kategori Penghargaan Pariwisata


Dalam upaya menggairahkan dan mendorong industri pariwisata di Indonesia, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) RI dan Majalah SWA menyelenggarakan Indonesia Tourism Award (ITA) 2009. Kegiatan kali pertama ini akan memberikan penghargaan ke dalam 3 kategori.

Demikian disampaikan Dirjen Pemasaran Depbudpar, DR. Sapta Nirwandar kepada sejumlah media di Gedung Sapta Pesona, Jakarta (6/11) tentang rencana pemberian penghargaan ITA 2009 yang akan diselenggarakan pada 13 November mendatang, di Hotel Nikko, Jakarta.

Sapta yang didampingi Sekditjen Destinasi Depbudpar Winarno Sudjas, pimpinan redaksi SWA Kemal E. Gani, dan kepala penelitian BussinessDigest Suryadi Sulthan menyambut baik adanya penghargaan khusus di bidang pariwisata tersebut, termasuk di dalamnya kepada pelaku usaha di bidang pariwisata. “Penghargaan ini dapat memicu pengelola pariwisata baik pemerintah maupun swasta di Indonesia untuk memperbaiki sektor pariwisatanya agar lebih baik lagi, terutama peningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau wisatawan,” jelas Sapta.

Sementara Winarno Sudjas berpendapat ITA ini menjadi momentum yang bagus untuk pengembangan destinasi. “Program pengembangan destinasi 2010 bisa saja mengacu pada hasil ITA ini sebagai salah satu sumber bahan masukan. Dan kucuran pendanaannya dari APBN untuk pengembangan destani bisa dipercepat,” kata Winarno tanpa merinci berapa besar jumlah kucuran dana tersebut.

Adapun 3 kategori pengharagaan ITA 2009 ini, pertama Indonesia Best Destination kepada 10 kota terbaik. “Ada 25 kota yang masuk nominasi untuk mendapat penghargaan ini yang ditentukan berdasarkan pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)-nya di sektor pariwisata terbesar di Indonesia,” kata Kemal.

Menurut Suryadi Sulthan penentuan pemenangnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan mensurvei 1.625 reponden dalam hal ini wisatawan nusantara dan mancanegara di kantung-kantung wisata seperti mall, obyek wisata, bandara, dan hotel untuk mengetauhi dan menilai tingkat kepuasannya terhadap kota-kota yang masuk nominasi. “Survey dilakukan sejak Juli sampai awal Oktober 2009,” jelas Suryadi.

ITA 2009, lanjut Kemal juga memberikan penghargaan The Most Favorite in Tourism Industry kepada para penyedia jasa di sektor pariwisata. Para pemenang untuk kategori kedua ini ada 9 yakni terbaik nuntuk hotel berbintang, hotel tak berbintang, agen travel, resto, mall, airline, golf venue, Spa, & taksi. “Pemenangnya didasarkan pada pilihan seluruh responden dalam survei Indonesia Best Detination. Jadi ini murni survei, benar-benar kata para konsumen atau wisatawan,” terang Kemal.

ITA kali ini juga memberikan satu kategori lagi, pengharagaan khusus Tourism Special Award kepada kota-kota yang memeiliki keunikan, keunggulan dan ada upaya keseriusan dibidang pariwisata.

Kota mana saja yang masuk 10 kota terbaik, dan siapa saja yang menyabet penghargaan terbaik di industri pariwisata serta penghargaan khusus ITA 2009? Tunggu saja hasilnya, tanggal 13 November.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 05 November 2009

Promosikan & Ajaklah Orang Datang ke Indonesia


Tanpa promosi & publikasi, tak mungkin orang mengetahui apalagi mengenal suatu produk/jasa dengan baik. Apapun bentuknya, promosi & publikasi itu amatlah penting, termasuk mempromosikan & mempublikasikan pariwisata. Wajar bila Menudpar Jero Wacik mengimbau 36 finalis Putri Pariwisata Indonesia (PPI) 2009 untuk mempromosikan pariwisata provinsinya masing-masing dan mengajak orang supaya berwisata ke Indonesia.

“Dimanapun Anda berada, promosikanlah daerahmu yang bagus-bagus dan ajaklah agar orang datang ke Indonesia dan berwisata ke daerahmu,” kata Jero Wacik kepada finalis PPI 2009 di Balairung, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, (5/11). Agar pandai menyampaikan promosi pariwisata secara baik, lanjut Jero Wacik perlu belajar public speaking dan pengetahuan luas tentang pariwisata nasional.

Sebagai putri pariwisata, Anda juga harus menjaga kredibilitas diri dan juga menularkan budaya berpikir positif kepada siapapun. “Dengan budaya berpikir positif akan banyak teman dan orang akan tertarik dan percaya dengan promosi dan ajakan Anda untuk berwisata ke Indonesia,” kata Jero Wacik.

Wacik juga mengimbau finalis PPI 2009 yang berasal dari 33 provinsi ini agar bisa mencegah orang-orang yang suka menjelek-jelekkan bangsa dan negara ini. “Kalau ada yang bilang bangsa ini pemalas atau negeri ini tidak indah, jelaskanlah kalau itu salah besar. Bangsa ini rajin dan memiliki beragam obyek wisata yang luarbiasa indah dan menarik,” jelas Jero Wacik lagi.

Usai memberi memberi pembekalan, kemudian Jero Wacik menjawab beberapa pertanyaan finalis PPI 2009 tentang bagaimana mengembangkan pariwisata di provinsinya termasuk menjelaskan keseriusan pemerintah dalam mempromosikan pariwisata meskipun anggaran promosi terbatas.

Malam Penobatan
Menurut Johnnie Sugiarto, ketua umum Yayasan El John Indonesia yang menggelar pemilihan PPI 2009, malam penobatan PPI 2009 akan berlangsung 7 November di Jitec, Jakarta yang disiarkan secara langsung oleh Metro TV selama 2 jam. “Keberadaan PPI ini semoga bisa membantu mempromosikan pariwisata Indonesia dan ikut menjadi bagian dalam percepatan pertumbuhan wisatawan ke Indonesia,” jelas Johnnie yang berencana akan mengikuti tender agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah pemilihan Miss Tourism International (MTI).

Dalam ajang MTI 2008 lalu, Indonesia yang diwakili Chika, pemenang PPI 2008 berhasil masuk 15 besar dari 42 negara yang ikut serta. “Ini prestasi yang cukup membanggakan karena Indonesia baru pertama kali ikut. Selain itu Indonesia juga menyabet penghargaan sebagai peserta fotogenik, berbusana tradisional terbaik dan lainnya,” kata Johnnie yang berharap pemerintah selalu mendukung acara PPI yang baru diselenggarakannya 2 kali ini dan keikutsertaan Indonesia ke ajang pemilihan putri pariwisata tingkat internasional, MTI.

Siapa yang terpilih menjadi pemenang PPI 2009 dan berhak mengikuti ajang MTI berikutnya? Apakah perwakilan duta wisata dari provinsi Anda? Datang saja ke Jitec, gratis koq. Atau nonton di Metro TV mulai pukul 21.30-23.30 WIB.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP