. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 31 Agustus 2018

Wow, Enam Destinasi Wisata ini Punya Rumah-Rumah Tahan Gempa

Gempa yang terjadi di Lombok baru-baru ini kian membuka mata kita bahwa negeri kepulauan ini memang rawan gempa selain erupsi gunung berapi. Namun entah kenapa sudah tahu begitu kondisinya, justru semakin banyak orang yang membangun rumah permanen, yang justru tidak ramah gempa.

Padahal sejak dulu, sejumlah masyarakat di Tanah Air dengan kearifan lokalnya sudah membangun rumah-rumah yang tahan gempa. 

Berkat keistimewaannya, rumah-rumah unik dan spesial itu pun kemudian kerap dikunjungi wisatawan, termasuk para peneliti arsitektur tradisional. 

 Berikut ini TravelPlusIndonesia hadirkan enam destinasi wisata di berbagai daerah di Indonesia yang memiliki rumah-rumah tahan gempa yang kian menarik perhatian banyak pihak, terlebih setelah terjadi gempa Lombok baru-baru ini. 

Pertama, Yogyakarta karena memiliki rumah tahan gempa di Jalan Raya Prambanan, tepatnya di Dusun Tamanan Pabrik, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. 

Bentuk rumahnya langsung menyita perhatian ke sebuah rumah yang bentuknya mencolok dan berbeda dari rumah warga lain di sekitarnya. 

Rumah bermaterial tanah, kapur dan jerami itu berkonsep konstruksi rumah ramah lingkungan, earthbag house. Kabarnya teknik pembangunan rumah itu disebut SuperAdobe yang dipopulerkan oleh seorang arsitek asal Iran, Nader Khalili. \

Selain cocok diaplikasikan di daerah rawan gempa, teknik SuperAdobe juga tepat diaplikasikan di daerah dengan cuaca ekstrem. 

Masih di Daerah Istimewa ini, juga ada rumah-rumah tahan gempa yang dikenal dengan nama Rumah Kubah atau Rumah Domme atau Rumah Teletubbies yang kemudian pada tahun 2008 menjadi Desa Wisata Teletubbies. Lokasinya di New Nglepen, Dusun Sengir, Kelurahan Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. 

Awalnya, rumah tersebut adalah bantuan dari Domes For The World, lembaga nirlaba dari Amerika Serikat, dan donatur perorangan dari Arab Saudi tahun 2006 pasca gempa Yogya. 

Rumah tak beratap genting tersebut berdiameter 7 meter dengan ketinggian puncak sekitar 4 meter, dua daun jendela dan pintu, memiliki dua lantai di dalam rumah dan empat ruangan. Kabarnya pondasi bangunannya tertanam sekitar 20 meter di dalam tanah. Karena bentuk dan konstruksinya, rumah dome dipercaya tahan gempa, tahan api, badai, dan topan. 

Dome juga disebut anti rayap, tikus, dan jamur. Di laman situs The Dome For The World Foundation disebutkan rumah dome ini hanya ada di 5 negara sasaran penerima bantuan, yaitu Indonesia, India, Belize, Haiti, dan Etiopia.

Kedua, Sumatera Barat yang memiliki rumah tradisonal tahan gempa yakni Rumah Gadang alias rumah adat suku Minangkabau. 

Lokasinya antara lain di Kabupaten Solok Selatan, tepatnya di Kawasan Seribu Rumah Gadang yang berada di Jorong Koto Baru, Kenagarian Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu. 

Objek wisata tersebut berjarak tempuh sekitar empat jam melalui jalur darat dari Padang, Ibukota Sumatera Barat. 

Kenapa ramah gempa? Karena arsitektur Rumah Gadang memiliki keunikan bentuk pada atap yang menyerupai tanduk kerbau dibuat dari bahan ijuk. Bentuk badan rumah segi empat dan membesar ke atas (trapesium terbalik) atau Bagonjong

Atap Rumah Gadang melengkung tajam seperti bentuk tanduk kerbau yang sisinya melengkung ke dalam, sedangkan bagian tengahnya rendah seperti perahu dan secara estetika merupakan komposisi yang dinamis.

Desain bangunan seperti ini menurut para ahli arsitektur merupakan kontruksi bangunan tahan gempa.

Sumbar termasuk sering dilanda gempa, salah satunya gempa besar 2009 berkekuatan 7,8 SR oleh karena itu Pemprov-nya mendorong masyarakat untuk mempertimbangkan potensi gempa bumi saat mendirikan bangunan, agar jumlah korban akibat tertimpa bangunan bisa diminimalkan jika bencana terjadi.

Ketiga, destinasi Jawa Barat yang memilii rumah adat Sunda ramah gempa seperti yang ada di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Buktinya ketika daerah tersebut terkena dampak gempa berkekuatan 7,3 SR tahun 2009 lalu, rumah adat dengant atapnya beralaskan ijuk dan berdinding gedeg itu tetap berdiri kokoh.sementara ratusan rumah di sekitarnya retak hingga ambruk.

Kampung Cikondang sendiri merupakan kampung adat yang terletak di kaki Gunung Tilu. Rumah adat Cikondang adalah peninggalan leluhur bernama Ma Empuh yang hidup di abad ke-16. 

Keberadaan kampung tersebut dilindungi UU No.5 tahun 1992 tentang Situs dan Benda Cagar Budaya. Sampai tahun 1942, jumlah rumah adat beratap ijuk di kampung tersebut ada 60 rumah. 

Namun, kebakaran besar di tahun itu telah menghanguskan 59 rumah adat lainnya. Hanya satu yang tersisa dan bertahan hingga kini.

Lokasi rumah adat Sunda lainnya yang tahan gempa ada di Kampung Dukuh, Cikelet, Garut; Kampung Kuta, Ciamis; dan Kampung Naga, Tasikmalaya. 

Umumnya rumahnya berbentuk panggung. Bangunan tidak seluruhnya menempel pada tanah, tetapi dihubungkan dengan tiang yang disanggah batu tatapakan yang berfungsi sebagai kaki. Dengan demikian, ketika terjadi lini (gempa), getarannya diredam oleh batu tatapakan sehingga meskipun bangunan turut oyag (bergetar), rumah relatif dapat bertahan menerima beban getar gempa bumi sampai kekuatan tertentu.

Keempat, Kepulauan Nias, Sumatera Utara yang memiliki rumah tradisional tahan gempa bernama Omo Sebua

Rumah tersebut hanya dibangun untuk kepala desa dan biasanya terletak di pusat desa. Rumah dengan atap curam dan menjulang mencapai ketinggian hingga 16 meter itu dibangun di atas tumpukan kayu ulin besar. 

Atap pelana di bagian depan dan belakang juga memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap hujan. Diklaim tahan gempa, lantaran rumah ini memiliki pondasi yang berdiri di atas lempengan batu besar dan balok diagonal yang juga berukuran besar serta bahan-bahan lainnya yang dapat meningkatkan fleksibilitas dan stabilitas terhadap gempa bumi. 

Rumah itu pun didesain tahan terhadap serangan, mengingat dulunya sering terjadi perang antardesa. Satu-satunya akses masuk ke dalam rumah adalah melalui tangga sempit dengan pintu kecil di atasnya. 

Selain rumah Omo Sebua, di Nias juga ada rumah tahan gempa yang disebut Omo Hada, yang merupakan rumah rakyat jelata yang berbentuk persegi. Baik di Nias Tengah, Selatan maupun Nias Utara memiliki arsitektur Omo Hada yang berbeda namun semuanya sama tahan gempa. 

Kelima, Sulawesi Utara yang memiliki rumah tradisional Minahasa sebagaimana terlihat di Woloan, Kota Tomohan dan Mokobong, Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).

Di kedua daerah itu masyarakatnya pun merupakan perajin rumah panggung khas Minahasa yang berdampak positif pada sektor pariwisata. 

Wisatawan kerap berdatangan ke dua daerah itu bukan hanya bisa melihat pun mempelajari pembangunan rumah tahan gempa.

Rumah panggung Minahasa dikatatan ramah gempa karena memang dari aspek material tergolong ringan sehingga tidak mudah ambruk jika ada getaran gempa. Begitu pun dengan kancingannya yang bisa mencegah getaran sehingga bangunan tidak terbongkar lalu ambruk.

Keenam, Banten yang memiliki rumah tradisonal tahan gempa yang didiami Suku Baduy atau Urang Kanekes di Desa Kenekes, Kabupaten Lebak.

Bentuk rumahnya panggung, hampir sama dengan rumah adat Sunda. Buktinya ketika gempa yang mengguncang Kabupaten Lebak, berkekuatan 6,1 SR dengan 40 kali gempa susulan, terakhir berkekuatan 5,1 SR, tak membuat perkampungan Suku Baduy mengalami kerusakan apa pun. 

Soalnya rumah orang Baduy yang berdinding bilik dari anyaman bambu dan beratap ijuk dari daun kelapa yang sudah dikeringkan itu memiliki paseuk (pasak) yang terbuat dari kayu sebagai penahan gempa.

Kerangka bangunannya pun semuanya kayu dan dismabung dengan tidak menggunakan paku melainkan tambang sehingga elastis memngukuti gerakan atau ayunan gempa.

Menariknya lagi, kawasan Baduy Dalam atau Tangtu yang terdiri atas 3 kampung yakni Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana dengan penduduk hampir 1.000 jiwa, haram dimasuki sejumlah produk modern seperti listrik dan alat-alat eloktronik. Dan urang tangtu percaya kalau menyimpan barang terlarang itu, akan terkena mamala (kutukan).

Untuk memantau benda-benda haram, pada saat-saat tertentu setiap rumah digeledah oleh ‘petugas penertiban’ Baduy yang disebut baresanatas perintah pu’un.


Anda tertarik melihat rumah-rumah tradisional yang tahan gempa sekaligus merasakan tinggal di dalamnya bahkan mengetahui lebih jauh bagaimana proses pembuatnnya? 

Sudah ayunkan langkah ke 6 destinasi wisata yang memiliki rumah-rumah tahan gempa tersebut di atas.

Siapa tahu sepulang dari sana, Anda terinpirasi membuat konstruksi rumah modern dari kearifan lokal rumah-rumah adat tersebut. 

Seperti misalnya dengan menggunakan atap ringan dan dinding tidak menempel pada tiang utama melainkan diberi jarak 2 cm supaya ada ruang fleksibel saat rumah digoyang gempa. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) 
Foto: adji & www.northniastourism.com 

Captions
1. Menyusuri perkampungan Baduy  Dalam (Tangtu), Lebak, Banten
2. Arsitektur khas Rumah Gadang 9 Ruang Koto Baru,Sumbar.
3. Rumah adat Nias Utara (www.northniastourism.com)
4. Rumah orang Baduy Luar (Panamping).

Read more...

Kamis, 30 Agustus 2018

Berwisata di 9 Destinasi Ini Bisa Sekalian Belajar Pencak Silat

Prestasi para pesilat Indonesia di Asian Games 2018 luar biasa. Dalam 16  kelas pencak silat terdiri atas 10 kelas putra dan 6 kelas putri yang diikuti 16 negara, Indonesia mendulang banyak emas hingga sukses menaikkan posisi Indonesia diurutan ke 4 dalam perolehan emas sementara.

Berkat keberhasilan itu, pencak silat yang sebelumnya tidak termasuk dalam olahraga yang dipertandingkan dalam Asian Games, semakin menarik perhatian masyarakat Indonesia bahkan dunia. 

Efek positifnya, banyak orang tertarik mengetahui lebih jauh tentang pencak silat.

Berikut ini TravelPlus Indonesia suguhkan 6 destinasi wisata di Tanah Air  yang memiliki berbagai objek wisata sekaligus tempat untuk belajar pencak silat.

Pertama tentu saja DKI Jakarta. Anda bisa mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur. Sebab di sana ada padepokan pencak silat dari berbagai aliran yang ada di Indonesia.

Padepokan tersebut pun menjadi venue pertandingan pencak silat Asian Games 2018.

Untuk melihat sekaligus belajar pencak silat, coba saja datang ke paepokan tersebut pada hari Sabtu dan Minggu.

Selepas itu bisa melanjutkan ke sejumlah anjungan, museum dan wahana permainan yang ada di TMII.
Selain ke padepokan itu, Anda bisa mengunjungi beberapa klub/perguruan pencak silat Betawi seperti Pencak Silat Golok Seliwa dengan menggunakan golok atau parang khas Betawi serta Silat Cingkring, seperti yang ada di Rawa Belong.

Atau juga Silat Beksi adalah salah satu aliran silat masyarakat Betawi yang dipengaruhi budaya China Benteng seperti yang ada di Kampung Dadap, Kecamatan Kosambi, Tangerang lalu menyebar ke daerah Petukangan Selatan, Jakarta Selatan dan daerah Batujaya, Batuceper, Tangerang.

Kedua dan ketiga,  destinasi Jawa Barat dan Banten tepatnya di kawasan Bogor yang terkenal dengan pencak silat  Cimande dan Cikalong  yang sudah terpengaruh dengan seni dan budaya tatar Sunda.

Pencak silat aliran Cimande perpaduan antara olahraga, seni budaya, bela diri, spiritual, dan pengobatan.

Keempat dan kelima, destinasi Jawa Tengah & Yogyakarta yang memiliki pencak silat aliran Merpati Putih.

Pencak silat satu ini.merupakan jenis bela diri tangan kosong (Betako) dan juga menggunakan tenaga dalam asli manusia, dengan teknik olah napas.

Keenam, destinasi Jawa Timur yang memiliki pencak silat Perisai Diri yang sudah termashur di tingkat Asia, Australia, Eropa bahkan AS.

Pencak silat satu ini kabarnya mengutamakan bagaimana mengelak dari serangan dan melawan dengan kekuatan yang maksimal.

Kalau Anda ke Gresik, bisa menyaksikan Festival Pencak Silat.

Belum lama ini  Festival Pencak Silat 2018 digelar di halaman Sarana Olah Raga (SOR) Tri Dharma PG, Selasa (7/8) yang diramaikan oleh 36 Perguruan Silat di Gresik Festival tahunan tersebut merupakan upaya melestarikan budaya khususnya pencak silat sekaligus membangun mental generasi muda.

Ketujuh, destinasi Bali yang memiliki kesenian bela diri  bernama Bakti Negara.

Tak sulit menemukan padepokan seni bela diri ini jika Anda berlibur di Bali, karena hampir setiap desa menjalani kesenian ini sejak tahun 1955.

Destinasi kedelapan, Sumatera Barat memiliki pencak silat dengan aliran tersendiri berlabel  Silek Harimau Minangkabau.

Pencak silat satu ini sempat terangkat ketika aktor Iko Uwais bermain silat di Ngarai Sianok, salah satu objek wisata favorit Sumabat dalam awal film laga Merantau.

Kesembilan, destinasi Bengkulu tepatnya di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan Pencak Silat Elang Sakti-nya dari Dusun Rantau Tenang, Desa Tanjung Eran, Kecamatan Pinop.

Menurut Jali (31) ketua grup Pencak Silat Elang Sakti, atraksi yang ditampilkan dalam pencak sikat ini berupa pencak silat tangan kosong atau tanpa alat senjata dan pencak silat dengan senjata antara lain menggunakan pedang dan pisau dua.

Atraksi pencak silat ini diiringi dengan alat musik serunai, gendang, dan kerambit.

Para pemainnya mengenakan baju dan celana silat berwarna serba hitam dan juga kain songket yg diikatkan di pinggang.

Dalam acara penutupan Festival Ayiak Manna 2 edisi Fun Rafting di tepian Sungai Manna, tepatnya di Dusun Geluguran, Desa Kayu Ajaran, Kecamatan Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan baru-baru ini, atraksi Pencak Silat Elang Sakti disuguhkan.

Sebagai catatan, pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.

Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional.

Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987.

Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.

Naskah & foto: @adjikurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Read more...

Sabtu, 25 Agustus 2018

Bengkulu Selatan Prioritaskan Wisata Arung Jeram Sungai Manna Tahun Depan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan akan memprioritaskan salah satu wisata air dalam hal ini rafting atau arung jeram yang ada di Sungai Manna.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi sebelum melepas peserta Manna Fun Rafting yang menjadi suguhan utama Festival Ayiak Manna 2 di tepian Sungai Manna, Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, Sabtu (25/8/2018).

"Tahun depan kita akan persiapkan wisata arung jeram baik itu infrastruktur, perahu karet, dan lainnya termasuk  operatornya," ujar Gusnan yg didampingi Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabulaten Bengkulu Selatan Yulian Fauzi.

Sementara Yulian menambahkan  Festival Ayiak Manna 2 edisi Fun Rafting yang digelar Pemkab Bengkulu Selatan dan publikasi serta promosinya didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini menjadi langkah awal dalam pengembangan rafting di Sungai Manna agar bisa menjaring baik wisnus maupun wisman.

"Pjs. Bengkulu Selatan sangat respek dengan pariwisata dan benar tahun depan akan mengembangkan wisata air khususnya rafting di Sungai Manna ini," terang Yulian.

Dalam acara pelepasan, peserta Manna Fun Rafting dan tamu spesial disambut dengan Tari Sekapur Sirih yang dibawakan 5 penari perempuan muda setempat.

Tarian tersebut bertujuan menyambut tamu kehormatan  Gusnan Mulyadi dan perwakilan dari Kemenpar.

Acara Manna Fun Rafting perdana ini diikuti 100 lebih peserta dengan belasan perahu karet.

Satu perahu khusus arung jeram memuat 6-7 penumpang, termasuk seorang skeeper.

Mereka mengarungi sungai berlebar sekitar 22 meter ini selama tiga jam lebih sampai di Dusun Geluguran, Desa Kayu Ajaran, masih di Kecamatan Ulu Manna yang menjadi lokasi finish-nya.

Di lokasi finish ada acara pembagian doorprize selepas santap siang dengan masakan Khas Bengkulu Seletan seperti lauk Gulai Terong, Ikan, dan Gulai Udang.

Sebelumnya para peserta Manna Fun Rafting dan sejumlah undangan dihibur dengan atraksi Pencak Silat Elang Sakti dari Dusun Rantau Tenang, Desa Tanjung Eran, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Menurut Jali, ketua grup Pencak Silat Elang Sakti, atraksi yang ditampilkan berupa pencak silat tangan kosong atau tanpa alat senjata dan pencak silat dengan senjata antara lain pedang dan pisau dua.

Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Read more...

Kamis, 23 Agustus 2018

Art Festival Satu Ini Bakal Meronakan Wajah Waduk Jatigede

Wajah waduk (Bendungan) Jatigede di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dipastikan bakal lebih cantik merona, Sabtu (25/8/2018) ini. Pasalnya di sana digelar culture event bertajuk Jatigede Art Festival.

Festival seni bertema Tanah-Air yang diselenggarakan Direktorat Kesenian, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud ini akan bertempat di Panenjoan View Point.

Serangkaian acara sudah disiapkan untuk menyemarakan art festival perdana ini, antara lain upacara adat, kaulinan budak atau permainan anak tradisional Sunda dari desa Cijeungjing dan Lebaksiuh, konser anak, gondang dari Dusun Leuwihieum, pameran, kecapi suling, reog sari Desa Cibalong Cihideung Eretan, musik sawah, jaipong, calung, dan tutunggulan dari Dusun Cisaar Tonggoh. 

Seni pertunjukan tutunggulan merupakan bentuk komunikasi bunyi yang dihasilkan dari tradisi masyarakat agraris di wilayah Pasundan. 

Tutunggulan akan ditampilkan sebagai pembukaan art festival ini, dan akan berkolaborasi dengan seni beluk dari Cipicung. 

Gondang dari Dusun Leuwihieum telah menjadi bagian dari keseharian hidup masyarakatnya. Selama puluhan tahun. 

Praktek Gondang telah dilestarikan dan diregenerasi sebagai kesadaran budaya yang hidup di dusun tersebut. 

Dalam art festival ini, Gondang Dusun Leuwihieum akan berkolaborasi bersama teman-teman Seniman Mengajar 2018 untuk menghadirkan karya pertunjukan yang aktual. 

Proses pembuatan kriya bambu dan kriya kayu juga akan dipamerkan dalam  festival seni ini, termasuk bermacam kuliner. 

Dalam akun Instgaram (IG) @jatigedeartfestival, dijelaskan art festival ini merupakan sebuah platform festival seni dan budaya yang -lebih jauh- ingin memaknai perubahan sebagai kata kunci untuk membaca - posisikan kembali situasi sejarah dan perkembangan bentuk-bentuk kesenian di masyarakat sunda.

“Festival ini adalah jejaring bagi seni tradisi modern dan kontemporer Sunda untuk saling bertukar dan merayakan pertemuannya bersama publik secara luas,” tulis akun tersebut. 

Pengunjung yang ingin menyaksikan Jatigede Art Festival yang berlangsung satu hari dari pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore ini, tidak dikenakan biaya masuk.

Cuma untuk transportasi umumnya belum ada, harus menyewa mobil travel atau membawa kendaraan pribadi. 

Sebagai catatan, Waduk Jatigede berpotensi besar menjadi destinasi wisata berkelas dunia.

Faktor pendukungnya banyak, salah satunya berpanorama geulis (elok). Bahkan keindahan parasnya disebut-sebut mirip Raja Ampat-nya Papua Barat. 

Selain berwajah cantik, waduk seluas 5.000 hektar, berkapasitas tampung 979,5 juta meter kubik ini berpredikat sebagai waduk terbesar kedua se-Asia Tenggara, setelah Waduk Jatiluhur di Purwakarta, masih di wilayah Jabar. 

Bendungan yang secara simbolis diresmikan pengoperasiaannya oleh Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada 31 Agustus 2015 lalu ini pun berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Artinya di wilayah waduk ini akan memperoleh fasilitas tertentu dari Pemerintah Pusat dan pihak terkait lainnya. 

Akses menuju waduk yang menelan biaya pembangunan sekitar 467 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau ekuivalen Rp 6,2 triliun yang terdiri atas APBN dan pinjaman dari Pemerintah China ini pun semakin mudah dijangkau lantaran didukung dengan kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka dan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). 

Waduk yang membendung aliran air Sungai Cimanuk di Kecamatan Jatigede ini pun bukan hanya berfungsi sebagai irigasi, pengendali banjir, pembangkit listrik, dan penyedia air baku ini, melainkan juga sebagai obyek wisata. 

Salah satu kawasan wisata yang tengah dikembangkan di waduk ini dinamakan "Pulau Nuh" atau Nuh Island yang berada di tengah perairannya. 

Melihat semua faktor pendukung itu, rasanya tak sulit menjadikan waduk yang menyediakan kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik dan menghasilkan listrik 110 megawatt (MW) serta telah mengairi 90.000 hektar lahan sawah di Indramayu, Majalengka, dan Cirebon ini menjadi destinasi bertaraf internasional. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & @jatigedeartfestival

Captions:
1. Sepenggal pesona Waduk/Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jabar.
2. Pembuatan panggung Jatigede Art Festival. (foto: @jatigedeartfestival)
3. Pintu gerbang Bendungan Jatigede.

Read more...

Manna Fun Rafting Suguhan Utama Festival Ayiak Manna 2

Mau lihat para atlit arung jeram berlomba di Sungai Manna atau mau sekalian mencoba mengarungi jeram-jeramnya? Datang saja ke sungai yang berada di Kabupatan Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, Sabtu (25/8) ini. 

Pasalnya di sana ada Festival Ayiak Manna 2 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan. 

Festival kali kedua yang mendapat dukungan promosi dan publikasi dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini akan menyuguhkan Manna Fun Rafting sebagai kegiatan utamanya. 

"Nama eventnya Festival Ayiak Manna 2 dengan kegiatan utamanya Manna Fun Rafting. Kalau Festival Ayiak Manna 1 yang sudah terselenggara 18 Juli 2018 lalu, kegiatan utamanya Rally Rakit Tradisional," terang Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Selatan Yulian Fauzi kepada TravelPlus Indonesia via pesan WA, Kamis (24/8).

Manna Fun Rafting ini akan mengambil start dari Desa Air Tenam dan finish-nya di Dusun Geluguran, Desa Kayu Ajaran, Kecamatan Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. 

Peserta Manna Fun Rafting ini, lanjut Yulian berasal dari seluruh kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu. "Ada juga dari Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam-nya Sumatera Selatan, provinsi tetangga Bengkulu," tambahnya.

Rencananya pelepasan peserta Manna Fun Rafting di titik start akan dilakukan Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. 

"Kita sudah undang Plt. Gubernur, Bengkulu tapi masih menunggu konfirmasi. Kalau beliau berhalangan, nanti Plt. Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi yang akan melepasnya bersama perwakilan dari Kemenpar," ungkap Yulian. 

Menurutnya Festival Ayiak Manna 2 ini selain untuk memperingati Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-73, sekaligus sebagai ajang promosi potensi pariwisata alam Bengkulu Selatan, khususnya Sungai Manna dengan harapan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan.

Sungai dengan lebar sekitar 22 meter ini diapit hutan sekunder dan hiasan beberapa air terjun mini yang menuruni tebing-tebing terjal. 

Panjang Sungai Manna mencapai puluhan kilometer, mulai dari Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan mengalir hingga ke muara laut di Kecamatan Pasar Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. 

Jeram-jeram sungainya variatif dengan grade atau tingkat kesulitannya sampai di level empat karena terdapat banyak hidrolik dan `standing wave` yang tingginya bisa mencapai lebih dua meter. "Karakteristik sungai yang seperti ini cocok bagi para penikmat wisata adrenalin," ungkap Yulian.

Selain Manna Fun Rafting, Festival Ayiak Manna 2 ini juga akan dimeriahkan dengan Unjuk Budaya dan Kuliner Khas Bengkulu Selatan. 

Untuk menjangkau Manna, Ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan, lanjut Yulian, wisatawan bisa menyewa mobil travel dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Bandara Fatmawati Soekarno di Kota Bengkulu. 

Sebelumnya, Pemkab Bengkulu Selatan lewat Dispar-nya sukses menggelar event wisata Bimbang Besok berupa Budaya Adat Tradisional Tari Andun Massal dan sajian Kuliner Tradisional Melemang Tapai Massal pada Maret 2018 lalu. 

Juli tahun lalu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya resmi meluncurkan Calendar of Event (CoE) 2018 Provinsi Bengkulu di Balairung Soesilo Soedarman, kantor Kemenpar, Jakarta.

Ada 13 event, 2 di antaranya milik Pemkab Bengkulu Selatan yaitu Festival Ayiak Manna 1 dan 2. 


Dalam arahannya, Kemenpar menargetkan Bengkulu sebagai Transit City. "Kita jadikan Bengkulu Transit City," ungkap Arief Yahya ketika itu. 

Dari 13 CoE 2018 Bengkulu, lanjut Arief Yahya, event Tabut Bengkulu masuk TOP 100 Event Nasional sebagai upaya mendorong perekonomian Provinsi Bengkulu. 

Selain Tabut, beberapa event Bengkulu lainnya juga terpilih masuk dalam kalender even wisata nasional, yakni Festival Bumi Rafflesia dan Festival Pesisir Pantai Panjang. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) 
Foto: dok. Disparkab Bengkulu Selatan

Captions:
1. Mengarungi salah satu jeram pemicu adrenalin di Sungai Manna, Bengkulu Selatan.
2. Pemanasan sebelum berarung jeram di Sungai Manna.
3. Fun rafting di Sungai Manna, salah satu andalan wisata Bengkulu Selatan.

Read more...

Senin, 20 Agustus 2018

Ini Catatan Eko Supriyanto Tentang Kualitas Peserta Parade Tari Nusantara 2018

Parade Tari Nusantara 2018 yang diikuti 28 provinsi di Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta, Minggu (19/8) mendapat penilaian tersendiri dari Eko Supriyanto, salah satu jurinya.

Koreografer berkelas  internasional ini menilai kualitas peserta terutama penata tarinya semakin baik, terutama dalam pengunaan properti yang semakin minimalis.

Pemilik akun Instagram (IG) @ekopece ini mengatakan semua koreografer yang menampilkan hasil penataan tariannya dalam Parade Tari Nusantara (PTN) ke 37 ini sudah mulai semakin percaya dengan keistimewaan olah tubuh para penarinya.

"Penggunaan propertinya semakin sedikit, semakin minimalis. Tidak  seperti PTN tahun kemarin, terlalu kebanyakan propertinya," ungkap Eko.

Menurut penari profesional yang pernah terlibat dalam tur konser "Drowned World" penyanyi  Madonna tahun 2001 lalu ini, semakin maksimal dan tepat menggunakan olah tubuh dalam sebuah tarian akan semakin bagus.

"Olah tubuh itu lebih puitis, lebih memberikan apresiasi, prespektif, dan interprestasi yang berbeda dibanding properti," ujarnya.

Sebuah tarian, lanjutnya tidak harus selalu di-support oleh berbagai properti yang sudah jelas-jelas mengatasnamakan  simbol, dan itu tidak bisa diubah.

Kata dosen tetap di Jurusan Tari dan Pasca-Sarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini, penggunaan properti yang semakin minimalis, merupakan kemajuan yang luar biasa dari peserta khususnya para penata tari yang tampil di PTN kali ini.

"Percayalah tubuh penari itu mampu menampilkan sesuatu yang jauh lebih kompleks. Imajinasi bisa lebih kita maksimalkan dibanding penggunaan properti," tambahnya.

Lebih lanjut, pria 47 tahun yang baru saja sukses menampilkan tarian kolosal pada Pembukaan Asian Games ke 18 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta ini menyatakan ajang PTN sangat membantu para seniman tari dalam mengembangkan kreativitasnya.

"Kegiatan semacam ini bukan hanya membuat kreativitas para seniman tari dalam berkarya terus berkelanjutan, pun menjadi wadah pembaharuan atau update dari kekaryaan sang seniman tari," terangnya.

Keberadaan dan keberlangsungan PTN ini penting, karena kreativitas atau inovasi karya-karya tari terbaru dari para seniman tari akan terus terbaca.

Apalagi yang tampil di PTN ini merupakan tim tari terbaik yang terpilih melalui proses penyeleksian kemudian mewakili masing-masing daerah/provinsinya.

"Keberadaan PTN dan kondisi kondusif seperti  ini harus terus dirawat," imbaunya.

Ditinjau dari sisi penataan musik, rias, dan kostum para penari di PTN tahun ini, sambung Eko, juga kian berkualitas.

"Tatanan musiknya semakin menyatu, memperkuat pesan tarian itu. Begitupun dengan tata rias dan kostumnya," ungkapnya.

Menurut koreografer yang tengah mengerjakan karya terbarunya yakni "Body of Borders" bersama penari dari Belu, NTT dan Timor Leste yang akan premiere di Melbourne Australia pada Maret 2020 mendatang ini, dalam membuat/mengemas sebuah tari sedapat mungkin seperti orang sedang jatuh cinta.

"Karya atau pementasan tari yang sedang digarap harus bisa menimbulkan rasa kangen dan bikin kepingin terus berlatih, belajar, dan menggali terus hingga melahirkan karya tari yang berkualitas," terangnya.

Di ujung catatannya, penata tari yang juga tengah mempersiapkan karya terbaru berjudul "On Duty" yang akan dipentaskan perdana di Sydney Festival, Januari 2020 mendatang ini berharap peserta PTN tahun depan akan jauh lebih banyak dan tentunya semakin berkualitas lagi.

Selain Eko, dewan juri PTN 2018 juga terdiri atas Wiwiek Sipala, Frans Sartono, Setyastuti, dan Sigit Gunarjo. Semuanya sepakat, kualitas peserta PTN tahun ini semakin bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Mereka pun berharap PTN ini bisa terus digelar TMII dan sejumlah pihak pendukung dengan hadiah uang pembinaan yang juga semakin meningkat.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Eko Supriyanto tengah menyampaikan peningkatan kualitas peserta Parade Tari Nusantara ke 37.

2. Salah satu tim tari yang tampil di PTN 2018 di Sasono Langen Budoyo, TMII Jakarta, Minggu (19/8).

3. TravelPlus Indonesia berfoto bersama Eko Supriyanto (dok. sobatbudaya).

4. Penyerahan piala kepada para pemenang PTN 2018.

Read more...

Lomba Belah Kepala Sapi Ramaikan Festival Meugang Perdana di Banda Aceh

Serangkaian acara ramaikan Festival Meugang 2018 yang baru pertama kali diadakan di Banda Aceh, Ibukota Aceh, Senin (20/8). Salah satunya kompetisi atraksi membelah/membongkar isi kepala sapi atau istilah Acehnya: plah ulle lemoh. Wow seruuu...

Ada 10 warga mengikuti perlombaan membelah kepala sapi ini.

Setiap peserta oleh panitia disediakan satu kepala sapi yang diletakkan di atas kursi panjang.

Alat pembelahnya seperti parang dan pisau dibawa oleh masing-masing peserta.

Dalam perlombaan ini, yang dinilai tingkat kecepatan dan kebersihan dalam membelah kepala sapi.

Lomba belah kepala sapi yang diiringi sajian musik gambus ini bertempat di Lapangan SMEP atau lokasi pasar daging Meugang, Banda Aceh.

Selain lomba membelah kepala sapi, Festival Meugang yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB hingga 16.00 WIB ini juga disemarakkan dengan expo histori meugang, pameran meugang, kuah beulagong, dan tak ketinggalan hiburan artis lokal Aceh.

Festival Meugang yang diselenggarakan Pemerintah Kota Banda Aceh bekerja sama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Aceh dan Yayasan Khadam Indonesia (YKI) ini  bertujuan menjaga dan merawat tradisi meugang agar tetap eksis dan juga dipahami/diminati  generasi milenial.

Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti mengatakan Festival Meugang merupakan tindak lanjut dari tradisi meugang yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada 2016 lalu.

Menurut Rini begitu sapaan akrabnya, apa yang sudah ditetapkan harus ditindaklanjuti.

"Salah satu bentuk tindaklanjut itu ya dengan Festival Meugang yang baru pertama kali kita gelar ini," terangnya kepada Travel Plus Indonesia.

Meugang merupakan salah satu tradisi lama masyarakat Aceh yang tetap bertahan sampai sekarang.

Kabarnya, tradisi ini sudah ada sejak 400 tahun lalu, masa kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke 16 Masehi dan berkembang pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Tradisi ini biasanya dilakukan dua atau tiga hari jelang Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban. Atau satu atau dua hari sebelum bulan Ramadhan dan sebelum  Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Setelah daging sapi selesai dipotong-potong, lalu dibagikan ke masyarakat, kemudian diolah di rumah masing-masing.

Usai tuntas memasaknya, masyarakat kemudian membawa aneka olahan daging tersebut ke masjid untuk disantap bersama tetangga dan warga yang lain.

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menambahkan tradisi ini merupakan warisan budaya masyarakat Aceh yang unik.

"Meugang dibilang khas karena hanya ada di Aceh, tidak dimiliki oleh daerah lain," ungkapnya.

Kata  Aminullah, Meugang penting dilestarikan karena tradisi ini bisa dijadikan sebagai salah satu daya tarik atau atraksi wisata islami di Aceh yang potensial menjaring wisnus maupun wisman.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. BPNB Aceh

Read more...

Minggu, 19 Agustus 2018

Hyang Dadas Antarkan Kalteng Juara Umum Parade Tari Nusantara 2018

Tari Hyang Dadas yang dikemas apik oleh penata tari Abib Habibi Igal, menghantarkan Kalimantan Tengah menjadi juara umum Parade Tari Nusantara 2018.

Pengumumam Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai juara umum dan para pemenang lainnya dalam ajang Parade Tari Nusantara (PTN) yang digelar Taman Mini Indonesia Indonesia Indah dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini berlangsung di Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta, Minggu (19/8) malam.

Hyang Dadas berarti doa penyembuh.

Menurut Abib Habibi Igal, tarian ini terinspirasi dari bagian inti prosesi ritual pengobatan Wadian Dadas Upu, yang dipimpin oleh seorang lelaki berposisi wanita.

"Inti prosesi ritual ini ialah menari mengenakan gelang tembaga seraya mengelilingi Tihang Penangkur (tempat persembahan-red) sampai mengalami kesarungan atau in trance," terangnya.

Gelang yang digunakan seorang wadian, lanjut Abib kabarnya adalah sebuah senjata yang bunyi iramanya bagaikan mantra dan doa permohonan keselamatan.

"Sementara Tihang Penangkur dihadirkan sebagai sebuah simbol sublimasi alam manusia dan alam ghaib," tambah Abib.

Tarian Hyang Dadas dengan penata musik Daniel Nuhan dan penata rias serta busana Dody Eka ini berhasil meraih 7 nominasi sehingga berhak atas predikat juara umum PTN ke 37 ini.

Ketujuh nominasi yang disabet Kalteng lewat Hyang Dadas ini adalah Penyaji Terbaik Zona Kalimantan, Penata Tari Unggulan (atas nama Abib Habibu Igal), Penata Tari Terbaik (Abib Habibu Igal), Penata Musik Unggulan (Daniel Nuhan), Penata Rias Busana Unggulan (Dody Eka), Penata Rias Busana Terbaik (Dody Eka), dan 13 Penyaji Terbaik.

Pantauan TravelPlus Indonesia, selain Kalteng yang berjaya di PTN yang dikuti 28 provinsi ini, juga ada beberapa provinsi lain yang kali ini juga beruntung mendapatkan penghargaan.

Penyaji Terbaik antar-wilayah Nusa Tenggara dan Indonesia Timur misalnya diraih NTT lewat Tari Moko Nona.

Penyaji Terbaik antar-wilayah Jawa dan Bali disabet Provinsi Jawa Timur (Jatim) lewat Tari Niskala Seblang.

Penyaji Terbaik antar-wilayah Sulawesi diraih Sulawesi Tengah (Sulteng) lewat Tari Nokoroase.

Sedangkan Penyaji Terbaik antar-wilayah Sumatera diraih Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) lewat Tari Perkawinan di Atas Gelombang.

Penata musik terbaik diboyong DKI Jakarta atas nama Syarifudin lewat Tari Topeng Jentrik.

Sementara Penyaji Materi Unggulan dan Penyaji Diskripsi Terbaik diraih Papua Barat lewat Wemayai Atuma Dame atau Tari Anak Perdamaian.

Juara umum dan para pemenang PTN 2018 ditentukan oleh dewan juri yang terdiri atas Wiwiek Sipala, Eko Supriyanto, Frans Sartono, Setyastuti, dan Sigit Gunarjo.

PTN 2018 ditutup oleh Direktur Budaya TMII, Putu Supadma Rudana.

Sebagai catatan pengingat, PTN tahun lalu atau ke 36, tim tari asal NTT yang berhasil merebut 11 nominasi sekaligus keluar sebagai juara umum.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & @zulfikarmuhammadnugroho

Captions:
1. Tim Kalteng berfoto bersama usai dinobatkan sebagai juara umum Parade Tari Nusantara 2018 atau ke 37. (foto: @zulfikarmuhammadnugroho)

2. Penata Tari Hyang Dadas, Abib  Habibi Igal menerima piala dan hadiah uang pembinaan sebagai penata tari unggulan dan terbaik.

3. Pemberian hadiah bagi para pemenang penata musik.

4. Penonton Parade Tari Nusantara 2018 di Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta, Sabtu (19/8) malam.

5. Tim Tari NTT berfoto bersama usai tampil.

6. Aksi para penari Papua Barat.

7. Dewan juri Parade Tari Nusantara ke 37 membacakan para pemenang.

Read more...

Sabtu, 18 Agustus 2018

Pembukaan Asian Games 2018 Nan Gemilang Menuai Pujian Para Pesohor

Pembukaan Asian Games 2018 di Stadiun Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8) malam menuai banyak pujian.

Beragam pujian datang bukan hanya dari sejumlah penyanyi ternama yang mengisi acara, pun para artis dan public figure tersohor lain yang menyaksikan opening ceremony tersebut.

Aktris Wulan Guritno misalnya sampai menggunggah 3 foto opening ceremony Asian Games 2018 dengan captions berbeda di akun Instagram (IG)-nya @wulanguritno.

Foto pertama Wulan berfoto sambil memeluk putri pertamanya yang sudah dewasa, berlatar belakang ribuan penonton di dalam stadiun termegah dan kebanggaan rakyat Indonesia.

"Opening ceremony amazing night," begitu tulis Wulan.

Di-postingan kedua, dia mengunggah foto suasana panggung pembukaan Asian Games 2018.

Di bawahnya tertulis: Terlalu panjang kalau dituliskab bagaimana.. Satu kalimat yang mungkin bisa menggambarkan malam ini: "SAYA BANGGA SEKALI". And now...let the games begin.

Di-postingan ketiga, Wulan narsis sendiri berlatar belakang sebagian panggung dan sebagian penonton.

"What a  Amazing start. Bravo for the #openingceremony May Indonesia prosper until the end of the #asiangames2018. Good luck Indonesia and all the athletes", tulis aktris cantik ini.

Lain lagi dengan aktor dan presenter sepak bola Darius Sinatrya. Lewat akun IG-nya @darius_sinathrya.

Dia mem-posting video pembukaan Asian Games terutama bagian tarian Ratoeh Jaroe kolosal yang dibawakan ribuan penari perempuan.

Di bawahnya diberi captions: Ini terbaik sih!!

Ada sekitar 60 warganet yang berkomentar, salah satunya @ardivazulmi98:

"Maaf mass @darius_sinathrya, mungkin masih banyak masyarakat yg keliru dengan perbedaan antara Tari Saman dan Tari Ratoeh Jaroe. Jadi yang ditampilkan pada saat opening ceremong tadi adalah tarian "Ratoeh Jaroe", tarian ini dimainkan oleh sekelompok perempuan menggunakan Bahasa Aceh dan diiringi tabuhan Rapai. Sedangkan Tari Saman adalah tarian yang hanya boleh ditarikan oleh laki2, dgn pakaian khas Gayo, tanpa musik, diiringi syai Bahasa Gayo dan sudah dikukuhkan sebagai warisan tak benda", tulis Ardiva.

"Waaah makasih infonya," balas Darius.

"Siap2 sama, semoga setelahbini jadi lebih mudah membedakan antara Tari Saman dan Tari Ratoeh Jaroe," komentar balik Ardiva.

Sementara Rian @rianekkypradipta, vokalis d'Masiv mem-posting fotonya bersama tiga penyanyi papan atas Ariel Noah, Cakra Khan dan Sheryl Sheinafia usai tampil bersama di pembukaan Asian Games 2018.

"Maafkan saya teman2.. di atas panggung tadi mata saya berkaca-kaca pecah mau nangis... semakin percaya bahwa berbeda bukan alasan untuk tak saling menopang tujuan cita dan harapan.. Bagaimana penampilan kami saat membawakan #brightasthesun tadi??" tulis Rian.

"Banggaaaaaaa Riaaannn", balas Rossa lewat akun IG-nya @itsrossa910 yang juga tampil di acara itu.

"Amazing performance", ungkap pedangdut Fitri Carlina (fitcar) @fitricarlina.

Via Vallen @viavallen, salah satu penampil utama di pembukaan Asian Games 2018 justru berujar singkat tapi dalam: "Alhamduliillahhh", tulisnya.

"Bangga...!", ujar presenter kondang Irfan Hakim @irfanhakim75.

"Amazing Via Vallen... Dangdut goes to the World," komentar @fitricarlina.

Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri lewat akun IG-nya @anindyakputri menulis:

"18.08.2018 MAGNIFICENT!! Standing ovations to all of you who have contributed to this show!!🖤 ".

Lain lagi dengan penyanyi pria Tulus @tulusm yang kebagian tugas besar menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Dia menggunggah video selfie singkatnya.

"Beberapa saat sebelum memulai tugas besar,. Indonesia Raya" tulisnya.

"Jiwa saya masih bergetar sampai saat ini, mendengar pukuhan ribu dari kita bernyanyi di depan banyak bangsa. Bangga Indonesia. Bangsaku, tanah lahirku tercinta," lanjutnya.

"Tadi keren banget Tulusss!! 🖤🖤🖤 Selamat yaaaa 🖤🖤🖤🖤", balas rekan seprofesinya Andien @andienaisyah.

"Banggaaa bangeeet akuuu padamuuuu @tulusm", ungkap @itsrossa910.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)

Foto: @wulanguritno, @viavallen, @rianekkypradipta & @anindyakputri


Read more...

Tari Ratoh Jaroe dan Lagu Bungong Jeumpa Pikat Dunia Lewat Pembukaan Asian Games 2018

Wow, dua warisan budaya asal Aceh, Tari Ratoh Jaroe dan lagu Bungong Jeumpa menjadi suguhan awal pembukaan Asian Games 2018 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (18/8) malam.

Tarian dan lagu yang dibawakan ribuan pelajar SMP dan SMA se-Jakarta ini menarik perhatian bukan hanya se-Indonesia, tapi juga warga Asia bahkan dunia.

Pasalnya pembukaan pesta olahraga se-Asia ke-18 ini disiarkan secara langsung sejumlah stasiun TV dan kemudian tersebarluaskan lewat ragam media sosial (medsos).

Akun Instagram (IG) @acehinfo dan @newsaceh buktinya langsung meng-upload  potongan video ribuan penari tersebut yang direkam dari tayangan salah satu stasiun TV swasta.

Aku @newsaceh menulis di-captions-nya itu Tari Ratoh Jaroe.

Ribuan penarinya itu menari di atas panggung besar dengan latar belakang pegunungan, pepohonan hijau, air terjun, dan semburat cahaya biru yang menunjukkan Nusantara sebagai negeri maritim.

Gerakannya rancak dan serempak meskipun sambil duduk.

Di ujung penampilan, para penari itu membentuk formasi bendera Sang Saka Merah Putih hingga memukau ribuan pengunjung dan tamu undangan.

Kabarnya, para penari itu berada di bawah arahan koreografer senior, Denny Malik dan dibantu 50 asisten. Para penari berlatih intensif selama lima bulan.

Sesi tarian berikutnya dipandu koreografer berkelas internasional, Eko Supriyanto.

Jumlah penari yang terlibat di pembukaan Asian Games 2018 sebanyak  4.000 penari. Sekitar 2.400 orang di antaranya adalah pelajar dari 18 sekolah di DKI Jakarta.

Selain Tari Ratoh Jaroe, mereka juga yang akan menampilkan berbagai tarian khas Indonesia lainnya.

Para penarinya berlatih seusai pulang sekolah, tiga kali seminggu dengan durasi latihan empat jam.

Tari Ratoh Jaroe ini merupakan perpaduan harmonis antara gerak badan dan tangan dengan iringan alunan Rapai-alat musik pukul tradional Aceh, yang menjadi ciri khas tarian ini.

Ratoh berasal dari Bahasa Arab yakni Rateb dan Duek berasal dari Bahasa Aceh artinya duduk.

Jadi  secara umum tarian ini berarti media puji-pujian kepada Allah SWT yang dilantunkan dan ditarikan sambil duduk.

Biasanya tarian ini dibawakan pada acara-acara hari besar seperti pernikahan, kenduri naik haji, Maulid Nabi SAW,,malam terakhir Ramadhan, Idul Fitri, dan peringatan Idul Adha.

TravelPlus Indonesia mencatat lima perbedaanTari Ratoh Jaroe dengan Tari Saman sebagaimana diungkap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bidang kebudayaan.

Pertama, Tari Ratoh Jaroe ditarikan oleh para perempuan dalam jumlah genap sedangkan Tari Saman ditarikan para laki-laki dalam bilangan ganjil.

Kedua Tari Ratoh Jaroe dikendalikan dua orang syahi (penyair yang duduk di luar formasi penari) sedangkan Tari Saman dikendalikan seorang penangkat duduk di formasi tarian paling tengah.

Ketiga, Tari Ratoh Jaroe bersyair Bahasa Aceh sedangkan Tari Saman didendangkan lewat syair berbahasa Gayo.

Keempat Tari Ratoh Jaroe diiringi Rapai sedangkan Tari Saman tidak pernah diiringi alat musik tradisional apapun.

Kelima, Tari Ratoh Jaroe para penarinya menggunakan pakaian polos merah, kuning, hijau dan lainnya berpadu dengan songket Aceh dengan penggunaan ikat kepala berwarna polos. Sedangkan Tari Saman, penarinya berkostum pakaian tradisional Gayo yakni baju kantong bermotif kerawang (pakaian dasar hitam dengan motif kuning, merah dan hijau) serta hiasan kepala menggunakan bulang teleng dengan daun kepies atau daun pandan.

Sebagai catatan, Tari Ratoh Jaroe pernah ditarikan oleh 6.600 penari siswi SMP, SMA, dan Mahasiwi se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) di Alun-Alun Tugu Api Pancasila, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu 24 April 2016 sehingga memecahkan bukan hanya rekor Indonesia tapi dunia dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Berikut ini sepenggal lirik lagu Bungong Jeumpa, lagu asal Aceh yang mengiringi tarian Ratoh Jaroe di pembukaan Asian Games 2018 lengkap dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.

Bungong Jeumpa, bungong jeumpa meugah di Aceh

Bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina

Bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di Aceh

Bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina

Puteh kuneng, meujampu mirah Bungong si ulah indah lagoina

Terjemahannya:

Bunga jeumpa, bunga jeumpa terkenal di Aceh.., bunga yang terlebih indah sekali

Bunga jeumpa, bunga jeumpa terkenal di Aceh.., bunga yang terlebih indah sekali

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

NB. : 2 foto di tulisan ini adalah saat 6.600 penari Tari Ratoh Jaroe pecahkan rekor MURI di TMII.

Read more...

Rabu, 15 Agustus 2018

PKA VII Selesai, Juara umumnya Aceh Selatan

Perhelatan 4 tahunan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2018 atau Ketujuh ini sudah berakhir dan ditutup di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Rabu (15/8) malam. Hasilnya, Kabupaten Aceh Selatan keluar sebagai Juara Umum.

Kabupaten Aceh yang juga dikenal dengan sebutan ‘Negeri Pala’ ini juga menyabet penghargaan Anjungan Terbaik di Taman Sulthanah Safiathuddin dan Stand Terbaik di Expo PKA VII.

Pengumuman para pemenang dibacakan oleh Ketua Dewan Juri PKA VII, Nazaruddin Awe di atas panggung utama.

Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutannya mengatakan ajang PKA merupakan wadah untuk melestarikan budaya Aceh yang multikultur.

“Semangat berkebudayaan ini harus dikembangkan terus, guna menyongsong terwujudnya Aceh Hebat dengan adat budaya yang bersyariat,” imbaunya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) RI yang juga Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil menutup even kebudayaan terbesar di Aceh ini dengan menyulut meriam bambu atau ‘teut bude trieng’, didampingi Nova Iriansyah, Pangdam IM, Wali Nanggroe, dan Forkopimda Aceh.

Secara keseluruhan PKA VII yang berlangsung di Banda Aceh selama 10 hari (5-15 Agustus 2018) berjalan lancar dan sukses.

Pantauan Travelplus Indonesia, usai para pemenang anjungan dan juara umum PKA VII diumumkan, sejumlah pengunjung ramai-ramai mendatangi anjungan Aceh Selatan, Aceh Besar, Kota Banda Aceh, dan lainnya untuk melihat bentuk dan isi dalamnya serta tak ketinggalan ber-selfie ria.

Berikut hasil lengkap pemenang PKA VII:

Juara 1 sekaligus Juara Umum diraih Kabupaten Aceh Selatan dengan total nilai 1.870.

Juara II Kabupaten Aceh Besar (1.820) dan Juara III  Kota Banda Aceh (1.740).

Juara Harapan I, II, dan III secara berurutan disabet  Kabupaten Bireuen dengan jumlah nilai 1.520, Aceh Tengah (1.510), dan Kabupaten Aceh Barat 1.100 poin.

Naskah & foto : adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP