. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 31 Juli 2016

Empat Dalang Binaan Wayang Ajen Sedot Perhatian Ratusan Orang Bekasi

Kelompok wayang golek Sunda inovatif yang mengusung konsep kontemporer, Wayang Ajen punya cara tersendiri dalam mendidik sejumlah dalang binaannya. Salah satunya dengan memberikan wadah bagi para dalangnya untuk tampil mengekpresikan imajinasinya dalam berwayang di berbagai tempat.


Bukti konkritnya, keempat dalang wayang golek Sunda didikan Wayang Ajen yakni Aming, Bayu, Yudhi, dan Baehaki diberikan tampil berkolaborasi dan ternyata mereka berhasil menyedot perhatian masyarakat Bekasi, tepatnya di acara  tasyakuran orang hajatan di daerah Babelan, Bekasi Utara, pada penghujung Juli 2016, Sabtu (30/7) malam.

Dalang Aming Ajen  merupakan dalang termuda dari ketiga dalang lainnya. Umurnya baru 10 tahun. Bocah ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar Kelas 5 di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Lantaran paling cilik, Aming justru mendapat perhatian lebih dari warga Bekasi dan sekitarnya yang berbondong-bondong menyaksikan pagelaran Kolaborasi Empat Dalang Golek Sunda Binaan Wayang Ajen kali ini.

Bocah berperawakan kurus ini membawakan lakon cerita berjudul "Mustika Kembang Harepan", artinya bunga harapan untuk generasi muda menuju kebaikan yang lebih baik, taat kepada aturan agama, dan negara.

Lakon ini mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari yang intinya mengupas pentingnya pendidikan agama.

Untuk melengkapi lakonnya, Aming tidak sendiri. Di tengah penampilannya ada ceramah yang disampaikan KH. Aang Kunaifi dari Pesantren At Taqwa, Ujung Harapan, Bekasi Utara. Duet Aming Ajen dan dai ini pun mendapat sambutan hangat warga.

Sebelum Aming beraksi, terlebih culu  Dalang Bayu Ajen unjuk gigi. Dalang anak muda berusia 23 tahun ini mengulas tentang bobroknya mental anak muda yang latah atas korban tren permainan (game online) pokemon go.

Lewat lakonnya, Bayu berupaya mengajak anak anak muda lebih mencintai permainan kesenian tradisional yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang jauh lebih mendidik dan punya nilai moral, seperti misalnya belajar main wayang golek.

Penampilan Bayu selama 15 menit juga mendapat sambutan hangat warga, lantaran lakon yang dibawakan begitu kekinian, lagi heboh-hebohnya melanda generasi muda di Indonesia dan sejumlah negara lain.

 Ki Dalang Yudhi Ajen yang sudah lebih berpengalaman dan paling tua dibanding tiga dalang lainnya, membuka pagelaran keroyokan ini selama sekitar 15 menit.

Dalang berumur 32 tahun asal dari Slawi, Jawa Tengah ini belajar wayang golek di Sanggar Wayang Ajen yang berlokasi di Kota Bekasi.

Penampilan Yudhi lebih menonjolkan bagaimana menggarap permainan wayang golek dalam bentuk teknik sabet, teknik memainkan peran tokoh, tarian karakter wayang, dan teknik perang wayang yang atraktif dan indah.

Dalang binaan Wayang Ayen satu ini memang terkenal dengan teknik sabetannya yang khas, beda dengan dalang-dalang lainnya. Boleh dibilang teknik sabetannya itu menjadi ciri khas sekaligus karakternya sebagai dalang.

Terakhir, Dalang Baehaki Ajen yang beraksi setelah dalang cilik Aming Ajen.

Dalang asal Banten ini juga cukup piawai dalam olah sabet wayang, ditambah dengan humor-humornya yang segar dalam lawakan tokoh wayang para danawa.

Baehaki yang membawakan lakon berisi pesan moral pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan antar umat beragama ini sangat lucu dalam memainkan gerak-gerik komedi tokoh wayang danawa.

Penggagas acara silaturahmi keluarga sambil nonton Partunjukan Empat Dalang Golek Sunda Binaan Wayang Ajen, Karyana Praja menilai acara ini sangat positif sebagai upaya penyelamatan, pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan wayang untuk syiar nilai nilai kebenaran.

“Dengan melihat wayang golek yang beragam karakter dan watak serta prilaku yang berbeda. Masyarakat jadi paham bahwa ada tokoh baik dan ada tokoh jahat. Mana yang patut dicontoh dan mana yang tidak,” terangnya usai menyaksikan aksi keempat dalang tersebut.

Ratusan warga Bekasi dan sekitarnya mulai dari anak-anak, muda-mudi hingga orang tua nampak antusias dan puas menyaksikan pagelaran kolaborasi para dalang golek Sunda Wayang Ajen ini.

“Penonton yang kebanyakan anak anak muda sangat menyukai saat tokoh idola mereka seperti Gatotkaca kesatria Amarta, sang pembela kebajikan saat berperang dengan para denawa tokoh jahat. Gatotkaca berhasil menumpas kejahatan disambut sorak sorai para penonton,” terang Yana Praja.

Ki Dalang Wawan Ajen alias Wawan S. Gunawan, dalangnya Wayang Ajen mengaku sangat bahagia melihat aksi-aksi anak didiknya tampil di pegelaran kolaborasi empat dalang ini.

”Mereka sangat serius penuh ekpresi itulah bukti semangat mereka untuk menuju prestasi masa depan. Harapan mereka sudah tampak dalam sebuah peragaan dan kekompakan dalam sebuah pertunjukan wayang golek kekinian yang menarik banyak perhatian,” terangnya.

Wawan mengaku akan selalu memberikan keleluasaan kepada semua anak didiknya memanfaatkan ruang dan waktu untuk mengekspresikan karyanya masing-masing dalam bentuk pertunjukkan bersama.

Cara ini, lanjut Wawan yang juga PNS di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini adalah sebagai bentuk tempaan dan tempat untuk mempraktekkan kreativitas, ilmu, dan arahan yang selama ini mereka dapat dari Wayang Ajen, tampil di depan publik secara langsung.

“Dengan cara ini, mental mereka akan lebih mantap, sebelum tampil di pagelaran yang lebih besar skalanya. Nama mereka pun pelan-pelan akan terangkat dan dikenal masyarakat luas,” pungkasnya dengan senyum senang.

Selain penampilan 4 dalang wayang golek Sunda tersebut, pagelaran keroyokan ini juga dihibur penyanyi cilik berusia 5 tahun, Neng Antiq yang tak lain putri ketiga Ki Dalang Wawan Ajen.

Bocah perempuan bernama lengkap Antika Wandandini ini menyanyikan tiga lagu pop Sunda berjudul Karedok Leunca, Budak Jalanan, dan terakhir Pesona Indonesia, thems song-nya branding pariwisata Indonesia untuk nusantara.

Neng Antiq yang malam itu mengenakan gaun simple berwarna merah marun, berhasil membetot perhatian warga.

Seperti biasa, dengan berani dan super pede (percaya diri)-nya yang tinggi, si bungsu ini tampil bak bintang utama malam itu.

Pertunjukkan Empat Dalang Golek Sunda Binaan Wayang Ajen ini diakhiri dengan penampilan tiga penari Bajidor Kahot yakni Dwi Yulita, Wisma Linda, dan Rika Rahmawati yang energik.

Ketiga penari perempuan muda nan geulis-geulis dari Sanggar Pejajaran pimpinan Karyana Praja di Bekasi Utara ini pun berhasil memikat perhatian penonton. 

Secara keseluruhan pertunjukan 4 dalang wayang golek Sunda di Bekasi ini berlangsung sukses.  Biarpun yang tampil 4 dalang namun waktunya tidak sampai semalam suntuk, melainkan hanya 2,5 jam. Dipangkas hingga jadi praktis. Masing-masing dalang tampil selama 30 menit yang terbagi menjadi 2 kali sesi. Ditambah 30 menit penampilan kolaborasi dalang cilik Aming Ajen dengan ustadz KH. Aang Kunafi, Acaranya dimulai mulai pukul 20.00 selesai 22.30. WIB. Ini satu bukti lagi, kesenian tradisional, khususnya wayang golek Sunda, tak ditinggalkan penikmatnya, termasuk oleh  anak-anak dan generasi muda karena dikemas apik dan menarik serta dipublikasikan sebelumnya.

Pertunjukkan keroyokan satu panggung, empat dalang didikan Wayang Ajen ini, bukan cuma sukses menyedot ratusan penonton tua-muda, pun membuat mereka  tak beranjak sampai pertunjukkan berakhir.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: dok.wayang ajen


Read more...

Nasi Komplit Bali, Bikin Lidah Delya Menari-nari

Indonesia punya beragam jenis nasi komplit atau nasi campur, salah satunya Nasi Komplit Bali yang sudah mendunia namanya. Kalau berwisata ke Pulau Dewata ini tak menyantap Nasi Komplit Bali, hemmm.., dijamin KURANG SEMPURNA. Keistimewaan nasi komplit satu ini, punya beragam lauk-pauk yang khas dan rasanya otentik, yang semuanya bakal bikin lidah susah berhenti menari-nari.


Di depan deretan aneka menu Nasi Komplit Bali, Delya Suzanna Tarigan, pembawa acara/MC protokoler nomor wahid di Kementerian Pariwisata (Kemenpar), terlihat bagitu asyik menyantap seporsi Nasi Komplit Bali suguhan Bu Agung Catering.

“Kalau Nasi Komplit Bali, saya ga bisa nolak Mas Adji,” ujar Delya (dibaca Delia-red) kepada Travelplusindonesia, sebelum acara launching Legian Beach Festival (LBF) 2016 dimulai di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenpar, Jakarta, baru-baru ini.

“Ini lho lawar, jukut ares, dan sambal matah-nya yang bikin lidah menari-mari,” kata Delya lagi.

Lawar, jukut ares, dan sambal matah yang dimaksud perempuan berdarah batak ini adalah tiga jenis lauk pauk khas yang ada di Nasi Komplit Bali selain beberapa jenis lauk lainnya, seperti kacang goreng (mirip surendeng), sate lilit, urab, tum ayam atau ayam cincang yang dibungkus daun pisang lalu dikukus, pepes ikan, ayam suwir, telur sambal, dan udang bumbu Bali.

Hampir semua lauk pauknya itu bercita rasa pedas, terutama sambal matah-nya. “Karena rasanya pedas, itulah yang bikin saya jatuh hati dengan masakan Bali Mas Adji,” terang Delya yang memang penggemar masakan pedas-pedas seperti masakan khas daerahnya Batak dan masakan Manado, selain masakan Bali.

“Sambal matah-nya luar biasa pedasnya Mas Adji.., mirip dabu-dabu, (sambal khasnya Manado-red),” ucap Delya lagi sambil mencocol sambal mantah itu.

Menurut Bu Agung pemilik catering khusus masakan Bali, mudah sekali membuat sambal matah. Bahannya cabe rawit merah dan bawang merah yang dipotong-potong lalu diberi garam secukupnya.

“Setelah diremas-remas baru disiram dengan sayur yang panas. Itu uniknya, tidak digoreng,” terang Bu Agung. “Karena cuma diguyur minyak sayur panas, cabe dan bawangnya cama layu tapi tetap segar ketika digigit, dan pedasnya lebih menggigit,” terangnya.

Kalau lawar, sambung Bu Agung, bumbunya labih banyak lagi dan jenisnya juga banyak, antara lain lawar siap (lawar ayam), yakni lawar yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama.

Setiap kabupaten di Bali, lawar-nya juga beda-beda. Di Badung dan Gianyar misalnya, mungkin ada yang memakai campuran kacang panjang, jadi mirip Karedoknya orang Sunda. Sedangkan di Buleleng tidak, sayurnya sendiri dibuat terpisah, disebut “jejeruk”, yang biasanya terbuat dari nangka muda, kacang panjang atau kates.


Namun satu hal yang membuat aroma rasa lawar Bali asli itu khas dan berbeda adalah adanya campuran hati, usus, dan kelapa muda bakar, yang memang memiliki aroma khas. Tanpa ketiganya, lawar akan terasa kurang sedap.


Bahan yang digunakan untuk membuat lawar siap, sambung Bu Agung antara lain sebutir kelapa muda yang (dagingya masih agak lembek, di Bali disebut ”kuwud”), daging sesuai selera, dan kacang panjang. “Kalau di Jakarta tentu pakai daging ayam atau bebek,” kata Bu Agung.

Bumbu utamanya atau istilahnya “basa gede” ada laos, kencur, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, lada hitam dan lada putih. Lalu bumbu penggurih atau istilahnya “basa penyangluh’, terdiri dari laos, kencur, bawang putih, dan kemiri. Sedangkan bumbu “embe”, ada bawang merah, bawang putih, cabe, terasi, dan jeruk limau.

Kalau di Bali, lanjut Bu Agung, ada lawar celeng, lawar yang berbahan utama daging dan kulit babi. Juga ada lawar penyu yang menggunakan daging penyu tapi biasanya hanya untuk keperluan upakara. Juga lawar barak (lawar merah) yang memakai darah/marus, dan lawar putih, lawar yang tidak menggunakan darah sama sekali.

Mendengar penjelasan itu, Delya langsung nyerocos. “Kalau di Bali, iya memang ada lawar yang pake daging si-kaki pendek itu alias babi, selain ayam dan bebek,” jelasnya.

Khusus lauk jukut ares, lanjut Bu Agung, bahan dasarnya tak kalah uniknya, menggunakan batang pisang (gedebong) yang masih muda. Utamanya pohon pisang biji. Jukut artinya: sayur, ares adalah batang pisang.

Jukut ares sama seperti lawar, bukan sayur yang dimasak dan dinikmati kapan saja oleh masyarakat Bali, melainkan pada hari-hari istimewa saja.

Di Bali, jukut ares biasanya dimasak untuk pelaksanaan upacara atau Yadnya karena orang Bali biasanya memotong “siap” (ayam) atau “kuir” (bebek/dolong/entog).

“Daging ayam atau bebek-nya dijadikan sate lilit dengan campuran kelapa. Sedangkan ‘balung’ atau tulang yang masih ada dagingnya buat campuran jukut ares,” terangnya.

Bahannya selain balung, gedebong muda pohon pisang biji, juga minyak kelapa. Bumbunya bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, daun salam, terasi, laos, kunyit, jahe, kencur, asam, dan garam secukupnya.

Seporsi Nasi Komplit Bali berisi nasi putih, jukut ares, ayam suwir, serundeng kacang, tum ayam, pepes ikan, dan telor sambal bumbu Bali yang dijual di Bu Agung Catering cuma Rp 35.000. “Jangan khawatir ini masakan halal, karena pakai daging ayam atau bebek dan ikan,” aku Bu Agung.

Menurut perempuan asli Bali yang sudah bertahun-tahun hijah ke Jakarta ini, Nasi Komplit Bali yang dijualnya bukan hanya digemari orang Bali yang tinggal di Jabodetabek, tapi juga suku-suku lain dari berbagai penjuru Tanah Air.

“Kemarin sebuah majelis taklim di Jakarta Pusat pesan 300 box Nasi Komplit Bali saya. Dan minggu depan ada lagi yang pesan 200 box buat arisan orang Jawa,” terangnya.

Nah, ingin merasakan lidah Anda tidak berhenti menari-mari seperti yang dirasakan Delya?

Nikmati saja Nasi Komplit Bali selagi berwisata ke Bali. Terlebih kalau Anda menyaksikan even festival pantai terbesar di Bali, LBF 2016 di Pantai Legian, 26-29 Agustus mendatang.

Kalau sudah tidak tahan, ingin segera mencicipinya, pergi saja ke rumah Bu Agung Catering di Jalan Fuikora Raya Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Mau pesan juga bisa, kontak saja si-empunya catering di nomor 081389574522.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)


Read more...

Sabtu, 30 Juli 2016

Sumba dan Maumere Objek Wisata Favorit Tara Basro, Kenapa Yah?

Indonesia melimpah destinasi atau daerah tujuan wisatanya, 10 di antaranya adalah destinasi paling top, dan 5 di antaranya terpilih menjadi lokasi syuting The Amazing Race Asia atau disingkat TARA untuk musim ke-5. Tapi di antara 5 destinasi top Indonesia itu, tak satupun yang menjadi favorit Tara Basro, model dan aktris Indonesia yang terpilih menjadi co-host TARA Season 5 yang tayang di saluran hiburan ternama di Asia, AXN.

“Aku lebih memilih kawasan Indonesia Timur. Objek wisata favoritku Sumba dan Maumere,” ujar Tara Basro di Fairmont Hotel, Jakarta, baru-baru ini.

Perempuan berusia 26 tahun yang semula berambut panjang dan kini dipotong pendek ala Demi Moore ini punya alasan tersendiri mengapa dia sampai jatuh cinta dan akhirnya memutuskan memilih kedua daerah itu sebagai lokasi liburan idamannya.

“Di kedua tempat itu, aku merasa seperti di rumah,” ujar bintang film yang tahun ini baru menyelesaikan dua film layar lebar terbarunya yang berjudul 3 Srikandi dan Ini Kisah Tiga Dara, serta sebuah TV series berjudul Halfword yang tayang di HBO Asia.

Bagi best actress Piala Citra 2015 ini, menjadi co-host Tara Season 5 merupakan peluang emas untuk turut mempromosikan destinasi wisata yang dimiliki Indonesia, terutama 5 destinasi yang terpilih sebagai lokasi syuting, yakni Jakarta, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Banyuwangi.

“Acara ini jadi opportunity bagi gue untuk kenalkan Indonesia ke dunia. Ya karena semua orang tahu Amazing Race, itu yang bikin gue seneng,” tambah perempuan kelahiran Jakarta ini.

Lewat program serial traveling & adventuring yang kali ini disponsori Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mempromosiknan Wonderful Indonesia ini, Tara jadi bisa memperkenalkan dua destinasi favoritnya tadi yakni Sumba dan Maumere.

Bukan cuma itu, dia bisa sekaligus memberi masukan buat wisatawan dan seluruh masyarakat demi kebaikan dan kemajuan pariwisata Indonesia. “Simple aja, saat berwisata, buanglah sampah pada tempatnya. Intinya jaga kebersihan,” imbaunya.

Lalu apa keistimewaan Maumere dan Sumba hingga difavoritkan Tara Basro? Ternyata di Maumere, salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memiliki sejumlah objek wisata yang memesona.

Ada Gunung Egon, Taman Laut Teluk Maumere, Pantai Kajuwulu, Pantai Patiahu, sejumlah desa tradisional seperti Desa Nuabari, Paga, dan desa Lela, Bukit Nilo, Desa Wisata Doka, serta sejumlah lokasi diving dan snorkeling. Tak heran kalau Maumere menjadi pintu gerbang wilayah Timur Pulau Flores, NTT.

Sedangkan Sumba masih di NTT, yang terdiri dari Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya, objek wisatanya lebih banyak lagi. Di Sumba Barat Daya misalnya ada Danau Weekuri yang disebut-sebut primadonya kabupaten ini. Lalu ada sejumlah pantai seperti Mandorak, Waibuku, Watu Maladong, dan Pantai Tanjung Mbulir. Selain itu ada Air Terjun Pabeti Lakera dan Air Terjun Dikira.

Di Sumba Timur ada Bukit Wairinding, Desa Adat Rende, Padang Savana Lapawu, Pantai Walakiri, dan Cemara Resort. Sementara di Sumba Barat ada sederet pantai seperti Marosi, Lai Liang, Mambang, Pahiwi, dan Pantai Rua serta Air Terjun Lapopu.

Tak ketinggalan sejumlah Kampung Tradisional seperti Prai Goli, Malisu, Ombarade, Prai Ijing, Tarung & Waitabar, Dikita, Gollu & Bodo Maroto serta Kampung Sodan, dan tentunya Nihi Watu Beach resort yang baru-nbaru ini mendapatkan predikat sebagai hotel terbaik di dunia.

Di Sumba Tengah ada Gua Alam, Kuburan Megalitik, Airterjun Matayangu, dan sejumlah kampung tradisional seperti Padabar dan Pasunga, serta sederet pantai antara lain Pantai Aili dan Konda Maloba.

Melihat daftar kekayaan dan keanekaragaman objek wisata baik alam dan budaya di Maumere dan Pulau Sumba, tak heran kalau Tara Basro menjadikan keduanya sebagai objek wisata favoritnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji, fikri-humaskemnepar, & tourism.nttprov


Read more...

Jumat, 29 Juli 2016

Inilah Aneka Suguhan Festival Condet 2016 Diujung Juli

Hai Abang-Mpok, Mas-Mbak, Uda-Uni, Akang-Teteh, Teruna-Teruni, Nyong-Noni, Koko-Cici, dan lainnya. Mau kemana akhir pekan ini? Kalau bingung, ke Condet aja, nonton Festival Condet 2016.

Sesuai namanya, festival jalanan atau street festival satu ini mengambil tempat di Jalan Raya Condet, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur.

Festival Condet 2016 yang bertema ‘Ini Budaye Kite’ ini digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu (30-31/7). Lokasi tepatnya mulai dari depan Jalan Buluh yang terhubung dengan Jalan Raya Condet sampai pertigaan Batu Ampar atau depan Rumah Makan Abu Salim. Panjang area festivalnya sekitar 300 meter.

Festival kali kedua (tahun lalu masi berlabel Lebaran Betawi Condet) yang bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan budaya Betawi khususnya di Condet ini terbagi dua.

Pada hari Sabtu khusus untu acara Pawai Budaya, Acaranya dimulai pukul 08.00 -22.00. Sedangkan hari Minggu khusus untuk Pawai Teater juga mulai pagi hingga tengah malam.

Untuk Pawai Budaya ada parade budaya dari 34 provinsi, atraksi Pencak Silat, Ondel-Ondel, Drumband, aneka Tari Betawi, fashion show Busana Betawi, Band Betawi, Tanjidor, Lenong Betawi, Nobar alias nobar bareng Film Betawi, Abang-None, sarasehan, pameran foto, dan komunitas Batu Akik Condet.

Kesenian dari daerah lain seperti Reog Ponorogo, Gendang Beleq, dan Angklung juga akan tampil. Di hari pertama ini juga ada asksi sosial Sunatan Massal dan Pengobatan Gratis serta penandatanganan Yayasan Cagar Budaya Betawi Condet.

Selain itu juga ada berbagai lomba,seperti lomba desain Gapura, Tari, membuat Emping, Pandan, desain Busana Betawi, fashion show Busana Betawi, dan lomba fotografi serta selfie.

Tak ketinggalan lomba bernuansa religi antara lain lomba Hadroh, Marawis, memukul Beduk, dan lomba mengumandangkan Adzan.

Buat yang suka berwisata kuliner, di Festival Condet kali ini juga ada suguhan aneka kuliner tradisional Betawi mulai dari Kerak Telor, Bir Pletok, Dodol Condet, Geplak, Wajik Betawi, Roti Buaya, Asinan, Gado-Gado, Laksa, Nasi Uduk, Semur Daging, dan lainnya.

Khusus suguhan beragam kuliner tersebut diberi label Festival Jajajan Betawi dengan menyediakan 100 stan bazar secara gratis.

Untuk Pawai Teater, disediakan 4 panggung Puncak acaranya Minggu yang menampilkan Lenong Betawi yang akan membawakan lakon kehidupan orang Betawi dari lahir hingga tutup usia.

Pada malam penutupannya adakan ada suguhan pesta kembang api di panggung utama, mulai pukul 21.30 WIB hingga selesai.

Seperti tahun lalu, ribuan orang diperkirakan akan datang menyaksikan Festival Condet 2016 selama dua hari penyelengaraan.

Bagaimana dengan Abang-Mpok, Mas-Mbak, Uda-Uni, Akang-Teteh, Teruna-Teruni, Nyong-Noni, Koko-Cici, dan lainnya? Tertarik untuk mengetahui lebih jauh budaya Betawi khususnya yang menetap di Condet serta budaya dari berbagai daerah lain di Tanah Air?

Datang dan saksikan saja langsung Festival Condet 2016 di Jalan Raya Condet di akhir pekan, dipenghujung Juli ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)


Read more...

Ini Alasan Arief Yahya Manfaatkan The Amazing Race Asia Season 5 untuk Promosikan Wonderful Indonesia

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya membeberkan alasannya kenapa dia mau mempromosikan Wonderful Indonesia lewat The Amazing Race Asia (TARA) Season 5. Menurutnya program reality show yang disiarkan melalui saluran hiburan terkemuka Asia AXN Channel mulai Oktober 2016 mendatang ini punya kekuatan mempromosikan bukan hanya branding tapi juga destinasi dan budaya Indonesia dengan value promo sebesar 25 juta US dollar atau sekitar Rp 300 miliar.

“Program ini menjadi peluang yang bagus buat mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia, baik kekayaan alam maupun keunikan budaya Indonesia yang memesona dalam kemasan Wonderful Indonesia. dan value promo-nya sangat besar 25 juta US dollar,” kata Menpar Arief Yahya dalam acara The Jakarta Racers Reveal Press Event yang digelar AXN untuk mengenalkan TARA Season 5 di Fairmont Hotel Jakarta, Kamis (28/6).

Jumlah value promo acara ini, lanjut Arief Yahya  masih bisa bertambah. "Soalnya saya belum hitung semuanya. Jumlahnya  akan bisa lebih besar kalau kita broadcasting di Free to Air. Kalau ternyata value promonya sama saja 25 juta US dollar, berarti keren banget ini acara. Jadi total value promonya dengan Free to Air sekitar 50 juta US dollar. Jumlah  promo value itu untuk ukuran promosi kita cukup besar, meskipun masih kalah dengan value promo Gerhana Matahari Total atau GMT lalu. Tapi yang ini tetep keren juga," terang Arief Yahya.

Jumlah penonton program reality show TARA Season 5 menjadi alasan kenapa Arief  Yahya mau berpromosi di acara ini. “Acara ini ditonton 85 juta rumah tangga yang tersebar di 20 negara Asian,” terangnya.

Lewat program acara ini, lanjut Arief Yahya, Wonderful Indonesia akan terpromosikan dengan menggunakan strategi media melalui pendekatan POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media, dan Endorser) dan pada kegiatan promosi kali ini menggunakan paid media yakni AXN Channel dalam program TARA Seasons 5 yang menjangkau hampir seluruh wilayah Asia sebagian besar merupakan pasar utama pariwisata Indonesia.

“Tahun ini kita mentargetkan 12 juta wisman, 61% diharapkan akan datang dari Singapura, Malaysia, China, Australia dan Jepang sebagai pasar utama pariwisata Indonesia,” kata Arief Yahya.

Alasan lain, lanjut Arief Yahya karena scara reality show TARA Musim ke-5 yang diikuti 11 tim, di antaranya dari Indonesia akan melakukan syuting di lima kota di Indonesia. “Sementara di negara lain hanya satu kota saja, dengan kata lain negara-negara lokasi syuting acara ini setara dengan kota di Indonesia,” kelakarnya yang disambut tawa hadirin.

Kelima kota di Indonesia yang terpilih menjadi lokasi syuring program ini adalah Jakarta, Banyuwangi, Yogyakarta, Bandung, dan Bali.

“Kenapa lima kota itu terpilih, karena memiliki destinasi kelas dunia atau destination world class. Contoh Banyuwangi punya fenomena alam unik Blue Fire atau si api biru di Gunung Ijen yang hanya ada dua di dunai, satu lagi di Iceland,” terang Arief Yahya yang kebetulan berdarah Banyuwangi.

Alasan lainnya, orang Indonesia juga terpilih sebagai co-host untuk program acara ini, yaitu artis bintang film peraih piala Citra Tarra Basro. Artis yang tahun ini baru saja terlibat dalam pembutan fiam Tiga Srikandi dan Ini Kisah Tiga Dara ini akan mengisi beberapa episode TARA mendampingi Alan Wu sebagai host TARA.

Senior Vice President dan General Manager, Sony Pictures Television Networks Asia Ang Hui Keng mengatakan Indonesia merupakan salah satu tujuan wisata yang paling spektakuler di dunia terutama untuk wisata, budaya, dan petualangan.

“Kami menyambut gembira Kemenpar menjadi sponsor TARA Musim ke-5 yang akan memberikan inspirasi pemirsa untuk merencanakan liburan jangka panjangnya ke Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata yang paling spektakuler di dunia,” kata Ang Hui Keng.

Selain itu sebagai bagian dari kampanye pariwisata, selama enam bulan TARA akan memperkenalkan beberapa lokasi favorit sebagai destinasi unggulan di Indonesia serta berbagi cerita tentang Wonderful Indonesia.


Sebanyak 11 tim terpilih yang ikut TARA Musim ke-5 tahun ini akan melalukan perjalanan ke 10 destinasi utama Asia selama 20 hingga 35 hari dimulai dari Jakarta, Yogyakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, Manilai, Taipei, Bandung, Banyuwangi, dan berakhir di Bali.

Tim pertama yang tiba dilokasi final akan mendapatkan hadiah utama US$ 100. 000 dan beberapa hadiah pada tiap pemberhetian bila tim tersebut memenangkan tantangan tertentu.

Acara reality show TARA, pertama kali tayang tahun 2005, sedangkan pada season ke 4, sebelumnya berlangsung tahun 2012.

"Kita doakan semua peserta asiang kalah, dan pemenangnya peserta dari Indonesia," tutup Arief Yahya kembali diberi sambutan meriah dan ucapan amien dan para hadirin.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & fikri-humaskemenpar

Read more...

Kamis, 28 Juli 2016

Catat! Ini Sederet Keistimewaan PATA Travel Mart 2016

Pameran PATA Travel Mart akan diselenggarakan di Hall 5-6 Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten pada 7-9 September 2016. Eksebisi khusus wisata ke 39 kali ini punya banyak keistimewaan.

Salah satu keistimewaan itu, Indonesia berhasil dipercaya PATA menjadi tuan rumah setelah mengkandaskan impian China dan Korea Selatan serta beberapa negara tangguh lainnya yang ingin menjadi tuan rumah saat proses bidding/tender.

Sewaktu jumpa pers PATA Travel Mart 2016 di ICE, Tangerang, Rabu (27/7/2016) yang dihadiri Chief Executive Officer (CEO) PATA Chapter Indonesia, Poernomo Siswoprasetijo, Head of Sales and Marketing ICE Siti Karmila, dan Presdir Deutshe Mess Venue Operations Aage Hansen, TravelplusIndonesia mencatat sekurangnya tujuh (7) keistimewaan lain PATA Travel Mart 2016 ini.

Sayang, perwakilan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung pameran wisata ini tidak hadir dalam jumpa pers kali ini.

Ketujuh kestimewaan lain PATA Travel Mart 2016 ini yakni, pertama, acara ini berlangsung di venue pameran terbesar di Asia Tenggara, ICE.

Gedung ICE berarsitektur megah dengan 10 exhibition hall seluas 50.000 meter persegi, ditambah 50.000 meter persegi area pameran di luar ruang, serta convention hall seluas 4.000 meter persegi yang dapat dibagi menjadi empat ruang, 33 ruang rapat (meeting room), dan area lobi seluas 12.000 meter persegi. Semua ruang tersebut tersebar di tiga lantai gedung ini. ICE juga dilengkapi dengan area parkir berkapasitas sampai 5.000 mobil.

Meskipun secara letak kalah strategis dibanding venue Jakarta Convention Center (JCC), namun ICE punya keistimewaan lain berada di kawasan kota baru yang tengah berkembang dan lalu lintasnya relatif lebih lancar di JCC.

Kelebihan lain di sekitar ICE juga tersedia beragam akomodasi hotel yang mencapai sekitar 2.000 kamar lebih dan beberapa mall besar.

Aksesnya juga dekat dengan Bandara Soekarno-Hattta. Perlu diingat kedekatan jarak ICE dengan keberadaan bandara internasional ini juga menjadi faktor penentu kemenangan Indonesia, khususnya ICE Tangerang menjadi tuan rumah.

Keistimewaan kedua, acara ini pantas mendapat predikat pameran wisata berskala internasional atau dunia lantaran akan diikuti 1.000 delegasi industri pariwisata dari dari 60 negara, terlebih 30 persennya diikuti Asia Utara, seperti Tiongkok, Jepang, Nepal, Vietnam, dan Korea Selatan. Pameran ini juga membidik 400 hingga 500 buyers atau sellers.

Ketiga, dalam PATA Travel Mart 2016 akan memberi porsi lebih kepada penjualan paket-paket wisata bahari. Ini disesuaikan dengan tren wisata dari wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.

Paket-paket wisata bahari yang akan dijual antara lain Tanjung Lesung, Ujung Kulon, Gunung Krakatau, Labuan Bajo, dan Morotai, termasuk 10 destinasi prioritas yang ditetapkan Menpar) Arief Yahya.


Menurut Poernomo, ke 10 destinasi berpredikat Bali Baru itu adalah Kepulauan Seribu di Jakarta, Danau Toba di Sumatera Utara, Bromo tengger Semeru di Jawa Timur, Labuan Bajo dan Komodo di Flores- NTT, Mandalika di Lombok- NTB, Morotai di Maluku, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Tanjung Lesung di Banten, Tanjung Kelayang di Belitung, dan Borobudur di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Keempat, Kemenpar) yang menjadi pendukung utama PATA Travel Mart 2016 menargetkan 200.000 paket wisata terjual pada pameran ini dengan pemasukan dari penjualan paket sebesar Rp 2,5 triliun.

Kata Poernomo, bentuk dukungan Kemenpar cukup besar di antaranya penyedian tranportasi buat para delegasi, promosi acara, suguhan acara, dan lainnya 

Kelima, PATA Travel Mart merupakan salah satu kegiatan unggulan PATA yang mempertemukan ratusan pembeli dan penjual internasional layaknya sebuah ‘pasar’ dalam wujud Bussiness to Bussiness (B2B).

Keenam, acara ini sekaligus menjadi ajang promosi obyek-obyek wisata yang ada di sekitar Banten dan Jakarta. Sebagai incentive buat para delegasi akan diajak ke obyek wisata seperti Kota Banten Lama, tanjung Lesung, TMII, dan kawasan Kota Tua Jakarta.

Dan terakhir, ketujuh, Indonesia sebagai tuan rumah akan tampil habis-habisan dengan menyuguhkan berbagai kesenian dan tentunya booth yang spektakuler untuk sekaligus mempromosikan branding pariwisata Nasional, Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia.

Penasaran ingin melihat seperti apa PATA Travel Mart 2016 di tangan Indonesia sebagai tuan rumah? Heemmm.., catat tanggal pelaksanaannya dan datanglah.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

Read more...

Lomba Surfing dan Bartender Bakal Marakkan Festival Pantai Terbesar di Bali, Lively Legian Beach Festival

Bali tak pernah lelah buat berkarya, terlebih di bidang pariwisata. Meski namanya sudah mendunia, sudah menjadi pulau wisata terbaik nomor wahid di Asia dan masuk top ten di belahan dunia, tetap saja pulaunya para dewa ini terus menciptakan karya-karya berkaliber dunia pula.

Contohnya even Legian Beach Festival (LBF) ini. Setelah 8 kali digelar berturut-turut masih bertaraf nasional, tahun ini even yang ke 9, mulai naik kelas ke tingkat internasional dengan label Lively Legian Beach Festival (LLBF) 2016. Sebagai bukti even ini sudah naik tingkat, dua lomba level dunia dimasukkan ke festival pantai terbesar di Bali ini, yaitu lomba surfing dan bartender.

"Sebelumnya lomba bartender tidak ada, dan selam 8 kali penyelenggaraan, kegiatan surfing hanya berupa pelatihan, bukan lomba, dan baru kali ini ada lomba bartender dan surfing tingkat internasional. Khusus lomba bartender rencananya akan memecahkan rekor MURI," jelas lurah Legian, Made Madia Suryanata kepada TravelplusIndonesia di acara launching LLBF 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rabu (27/7) malam.

Selain peningkatkan kualitas acara, jumpa pers even tahun ini, lanjut Suryanata baru pertama kali diadakan di Jakarta dengan skala Nasional.

"Sebelumnya, jumpa pers even ini selalu diadakan di Bali, Tahun di Jakarta dengan mengundang lebih banyak media-media khusus pariwisata termasuk blogger tingal nasiona sehingga gaungnya akan lebih luasm" kata Suryanata.

Keistimewaan LLBF 2016 yang akan digelar di di Pantai Legian Bali pada 26-29 Agustus mendatang, sambung Suryanata juga menjadi ajang promosi wisata dan budaya sejumlah daerah di Tanah Air.

"Setiap tahun sejumlah daerah dari Sumatera, Sulawesi, Kaliman, dan Jawa ikut serta di even ini dengan menampilkan kesenian atau ikut pameran," terang Suryanata.

Menurut Suryanata lagi, LLBF beda dengan Pesta Kesenian Bali (PKB). "Di LLBF tidak ada pawai atau parade budaya. Peserta yang ingin menampilkan keseniannya diberi tempat berupa panggung. tahun ini ada 3 panggung kesenian untuk peserta yang iningin menampilkan keseniannya, termasuk dari sejumlah kabupaten di Bali," tambahnya.

Sebagai lurah setempat, Suryanata berharap dengan meningkatkan kelas LLBF 2016 ke even internasional dan jumpa persnya di Jakarta, menjadikannya sebagai calender of event berskala nasional.


Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti yang hadir bersama Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta di acara ini mengatakan even ini dalam rangka mempromosikan Pantai Legian sebagai salah satu obyek pariwisata favorit dan menarik.

Turut sertanya masyarakat disekitar Legian dalam even LLBF ini, sambung Esthy sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Adat Legian terutama usaha UMKM milik warga asli Legian dengan memberikan ruang untuk pemasaran dan promosi produk.

Esthy menambahkan Bali merupakan pintu masuk utama (great Bali) bagi wisman ke Indonesia dengan kontribusi mencapai 45%-50% dari total kunjungan wisman. Oleh karena itu, Bali harus terus meningkatkan kualitas sebagai destinasi pariwisata andalan berkelas dunia.

Menurut Esthy salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dari sisi atraksi di Bali adalah dengan memperbanyak festival budaya seperti LLBF yang akan menarik kunjungan wisatawan.

Bupati Badung, Giri Prasta menjelaskn penyelenggaraan LLBF mendapat dukungan dari segenap komponen, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang menampilkan semua kemolekan atraksi pariwisata seperti seni budaya, Sapta Pesona, maupun daya tarik sunset view yang terkenal di Pantai Legian.

“Kami mengharapkan peran serta dan dukungan semua pihak agar penyelenggaraan LLBF dapat berjalan lancar dan sukses. “ kata Giri Prasta.

Festival LLBF 2016 akan menampilkan 100 stand pameran antara lain kuliner, kerajinan, tekstil maupun hotel. Pada penyelenggaraan LLBF tahun ini dimeriahkan dengan pertunjukan bartender terbanyak di pantai untuk memecahkan rekor MURI.

Selain itu digelar kompetisi dan kegiatan seperti beach clean, internasional kompetisi, band kompetisi, atraksi seni budaya, fashion show, serta Kampung Wisata Bali yang menampilkan wisata kuliner Bali.

Disamping festival pantai, juga digelar Festival Budaya Pertanian ke-5 yang akan berlangsung di areal Jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang Kabupaten Badung (sebagai tempat wisata alam yang eksotik di Badung Utara) pada 29 Juli hingga 1 Agustus 2016.

Penyelenggaraan Festival Budaya Pertanian yang mengangkat tema “ Bhupalaka Raksa Raksitah”, secara arfiah berarti berdua memimpin dan mengayomi ini dalam rangka membangun spirit budaya pertanian, menginisiasi sinergi pertanian dan pariwisata, serta membangun citra Badung Utara sebagai destinasi wisata alam dan pertanian yang menawan. 

Dengan kedua even tersebut diharapkan gema promosi pariwisata di Kabupaten Badung, baik yang bertema pertanian (Badung Utara) maupun bertema pantai (Badung Selatan) menjadi lengkap dan menarik.

Sayangnya,acara jumpa pers LLBF 2016 di Jakarta ini tidak dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, sehingga kurang greget.

Padahal Pemkab Bali sudah menawarkan seluruh personilnya mulai dari lurah hingga bupati, termasuk anggota DPR asal Bali serta beberapa orang dari kalangan indutri pariwisata serta akademi sampai para penari dan pemain gamelan langsung dari Bali.

Tak ketinggalan juga menyuguhkan aneka makanan dan panganan khas Bali, seperti Nasi Komplit Bali dan bebek bengil. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

Read more...

Kinerja dan Prestasi OK, Itulah Jawaban Kenapa Arief Yahya Aman, Tidak Kena Reshuffle

Sejak susunan reshuffle Kabinet Kerja Jilid 2 diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di gedung Istana Negara, Rabu (27/7/2016), pemberitaannya pun semakin ramai dan heboh. Hampir semua media umum baik online, koran, TV, dan radio berebutan dan adu cepat dalam mengupas soal pergantian menteri itu. Social media pun tak kalah maraknya, sampai muncul meme-meme terkait perombakan menteri itu yang menggelik sampai bikin ngakak.

Sebagian besar media umumnya melampirkan 9 nama menteri yang diganti dan 4 lagi yang digeser posisinya oleh Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).

Tak sedikit yang mempertanyakan kenapa Ignatius Jonan dan Anies Baswedan ‘ditendang’, mengapa pula orang lama seperti Wiranto dan Sri Mulyani diambil kembali.

Baru kemudian mengangkat profil orang-orang baru yang terpilih menjadi menteri, alasan kenapa menteri A, B, C dan seterusnya ‘dilengserkan’, dan kenapa pula menteri X,Y,Z digeser posisinya.

Dari daftar nama Reshuffle Kabinet Kerja Jilid 2 yang dibacakan Presiden Jokowi totalnya ada 13 yakni Menko Kemaritiman kini dipegang oleh Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (Bambang Brodjonegoro), Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN (Sofyan Djalil), Kepala BKPM (Thomas Trikasih Lembong), Menko Polhukam (Wiranto), dan Menteri Keuangan kembali diambil alih Sri Mulyani Indrawati, yang kemudian mendapat porsi sorotan yang lebih dari sejumlah media.

Selanjutnya Menteri Desa dan PDTT kini dijabat Eko Putro Sandjojo, Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Muhadjir Effendy), Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita), Menteri Perindustrian (Airlangga Hartarto), Menteri ESDM (Arcandra Tahar), dan Men PANRB dipercayakan kepada Asman Abnur.

Presiden Jokowi sempat menyatakan bahwa dia berusaha maksimal agar Kabinet Kerja bisa bekerja lebih cepat, dalam tim yang solid dan saling mendukung.

Dari nama ke-13 nama itu, jelas tidak muncul nama pengganti Menteri Pariwisata (Menpar). Dengan kata lain Arief Yahya aman, masih eksis menjadi orang nomor satu di Kementarian Pariwisata (Kemenpar).

“Met ya Pak AY tetap bertahan.., ga diresapel..,” ucap TravelplusIndonesia kepada Menpar Arief Yahya, Rabu siang itu juga, selepas pengumuman  reshuffle Kabinet Kerja jilid 2.

Tak lama kemudian, pria berdarah Banyuwangi dan Banten ini membalasnya. “Makasih Mas Adji..,” singkat diakhiri dengan satu simbol senyum.

TravelplusIndonesia sengaja mengangkat reshuffle Kabinet Kerja jilid 2 ini dari sisi pariwisata, bukan sekadar ingin beda dengan media-media lain yang umumnya mengupas hal-hal seperti tersebut di atas. Namun sekaligus ingin menjelaskan kepada orang-orang atau pihak yang sempat meragukan profil, kinerja, dan prestasi Arief Yahya.

Pada tahun lalu, saat muncul wacana reshuffle Kabinet Kerja jilid 1, nama Arief Yahya memang termasuk salah satu yang disebut-sebut bakal kena reshuffle.

Ketika itu beberapa orang/pihak yang sebenarnya belum mengenal betul sepak terjang Arief Yahya setelah dilantik Presiden Jokowi sebagai Menpar, menilai hasil kinerja Arief Yahya belum terlihat, sehingga kemungkinan ‘didepak’ dari Kabinet Kerja.

Bahkan ada jurnalis yang baru beberapa tahun meliput di Kemenpar namun suka carmuk (cari muka) dan sotoy (bahasa gaul yang berarti sok tahu) bilang begini: “Nggak lama lagi Arief Yahya juga bakal diganti,” kata jurnalis bau kencur itu dengan ‘polos’-nya. Kebetulan TravelplusIndonesia mendengar langsung ocehan ngawur jurnalis itu.

Akhirnya, penilaian dan prediksi orang-orang sotoy itu keliru besar. Buktinya Arief Yahya tak termasuk 5 orang menteri dan 1 Sekretaris Menteri (Sekab) yang kena reshuffle pada sesi pertama itu.

Keenam orang baru di jajaran Kabinet Kerja yang dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu, 12 Agustus 2015 Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 79/P/2015 tentang penggantian beberapa menteri para menteri itu adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Darmin Nasution (menggantikan Sofjan Djalil), Menteri Koordinator Bidang Maritim: Rizal Ramli (menggantikan Indroyono Susilo), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan (menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno). Luhut juga merangkap sebagai Kepala Kantor Staf Presiden.

Lalu Menteri Perdagangan Thomas Lembong (menggantikan Rachmat Gobel), 5. Kepala Bappenas/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Sofjan Djalil (menggantikan Andrinof Chaniago), dan Sekretaris Kabinet: Pramono Anung (menggantikan Andi Widjajanto).

Pada wacana reshuffle Kabinet Kerja jilid 2 tahun ini, nama Arief Yahya memang tak lagi disebut-sebut. Bisa jadi orang/pihak yang semula mengecilkan Arief Yahya sudah terbuka matanya, setelah melihat hasil kinerja dan prestasi Arief Yahya.

Namun masih saja ada orang sotoy lagi yang menilai Arief Yahya kurang pas menjadi Menpar. Dan TravelplusIndonesia pun mendengar langsung penilaian asbun alias asal bunyi yang datang dari jurnalis ‘antah berantah’, bukan wartawan khusus pariwisata, dan tidak biasa meliput di Kemenpar itu. (Orang sotoy itu termasuk yang dijuluki teman-teman wartawan lain sebagai bodrex, alias wartawan ga jelas-red).

Padahal selama setahun menjabat sebagai Menpar Arief sudah punya sederet prestasi. Berdasarkan catatan TravelplusIndonesia, prestasi itu yang berhasil diraih menteri pariwisata Indonesia ke-14 ini antara lain menaikkan daya saing pariwisata Indonesia di dunia menjadi peringkat 50 dari peringkat 70 pada 2014 (Berdasar Index WEF, 2015).

Dia juga berhasil melebihi target untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga 109,7 persen tahun lalu. Dari kedua data itu saja sudah menunjukkan bahwa industri pariwisata Indonesia memang mengalami peningkatan yang signifikan, selama dipimpin Arief Yahya.

Prestasi itu pun diakui Popong Otje Djundjunan. Menurut anggota Komisi X DPR RI yang lebih dikenal dengan panggilan Ceu Popong itu, peningkatan jumlah wisman sebesar itu tahun lalu membuktikan kinerja Arief Yahya dan timnya di Kemenpar ada hasilnya. Oleh karena itu Ceu Popon mengaku jika prestasi ini terus berlanjut, dia siap mendukung Kemenpar untuk mendapatkan anggaran dana yang lebih besar tahun depan.

Kendati sudah meraih prestasi atas kinerjanya hingga membawa sektor pariwisata Indonesia naik kelas, namun Arief Yahya masih punya sederet target utama yang ingin diraihnya bersama seluruh komponennya di Kemenpar.

Target itu antara lain meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari 9 persen pada 2014 menjadi 15 persen pada 2019, menaikkan devisa dari Rp 140 triliun pada 2014 menjadi Rp 280 triliun pada 2019, dan meningkatkan kontribusi terhadap kesempatan kerja dari 11 juta pada 2014 menjadi 13 juta pada 2019.

Selain itu, dia juga ingin menaikkan indeks daya saing pariwisata dari peringkat 70 pada 2014 menjadi 30 pada 2019, dan tentunya ingin menambah jumlah kedatangan wisman dari 9,4 juta pada 2014 menjadi 20 juta pada 2019 serta meninggikan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dari 250 juta pada 2014 menjadi 275 juta pada 2019.

Guna mencapai semua target tersebut, sejumlah strategi pun ditetapkan sang pengarang buku Great Spirit Grand Strategy ini, termasuk perbaikan birokrasi dan tak ketinggalan pengembangan SDM.

Pengakuan kinerja dan prestasi yang OK hingga Arief Yahya pantas dipertahankan di Kabinet Kerja Jokowi-JK, juga datang dari 2 deputinya di Kemenpar yang bergelar profesor.

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kemenpar Prof. Dr. H.M. Ahman Sya mengaku begitu bersyukur Arief Yahya tidak kena reshuffle.

“Itu membuktikan bahwa kinerja beliau memimpin Kemenpar dipandang berhasil oleh Bapak Presiden karena mampu mewujudkan Nawacita Presiden,” terang Ahman Sya lewat pesan WA kepada TravelplusIndonesia di Jakarta, Kamis (28/7).

Di bidang pengembangan SDM kepariwisataan, sambung Ahman Sya, Arief Yahya sangat concern baik secara kuantitas maupun kualitas, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun nonformal.

Lewat pendidikan formal misalnya, Ahman Sya mengatakan Menpar Arief Yahya melakukan pengembangan pendidikan tinggi pariwisata dan SMK pariwisata melalui kerjasama dengan Kemenristek Dikti dan Kemendikbud. “Tujuannya adalah untuk meningkatlan mutu dan daya saing SDM Pariwisata di ASEAN,” ujarnya.

Sedangkan melalui pendidikan nonformal, Arief Yahya juga melakukan sertifikasi SDM Pariwisata dan pelatihan dasar SDM Pariwisata dalam konteks pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pariwisata.

Ahman Sya memprediksi Arief Yahya akan dipertahankan oleh Presiden Jokowi sebagai Menpar sampai 2019 bahkan untuk periode berikutnya. “Saya optimis begitu. Karena beliau pekerja keras yang selalu terencana dengan baik,” aku Ahman Sya.

Selain kinerja dan prestasinya sudah terbukti, dalam bekerja, sambung Ahman Sya, Menpar Arief Yahya juga selalu berpegang pada prinsip IFA atau Imagine, Focus, dan  Action secara sinergis. “Imagine itu perencanaan yang baik. Beliau juga mengutamakan 3 S atau Solid, Speed, n Smart,” terang Ahman Sya
.
Hal senada juga diutarakan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kemenpar Prof. Dr. Ir I Gde Pitana.

Menurut Pitana sangat wajar, sangat tepat, dan sangat benar kalau Pak Presiden mempertahankan Pak AY.  “Tapi kalau apa penilaian dan alasan Pak Presiden mempertahankan Pak AY, saya tidak tahu,” ujar Pitana usai mendampingi Arief Yahya dalam acara The Jakarta Racers Reveal Press event yang digelar AXN untuk mengenalkan TARA Season 5 di Fairmont Hotel Jakarta, Kamis (28/6).

“Yang saya tahu, Pak AY itu kerja terus. Kalau dia pulang kerja baru jam 2 pagi, itu juga saya tahu. Kemudian tahun lalu tercapai target kunjungan wismannya, itu saya tahu. Lalu Januari sampai Mei 2016 ini selalu di atas target kunjungan wisman yang ditetapkan, itu juga saya tahu,” terang Pitana.

Kata Pitana, berbahagialah bangsa ini punya orang cerdas, pekerja keras, dan orang yang tulus mengabdi kepada negara seperti Arief Yahya. “Seperti pepatah orang Jawa, bekerjanya ga pake pamrih tapi hasilnya kelihatan,” ujarnya.

“Kami yang di bawah adalah murid-murid yang sedang belajar untuk lulus dari didikan beliau. Kita digembleng terus,” aku pria asal Bali ini.

Pitana mengakui terkadang susah dan lelah mengejar langkah Pak AY mencapai semua target itu. “Jujur, ngejar beliau itu, kadang-kadang kita capek. Tapi saya tidak mengeluh, saya justru belajar banyak dari Pak AY,” pungkas Pitana.

Atas kinerja dan prestasinya yang OK, rasanya tak ada alasan buat meragukan sepak terjang Arief Yahya yang dengan sepenuh hati ingin membangun pariwisata Nasional menjadi lebih baik dan baik lagi.

Dan rasanya Presiden Jokowi tahu betul itu sehingga anak buahnya satu ini tetap dipertahankan di jajaran Kabinet Kerjanya. Kecuali ada faktor lain seperti intrik, tekanan, dan kepentingan politik, ataupun karena masalah indisipliner.

Sebagai media indie (independent) yang loyal dan fokus di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, TravelplusIndonesia akan senantiasa memantau kinerja Arief Yahya berserta 4 deputi, para asdep, dan seterusnya. Tujuannya tentu untuk membantu Kemenpar berikut timnya itu, menggapai semua target utamanya.

Sejauh kinerja dan prestasinya bagus, patut didukung dan diapresiasi. Tapi jika kurang apalagi melenceng, siap-siap untuk dikritisi dengan legowo demi kebaikan pariwisata Indonesia juga.

Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

Read more...

Rabu, 27 Juli 2016

Raseno Arya: “Tour de Jakarta 2016 Terinspirasi dari Tour de Singkarak”

Satu lagi, lomba balap sepeda bakal menambah even wisata olahraga (sport tourism) di negeri ini. Namanya Tour de Jakarta (TdJ) 2016. Menariknya ajang balap sepeda tingkat internasional ini khusus untuk lomba sepeda di jalan raya, dengan mengambil lokasi di Jalan MH. Thamrin dan Jalan Jend. Sudirman, Jakarta pada Sabtu, 30 Juli. Sepanjang ruas jalan-jalan utama tersebut ditutup selama even berlangsung.

Uniknya lagi, meskipun TdJ 2016 merupakan even yang ke 12 kali, namun diklaim Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terinspirasi dari Tour de Singkarang (TdS). Padahal TdS 2016 baru kali ke 8 sejak tahun 2008 diselenggarakan. Koq bisa begitu?

“Tour de Jakarta 2016 terinspirasi dari Tour de Singkarak di Sumatera Barat. Begitupun tour balap sepeda lain seperti  lomba balap sepeda Tour de Ijen dan Tour de Flores,” kata Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar, Raseno Arya dalam jumpa pers TdJ 2016 di Resto Demang, Jakarta Pusat, Selasa (26/7).

Terinspirasi disini, lanjut Raseno sejak Kemenpar mendukung TdJ pertama kali tahun ini. “Kalau dulu TdJ murni lomba balap sepeda, sekarang sejak Kemenpar mendukung even ini dikombinasikan dengan tourism menjadi sport tourism seperti yang sukses dituai TdS. Jadi terinspirasi dari TdS. Ada suguhan seni budaya dan kuliner khas Betawi, karena diadakan di Jakarta,” terang Raseno.

Menurut Raseno, TdJ ini akan dijadikan agenda tahunan guna menarik lebih banyak wisatawan ke DKI Jakarta. “Kegiatan sport tourism dengan skala internasional seperti ini merupakan kegiatan yang positif guna meningkatkan kunjungan wisman dan wisnus ke DKI Jakarta, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga terutama sepeda,” terangnya.

Sayangnya ketika TravelplusIndonesia menanyakan kira-kira berapa target kunjungan wisatawan yang ingin dicapai dalam TdJ 2016, dia tidak merinci lebih jauh.

Chairman TdJ 2016, Perry H. Josohadisoerjo menjelaskan TdJ 2016 akan diikuti oleh 13 regu dalam negeri dan 6 regu luar negeri (termasuk continental: Taiwan, Filipina, Laos, Malaysia, Indonesia, Singapura). “Setiap regu berisi 10 orang, terdiri atas 7 pembalap dan 3 official," terang Perry.

Lokasi start dan finish-nya di depan Gedung Bank Indonesia di Jl. MH Thamrin, rangkaian lomba dimulai tepat jam 06.30 WIB sampai jam 11.00 WIB.

Satu puteran rutenya dimulai dari depan Gedung BI, putaran Patung Arjuna Wijaya Monas, Jl. MH Thamrin, Jl. Jend. Sudirman, dan berakhir di Gedung BI lagi.

Para pembalap akan menempuh 13 putaran dengan total jarak tempuh sekitar 175,5 KM, dengan kecepatan rata-rata sekitar 60 km/jam.

TdJ 2016, lanjut Perry akan melombakan tiga kategori balapan, yaitu kategori perorangan, beregu, dan Intermediate Sprint.

“Peserta yang ikut TdJ ditanggung sepenuhnya oleh panitia, mulai dari tranportasi, makan, dan penginapan,” ungkap Perry.


Inke Marris selaku PCO TdJ 2016 menambahkan peserta TdJ diambil dari atlit-atlit top di negaranya masing-masing, termasuk pembalap sepeda Nasional diambil yang rangking teratas,” terang mantan wartawati lawakan di TVRI ini.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sesuai rilis yang TravelplusIndonesia terima, direncanakan akan membuka secara resmi kegiatan TdJ 2016. Even ini, lanjut Arief Yahya merupakan ajang pemanasan TdS 2016 yang akan digelar pada 6-14 Agustus mendatang.

Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan TdJ 2016 yang perdana diselenggarakan Kemenpar bekerjasama dengan Ikatan Penggiat Olahraga Sepeda  Jakarta (IPSJ) ini.

Alasannya karena menjadi sarana promosi efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dan awareness calon wisatawan terhadap potensi pariwisata DKI Jakarta.

“Dampak ekonomi langsung dari penyelenggaraan TdJ 2016 yang akan diikuti 19 tim atau 190 peserta dan officials ini minimal akan terjadi pengeluaran antara lain untuk akomodasi, transportasi, dan makanan sebesar Rp 1,9 miliar per hari, selain itu munculnya pemberitaan acara tersebut di dalam dan luar negeri,” tandas Arief Yahya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

Read more...

Selasa, 26 Juli 2016

Begini Kata Anang Sutono, Jika STP Bandung Berubah Bentuk Jadi Politeknik

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung Anang Sutono, mengaku sangat kecewa dengan rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) yang mewajibkan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Kementerian Lain (KL) dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) mengubah bentuk menjadi politeknik atau akademi paling lama dua (2) tahun sejak rencana PP tersebut diundangkan.


“Saya kecewa sekali…!,” ungkap Anang Sutono lewat pesan WA kepada TravelplusIndonesia langsung dari Bandung, Senin (25/7) malam.

Anang pun dengan tegas menilai rencana PP itu sesuatu yang aneh, sempit, dan mundur. “Aneh dan ini pandangan yang sempit. Ini juga langkah kemunduran yang luar biasa,” ujarnya.

Bayangkan kalau itu terjadi, lanjutnya jadi lucu, contohnya STP Bandung akan berubah manjadi Poltekpar Bandung, IPDN harus berubah menjadi Poltek Pemerintahan Dalam Negeri, dan Universitas Pertahanan (UNHAN) berubah menjadi Poltek Pertahanan.

“Kacau negara ini kalau kebijakan berdampak terhadap kemunduran,” tambahnya sengit.

Menurutnya setiap kebijakan harus selalu didasari riset dan setiap kebijakan publik harus melibatkan publik/pelaku dan user. “Ini super aneh. Kental dengan nuansa birokrat,” tambahnya.

Kemunduran yang dimaksud Anang jika STP benar-benar berubah bentuk menjadi poltekpar, antara lain banyak yang menjadi ‘korban’. “Mahasiswa, orangtua, dan juga end user. Karena setidaknya akan ada 3 Prodi S1 yg akan di tutup. Aneh kan?” ungkapnya.

Anang mengaku tidak mengerti apa maksud Kemenristek Dikti mewajibkan perguruan tinggi menjadi politeknik. “Yang jelas kelebihan Poltekpar sudah ada di level STP. Sementara kelebihan STP tidak dimiliki poltekpar,” terangnya.

Dia mengusulkan sebaiknya sebelum PP Pengaturan ini lahir, bagusnya dibicarakan dengan pengelola pendidikan terkait, termasuk dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Kedinasan Indonesia (APTKI), jika memang asosiasi itu masih eksis.

“Pokoknya perlu duduk dan diskusi pendalaman. Tidak boleh arogan ambil keputusan kebijakan yg dampaknya publik jadi korban,” sarannya.

Usulan Anang berikutnya, bentuk kelembagaan perguruan tinggi yang sudah eksis sebelum PP harus diberi kesempatan untuk ambil sikap, apakah akan berubah jadi poltek atau tetap dengan karakter yang sudah established/eksis. “Tidak boleh ada pemaksaan dengan ancam-ancaman diberi sanksi segala,” imbaunya.

Selanjutnya, berikan otonomi kampus sesuai dengan amanat UU SISDIKNAS. “Toh semuanya demi merah putih. Demi anak bangsa,” tegasnya.

Menurut Anang dia pernah menanyakan soal perubahan bentuk perguruan tinggi tersebut kepada Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kemenpar, Prof. Dr. H.M. Ahman Sya.

“Kata beliau (Ahman Sya-red), bentuk kelembagaan yang sudah ada, seperti sekolah tinggi sementara akan tetap saja. Bentuk kelembagaan yang masih akademi seperti Akpar Medan diubah menjadi Poltekpar, dan betuk kelembagaan yang baru seperti di Lombok dan Palembang harus menjadi Poltekpar,” bebernya.


Menurut Anang lagi, banyak permasalahan yang kini dihadapi pendidikan tinggi kepariwisataan secara Nasional, terutama yang menonjol adalah soal kualitas.

“Oleh karena itu competitivas perlu dipacu. Kita perlu global standard. Ini  malah mempermasalahkan status kelembagaan yang sudah well established. Anehkan?” terangnya lagi.

Anang yakin rencana PP tersebut pasti akan ditentang oleh banyak pihak terkait.

“Teman-teman UNHAN jelas tidak setuju. Begitupun teman-teman IPDN. Masak dari universitas koq terjun jadi poltek. Masak dari institut dan sekolah tinggi koq terjun jadi Politeknik. Hadeuuh.., terlalu pinter mereka-mereka ini,” ketus Anang.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & dok anang sutono

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP