. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 28 Juli 2016

Lomba Surfing dan Bartender Bakal Marakkan Festival Pantai Terbesar di Bali, Lively Legian Beach Festival

Bali tak pernah lelah buat berkarya, terlebih di bidang pariwisata. Meski namanya sudah mendunia, sudah menjadi pulau wisata terbaik nomor wahid di Asia dan masuk top ten di belahan dunia, tetap saja pulaunya para dewa ini terus menciptakan karya-karya berkaliber dunia pula.

Contohnya even Legian Beach Festival (LBF) ini. Setelah 8 kali digelar berturut-turut masih bertaraf nasional, tahun ini even yang ke 9, mulai naik kelas ke tingkat internasional dengan label Lively Legian Beach Festival (LLBF) 2016. Sebagai bukti even ini sudah naik tingkat, dua lomba level dunia dimasukkan ke festival pantai terbesar di Bali ini, yaitu lomba surfing dan bartender.

"Sebelumnya lomba bartender tidak ada, dan selam 8 kali penyelenggaraan, kegiatan surfing hanya berupa pelatihan, bukan lomba, dan baru kali ini ada lomba bartender dan surfing tingkat internasional. Khusus lomba bartender rencananya akan memecahkan rekor MURI," jelas lurah Legian, Made Madia Suryanata kepada TravelplusIndonesia di acara launching LLBF 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rabu (27/7) malam.

Selain peningkatkan kualitas acara, jumpa pers even tahun ini, lanjut Suryanata baru pertama kali diadakan di Jakarta dengan skala Nasional.

"Sebelumnya, jumpa pers even ini selalu diadakan di Bali, Tahun di Jakarta dengan mengundang lebih banyak media-media khusus pariwisata termasuk blogger tingal nasiona sehingga gaungnya akan lebih luasm" kata Suryanata.

Keistimewaan LLBF 2016 yang akan digelar di di Pantai Legian Bali pada 26-29 Agustus mendatang, sambung Suryanata juga menjadi ajang promosi wisata dan budaya sejumlah daerah di Tanah Air.

"Setiap tahun sejumlah daerah dari Sumatera, Sulawesi, Kaliman, dan Jawa ikut serta di even ini dengan menampilkan kesenian atau ikut pameran," terang Suryanata.

Menurut Suryanata lagi, LLBF beda dengan Pesta Kesenian Bali (PKB). "Di LLBF tidak ada pawai atau parade budaya. Peserta yang ingin menampilkan keseniannya diberi tempat berupa panggung. tahun ini ada 3 panggung kesenian untuk peserta yang iningin menampilkan keseniannya, termasuk dari sejumlah kabupaten di Bali," tambahnya.

Sebagai lurah setempat, Suryanata berharap dengan meningkatkan kelas LLBF 2016 ke even internasional dan jumpa persnya di Jakarta, menjadikannya sebagai calender of event berskala nasional.


Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti yang hadir bersama Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta di acara ini mengatakan even ini dalam rangka mempromosikan Pantai Legian sebagai salah satu obyek pariwisata favorit dan menarik.

Turut sertanya masyarakat disekitar Legian dalam even LLBF ini, sambung Esthy sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Adat Legian terutama usaha UMKM milik warga asli Legian dengan memberikan ruang untuk pemasaran dan promosi produk.

Esthy menambahkan Bali merupakan pintu masuk utama (great Bali) bagi wisman ke Indonesia dengan kontribusi mencapai 45%-50% dari total kunjungan wisman. Oleh karena itu, Bali harus terus meningkatkan kualitas sebagai destinasi pariwisata andalan berkelas dunia.

Menurut Esthy salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dari sisi atraksi di Bali adalah dengan memperbanyak festival budaya seperti LLBF yang akan menarik kunjungan wisatawan.

Bupati Badung, Giri Prasta menjelaskn penyelenggaraan LLBF mendapat dukungan dari segenap komponen, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang menampilkan semua kemolekan atraksi pariwisata seperti seni budaya, Sapta Pesona, maupun daya tarik sunset view yang terkenal di Pantai Legian.

“Kami mengharapkan peran serta dan dukungan semua pihak agar penyelenggaraan LLBF dapat berjalan lancar dan sukses. “ kata Giri Prasta.

Festival LLBF 2016 akan menampilkan 100 stand pameran antara lain kuliner, kerajinan, tekstil maupun hotel. Pada penyelenggaraan LLBF tahun ini dimeriahkan dengan pertunjukan bartender terbanyak di pantai untuk memecahkan rekor MURI.

Selain itu digelar kompetisi dan kegiatan seperti beach clean, internasional kompetisi, band kompetisi, atraksi seni budaya, fashion show, serta Kampung Wisata Bali yang menampilkan wisata kuliner Bali.

Disamping festival pantai, juga digelar Festival Budaya Pertanian ke-5 yang akan berlangsung di areal Jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang Kabupaten Badung (sebagai tempat wisata alam yang eksotik di Badung Utara) pada 29 Juli hingga 1 Agustus 2016.

Penyelenggaraan Festival Budaya Pertanian yang mengangkat tema “ Bhupalaka Raksa Raksitah”, secara arfiah berarti berdua memimpin dan mengayomi ini dalam rangka membangun spirit budaya pertanian, menginisiasi sinergi pertanian dan pariwisata, serta membangun citra Badung Utara sebagai destinasi wisata alam dan pertanian yang menawan. 

Dengan kedua even tersebut diharapkan gema promosi pariwisata di Kabupaten Badung, baik yang bertema pertanian (Badung Utara) maupun bertema pantai (Badung Selatan) menjadi lengkap dan menarik.

Sayangnya,acara jumpa pers LLBF 2016 di Jakarta ini tidak dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, sehingga kurang greget.

Padahal Pemkab Bali sudah menawarkan seluruh personilnya mulai dari lurah hingga bupati, termasuk anggota DPR asal Bali serta beberapa orang dari kalangan indutri pariwisata serta akademi sampai para penari dan pemain gamelan langsung dari Bali.

Tak ketinggalan juga menyuguhkan aneka makanan dan panganan khas Bali, seperti Nasi Komplit Bali dan bebek bengil. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP