. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 30 Mei 2018

Muslim Holiday Konsorsium Serius Garap Wisata Muslim di Luar Umrah dan Haji

Travel muslim mulai menjamur. Namun entah kenapa masih banyak orang Indonesia yang melancong ke mancanegara lebih memilih menggunakan travel umum.

Sejumlah travel muslim pun bergabung dalam konsorsium berlabel Muslim Holiday yang dirancang Islamic Travel Communication Forum (IITCF) untuk menggarap lebih serius wisata muslim di luar umrah dan haji, melihat potensi pasarnya sangat besar.

Founder & Chairman IITCF, H. Priyadi Abadi, M.Par mengatakan masih banyak kendala yang dihadapi para travel muslim, salah satunya mindset masyarakat yang masih lebih memilih berlibur ke Jepang, Korea, Eropa, dan lainnya dengan membeli paket wisata lewat travel umum.

“Padahal sebenarnya travel muslim juga banyak yang mampu menggarap wisata muslim di luar umrah dan haji,” terangnya dalam acara Buka Bersama dengan Jurnalis bertema ‘Mengangkat Potensi Wisata Muslim di Nusantara dan Mancanegara’ di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Untuk merubah mindset tersebut, konsorsium ini, lanjut Priyadi akan terus mengedukasi masyarakat. “Memang ini tidak mudah dan butuh waktu,” ujarnya. 

Selain mengedukasi masyarakat di bidang pariwisata, konsorsium ini pada tahun lalu juga telah merintis terobosan untuk menyatukan produk travel muslim guna memberikan layanan kepada wisatawan muslim yang ingin travelling ke mancanegara dengan konsep islami.

Konsorsium ini juga memberikan edukasi kepada para anggotanya termasuk sharing destinasi, evaluasi, dan problem solving lahirnya Muslim Holiday ini sebagai bentuk keprihatinan karena masih minimnya travel muslim yang menggarap pasar wisata Muslim.

Kendala lainnya, mayoritas travel muslim yang ada masih bermain di zona aman, yakni menggarap pasar haji dan umrah.

“Masih sangat sedikit, kurang dari 20 persen, yang menggarap pasar wisata muslim. Akibatnya, pasar wisata muslim yang prospektif dan potensial ini masih dipegang oleh travel umum,” ungkapnya.

Priyadi menjelaskan, saat ini dirinya memiliki dua agenda besar melalui IITCF yang concern pada edukasi, berbagi dan bersinergi antarsesama travel muslim, khususnya dalam menggarap wisata muslim.

Salah satu program IITCF, rutin mengadakan pelatihan wisata muslim (edutrip) di dalam maupun luar negeri. “Edutrip tersebut diikuti oleh para pemilik travel muslim, tour leader maupun tour planner,” terangnya.

Nama programnya antara lain menebar sejuta perangkap shalat di negara-negara tujuan, termasuk tanda arah kiblat yang disebar di hotel, resto, rest area, tempat belanja, dan rekreasi.

”Jadi hotel-hotel yang kita gunakan, sebelum kita gunakan kita sudah sounding bahwa kita muslim traveler butuh makanan halal dan tempat shalat untuk berjamaah” terangnya.

Sementara Muslim Holiday Konsorsium membuat paket-paket tour muslim dan produk tersebut dijual secara bersama, sehingga lebih efisien dan dapat saling membesarkan travel-travel muslim yang tergabung dalam konsorsium tersebut.

Untuk bergabung dalam konsorsium tersebut, tentu ada aturan main atau komitmen bersama yang harus dipatuhi.

“Salah satu yang terpenting adalah harga jual harus sama, Tidak boleh ada yang menjual lebih murah atau lebih mahal dari harga yang sudah ditetapkan oleh konsorium. Intinya, semua travel muslim yang bergabung dalam Muslim Holiday Konsorium harus amanah,” tegas Priyadi.


Pada kesempatan yang sama Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Tazbir mengimbau para travel muslim yang tergabung dalam Muslim Holiday Konsorsium tidak hanya semangat menjual paket-paket wisata muslim ke mancanegara atau outbound tours tapi juga paket-paket wisata halal di dalam negeri (inbound tours) untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) muslim ke Tanah Air.

Semangat berbinisnya, lanjut Tazbir harus diimbangi dengan rasa nasionalis yang tinggi pula.

“Misalnya kalau ketemu partner di luar negeri bisa sekalian mempromosikan kalau Indonesia adalah negara muslim terbesar dan punya destinasi serta produk-produk wisata halal yang bagus. Dan tak lupa bersemangat menjual paket-paket wisata halal yang ada di Indonesia,” imbau Tazbir yang kini masuk dalam Tim 100 Calendar of Event Kemenpar.

Dalam acara buka bersama dengan para jurnalis yang tergabung di Forum Jurnalis Muslim (Forjim) dan jurnalis pada umumnya, IITCF melalui IITCF Foundation juga memberikan santunan anak yatim, sebagai bentuk kepedulian insan pariwisata kepada anak-anak yatim.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Founder & Chairman Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF), H. Priyadi Abadi, M.Par menjelaskan soal Muslim Holiday Konsorsium.
2. Berfoto bersama dengan sejumlah anak yatim.
3. Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwisata, Tazbir memberikan sambutan.

Read more...

Selasa, 29 Mei 2018

Ini Alasan Kota Cirebon Dijadikan Destinasi Religi Berbasis Masjid

Kota Cirebon dijadikan sebagai ikon pengembangan wisata religi berbasis masjid. Hal itu terungkap dalam Simposium Wisata Religi Berbasis Masjid, belum lama ini.

Alasan kuat kenapa kota di pesisir utara Jawa Barat itu yang terpilih untuk program yang digagas Dewan Masjid Indoneisa (DMI) bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tersebut, lantaran memiliki 22 masjid yang berusia lebih dari 500 tahun.

Salah satunya Masjid Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Cirebon yang didirikan sejak Sunan Gunung Jati (salah satu Walisongo).

Menurut Sultan Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat masjid pertama yang dimiliki Cirebon adalah Masjid Pejlagrahan yang kini berusia sekitar 600 tahun dan lokasinya berdekatan dengan Keraton Kasepuhan.

“Masjid keduanya baru Masjid Sang Cipta Rasa, sezaman dengab Masjid Demak," terangnya. Seraya menambhakan bahwa Kota Cirebon juga memiliki 20 masjid lainnya yang usianya sekitar 200 hingga 500 tahun.

Wakil Ketua Umum DMI Komjen Pol Syafruddin yang juga menjabat sebagai Wakapolri mengatakan 22 masjid tua bersejarah yang ada di Cirebon akan disinkronisasikan untuk menarik wisatawan yang ingin melihat sejarah dan peradaban Islam di Cirebon.

“Cirebon akan dijadikan sebagai ikon wisata religi dan halal,” terangnya. Ketua Tim Percepatan

Wisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan mengatakan pemilihan Kota Cirebon tentu bukan tanpa alasan. Mulai dari pertimbangan 3A-nya (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas) sudah terpenuhi, sudah populer, dan juga sudah banyak dikunjungi wisatawan.

Menurutnya Sunan Gunung Jati memulai dakwahnya dalam menyebarkan Islam di Cirebon. “Museum peninggalannya pun tidak kalah menarik dari Museum Istana Topp Kapi di Istanbul,” tambahnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Masjid Sang Cipta Rasa di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Read more...

Jumat, 25 Mei 2018

Libur Lebaran di Ancol, Ada Suguhan Kuliner dan Kesenian dari Aceh-Papua

Libur Lebaran merupakan salah satu momen favorit masyarakat Indonesia untuk bertamasya atau berpiknik ke taman hiburan. Tak heran sejumlah taman hiburan menyiapkan acara untuk menjaring pengujung sebanyak mungkin. Salah satunya Ancol-Jakarta yang menyiapkan even bertajuk Ancol Nusantara Festival di Pantai Lagoon mulai 13 Juni hingga 15 Juli 2018.

Sesuai dengan namanya, even tersebut akan menyuguhkan berbagai penampilan kesenian mulai dari Aceh hingga Papua.

Pengenalan budaya nusantara juga disajikan dalam karya seni sculpture yang tersebar di sejumlah titik promenade Pantai Ancol.

Selama even tersebut berlangsung, pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang hasil karya patung yang berisi konten budaya Nusantara.

Selain dalam festival tersebut, pengunjung dapat merasakan beraneka ragam kuliner nusantara. Terdapat lebih dari 30 stall makanan yang menyajikan ragam kuliner dari seluruh Indonesia.

Tak cuma itu, pengunjung juga dapat menikmati sajian musik di panggung terapung Pantai Lagoon setiap hari mulai pukul 14.00 WIB ataupun mengikuti permainan seru berhadiah, Lebaran Beach Games yang akan dimulai pukul 10 pagi.

Manajemen Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) memperkirakan jumlah pengunjung selama libur Lebaran tahun ini mencapai 1,28 juta orang atau naik 14 persen dibanding tahun lalu yang berjumlah 1,069 juta orang.

Untuk memudahkan pengunjung keliling Ancol, pihak pengelola menyiapkan sekitar 40 lebih shuttle bus wara- wiri yang beroperasi selama 24 jam.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.

Read more...

Gaungkan Lagi KA Bandara, PT Railink Gaet Influencer

Kereta Api (KA) Bandara Railink tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Basoeta) sudah beroperasi sejak awal Januari tahun ini. Tapi entah kenapa sampai hari ini, masyarakat khususnya di Jakarta sendiri, masih banyak yang belum tahu. Nah, untuk menggaungkannya lagi sekaligus untuk meningkatkan jumlah penumpangnya, PT Railink kini mengandeng para influencer termasuk blogger lewat acara Ngabuburit Bareng Railink dan KAI.

“Waktu pembukaan pengoperasian KA Bandara sebenarnya sudah mengajak sejumlah wartawan. Kali ini giliran para Influencer berikut Blogger yang kami libatkan,” ujar Fitri Kusumo Wardhani selaku Vice President Commercial Pasanger PT Railink kepada TravelPlus Indonesia di Railink Lounge yang berada di lantai 1 Stasiun Sudirman Baru atau Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Kamis (24/5/2018) sore.

Tujuannya, tentu untuk memberitahukan kepada masyarakat lewat para Influencer bahwa KA Bandara Railink memang sudah beroperasi dan siap melayani penumpang yang ingin ke Basoeta dari Stasiun BNI City, Stasun Duri, dan Stasiun Batu Ceper, kemudian sebaliknya.

“Diharapkan para Influencer lewat media sosial yang dimilikinya baik itu Instagram (IG), Facebook (FB), dan Twitter maupun Webblog, meng-upload berbagai aktivitas mulai dari Stasiun Sudirman Baru seperti cara pembelian tiket lewat mesin otomatis atau vending machine, suasana di dalam KA Bandara Railink sampai Stasiun Basoeta,” terangnya.

Dengan begitu, sambung Fitri informasi terkait KA Bandara bisa semakin tersebar luas ke masyarakat.

Ketika disinggung kenapa tidak semua stasiun, penumpang bisa naik KA Bandara, jadi tidak perlu ke Stasiun Sudirman Baru? Fitri menjelaskan pihaknya sebenarnya ingin bisa menggaet penumpang dari berbagai stasiun seperti Stasiun Bogor, Serpong, dan lainnya.

“Cuma pola operasi kita yang mengatur PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena PT Railink adalah anak perusahaan PT KAI. Jalur kereta yang kita gunakan adalah jalur bersama yang juga dipakai oleh Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan juga KA Jarak Jauh,” terang Fitri.

Perijinan pengopreasian kereta dan penggunakan jalurnya, lanjut Fitri berada di PT KAI. “Kami menerima apa yang diperbolehkan oleh PT KAI. Dan kami terus mengoptimalkan KA Bandara dengan jalur yang sudah ditetapkan,” tambahnya.

Menurut Fitri pada awalnya pemberangkatan KA Bandara ke Basoeta itu dari Stasiun Manggarai.

Lantaran Stasiun Manggarai masih dalam proses pembangunan dan kemungkinan baru bisa selesai tahun depan, oleh karena itu stasiun kebarangkatan pertama untuk naik-turun penumpang KA Bandara Railink ke Basoeta itu dari Stasiun Sudirman Baru.

Kalau Stasiun Manggarai sudah siap, lanjut Fitri, nantinya akan menjadi Hub Station atau stasiun pertemuan antara KA Bandara, KCI, dan KA Jarak Jauh.

“Jadi nanti yang dari Bogor, dan lainnya usai naik KCI tinggal turun di Stasiun Manggarai kemudian naik KA Bandara Railink ke Basoeta,” terangnya.

Fitri mengakui 5 bulan KA Bandara Railink di Jakarta ini berjalan, masih belum sempurna 100 persen.

“Kini untuk mengantisipasi permintaan penumpang, kami diperbolehkan perpanjangan ke Stasiun Bekasi tapi di jam yang non peak hour KRL artinya jam 9 pagi dan jam 4 sore, kami ga dikasih izin,” tambah Fitri.

Saat ini, lanjut Fitri pihaknya masih menunggu surat izin perpanjangan ke Stasiun Bekasi tersebut ditandatangani Dirjen KAI.

“Masih digodok, supaya tidak menggangu perjalanan KCI. Kami mendapatkan slot perjalanan itu atas persetujuan PT KAI. KA Bandara Railink tidak mengambil jatah jalur KCI,” terangnya.

Usai mendengarkan penjelasan Fitri dan mengabadikan Stasiun Sudirman Baru atau BNI City serta aktivitasnya, sejumlah Influencer kemudian naik KA Bandara menuju Basoeta didampingi Fitri dan juga Andina Agyta selaku Senior Supervisor Lifestyle & Business PT Railink serta Hilwa Balweel, seorang Costumer Service On Train (CSOT) KA Bandara Railink.

“Jangan lupa teman-teman, barkot tiketnya nanti ditempelkan di mesin pemeriksa tiket yang ada di gate. Harga tiket itu 70 ribu rupiah per orang sekali jalan. Waktu tempuh dari Stasiun BNI City ke Basoeta hanya 42 menit,” terang Andina.

Di dalam Bandara KA, para Influencer tak lupa mengabadikan ruang interior KA Bandara dan tentu saja foto narsis bareng.

Di kesempatan itu, Hilwa Balweel usai membagikan takjil menjelaskan tugasnya sebagai CSOT KA Bandara antara lain melayani informasi yang dibutuhkan penumpang di meja informasi stasiun.

“Selain itu saya juga membantu penumpang yang ingin membeli tiket di ticket vending machine, menjaga di gate serta melayani penumpang di dalam kereta,” terang Hilwa.

Setibanya di Stasiun Basoeta, para Influencer mendengarkan penjelasan Siswanto selaku Manager Station Bandara Soeta terkait pelayanan dan fasilitas yang ada di stasiun tersebut.

“Di Stasiun Basoeta ini antara lain ada pusat informasi, 8 toilet pria, 8 toilet wanita, mushola, tempat pembelian tiket mandiri, ATM Center, mini market, jadwal Skytrain, dan lainnya. Pokoknya level pelayanan dan fasilitasnya tidak beda dengan yang ada di terminal 1, 2, dan terminal 3 Basoeta,” terang Siswanto.

Selanjutnya, para Influencer naik kereta Skytrain menuju Terminal 3 dan kembali lagi ke Stasiun Basoeta untuk berbuka puasa bersama.

Acara ditutup dengan foto bersama dan kembali naik KA Bandara menuju Stasiun BNI City.

“Foto-fotonya di-upload ke medsos masing-masing sebanyak-banyaknya ya. Jangan lupa diberi hashtag #NgabuburitBarengRailink dan #AyoNaikKereta, mention Twitternya ke @KAI121 dan @RailinkARS. Kalau Tag Instagram-nya ke @KAI121_dan KABandara,” pesan Andina.

TravelPlus Indonesia sendiri sejak di Stasiun BNI City sudah me-upload tiga foto berjudul Railink Ticket Vending Machine, Railink Airport Railway Ticket, dan Ayo Naik KA Railink ke Basoeta, serta 1 foto di dalam kereta berjudul CSOT Kereta Api Railink ke IG: @adjitropis, twitter: @adjikurniawan13, dan FB: kembaratropis@yahoo.com.

Sehari kemudian mem-publish tulisan ini berikut foto-foto di dalamnya serta satu lagi foto bersama sewaktu di Stasiun Basoeta dengan menyertakan link tulisan, yang kemudian di-upload di medsos tersebut. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Naik Kereta Api (KA) Bandara Railink dari Stasiun Sudirman Baru (BNI City).
2. Para Influencer termasuk Blogger berfoto bersama di Railink Lounge  Stasiun Sudirman Baru.
3. Pembelian tiket di mesin otomatis atau vending machine Stasiun BNI City.
4. Inilah wujud tiket KA Bandara Railink
5. CSOT Hilwa membagikan takjil ke penumpang KA Bandara.
6. Panitia Ngabuburti Bareng Rilink dan KAI berfoto bersama.
7. Para Influencer narsis bareng panitia di Stasiun Basoeta usai buka bersama.
8. TravelPlus Indonesia siap naik KA Bandara Railink. (foto. dedy)

Read more...

Rabu, 23 Mei 2018

Ini Bukti Kemenpar (juga) Serius Genjot Ekowisata dan Petualangan

Selain Wisata Kuliner dan Wisata Tematik, pemerintah juga serius menggenjot pengembangan Ekowisata dan Wisata Petualangan. Buktinya, dua jenis wisata itu masuk dalam Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani Mustafa kepada sejumlah wartawan dan blogger dalam acara buka bersama di Bunga Rampai Restaurant, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/5).

Untuk ekowista dan petualangan masuk dibawah Asiten Deputi (Asdep) Pengembangan Wisata Alam dan Buatan. “Jadi Asdep tersebut memiliki Kepala Bidang atau Kabid Ekowisata dan Kabid Wisata Petualangan serta Kabid Wisata Bahari dan Kabid Wisata Buatan,’ terang Rizki Handayani yang akrab disapa Kiki.

Pegembangan eko wisata dan wisata petualangan, sambung Kiki, Kemenpar Fokus di regulasi dan pengembangan produk usahanya. “Untuk ekowisata, destinasinya sebenarnya sudah ada yakni taman nasional. Jadi kita lebih ke pengembangan produk usaha ekowisatanya dan juga regulasi mengingat banyak isu terkait perizinan, zona pemanfaatan dan lainnya,” tambah Kiki.

Usaha yang tengah dilakukan, sambung Kiki, pihaknya mengadakan pertemuan-pertemuan dengan asosiasi atau pihak terkait. “Tujuannya untuk mendorong pembuatan produk-produk wisata baru, baik itu ekowisata maupun wisata petualangan,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Kiki juga menjelaskan bahwa dirinya sebagai deputi dibantu oleh 5 Asdep yakni Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga, Asdep Manajemen Strategis, Asdep Industri &n Regulasi Pariwisata, Asdep Pengembangan Wisata Budaya, dan Asdep Pengembangan Wisata Alam & Buatan.

Kata Kiki, Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga itu antar lain menangani sekolah tinggi pariwisata dan poltekpar dibawah Kemenpar. Asdep Manajemen Strategis antara lain menganilis situasi internasioal sebagai bahan masukan kebijakan Kemenpar kedepan.

“Sementara Asdep Industri dan Regulasi Pariwisata, dulunya di Deputi Destinasi, antara lain menangani regulasi industri dan kemitraan. Sedangkan Asdep Pengembangan Wisata Budaya juga dulunya ada di Deputi Destinasi antara lain menangani wisata kuliner dan wisata tematik,” terangnya.

Kiki menambahkan, baru-baru ini pihaknya menggelar Pelatihan Dasar SDM Pariwisata di Riau yang diikuti sekitar 1000 SDM Kepariwisatan.

Program tersebut, sambungnya bertujuan meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat dalam memberikan layanan yang baik kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.

“Lewat pelatihan tersebut para pesertanya diharapkan mampu memahami pengertian daya tarik dan destinasi wisata, termasuk teknik dalam membuat paket-paket produk pariwisata serta teknik menjual daya tarik atau destinasi di daerahnya,'' ungkap Kiki yan didampingi Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnubawa Taruna Jaya dan Kepala Biro Komunikasi Publik/Kahumas Guntur Sakti.

Dalam acara buka puasa bersama, Kiki juga mengajak Vita Datau Mesakh selaku Ketua Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar dan Fransisca Callista yang akrab dipanggil Siska sebagai Project Manager Pasar Papringan di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Vita menjelaskan Kemenpar mentargetkan sektor wisata belanja dan kuliner mendatangkan 5,4 juta wisatawan mancanegara (wisman) atau 27% dari target 20 juta wisman pada 2019. 

Potensi kuliner Indonesia, lanjut Vitga amat kaya buktinya setidaknya ada 5.340 resep kuliner khas nusantara namun sayangnya kurang dimaksimalkan untuk pariwisata.

"Seperti kata Menpar Arief Yahya, karena terlalu kaya, kita taken for granted, tidak ada blueprint pengembangannya. Baru sekarang ada," ungkap Vita.

Sementara Siska menjelaskan Pasar Papringan merupakan ‘pasar’ unik yang menjajakan segala penganan tradisional, berikut pengemasan dan penyajiannya, di bawah rimbunnya pepohonan bambu.

“Pasar ini menerapkan konsep konservasi, ramah lingkungan, zero plastic. Jadi wadah makanannya pun menggunakan batok kelapa ataupun daun pisang,” terang Siska.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)
Foto: rezzi-humas kemenpar

Captions:
1. Deputi Rizki Handayani Mustafa yang biasa disapa Kiki menjelaskan program kerja Kemenpar khususnya Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan yang diembannya.

2. Suasana acara jelang berbuka puasa bersama Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kemenpar di Bunga Rampai.

Read more...

Ingin Menangi Persaingan, Menpar Arief Yahya Luncurkan WIN Way Budaya Kerja Kemenpar

Thailand, Malaysia, dan Singapura menjadi kompetitor Indonesia dalam persaingan sektor pariwisata. Supaya Indonesia memenangkan persaingan itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyikapinya dengan membangun budaya kerja untuk meninggalkan pola dan kebiasaan lama yang buruk, yaitu lelet.

Salah satu langkah yang dilakukan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya adalah meluncurkan budaya kerja WIN Way.

Acara peluncurannya bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Di level internal Kemenpar, WIN Way menjadi jurus atau cara untuk memenangkan kompetisi, yaitu dengan Solid, Speed, dan Smart (3S).

“Misi terbesar saya memimpin adalah membentuk sebuah perusahaan yang berkarakter dan memiliki daya saing global. The Corporate Culture menjadi pilar pembentuk karakter,” kata Arief Yahya di hadapan ratusan pejabat mulai dari pejabat struktural eselon I, II, III, dan IV hingga pejabat fungsional maupun pejabat perbendaharaan di lingkungan Kemenpar.

Untuk menjadi pemenang, lanjut Arief Yahya seorang pemimpin harus memiliki dua elemen dasar, yaitu Great Spirit dan Grand Strategy.

"Yang pertama menyangkut Heart (hati), yang kedua menyangkut Head (pikiran). Yang pertama menyangkut karakter sebagai hasil olah ruh dan olah rasa, yang kedua menyangkut kompetensi sebagai hasil dari olah rasio dan olah raga." jelasnya.

Great Spirit, lanjutnya berkaitan dengan semangat tinggi yang terbentuk oleh keyakinan (belief), nilai-nilai (values), dan perilaku (behaviour) yang utama dan mulia.

“Spritualisme merupakan unsur terpenting dalam proses membangun daya saing perusahaan,” ujar Arief Yahya.

Sementara Grand Strategy berkaitan dengan visi, strategi, model bisnis, atau eksekusi ekselen yang terbangun dari analisis dan daya pikir yang mumpuni.

Spirit dan strategy, sambungnya merupakan dua elemen dasar yang saling melengkapi dan mengisi, sehingga tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain.

Itu sebabnya kunci kesuksesan pemimpin ditentukan oleh kemampuannya menyeimbangkan dan mengharmonikan keduanya.

“Pemimpin paripurna harus bisa menciptakan harmoni dan sinergi dalam proses dan praktik kepemimpinan,” ungkapnya.

Dalam kesemnpatan itu Arief Yahya berpesan agar setiap pegawai di Kemenpar menjadi seorang agen perubahan dan pemenang atau culture champions.

“Pemimpin menitikberatkan kepada pengelolaan people dibandingkan pengelolaan pekerjaan…Lead more, manage less,” terangnya.

Menurutnya para pemimpin di Kemenpar mempunyai peran sebagai teladan dan panutan (role model), penjaga nilai-nilai WIN Way (guardian), pembimbing (coach), penerjemah nilai-nilai WIN Way (translator) serta motivator bagi anak buahnya.

“Pemimpin tidak pernah merasakan lelah, sebelum berhasil mencapai mimpinya. Hanya energi yang besar dari seorang pemimpin yang dapat menularkan semangat kerja pada seluruh pasukannya,” ujarnya.

Dalam acara ini, Arief Yahya sekaligus meluncurkan rangkaian Calendar of Events (CoE) sebagai aktivasi budaya kerja, yang dimulai dari WIN Way Ramadhan yang sedang berjalan, kemudian dilanjutkan dengan WIN Way Champions, WIN Way Merdeka Cup hingga puncaknya di akhir tahun nanti WIN Way Summit sebagai ajang penghargaan bagi insan terbaik di Kemenpar.

“Pemimpin hendaknya memikirkan apa yang akan diwariskan kepada penerusnya,” tutup Arief Yahya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto; adji & agung-humas kemenpar

Captions:
1. Menpar Arief Yahya menjelaskan soal budaya kerja WIN Way.
2. Ratusan karyawan Kemenpar mendengarkan penjelasan Menpar Arief Yahya.
3. Menpar Arief Yahya meluncurkan WIN Way bersama para staf ahli dan deputinya.
4. Menpar Arief Yahya berfoto bersama usai acara.
5. Para staf ahli menteri dan deputi narsis di photo booth.
6. Menpar Arief Yahya menjawan pertanyaan wartawan soal WIN Way.

Read more...

Selasa, 22 Mei 2018

Berwisata ke Kampung Ramadhan di Bali dan Jogja, Ini Suguhannya

Di bulan suci Ramadhan tahun ini, dua destinasi andalan Indonesia yang selama ini rajin menyumbang wisatawan baik nusantara maupun mancanegara bagi Indonesia yakni Bali dan Jogja, menawarkan wisata kampung ramadhan.

Di Bali nama kegiatannya bertajuk Kampung Ramadhan 1439 H, yang Insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2018. Lokasinya di sekitar Musholla Al-Amanah, Gedung Keuangan Negara (GKN), Renon, Denpasar.

Di akun Instagram (IG) @kampungramadhan_bali diinformasikan selama satu hari di tanggal tersebut, wisatawan/pengunjung/jama’ah akan disuguhkan bermacam lomba anak bertajuk "Bintang Ramadhan" pada pukul 08.00 s/d 15.00 WITA.

Ada Lomba Mewarnai untuk kategori TK s/d Kelas 3, Lomba Hafalan kategori A (TK & SD Kelas 1-2) dan B (SD Kelas 3-6), Lomba Da'i Cilik kategori SD Kelas 1 s/d 6, Lomba Adzan kategori SD kelas 1 s/d 6, Lomba Kaligrafi kategori umur 15 s/d 21, Lomba Cerdas Cermat kategori umur 16 s/d 22 tahun.

Selain itu ada Bazaar yang menjual aneka feshen, buku-buku Islam, pengobatan Islami, obat herbal, konsultasi dan lainnya.

Tak ketinggalan Talk Show bersama Ustadz. Salim A Fillah (Penulis dan Pengasuh Majelis Jejak Nabi, Muhammad Vickry (Hafidz Qur'an sekaligus qory Ammar TV), dan Kang Abay (Penulis dan Motivasinger).

Ba’da Ashar, pukul 16.00 s/d 18.00 WITA dilanjutkan dengan acara Hiburan Nasyid dan Buka Puasa Bersama (gratis). Malamnya selepas Isya diadakan Shalat Tarawih bareng imam muda Muhammad Vickry.

Dilanjutkan dengan Tabligh Akbar bersama Ustadz Salim A Fillah pada pukul 20.30 s/d 22.00 WITA.

Kampung Ramadhan ketiga di Bali ini terlaksana berkat kerjasama Lingkar Peradaban, FSLDK Puskomda Bali, KAMMI , IM3 UNMAS, IMMUKI STIKI, FPMI UNUD, FLP, PEMUDA PUI Bali, KMI Undiknas, dan DKM Al Amanah GKN Renon.

Sementara di Jogja kegiatannya berlabel Kampoeng Ramadhan Jogokariyan #14 (KRJ14) 1439H yang diselenggarakan atas kerjasama remaja masjid Jogokariyan (RMJ), UMMIDA, Hamas, dan DKM Masjid Jogokariyan sejak tanggal 17 Mei lalu sampai 3 Juni mendatang.

Di akun IG @masjidjogokariyan diterangkan selama penyelenggaraan, wisatawan/pengunjung/jama’ah bisa beriwisata belanja di pasar sore sepanjang jalan Jogokariyan setiap harinya. Di sana ada sekitar 300 pedagang aneka produk.

Wisatawan juga bisa mengikuti Kajian Islam menjelang buka puasa dan sekaligus berbuka puasa. Panitia menyediakan sampai 3.000 porsi takjil setiap harinya.

Wisatawan juga bisa berdonasi/bersedekah untuk keperluan penyediaan takjil selama Ramadhan di kegiatan tersebut.

Selanjutnya mengikuti Shalat Tarawih ala Madinah dengan bacaan 1 juz setiap malam Jumat. Tak ketinggalan menyaksikan Tabligh Akbar bersama ustadz Teuku Zulkarnain (MUI Pusat) dan Ustadz Ridwan Hamidi (MIUMI) pada Ahad, 27 Mei 2018 pukul 8.30 pagi.

Bisa juga mengikuti Ramadhan Kids Corner pada tanggal 29 Mei dan Qur'an Camp mulai tanggal 31 Mei - 3 Juni 2018 untuk usia SMP sampai dengan umur 25 tahun.

Semua acara KRJ14 yang bertema “Bersatu untuk Keberkahan Negeri” itu berpusat di Masjid Jogokariyan yang beralamat di Jl. Jogokariyan No. 36, Mantrijeron, Kota Jogja, DIY.

Nah, buat Anda ingin merasakan berpuasa sekaligus berwisata di kampung ramadhan di Bali dan Jogja, segera datang ke Musholla Al-Amanah, GKN di Jalan Doktor Kusuma Atmaja 19, Renon, Denpasar dan Masjid Jogokariyan di Jogja.

Kalau ingin menginap di dekat alun-alun Renon antara lain di Cityzen hotel dan Adikara Renon. Sedangkan di Jogja dekat masjid tersebut, bisa memilih antara lain di Penginapan Masjid Jogokariyan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @kampungramadhan_bali & @masjidjogokariyan

Captions:
1. Pengisi acara Kampung Ramadhan 1439 H di Bali, tepatnya di sekitar Musholla Al-Amanah, Renon, Denpasar.
2. Suasana buka bersama di Masjid Jogokariyan dalam kegiatan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan #14 (KRJ14) Jogja 1439 H.

Read more...

Senin, 21 Mei 2018

Kowani Fair 2018 Didukung Kemenpar, Ini Dampaknya Bagi Pariwisata

Kowani Fair 2018 bakal digelar di Gedung SME Tower Jakarta pada 24-27 Mei 2018. Kali ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung pameran para pengusaha perempuan seluruh Indonesia ke-17 ini lantaran dinilai memberi dampak langsung terhadap pariwisata Jakarta sebagai destinasi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convetion, and Exhibiton).

Asisiten Deputi (Asdep) Pengembangan Pemasaran I Regional II, Kemenpat Sumarni mengatakan sebagai kota MICE, Jakarta harus banyak terselenggara pameran di antaranya pameran Kowani Fair sebagai ajang yang mempertemukan, mempromosikan, dan memajukan pariwisata Indonesia melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata.

“Pameran ini sangat tepat momentumnya diselenggarakan di bulan Ramadhan karena masyarakat sedang membutuhkan berbagai keperluan menjelang liburan Idhul Fitri 2018,” kata Sumarni dalam jumpa pers penyelenggaraan Kowani Fair 2018 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (21/5/2018) yang dihadiri Ketua Umum Kowani Gino Rubianto dan Ketua Panitia Ony Jafar Hafsah.

Penyelenggaraan pameran ini, lanjut Sumarni merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Kowani sebagai tuan rumah GA ICW ke-35 dan Rembuk Nasional dalam rangka HUT Kowani ke-90 yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 12-18 September 2018 mendatang yang akan membawa dampak langsung terhadap kunjungan wisatawan ke Yogyakarta atau Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang) sebagai satu di antara 10 destinasi branding.

“Event GA ICW ke-35 Rembuk Nasional HUT KOWANI ke-90 akan membawa dampak langsung terhadap pariwisata yang tahun ini mentargekan 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 270 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air,” tambah Sumarni didampingi Kabid Pemasaran Area I Kemenpar, Wawan Gunawan.

Di pameran ini, lanjut Sumarni pihaknya akan men-display bahan-bahan promosi destinasi-destinasi wisata di Indonesia. “Dengan begitu destinasi-destinai di Indonesia akan dikenal lebih luas lagi bukan hanya oleh anggota Kowani pun pengunjung pameran,” ungkapnya.

Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo menegaskan Kowani Fair 2018 merupakan wujud komitmen Kowani untuk turut mempromosikan dan memajukan daerah tujuan wisata di Indonesia terutama sentra-sentra kerajinannya.

“Lewat Kowani Fair banyak pengunjung dari mancanegara, di antaranya dari New Jersey, Amerika Serikat yang mendatangi langsung sentra kerajinan yang produknya dipamerkan di Kowani Fair seperti ke Cirebon, Jogja, dan Ternate. Mereka penasaran ingin melihat langsung proses pembuatan produk-produk tersebut,” terang Giwo.

Begitupun dengan kegiatan GA-ICW ke-35, lanjut Giwo juga akan membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Indonesia dan khususnya di kawasan Borobudur dan sekitarnya.

“Kowani akan mengundang 1000 tokoh perempuan dari 30 negara dan para duta besar pada acara pembukaan GA-ICW ke-35 tanggal 13 September 2018,” kata Giwo.

Ketua Panitia Ony Jafar Hafsah menambahkan, Kowani Fair 2018 yang akan memamerkan produk unggulan dari seluruh Indonesia dipastikan akan menarik kunjungan baik wisnus maupun wisman dengan target setiap hari 1.200 pengunjung.

“Pameran Kowani Fair tahun lalu, banyak pembeli dari mancanegara yang memborong mutiara, tas, kain tenun, batik sampai sapu ijuk,” terang Ony.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Jumpa pers pelaksanaan Kowani Fair 2018 di gedung Sapta Pesona, Jakarta.

Read more...

Minggu, 20 Mei 2018

Mau Berwisata Kajian Islam dari Aceh sampai Papua? Cek Infonya di Akun-Akun IG Ini

Di zaman digital ini informasi kajian Islam sangat mudah didapat, salah satunya lewat beragam akun Instagram (IG) yang khusus menyediakan sejumlah jadual acara tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia.

Contohnya di akun IG: @kajiangram, @ngajikyukk, @pejuangsubuhid, @kajiandakwah.id, @anakkajian, @pemburukajian, @kumpulankajian, @kajianperkantoran, @info.kajiansunnah, @jadwalkajian, dan @kajian_islam_indonesia.

Kalau Anda mau berkunjung ke tanah rencong Aceh, lalu ingin berwisata kajian Islam, informasinya bisa Anda pantau di akun IG antara lain: @infokajianaceh, @pusatkajiansunnahaceh, @info.majelis.aceh, @aceh_selatan_mengaji, @kajianaceh, @kajian.singkat, @gayobertauhid, dan @kajianpemudaaceh.

Masjid di Kota Banda Aceh dan sekitarnya yang kerap menjadi tempat acara kajian Islam antara lain Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Agung Al-Makmur, Masjiad Raudathul Jannah di Banda Aceh, Masjid Al Istiqomah di Aceh Tamiang, Masjid/Meunasah Al-Mizan di Kota Langsa, Masjid Agung Istiqomah Tapaktuan. Masjid Agung Ruhama Kota Takengon, dan Masjid Al-Muntaha Kota Lhokseumawe.

Di Medan, Sumatera Utara info kajiannya antara lain bisa Anda cek di @infokajianmedan, @kajianmedan, @medanmengaji, dan @akhwatmedan.

Sejumlah masjid di Kota Bika Ambon, Medan dan sekitarnya yang sering menjadi tempat kajian antara lain Masjid Raya Al-Mashun atau masjid raya Medan, Majis Jamik Belawan, Masjid Jamik Medan Petisah, Masjid Al-Jihad Medan, dan Masjid Baiturrahman Deli Serdang serta Masjid Bandara Internasional Kualanamu juga di Deli Serdang.

Sementara di Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang dan Bukittinggi, bisa Anda lihat informasinya di @infokajianpadang, @kajianpadang, dan @kajiansunnahbukittinggi. Sedangkan di kota pempek Palembang, informasinya antar lain di @info_kajianpalembang dan @infokajian_karawang.

Masjid yang kerap menjadi venue wisata kajian Islam di Kota Padang tentu saja Masjid Raya Sumatera Barat. Selain itu di Masjid Baiturrahman- Aie Pecah, Masjid Al-Hakim-Nanggalo, dan Masjid Istiqomah-Sawahan.

Sementara masjid di Bukittinggi dan sekitarnya antara lain di Masjid Raya Pasar Atas , Masjid Al Falah Puhun Tembok, Masjid Agung Tangah Sawah, dan Masjid Darussalam, Babukik-Agam.

Jika ingin keliling Lampung, lalu sekalian berwisata kajian Islam bisa simak infonya antara lain di @infokajianlampung.

Masjid dan musolah yang kerap menjadi tempat kajian antara lain Masjid Al-Ijtima, Masjid Baiturrahim. dan Mushola Thalabus Latifa Qalbi di Bandar Lampung serta Masjid Jami’ Al Hidayah di Pringsewu.

Nah, kalau Anda kerap wara-wiri ke Jakarta, dan ingin mengikuti wisata kajian Islam di sejumlah masjid ternamanya, Anda bisa ikuti akun IG: @jadwalkajianjakarta, @kajian_northjakarta, @jakartasinergi, @masjidagungalazhar, @infokajianjakarta, @remajaistiqlal, @kajianjakarta, dan @kajianislambulananistiqlal.

Adapun masjid-masjid di Jakarta yang sering digubakan sebagai lokasi kajian Islam antara lain masjid Istiqlal-Jakarta Pusat, Masjid Agung Al-Azhar- Kebayoran Baru, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK)-Menteng, Masjid Al-Hikam Pasaraya-Blok M, Masjid Raya Pondok Indah-Jakarta Selatan, AQL Islamic Center-Tebet Utara, Masjid Daarut Tauhid Cipaku-Kebayoran Baru, Masjid Al-Muhsinin Taman Alfa Indah-Joglo, Masjid Al-Ikhlas Balekambang-Condet, dan Masjid Said Na'um Kebon Kacang 9-Tanah Abang.

Jika ingin tahu info acara kajian Islam di Bandung, Anda bisa cek di akun IG: @kajianbandungid dan @kajian.bandung. Sedangkan di Garut antara lain di @jadwalkajiangarut.

Masjid di kota berlabel Paris van Java yang kerap menggelar kajian Islam antara lain Masjid Trans Studio, Masjid Raya Bandung, Masjid Al-Latif-Jl. Saninten, Masjid DT-Gegerkalong Girang, Masjid Al-Murabbi-Jl. Sutami, Masjid Salman ITB, Masjid Al-Hikmah-Ujungberung, Masjid Al Ukhuwah-Jl.Wastukencana, Masjir Al-Kaaffah Jl. Kopi, dan Masjid Istiqomah-Jl. Citarum serta Masjid Daarut Tauhid.

Sementara di kota hujan Bogor, Anda bisa melihatnya di akun IG: @kajianbogor, @bogormengaji, dan @bogorbertauh.

Kalau ingin berkunjung ke Banten, Anda pun bisa memantau sejumlah acara kajian Islam di akun IG: @tangerangsinergi, @kajiantangerang, @kajian_sunnah_tangsel, @kajiansunnah_bintaro, @infokajianbsdcity, dan @kajianserang.

Bila suatu saat ingin bertandang ke Surabaya, Anda bisa mengecek acara kajian Islam di @kajiansurabaya, @infokajiansurabaya, @kajianreksuroboyo, @surabayamengaji, @infokajiansunnahsby, dan @main.kemasjid.

Masjid yang kerap menjadi tempat kajian Islam di kota terbesar kedua di Indonesia ini, antara lain Masjid Al Akbar Surabaya dan Masjid Al-Falah.

Kalau di Jogja dan sekitarnya, coba pantau di @infokajianjogja, @kajianjogja, @jogja.mengaji, @ngajidijogja, @terasdakwah, dan @infokajianbantul. Sedangkan di Semarang coba cek di @infokajiansemarang, @kajiansemarang, dan @event_islam_semarang.

Di Solo, coba cek di @infokajiansolo_, @kajiansolo.id, dan @kajiansoloraya. Sementara di Malang antara lain di @kajianmalang. Sedangkan di Purwoketo, coba cek di @infokajianpurwokerto.

Di Solo, masjid yang sering digunakan untuk acara kajian Islam antara lain Masjid Nurul Iman Kalitan. Sedangkan di Jogja ada Masjid Nurul Ashri-Deresan.

Jika Anda ingin menikmati wisata kajian di kota-kota besar di Kalimantan coba cek di @kajiansunnahsamarinda, @balikpapanmengaji, @infokajianpontianak, @pontianakmengajitv, dan @subuhakbarkalbar.

Nah, jika Anda tengah liburan di Bali, kemudian ingin berwisata kajian Islam, infonya dapat dilihat di @wahdahbali.

Masjid yang bisa Anda datangi di bali untuk mengikuti wisata kajian antara lain Masjid Muhammad, Masjid An Nur, Masjid Sadar, masjid Al Furqon dan Musholah Al Fitrah di Denpasar serta Musolah Al Amanah di GKN Renon.

Kalau sedang bertugas atau bahkan jalan-jalan ke Papua Barat dan Papua, Anda juga bisa mengikuti wisata kajian Islam. Informasinya bisa Anda cek di #kajianpapua. 

Masjid yang sering menggelar kajian antara lain Masjid Raodah, Masjid Ma’had daarul Atsar, Masjid Agung Al-Akbar, dan Masjid Nusur Islam di Kota Sorong serta Masjid Al-Falah di Manokwari. Sedangkan di Papua antara lain di Masjid Agung Babussalam di Timika.

Kalau Anda ingin tahu jadual para ustadz kondang kekinian ber-tauziah seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, dan lainnya di sejumlah kajian Islam, bisa mengeceknya antara lain di akun IG @ustadzabdulsomad, @aagym, @kajianudtadzevieeffendie, @ustadzadihidayat.vidgram, @kh_m_arifin_ilham, @tengkuzulkarnain.id, @bachtiarnasir, @salaf_as, @abimakki, dan @felix.siauw.

Wisata kajian Islam termasuk dalam lingkup wisata rohani, wisata hati, wisata spritual, wisata religi, dan lebih luas lagi wisata halal. Wisata satu ini tengah marak di sejumlah kota dan daerah di seluruh penjuru Tanah Air.

Biasanya dalam wisata kajian Islam setibanya di masjid, peminatnya melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid, kemudian mengikuti kajian dengan menyimak dan mencatat atau bahkan merekamnya, tak lupa bertanya kepada ustadz di sesi tanya jawab, tak lupa memberi sedekah dan infaq terbaik, selanjutnya menunaikan shalat wajib berjamaah, dan tak ketinggalan berfoto bersama ustadz.

Selepas itu berwisata kuliner dan belanja buku-buku Islam, fesyen muslim, perlengkapan shalat dan sebagainya di bazaar yang digelar bersamaan dengan acara kajian. Tak lupa mengamati dan mengabadikan pesona masjid terutama keunikan/kekhasan arsitekturnya, atau mencari tahu lebih jauh tentang sejarah masjid tersebut dari pengurus masjid. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Sebuah kajian Islam di Masjid Istiqlal Jakarta yang dihadiri ratusan ribu orang dari Jawa dan luar Jawa.
2. Borong buku-buku Islam usai mengikuti kajian.
3. Berwisata kajian Islam tengah marak di sejumlah kota dan daerah.
4. Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan kerap jadi tempat kajian Islam.
5. Ustad Abi Makki tengah menyampaikan kajian di salah satu masjid di Jakarta.
6. Penulis di depan Masjid Jami Sumenep, Madura. (foto: sobatkajian)
7. Berfoto bersama ustadz usai selesai kajian.

Read more...

Sabtu, 19 Mei 2018

Ini Seminar Internasional Hasil Penelitian STP Bandung dengan NHTV-Breda Belanda

Hasil penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung bersama Tourism NHTV Breda & Wageningan University and Research Belanda di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diseminarkan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Penyelenggaraan seminar sehari tersebut merupakan rangkaian kegiatan Penelitian Kerjasama Luar Negeri (PKLN) antara STP Bandung (Indonesia) dengan NHTV-Breda (Belanda).

Kegiatan PKLN diinisiasi oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Puslitabmas) STP Bandung, dan dilaksanakan sejak 2017.

Tujuannya meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri serta meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian kepariwisataan di STP Bandung.

Penelitian di 2 pulau tersebut sudah berlangsung. Di Sumba, penelitiannya dilakukan 24 April s/d 8 Mei 2018. Sedangkan penelitian di Belitung tanggal 9 s/d 15 Mei 2018 lalu. 

Seminar internasional hasil kedua penelitian tersebut yang dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi kepariwisataan di Jabodetabek antara lain Universitas Bina Nusantara, STP Sahid, STP Pelita Harapan, STP Trisakti, dan Tourism and Hospitality Pradita Institute; perguruan tinggi pariwisata di lingkungan Kemenpar (STP Bali, Politeknik Pariwisata/Poltekpar Makassar, Poltekpar Palembang, Poltekpar Lombok, dan Akademi Pariwisata Medan) ini menampilkan tiga kelompok mahasiswa dari kedua kampus tersebut.

STP Bandung menghadirkan satu kelompok mahasiswa yang mempresentasikan hasil penelitian dengan tema ‘Tourism Impact on Socio Culture in Sumba and Belitung Island’.

Sementara NHTV-Breda Belanda menampilkan 2 kelompok mahasiswanya yang mempresentasikan tema ‘Tourism on Small Island Destination: Socio Economic Inclusiveness and Environmental Management’.

Seminar kali ini juga menampilkan sejumlah nara sumber antara lain Sebastiaan Straatman Koordinator Program Sarjana Pariwisata NHTV Breda & Wageningen University and Research, Erdinc Cak Mak Dosen dari NHTV Breda & Wageningen University and Research, dan Asdep Pengembangan Destinasi Regional I, Lokot Ahmad Enda serta dipandu oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STP Bandung, Beta Budisetyorini sebagai moderator.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan seminar internasional hasil penelitian dua negara ini, terlebih obyek penelitiannya mengenai pariwisata di pulau-pulau kecil di Indonesia dari tinjauan sosial ekonomi maupun manajemen lingkungan.

“Pengembangan pariwisata Indonesia sangat consern terhadap sustainable tourism, kita menerapkan prinsip: Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” kata Menpar Arief Yahya yang membuka sekaligus menjadi keynote speech seminar ini.

Menurut Arief Yahya Pulau Belitung telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai satu di antara 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang akan dijadikan sebagai ‘Bali Baru’.

Sementara Pulau Sumba dengan Nihi Sumba Island-nya semakin mendunia namanya, setelah memperoleh penghargaan bergengsi internasional sebagai World’s Best Awards (#1Hotel in The World) secara berturut-turut pada 2016 dan 2017 oleh majalah Travel + Leisure.

“Isu menarik yang menjadi salah satu penilaian adalah Nihi Sumba Island berhasil dalam menjaga kelestarian lingkungan atau environment sustainability serta keperdulian sosial terhadap masyarakat sekitar,” kata Arief Yahya yang didampingi Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar  Rizki Handayani Mustafa.


Environment sustainability atau tourism sustainability, lanjut Arief Yahya menjadi isu global dan menjadi perhatian masyarakat internasional, termasuk para traveller dunia akan memberikan apreasiasi berupa harga yang lebih tinggi kepada industri pengelola akomodasi yang berhasil menerapkan tourism sustainability atau green hotel.

Seminar internasional yang juga dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kementerian Pariwisata, perwakilan Kedutaan Besar Belanda, organisasi non pemerintah/NGO GIZ, Swiss Contact, perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Bidang Pariwisata Bahari), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Puslitbang Hutan), serta Kementerian Desa-PDTT ini, ditutup dengan acara diskusi berupa tanya jawab antara para narasumber di atas dengan para mahasiswa dari kedua kampus tersebut.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. STP Bandung & adji k.

Captions:
1. Para mahasiswa STP Bandung dan NHTV-Breda Belanda mendengarkan sambutan Menpar Arief Yahya dalam seminar internasional hasil penelitian STP Bandung dan NHTV -Breda Belanda.
2. Lokasi seminar sehari di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
3. Menpar Arief Yahya didampingi Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, dan para narasumber.

Read more...

Wisata Kajian Islam Marak, Peminatnya Membludak, Ini Faktor Pendukungnya

Wisata kajian Islam beberapa tahun belakangan ini marak di berbagai kota di Tanah Air. Animo masyarakat terhadap wisata rohani satu ini pun semakin tinggi. Salah satu pendukungnya, panitia/penyelenggaranya melakukan promosi kajiannya secara kekinian lewat medsos.

Dulu, panitia/pengurus/remaja masjid hanya memberitahukan acara kajian dengan menggunakan toa dan atau mengirim undangan ke masjid lain. Alhasil penyebaran informasinya sangat terbatas.

Berikutnya promosi yang dilakukan mulai menggunakan media luar ruang seperti spanduk maupun poster.

Namun sejak era media sosial (medsos) menyeruak terlebih Instagram (IG), sejumlah penitia/pengurus/remaja masjid pun membuat akun IG, selain Facebook dan Twitter sebagai media promosi kekinian.

Informasi acara kajian lalu mereka buat semenarik mungkin, baik itu dari segi  desain grafisnya, fotonya maupun judulnya. Kemudian disebarluaskan lewat medsos dan di-tag ke akun-akun IG terkait lainnya sehingga tersiar jauh lebih luas, tak terhalang jarak.

Nama kajiannya pun bermacam. Ada Kajian Tauhid seperti yang diusung oleh Daurrut Tauhid pimpinan dai kondang Abdulah Gimnastiar alias Aa Gym.

Ada juga Kajian Tadabur Alqur'an yang digarap AQL Islamic Center pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir, Kajian Kitab Bulughul Maram oleh Ustadz Abi Makki, dan Kajian Ngaji Metal (Metode Talkin) oleh Ustadz Salafuddin Abu Sayyid.

Ada lagi Kajian Pemuda Islami yang digelar Prisma Al-Iklas di Balekambang, Condet, Jakarta Selatan, dan Kajian Spesial yang bertempat Masjid Jami Said Na'um di Kebob Kacang 9 Tanah Abang Jakarta Pusat bersama Pemuda Cinta Rasul, dan lainnya.

Lokasi kajiannya terutama di rumah Allah, baik itu masjid maupun mushola. Tapi belakangan juga ada di rumah, perkantoran, lapangan, dan tempat lainnya.

Waktu pelaksanaannya, ada yang mingguan (seminggu sekali) maupun bulanan, dan pas hari-hari besar Islam.

Faktor pendukung lain yang membuat wisata kajian era milenial ini semakin diminati masyarakat karena kehadiran transportasi online yang memudahkan masyarakat mencari masjid yang menjadi tempat acara kajian, sekalipun lokasinya jauh dan kurang strategis. 

Ketenaran/keunikan/kepandaian pemberi materi kajian baik itu ustadz maupun ustadzah, pun menjadi salah satu faktor pendukung sebuah kajian diminati masyarakat.

Dulu, Zainuddin MZ (almarhum) yang dikenal sebagai d’ai sejuta umat berhasil membuat masyarakat berbondong-bondong datang untuk menyimak tauziah/ceramahnya di manapun.

Nama-nama lain yang kemudian juga berhasil menarik minat masyarakat datang ke kajian/majelis ilmu/zikir akbar ada Aa Gym dan KH. Arifin Ilham.

Selanjutnya di era medsos, giliran Ustadz Abdul Somad (UAS) yang fenomenal lantaran mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat setiap kali menjadi bintang utama di sejumlah kajian.

Penggemar UAS dipastikan menyemut setiap kali ustad asal Riau itu tampil. Sampai ada yang bilang, ketenaran dan peminat tauziahnya setara dengan Zainuddin MZ.

Sejumlah ustad lainnya yang juga mendapat perhatian para netizen atau warganet, ada Ustadz Bachtiar Nasir, Adi Hidayat, Abi Makki, Felix Siauw, Fatih Karim, Abu Fida, Derry Sulaiman, dan lainnya.

Belakangan selain ustadz/ustadzah dalam negeri juga ada yang mengundang da'i internasional dari mancanegara.

Untuk menambah daya tarik, penitianya juga kerap menggunakan pemandu acara ataupun bintang tamu dari kalangan public figure/artis yang teguh berhijrah dan mulai konsen dengan kegiatan-kegiatan Islam seperti Teuku Wisnu, David Chalik, Arie Untung, Mario Irwinsyah, Dewi Sandra, Fenita Arie, Hamas Syahid, dan lainnya.

Materi/tema kajiannya pun sangat menarik dan variatif. Kadang mengkaji perihal sunnah, tadabur Al-Qur’an, mengupas terkait kasus tertentu seperti soal bom, LGBT, Narkoba, fans fanatik, teknik mengaji, dan lainnya ataupun menyangkut seputar hari/momen spesial umat Islam seperti Maulid Nabi, Ramadhan, dan sebagainya.

Faktor pendukung lainnya, kemasan kajian sekarang juga memasukkan muatan ekonomi, misalnya dengan sekaligus menggelar bazaar berupa aneka kuliner makanan/minuman, perlengkapan shalat, fashion muslim/muslimah, buku-buku Islam, atribut/pernak-pernik Islami, dan lainnya.

Biasanya sebelum ataupun selepas mengikuti kajian, para jamaah berwisata kuliner ataupun belanja di bazaar tersebut. Dan itu sudah seperti menjadi konsep sebuah wisata kajian Islam yang memadukan pula dengan kuliner dan belanja.

Selama Ramadhan 1439 H ini, sejumlah kajian Islam tetap marak berlangsung di sejumlah masjid. Biasanya digelar jelang berbuka atau saat ngabuburit sampai buka bersama.

Tak sedikit yang dilakukan selepas Salat Tarawih atau pun pagi hari, selepas Subuh maupun setelah Dhuha sampai waktu Shalat Zuhur masuk.

Mengingat di Bulan Suci, tentu tema yang diangkat umumnya terkait bagaimana berpuasa Ramadhan yang benar, tentang hal-hal yang membatalkan puasa, hikmah/manfaat puasa, memaksimalkan ibadah puasa, seputar sedekah, infaq, zakat, dan lainnya.

Selepas Lebaran, sesudah masyarakat kembali ke kota seusai mudik dari kampung halaman, wisata kajian Islam diperkirakan akan semakin marak.

Peminatnya diperkirakan akan semakin membudak lantaran semakin banyak panitia/pengurus/remaja masjid yang melek medsos lalu mengemas acara kajiannya secara kekinian seperti tersebut di atas.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Masyarakat selalu membludak saat Ustad Abdul Somad tampil di berbagai acara kajian Islam.
2. Sebuah kajian bulanan di Masjid Istiqlal Jakarta.
3. Peminat kajian Mengaji Metal atau Metode Talqin. 
4. Salah satu acara kajian yang mengundang da'i internasional dengan public figure sebagai host. (foto: @kajianbogor)
5. Ini bukti wisata kajian Islam di Indonesia semakin membludak peminatnya.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP