. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 23 Mei 2018

Ini Bukti Kemenpar (juga) Serius Genjot Ekowisata dan Petualangan

Selain Wisata Kuliner dan Wisata Tematik, pemerintah juga serius menggenjot pengembangan Ekowisata dan Wisata Petualangan. Buktinya, dua jenis wisata itu masuk dalam Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani Mustafa kepada sejumlah wartawan dan blogger dalam acara buka bersama di Bunga Rampai Restaurant, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/5).

Untuk ekowista dan petualangan masuk dibawah Asiten Deputi (Asdep) Pengembangan Wisata Alam dan Buatan. “Jadi Asdep tersebut memiliki Kepala Bidang atau Kabid Ekowisata dan Kabid Wisata Petualangan serta Kabid Wisata Bahari dan Kabid Wisata Buatan,’ terang Rizki Handayani yang akrab disapa Kiki.

Pegembangan eko wisata dan wisata petualangan, sambung Kiki, Kemenpar Fokus di regulasi dan pengembangan produk usahanya. “Untuk ekowisata, destinasinya sebenarnya sudah ada yakni taman nasional. Jadi kita lebih ke pengembangan produk usaha ekowisatanya dan juga regulasi mengingat banyak isu terkait perizinan, zona pemanfaatan dan lainnya,” tambah Kiki.

Usaha yang tengah dilakukan, sambung Kiki, pihaknya mengadakan pertemuan-pertemuan dengan asosiasi atau pihak terkait. “Tujuannya untuk mendorong pembuatan produk-produk wisata baru, baik itu ekowisata maupun wisata petualangan,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Kiki juga menjelaskan bahwa dirinya sebagai deputi dibantu oleh 5 Asdep yakni Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga, Asdep Manajemen Strategis, Asdep Industri &n Regulasi Pariwisata, Asdep Pengembangan Wisata Budaya, dan Asdep Pengembangan Wisata Alam & Buatan.

Kata Kiki, Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga itu antar lain menangani sekolah tinggi pariwisata dan poltekpar dibawah Kemenpar. Asdep Manajemen Strategis antara lain menganilis situasi internasioal sebagai bahan masukan kebijakan Kemenpar kedepan.

“Sementara Asdep Industri dan Regulasi Pariwisata, dulunya di Deputi Destinasi, antara lain menangani regulasi industri dan kemitraan. Sedangkan Asdep Pengembangan Wisata Budaya juga dulunya ada di Deputi Destinasi antara lain menangani wisata kuliner dan wisata tematik,” terangnya.

Kiki menambahkan, baru-baru ini pihaknya menggelar Pelatihan Dasar SDM Pariwisata di Riau yang diikuti sekitar 1000 SDM Kepariwisatan.

Program tersebut, sambungnya bertujuan meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat dalam memberikan layanan yang baik kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.

“Lewat pelatihan tersebut para pesertanya diharapkan mampu memahami pengertian daya tarik dan destinasi wisata, termasuk teknik dalam membuat paket-paket produk pariwisata serta teknik menjual daya tarik atau destinasi di daerahnya,'' ungkap Kiki yan didampingi Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnubawa Taruna Jaya dan Kepala Biro Komunikasi Publik/Kahumas Guntur Sakti.

Dalam acara buka puasa bersama, Kiki juga mengajak Vita Datau Mesakh selaku Ketua Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar dan Fransisca Callista yang akrab dipanggil Siska sebagai Project Manager Pasar Papringan di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Vita menjelaskan Kemenpar mentargetkan sektor wisata belanja dan kuliner mendatangkan 5,4 juta wisatawan mancanegara (wisman) atau 27% dari target 20 juta wisman pada 2019. 

Potensi kuliner Indonesia, lanjut Vitga amat kaya buktinya setidaknya ada 5.340 resep kuliner khas nusantara namun sayangnya kurang dimaksimalkan untuk pariwisata.

"Seperti kata Menpar Arief Yahya, karena terlalu kaya, kita taken for granted, tidak ada blueprint pengembangannya. Baru sekarang ada," ungkap Vita.

Sementara Siska menjelaskan Pasar Papringan merupakan ‘pasar’ unik yang menjajakan segala penganan tradisional, berikut pengemasan dan penyajiannya, di bawah rimbunnya pepohonan bambu.

“Pasar ini menerapkan konsep konservasi, ramah lingkungan, zero plastic. Jadi wadah makanannya pun menggunakan batok kelapa ataupun daun pisang,” terang Siska.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)
Foto: rezzi-humas kemenpar

Captions:
1. Deputi Rizki Handayani Mustafa yang biasa disapa Kiki menjelaskan program kerja Kemenpar khususnya Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan yang diembannya.

2. Suasana acara jelang berbuka puasa bersama Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kemenpar di Bunga Rampai.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP