. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 29 November 2014

Naik Taksi Laut Keliling 7 Pulau di Polewali Mandar

Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat selain mempunyai objek wisata alam air terjun, ekowisata sungai, agro wisata coklat, dan beberapa pantai di daratannya, juga dianugerahi sejumlah pulau menawan yang menarik untuk dikunjungi karena masing-masing memiliki pesona tersendiri.  

Ada 7 pulau yang bersemayam di perairan Polman. Semuanya terletak di Kecamatan Binuang. 

Pulau Battoa merupakan pulau terbesar dari 7 pulau yang ada di kawasan gugusan pulau di Polman. "Battoa" berarti "Besar". 

Di sekeliling Pulau Battoa ditumbuhi hutan bakau atau mangrove yang rindang. Pulau ini cocok untuk melakukan penelitian dan petualangan dan outbound.

Pulau Battoa dihuni sekitar 170 kepala keluarga yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Kendati relatif terpencil di banding pulau-pulau lainnya, namun masyarakat pulau ini sudah dapat menikmati beberapa hasil pembangunan, di antaranya air minum dari PDAM yang airnya dialirkan di bawah laut, listrik, puskesmas pembantu, Sekolah Dasar, dan SMP. 

Lain lagi dengan Pulau Karamasang yang letaknya paling Timur dari sekian pulau yang ada di Polman. Pulau ini dapat dilihat langsung melalui jalan trans Sulawesi, sesaat setelah Anda memasuki wilayah Polman dari arah Timur. 

Pada bagian Selatan pulau ini terdapat pantai pasir putih yang landai dengan panorama menawan. Di sepanjang pantai pasir putih ditumbuhi pohon yang rindang yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh sambil menikmati semilir angin laut. 

Di beberapa titik sekitar Pulau Karamasang terdapat terumbu karang serta mangrove yang subur. Secara administratif Pulau ini terletak di Kelurahan Amassangan. Tempat ini cocok untuk kegiatan penelitian, outbound, tracking, snorkeling, diving, memancing, berenang, dan lainnya. 

Pulau To Salama. Pulau ini memiliki beberapa nama antara lain Pulau Tangnga atau tengah, karena posisi pulau ini berada di tengah gugusan pulau di Polman. 

Pulau ini juga dinamakan Pulau Tosalama, karena di dalamnya dimakamkan seorang wali penyebar Islam pertama di daerah Mandar yakni Syekh Abdul Rahim Kamaluddin. Makam tersebut telah tercatat sebagai salah satu Situs Cagar Budaya di Polman. 

Secara administratif pulau ini masuk dalam wilayah Kelurahan Amassangan yang dihuni kurang lebih 80 kepala keluarga. 

Pulau Panampeang berada dalam wilayah Desa Tonyaman. Waktu tempuh dari dermaga penyeberangan Belang-belang Desa Tonyaman menuju pulau ini dapat ditempuh sekitar kurang lebih 30 menit dengan menggunakan perahu bermesin tempel dan bercadik yang digunakan sebagai alat transportasi penyeberangan antarpulau di kawasan tersebut. Perahu berkapasitas 10 orang itu biasa disebut taxi laut oleh penduduk setempat. 

Konon nama Pulau Panampeang berasal dari kata “Passappeang” yang artinya tempet menjemur pakaian para nelayan yang sedang beristirahat di pulau ini. Pulau ini juga dijadikan sebagai tempta transit bagi para nelayan jika ada badai saat mereka melaut. 

Lebih dari separuh wilayah pesisir Pulau Panampeang ditumbuhi mangrove yang sangat subur dan sebagian lainnya berpasir putih. 

Pulau Dea-Dea dapat dijangkau dari Dermaga Penyeberangan Belang-belang Desa Tonyaman dengan taksi air dengan waktu tempuh kurang dari 10 menit. Pulau ini tak berpenghuni ini sering disebut Pulau Kucing karena banyak dijumpai beberapa jenis kucing.

Lain lagi dengan Pulau Landea. Dinamakan begitu karena pulau ini tidak ditumbuhi oleh alang-alang (dea). Di pulau ini pengunjung dapat melakukan kegiatan tracking sambil menyaksikan panorama indah di sekitarnya. Tidak jauh dari pulau ini terdapat onggokan batu di tengah laut yang dulu sangat dimitoskan oleh masyarakat sekitarnya yakni "Batu Mangnganga".


Terakhir Pulau Pasir Putih atau biasa juga disebut Pulau Gusung Toraja. Rasanya tidak lengkap kalau mengunjungi kawasan pulau di Polman jika tidak myembangai pulau ini. 

Meskipun kecil, pulau ini memiliki pesona keindahan yang luar biasa. Pulau ini dikelilingi oleh pasir putih yang bersih.

Di pulau ini terdapat fasilitas berupa villa kayu yang dapat digunakan untuk beristirahat dan beberapa buah gazebo. Di tempat yang jauh dari kebisingan ini, pengunjung dapat menyaksikan sunset dan sunrise. 

Jika Anda berniat mengelilingi ke-7 pulau tersebut, sebaiknya menyewa taksi laut karena jauh lebih murah. Taksi Laut berkapsitas 10 orang. Ongkos dari daratan ke Pulau Pasir putih Rp 170.000 pergi-pulang. 

Kalau mau lanjut ke pulau-pulau lainnya tinggal bernegosiasi dengan pemilik taksi Laut. Kalau cuma ingin ke Pulau Salama hanya tambah Rp 50.000. 

Jangan lupa membawa bekal, minuman dan makanan kecil. Apalagi kalau berencana bermalam tentu harus bawa bekal logistik yang cukup. Maklum di beberapa pulaunya seperti Pulau Pasir Putih tidak berpenghuni, jelas tidak ada warung dan rumah makan. Jangan lupa membawa perlngkapan memancing, snorkeling, diving dan waters sports lain seperti bola volley dan bola sepak untuk mengisi waktu luang. 

Kalau Anda ingin camping, bawa juga peralatan kemah seperti tenda, sleeping bag, dan matras. Jangan lupa bawa lotion anti nyamuk, topi, payung, dan krim anti sinar matahari agar kulit tak terbakar selama berjemur dan beraktivitas lainnya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Mengabadikan Pulau Pasir Putih dari atas Taksi Laut. 
2. Dernaga kayu di Pulau Salama, Polman. 
3. Taksi Laut alat transportasi mengelilingi 7 pulau di Polman, Sulbar

Read more...

Dua Syarat Membuat Film di Buton

Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara dilirik sejumlah produser dan sutradara film untuk lokasi pembuatan film layar lebar. Keberhasilan ini didapat usai Pemkab Buton mengikuti pameran industri perfilman FILMARES 2014 di Jakarta International (JI)-Expo, Kemayoran, Jakarta. Pemkab Buton dengan senang hati akan membantu dan mendukung itu sepenuh hati namun dengan dua syarat.  

Kedua syarat mendasar itu adalah pertama, dalam film tersebut harus ikut mempromosikan potensi wisata yang ada di Buton, entah itu wisata bahari, alam, budaya, sejarah dan lainnya.

“Kami berkewajiban memberikan pelayanan dengan baik. Katakan kalau mereka mau minta syuting di Benteng Keraton Buton, kami akan antar dan fasilitasi,” jelas Kadisbudpar Buton Abdul Zainuddin Napa kepada Travelplusindonesia di JI-Expo, Jum’at (28/11). 

Kedua, melibatkan atau memperkerjakan warga lokal baik sebagai kru maupun pemain figuran dan lainnya. Semua kru film tentu tidak semuanya didatangkan dari Jakarta, seperti film Barakati yang memerlukan 100 orang kru. Yang didatangkan dari Jakarta hanya 50 orang, sisanya termasuk beberpa pemain dari Buton. 

“Kita akan membuat kelonggaran dan pasti kami akan bantu. Kalau ada complain masyarakat, kami akan beri pemahaman kepada masyarakat agar mengerti. Intinya kami akan memberikan rasa aman dan nyaman,” tambahnya. 

Bentuk dukungan lainnya misalnya seperti menyiapkan tenaga sukarela buat porter atau pembawa perlengakapan logistik dan perlengkapan syuting ke lokasi-lokasi. 

“Ketika pembuatan film dokumenter Festival Gunung Siantapina, semua kru-nya harus jalan kaki mendaki gunung satu hari satu malam dan bermalam di perjalanan. Perbekalannya dipikul oleh masyarakat secara cuma-cuma, jadi seperti itu salah satu bentuk bantuan dari kami,” tambahnya. 

Menurut Zainuddin, sudah banyak produser yang tertarik membuat film di Buton. “Saya sendiri ikut memberikan gambaran kepada produser untuk membuat film percintaan tiga negara di Buton yakni antara Belanda, Jerman, dan Indonesia. 

“Nanti pengambilan gambarnya di Indonesia ada di dua tempat yakni Buton dan Bali, dan tentunya di Jerman dan Belanda. Katakan ada orang bule datang ke Buton untuk mandi-mandi, lalu bercinta dengan pria Buton lalu ke Bali dan seterusnya. Ini bukan kisah nyata, ya seperti film Eat Pray Love yang dibintangi Julia Roberts dan Christine Hakim hingga makin menggaungkan pariwisata Bali,” jelasnya. 

Menurut Zainuddin lewat film, potensi parwisata Buton ikut terpromosikan dan terangkat ke dunia internasional. “Walau baru dua film yang dibuat di Buton, itu sudah cukup memperkenalkan potensi wisata buton apalagi kalau banyak dan terus-menerus, ujarnya. 

Sebelumnya Zainuddin mengatakan selama tiga hari mengikuti FILMARES Expo dari tanggl 26-28 November ini, ada banyak produser dan sutradara yang tertarik membuat film di Buton. 

“Tadi ada sutradara video klip dan layar lebar Richard Buntario yang datang ke stan Buton terus tertarik ingin survey ke Buton setelah mendapat informasi bahwa di Buton ada benteng terluas di dunia. Dia kaget karea dia baru tahu. Kata dia, benteng itu sangat cocok untuk lokasi pembuatan film modern yang berkolaborasi dengan kebudayaan Buton. Tapi dia mau survey dulu ke Buton khususnya ke benteng. Dia ingin memastikan apakah benar itu benteng atau bukan,” terangnya. 

Pada kesempatan itu Zainnuddin menjelaskan kepada Richard Buntario bahwa Buton sejak lama mendapat julukan Seribu Benteng “Karena di mana-mana ada benteng. Tapi benteng yang menurut Unesco terbesar itu adalah Benteng Kesultanan atau Keratonnya,” terangnya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Pengunjung membaca informasi wisata di stan Buton di FILMARES Expo 2014 di JI-Expo. 
2. Pohon dan bangunan di dalam Benteng Keraton Buton.

Read more...

Buton, Satu-Satunya Destinasi Wisata yang Ikut FILMARES 2014

Buton menjadi satu-satunya kabupaten di Indonesia yang mengikuti pameran khusus industri perfilman bertaraf internasional FILMARES 2014 yang berlangsung selama tiga hari di Jakarta International (JI) Ezpo. Kemayoran, Jakarta Pusat (26-28/11). Pemkab Buton berharap lewat pameran ini para produser film akan berbondong-bondong membuat film dengan mengambil lokasi di objek-objek wisata yang ada di Buton. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Buton Abdul Zainuddin Napa menjelaskan tujuan Buton ikut pameran FILMARES 2014 ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat Nasional maupun internasional bahwa Buton bisa dijadikan lokasi pembuatan film baik itu film percintaan, perang, budaya, dan lainnya. 

“Buton adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang punya banyak potensi baik wisata alam, bahari, budaya, sejarah yang menarik untuk dijadikan sebagi tempat syuting film. Buton punya benteng terbesar di dunia, pantai-pantai menawan, di tambah keindahan bawa lautnya tempat para diver menyelam, dan budaya lokalnya yang khas dan ,asih bertahan samapi kini,” terang Zainuddin kepada travelplusindonesia di JI-Expo, Jum’at ( 28/11). 

Banyak keuntungan yang didapat Buton dengan mengiIkut pameran ini terutama dalam segi peningkatan promosi pariwisatanya. Sebab selama ini Buton cuma dikenal sebagai taman aspal atau penghasil aspal. “Imej ini ingin kita geser. Bukan hanya tambang aspal tapi Buton juga punya potensi kebudayaan dan pariwisata yang antara lain bisa digunakan untuk lokasi pembuatan film dan lainnya,” ujarnya. 

Lewat pameran ini, lanjut Zainuddin, Buton juga ingin memberitahukan bahwa selama 2014, Pemkab Buton sudah membuat 2 film baik komersial dan dokumenter. “Jadi kita ingin buktikan ke publik bahwa Buton pernah bikn 2 film tahun ini,” tambahnya.

Film komersialnya berjudul Barakati yang diperankan Acha Septriasa dan Fedi Nuril yang menceritakan jejak terakhir Gajah Mada di Buton seteah melakukan perjalanan dari Kerajaan Mataram di Yogyakarta ke buton menurut versi orang Buton. Satunya lagi film dikumenter judulnya Festival Gunung Siantapina

“Kenapa film ini dibuat karena di Indonesia festival gunung cuma satu yakni Festival Gunung Padang di Jawa Barat karena di sana ada situs meglitik. Padahal di Buton tepatnya di Kecamatan Lasalimu juga ada ritual adat setempat ditambah benteng,” papar Zainuddin. 

Dengan mengikut pameran ini, tambah Zainuddin diharapkan para produser film tertarik memilih Buton untuk lokasi pembuatan filmnya. “Kalau mereka memilih Buton sebagai tempat syuting film baik komersial maupun dokumenter, kami pemda Buton siap untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan,” akunya. 

Zainuddin menambahkan selama tiga hari mengikut pameran FILMARES 2014 ini banyak investor terutama produser film dan sutradara yangg tertarik membuat film di Buton. “Tadi ada sutradara video klip dan layar lebar Richard Buntario yang datang ke stan Buton terus tertarik ingin survey ke Buton setelah mendapat informasi bahwa di Buton ada benteng terluas di dunia. Dia kaget karea dia baru tahu. Kata dia, benteng itu sangat cocok untuk lokasi pembuatan film modern yang berkolaborasi dengan kebudayaan Buton. Tapi dia mau survey dulu ke Buton khususnya ke benteng. Dia ingin memastikan apakah benar itu benteng atau bukan,” terang Zainuddin. 

Kata Zainuddin lagi, rencananya Buton akan ikut pameran ini lagi tahun depan. Ini baru pertama kali Buton ikut pameran FILMARES. “Pokoknya semua event yang dapat menguntungkan Buton dalam memperkenalkan potensi wisata dan budayanya, Buton akan ikut,” tandasnya. 

Meilanni, project director untuk FILMARES 2014 mengatakan bahwa selama ini kegiatan perfilman di Indonesia lebih banyak berfokus pada hasil akhir yaitu film, padahal industri perfilman itu lebih dari sekadar film. 

"Kami di sini mencoba untuk melihat dunia perfilman dari sudut yang berbeda. Kami mau mencoba mengekspos individu, proses, hingga produk dan jasa perfilman yang selama ini selalu berada di belakang layar. Jadi istilahnya bukan bukan makanannya melainkan dapurnya, kokinya, peralatannya, bumbunya, dan lainnya", ujarnya. 

Pameran ini diselanggarakan agar jangan sampai orang luar yang mau shooting di Indonesia menggunakan orang atau jasa dari luar juga. Apalagi kalau sampai memakai orang, produk atau jasa dari sesama negara ASEAN.  “Padahal di Indonesia ada. Kualitas kita tidak kalah tapi mereka tidak tahu kita ada. Sama saja jadinya. Kami maunya bukan hanya film kita saja yang eksis tapi pelaku dan pendukungnya juga, baru bisa dikatakan sebagai sebuah industri," terang Meilanni sambil mengingatkan akan diberlakukannya pasar bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area/AFTA) sebentar lagi.

FILMARES Expo ini, lanjut Meilanni diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkenalkan perusahaan, komunitas, atau individu yang berkecimpung di industri perfilman dalam maupun luar negeri. 


Dalam FILMARES 2014 ini juga menghadirkan peserta-peserta yang menjual atau menyewakan peralatan pembuatan film. Selama tiga hari, pengunjung disuguhkan berbagai kegiatan di balik layar industri perfilman dari berbagai departemen yang terkait seperti kameramen, animator, sampai creator film. 

Pengunjung juga dapat melihat demonstrasi pengambilan video dengan helicam atau kamera terbang, mencoba berbagai jenis kamera, penciptaan animasi digital, dan production house. 

Selain pameran, ada peluncuran produk, stunt live perfomance oleh SFC, serta workshop dan talkshow. Ada workshop animasi VFX oleh Rini Sugianto, seorang animator Indonesia yang berhasil menghasilkan box office dan workshop Stereoskopik oleh Alexander Lentjes, seorang pakar 3D stereoskopik dari Inggris. 

Dalam pameran ini juga diinformasikan mengenai sejarah film Indonesia sejak tahun 1926, dimana film Indonesia pertama kali di produksi oleh NV Java Company dengan judul 'Loetoeng Kasaroeng' yang ditayangkan perdana di Bandung pada tanggal 31 Desember 1926.  Sampai jumpa di FILMARS Expo 2015.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Stan Pemkab Buton di pameran industri perfilman FILMARES 2014. 
2. Kadisbudpar Kabupaten Buton Abdul Zainuddin Napa di pameran FILMARES 2014 di JI-Expo.
3. Peralatan kamera terbang canggih yang dipamerkan dan dijual di FILMARES 2014.

Read more...

Certina Hadir Kian Mengukuhkan Swiss Raja Jam Tangan Mewah dan Tangguh

Swiss kian mengukuhan diri sebagai raja jam tangan mewah di Indonesia sekaligus sebagai produsen jam tangan mahal nomor wahid di dunia. Sebelumnya sudah ada Rolex, Patek Philippe dan TAG Heuer, Omega, Corum, dan Swiss Army. Kini giliran Certina yang akan merebut hati para pecinta jam-jam mewah berkualitas dan tangguh di Tanah Air.  

Keistimewaan Certina yang sudah sebulan hadir di Indonesia ini mengusung konsep Double Security (DS) untuk memberikan jam tangan dengan ketahanan yang luar biasa dan tahan air. Tak tanggung-tanggung Certina mempunyai enam DS, yaitu DS Action Diver, DS Dream, DS Eangle, DS Podium, DS-1, dan DS-2

William Yong, Country Manager Swatch Group Indonesia yang memasarkan jam ini menjelaskan Certina selalu memberikan tampilan sporti, tidak hanya untuk olahraga tapi Certina dapat bertahan lama. “Kehandalan, presisi, dan inovasi merupakan hal dasar dari filosofi certina sejak 1888,” jelasnya Grand Launching Certina Swiss Watches di Indonesia di SCBD Fable Fairground, Jakarta Pusat, Kamis (27/11). 

Kendati sporti tapi jam tangan ini tetap dapat digunakan untuk para traveler. “Ya tentu Certina dapat dipakai untuk para traveler karena koleksinya beragam dan semua tetap memberi kesan elegan,” ujar William. 

Adrian Halter-Head of Sales menambahkan begitu banyak fitur yang ada pada jam Certina dan sangat tergantung pada konsep jam tangan yang diinginkan. “Jam ini tahan pada air dikedalaman hingga 200 meter,” terangnya. 

Konsep DS yang diusung Certina teraplikasikan lewat logonya yakni tempurung kura-kura berwarna hijau. “Warna hijau merupakan hal-hal yang positif, sesuai dengan spirit baru Certina. Selain itu, tempurung dapat anti air, anti goyangan, dan daya tahan yang lama,” terang Adrian. 

Andiran memberikan penjalasan mengapa Certina akhirnya meluncurkan jam tangan di Indonesia. Menurutnya Indonesia merupakan pasar yang luar biasa untuk Certina. “Penduduknya Indonesia sangat besar dengan perekonomian yang semakin baik. Kalangan menengah ke atasnya pun terus meningkat. Ini merupakan pasar yang dibidik Certina,” akunya. 

Rally driver Indonesia Rifat Sungkar yang menjadi perwakilan duta grand launch Certina mengatakan bahwa konsep awal jam Certina dari extreme sport. Terlihat dari banyak proteksi-proteksi jam ini muai dari casing, kaca, dan double security serta ketepatan waktunya 8-10 kali lebih akurat. 

Menurut Rifat yang sudah mengikuti berbagai kejuaraan Nasional sprint rally hingga Asia Pacific Rally Championship (APRC), World Rally Championship (WRC), maupun Rally America mengatakan yang paling penting dalam sebuah karir rally driver adalah WRC. “Kebetulan Certina merupakan sponsor tersebut jadi Certina bukan barang yang asing bagi saya,” jelasnya. 

William menerangkan lagi, Certina sudah tersedia di sejumlah toko di Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Mall Kelapa Gading, Mall Taman Anggrek, Kota Kasablangka, dan Senayan City. “Kalau ingin beli sebaiknya langsung ke toko daripada secara online. Di semua toko itu, Certina memberikan garansi selama dua tahun,” jelasnya. 

Adrian menambahkan harga sebuah jam tangan Certina berkisar mulai dari Rp4 juta hingga Rp35 juta. Menariknya semua semua tipe jam Certina baik untuk perempuan maupun laki-laki hadir di Indonesia antara lain DS Eagle yang berdesain extreme-sport sangat cocok buat bagi pria dan DS Podium Lady berdesain modern yang nampak anggun namun tetap sporti buat wanita. “Kalau di China hanya beberapa tipe saja,” terangnya. 

Acara peluncuran jam Certina di Indonesia juga dihadiri oleh Christian Gerber-Regional selaku Sales Manager dan Iwan Cayadi Ng sebagai Vice President Indonesia. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions
1. Tos bersama saat Grand Launching Certina Swiss Watches di Jakarta. 
2. Tiga tipe jam Certina buat pria yang hadir di Indonesia.

Read more...

Selasa, 25 November 2014

Mengangkat Derajat Situs Megalitik Gunung Padang

Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang sempat menghebohkan karena diduga umurnya setua piramida di Mesir, sampai kini belum banyak mendatangkan wisman sebagai objek wisata purbakala yang potensial. 

Untuk menaikkan derajatnya agar lebih berkelas dan terkenal, pemerintah berencana menjadikan situ megalitik ini menjadi destinasi pariwisata internasional dengan nama destinasi Piramida Gunung Padang. 

Menteri pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan potensi wisata Gunung Padang sangat besar dan  bisa sekelas Piramida Giza di Mesir. “Usia Gunung Padang bahkan lebih tua dibanding Machu Picu, peradaban di Peru,” jelasnya usai blusukan ke Gunung Padang, Kamis (20/11/2014).

Arief yakin Gunung Padang jika dikelola dengan baik bisa terkenal seperti Piramida Giza di Mesir yang sudah lebih dulu menjadi landmark sekaligus situs sejarah yang namanya sudah mendunia. Dengan menjadi objek wisata, lanjutnya bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Namun tradisi luhur yang ada di sekitar gunung ini harus tetap dijaga.

Sebagai langkah awal menjadikan Gunung Padang sebagai objek wisata internasional, Arief mengatakan akan mempromosikannya di dalam Great Jakarta. Sebelum ditetapkan sebagai objek wisata internasional nanti, Arief Yahya akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Pemda setempat. "Saya ke sini izin dulu dengan Mendik Anies Baswedan. Sebelum ditetapkan jadi destinasi pariwisata internasional, saya izin dulu dengan beliau," ungkapnya.

Saat blusukan ke Gunung Padang, Arief sempat membandingkan gunung tersebut dengan Candi Borobudur. Menurutnya ketika zaman Belanda, kondisi Candi Borobudur sama seperti Gunung Padang sekarang yaitu menjadi situs arkeologi dalam upaya untuk merestorasinya.”Sewaktu selesai direstorasi, situs arkeologi Candi Borobudur bisa seutuhnya menjadi objek wisata,” terangnya.

Dalam kunjungan ke Gunung Padang kali ini, Arief Yahya didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedy Mizwar. Di sana Arief menanam 7 pohon di sela-sela pendakian menuju situs megalitik tersebut. Menurut Arief penanaman 7 pohon sebagai simbol sapta pesona yaitu, aman, tertib, nyaman, bersih, indah, ramah dan kenangan.

Luasnya Lebihi Candi Borobudur
Gunung Padang berada di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Situs megalitik ini bisa dicapai dengan naik kereta api (KA) Siliwangi dengan rute Cianjur – Sukabumi yang antara lain berhenti di Lampegan, stasiun terdekat dengan gunung tersebut.

Jadwal pemberangkatan kereta ini ada empat kali perjalanan dalam sehari, baik dari Stasiun Cianjur maupun Sukabumi. Pemberangkatan dari Cianjur pukul 07.00 WIB, 12.20 WIB, 17.40 WIB, dan pukul 22.35 WIB. Sedangkan dari Sukabumi pukul 04.30 WIB, 09.25 WIB, 15.00 WIB, serta 20.00 WIB.

Jadwal tersebut disesuaikan dengan keberangkatan KA Pangrango rute Bogor-Sukabumi. Jadi kalau Anda berniat melanjutkan perjalanan dari KA Pangrango dari Stasiun Sukabumi, masih tersedia waktu 15 menit.

Kalau Anda datang dari Jakarta, ingin naik kereta ke Gunung Padang, bisa naik kereta commuter line menuju Bogor. Lalu, menyambung dengan KA Pangrango, dan berganti KA Siliwangi dari Stasiun Sukabumi. Tiketnya Rp 35 ribu untuk kelas I dan Rp 20 ribu untuk kelas ekonomi AC. Turun di Stasiun Lampegan, lalu disambung naik ojek sepeda motor.

Selepas Stasiun Lampegan menuju Gunung Padang, akan disuguhi hamparan perkebunan teh dengan udara sejuk dan kadang berkabut.

Areal situs purbakala ini luas aslinya diperkirakan sepuluh kali lebih daripada luas Candi Borobudur. Untuk mencapai sisa-sisa bangunan yang diperkirakan peninggalan jaman pra sejarah ini, pengunjung terlebih dulu harus mendaki bukit kecil di setapak berundak.

Menurut kuncen atau juru kunci Gunung Padang, Abah Dadi, bangunan yang kini disebut Situs Gunung Padang itu, dulunya menjadi pusat peribadatan orang Sunda yang ketika itu masih berkepercayaan Sunda Wiwitan. “Fungsinya dulu ya seperti tempat peribadatan umat beragama yang ada sekarang, ya seperti masjid, gereja, dan lainnya. Ada juga yang menyebut semacam pramida yang ada di Mesir,” terangnya.

Kata Abah Dadi gunung ini menjadi poros atau tengah-tengahnya Jawa Barat. “Padang itu berasal dari kata Sunda yang artinya pemandangan, ujarnya.

Lambat laut seiring perubahan jaman, fungsi bangunan pra sejarah di Gunung Padang telah berubah fungsi menjadi lokasi berziarah dan tempat bermesraan.

Buktinya sewaktu penulis ke sana kali pertama tahun 2011 bersama Kembara Tropis, ada tulisan; ”Dilarang! Berpacaran di Lokasi Situs, Karena ini Tempat Sakral”, yang terpasang di batang pohon besar yang tumbuh di area situs purbakala ini.

Naskah & foto: Adji Tropis , IG @adjitropis

Captions:
1. Hamparan balok batu Situs Magelitik Gunung Padang. Cianjur, Jabar

Read more...

Minggu, 23 November 2014

Komik Re:ON Terbaru Diserbu Reonites

Komik-komik Indonesia bergaya Jepang berlabel re:ON Comics terbitan PT Wahana Inspirasi Nusantara diserbu Reonites atau para penggemar re:ON Comics di ajang HelloFest Anima Expo 2014 yang berlangsung dua hari di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, 22-23 November 2014.  

Di stan re:ON Comics di ajang HelloFest tersebut, Reonitis bukan cuma membeli komik-komik re:ON edisi lama, pun menyerbu komik re:ON edisi terbaru volume 10.

Yudha Negara Nyoman, salah satu dari tiga pendiri re:ON Comics mengatakan komik re:ON volume 10 mulai diedarkan pada 22 November 2014 khusus untuk wilayah Jakarta. “Untuk luar DKI Jakarta mulai beredar 29 November 2014,” jelasnya di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (22/11/2014).

Seperti komik-komik edisi sebelumnya, re:ON Comics volume 10 juga berbentuk majalah kompilasi komik yang terdiri dari berbagai genre. “Komik re:ON hadir sejak pertengahan 2013 lalu. Periode terbitnya 6 minggu sekali,” tambah Yudha.

Di stan re:ON Comics, pengunjung bukan hanya membeli komik-komik re:ON terbaru maupun edsi lama, pun melihat langsung sekaligus berfoto bersama cosplayer cantik, ceria, dan imut, Franzeska Edelyny yang menjadi cosplayer karakter Reon dan Matcha Mei yang menjadi cosplayer Reyna.

“Kedua cosplayer Reon dan Reyna itu sengaja dihadirkan untuk menarik pengunjung datang ke stan re:ON sekaligus membeli komik-komis serta mercehandise-nya,” terang Yudha.

Re:ON Comics juga mendatangkan salah satu komikus andalan mereka yang berasal dari Tenggarong, Kalimantan Timur, yakni Annisa Nisfihani. “Kami ingin menginspirasi para pembaca bahwa siapa pun dapat menjadi komikus andal asalkan memiliki kemauan, kerja keras, dan disiplin,” tambah Yudha. 

Yudha menjelaskan dalam re:ON edisi terbaru hadir kelanjutan kisah The Grand Legend Ramayana karya Is Yuniarto. “Cerita ini mengenai petualangan Rama dan Shinta dalam peperangan Mithila,” jelasnya.

Selain itu juga ada ceruta bertajuk Galauman karya Ockto Baringbing dan Ino Septian. “Ceritanya unik berkisah tentang pertarungan seru Galauman dengan Forskwer, musuh bebuyutannya,” terangnya. 

Dalam komik re:ON terbaru juga ada rubrik re:FRESH berisi 10 tips kocak. “Kalau di rubrik re:DRAW memuat komik-komik kiriman pembaca. Selain itu juga ada re:REVIEW rubrik khusus review, dan rubrik re:CREATIVE khusus buat para calon komikus yang ingin belajar membuat komik,” papar Yudha lagi. 

Menurut Yudha, re:ON sengaja membuat komik-komik cerita Indonesia dalam kemasan bergaya Jepang untuk memenuhi permintaaan pasar. “Kita pernah buat komik bergaya lokal namun tidak laku. Sekarang ini komik-komik Japan style tengah diminati masyarakat Indonesia,” akunya.

Editor in-chief re:ON Comics Chris Lie menambahkan dalam komik re:ON edisi 10 juga ada cerita berjudul Lay-Lay Cat karangan Andik Prayoga dan Sheila Rooswhita. “Lay-Lay Cat adalah kucing gendut pembawa keberuntungan,” ujar Chris yang juga pendiri re:ON. 

Yudha menambahkan kehadiran re:ON di HelloFest yang ke-10 ini bukan sekadar memperkenalkan dan menjual komik re”ON terbaru maupun yang lama, pun untuk membangkitkan semangat berkarya para komikus Indonesia di tengah serbuan komik luar negeri.

“Siapa tahu nanti muncul komikus andal muda Indonesia yang bisa juga mendunia seperti Chris Lie yang pernah menjadi salah satu orang di belakang layar pembuatan toys dan figure untuk beberapa karakter kenamaan dunia,” tutup Yudha. 

Acara HelloFest Anima Expo sendiri berawal dari acara kelulusan bagi siswa-siswi HelloMotion Academy yang diselenggarakan secara sederhana. Namun belakangan ini berkembang dan membesar menjadi ajang pameran kreativitas tingkat Nasional di bidang animasi, film pendek hingga pop-culture yang diikuti berbagai komunitas kreatif. Ajang ini bukan hanya menjadi wadah bertemu pun sekaligus memamekan dan memasarkan karya kreatif masing-masing. 

“Dijajah” Jepang 
Dalam HelloFest Anima Expo 2014 dan ajang serupa lainnya terlihat sekali Jepang berhasil “menjajah” Indonesia lewat budayanya mulai dari komik, karakter pemain komik, film animasi, dan aneka makanannya. 

Buktinya di ajang HelloFest Anima Expo 2014 dengan tiket Rp 20.000 per orang ini dikunjungi ribuan anak muda. Dalam ajang ini banyak orang Indonesia yang memamerkan dan menjual komik yang hampir semua bergaya Jepang dengan alasan permintaan pasar atau tren. Begitupun para perajin merchandise-nya mulai dari kaos, jaket, tas, dan lainnya sampai kuliner, semuanya berbau kental Negeri Sakura seperti hokben, ramen, dan lainnya. 

Di ajang ini terlihat sekali anak muda kita  begitu membangga-banggakan budaya serba Jepang. Kalau Anda tidak percaya, cobalah datang di ajang ini berikutnya. Anda bakal melihat betapa “lucunya” anak-anak remaja kita yang umumnya masih labil itu, begitu bersemangat berpenampilan karakter komik ataupun animasi khas Jepang. 

Anehnya lagi pengaruh serbuan budaya Negeri Samurai yang sukses menghipnotis para anak baru gede (ABG) Indonesia hingga mengalami krisis budaya Nasional ini, justru dimanfaatkan oleh para pebisnis, wirausahawan, seniman animasi, komik, dan lainnya sebagai lahan bisnis yang menggiurkan karena komunitasnya banyak dan pasarnya cukup besar. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions
1. Tiga pendiri re:ON berfoto bersama cosplayer Reon dan Reyna di ajang HelloFest Anima Expo 2014, JCC.
2. Yudha memamerkan komik re:ON terbaru edisi 10.

Read more...

Jumat, 21 November 2014

Mau Bahagia? Berbagilah

Tahukah Anda, orang yang suka berbagi itu selalu bahagia. Dengan rasa kebahagian, orang itu pun terhindar dari stress dan depresi.

Profesor Adam Grant dari Wharton Business School dalam bukunya Give and Take yang memaparkan konsep “Membantu orang dalam 100 jam” menyebutkan dengan meluangkan 100 jam selama setahun atau rata-rata 5 menit dalam sehari untuk membantu sesama manusia, dapat menimbulkan rasa kebahagiaan dan mengurangi perasaan depresi dan stress. 

Melihat keajaiban tersebut, Putera Sampoerna Foundation menggelar program penggalangan dana Save a Teen.

Program ini berinisiatif untuk mengajak keluarga dan remaja Indonesia berpartisipasi menjadi “Generasi Berbagi” atau generasi yang memiliki rasa empati dan kepedulian kepada sesama.

Fundraising Manager Putera Sampoerna Foundation Imran Razy menjelaskan Save a Teen mengajak keluarga Indonesia untuk melakukan ‘Aksi 5 Menit Biasa Berbagi’. “Ini sebagai langkah awal orang tua untuk menanamkan kebiasaan berbagi pada anak dan remaja sejak dini,” ujarnya dalam talkshow interaktif bertajuk “Aksi 5 Menit Biasa Berbagi” di Rumate Resto, Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2014).

“Kami berharap keluarga dan remaja Indonesia akan turut ambil bagian secara aktif dalam ‘Aksi 5 Menit Biasa Berbagi' untuk mendekatkan kepada tujuan menciptakan generasi baru yang lebih peka, peduli terhadap sesama, dan pastinya lebih bahagia,” tambah Imran.

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, psikolog anak dan remaja Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam talkshow ini mengungkapkan bahwa ketika kita bisa menolong seseorang atau membahagiakan orang lain maka rasa bahagia muncul secara otomatis dan diri kita. “Perasaan bahagia membawa aura positif dalam diri. Aura positif itulah yang akan mengurangi rasa depresi dan stress yang dialami,” ujarnya.

Dengan meluangkan waktu 5 menit selama 21 hari berturut-turut, lanjutnya, orangtua dapat menanamkan kebiasaan berbagi yang kemudian bisa menjadi bekal penting bagi anak untuk dapat terus berbagi kepada orang-orang di sekitarnya sekaligus menjalani kehidupan yang lebih bahagia. 

Kata Vera berbagi itu sangat mudah dan tidak melulu berupa materi atau uang. Cukup dengan senyuman, setiap orang telah menunjukkan empati berbagi kebahagiaan dengan orang lain. ''Senyum itu contoh berbagi paling mudah yang bisa dilakukan setiap orang,” ujarnya.

Ketika mengajarkan anak berbagi, tambahnya tak boleh mengharapkan suatu imbalan dari orang yang kita beri. “Ajarkan supaya jangan pamrih dengan apa yang telah diberi,” imbaunya.

Vera menambahkan sebaiknya kebiasaan berbagi ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Orang tua diharapkan bisa mengajarkan kebiasaan berbagi itu kepada anak-anaknya. “Kalau anak secara rutin diajarkan berbagi, anak akan menjadi terbiasa melakukan hal itu hingga dewasa," katanya.

Dalam acara itu, aktris Sigi Wimala yang ditunjuk sebagai Duta Save a Teen turut mendukung kampanye ''Aksi 5 Menit Biasa Berbagi''. 

Sigi pun turut membagikan pengalamannya dalam berbagi dengan sesama. "Sebagai seorang ibu, saya  merasakan adanya korelasi yang kuat antara tingkat kebahagiaan dan semangat berbagi. Hal ini mendorong saya mengobarkan semangat berbagi dalam rangka mewujudkan Generasi Berbagi di Indonesia,” ungkapnya. 

Menurut Sigi berbagi itu sesuatu yang sangat sederhana dan bukan sesuatu yang sulit. Kita bisa melakukan dengan cara apapun. “Kalau mengajarkan anak untuk berbagai cukup yang simple saja tapi terus-menerus. Bisa berbagi mainan, buku , dan lainnya,” ungkapnya. 

Kendati berbagi menimbulkan rasa kebahagiaan, namun ternyata hal itu tidak disadari mayarakat Indonesia. Buktinya tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. 

Buktinya dalam World Happiness Report 2013 yang dirilis Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menempatkan Indonesia pada peringkat 76 sebagai negara paling bahagia sedunia, jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Thailand (36) dan Malaysia (56). 

Imran menambahkan untuk menjadikan mayarakat Indonesia lebih bahagia dan peduli kepada sesama, salah satu caranya dengan mengajak keluarga dan remaja Indonesia menjadi Generasi Berbagi lewat Aksi 5 Menit Biasa Berbagi untuk membantu anak-anak prasejahtera yang putus sekolah, namun memiliki prestasi yang baik. 

“Aksi Save a Teen ini juga bisa dilakukan dengan men-share informasi yang diambil dari akun twitter @Saveateen dan laman facebook Save a Teen World ke akun pribadi mereka,” tutup Imran. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Sigi Wimala Duta Save a Teen. 
2. Talkshow interaktif bertajuk “Aksi 5 Menit Biasa Berbagi”.

Read more...

Mungkinkah Nias Disinggahi Kapal Pesiar Lagi?

Pariwisata merupakan potensi unggulan lain Nias. Sayang, sektor ini pun sampai sekarang belum tergarap optimal. Padahal pada tahun 70-an dan 80-an, pariwisata Nias pernah mengecap masa keemasan. Sejumlah kapal pesiar berpenumpang ribuan wisatawan mancanegara pernah menyinggahinya. 

Kepala Desa Bawömataluo, Ariston Manaö meyakini bahwa pada tahun 70-an Nias, terutama perkampungan adat di Desa Bawömataluo ramai didatangi turis asing terutama Eropa dan Amerika dengan kapal pesiar besar yang mengangkut 1.000-1.500 penumpang berkantong tebal.

Cerita yang cukup membanggakan itu didapatnya dari para pendahulunya dan sejumlah catatan baik dari buku sejarah Nias maupun koran lama. “Dulu Nias disinggahi kapal pesiar Rotterdam, MS Europe, Prinsendam, dan lainnya. Saat itu desa ini penuh dengan turis bule, mereka datang ke desa ini naik truk setelah turun dari kapal pesiar,” terangnya kepada Travelplusindonesia di kediamannya di Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan (Nisel) baru-baru ini.

Dalam catatan lain menyebutkan kapal pesiar besar kerap berhenti di Pelabuhan Teluk Dalam dan Lagundri, Nisel pada tahun 1980-an. Pada dekade itu digelar acara tahunan bernama “Pesta Ya'ahowu”. Acara tersebut antara lain memperlombakan atraksi hombo batu atau lompat batu menjadi ikon pariwisata budaya Nisel.

Dalam kurun waktu itu, lanjut Ariston, Nias sering didatangi banyak pejabat penitng pad masa pemerintahan Soeharto, salah satunya Wakil Presiden Sultan Hamengku Buwono IX yang datang ke Desa Bawömataluo pada tahun 1974 sekaligus menetapkan desa ini sebagai Desa Budaya.

Semenjak itu Desa Bawömataluo menjadi destinasi wisata yang terus berkembang dan sempat mencapai puncak kejayaan sebagai tujuan wisata sebelum krisis 1997.

Atraksi lompat batu juga pernah mengundang rasa kagum Pangdam II Bukit Barisan, Soesilo Soedarman ketika berkunjung ke Desa Bawömataluo awal tahun 1980.

Sampai pada akhirnya Yang Mulia Ratu Sofia dari Spanyol mengunjungi Nisel tahun 2007 untuk melihat perkembangan kegiatan pemulihan pascabencana yang didanai Pemerintah Spanyol di Aceh akibat tsunami 2004 dan di Nias karena gempa bumi 2005.

Istri Raja Spanyol Juan Carlos ini meluangkan waktu ke Desa Bawomataluo. Sang ratu disambut dengan hangat oleh lebih dari 100 penari laki-laki yang menampilkan tarian perang.

Ratu Sofia duduk di atas singasana batu besar yang berumur lebih dari 300 tahun, di depan Oma Sebua, rumah sang Raja Bawomataluo. Dia juga sempat menjambangi pusat kerajinan di Teluk Dalam.

Kedatangan Ratu Sofia ketika itu diharapkan dapat mengangkat pariwisata Nias kembali ke tingkat dunia, sekaligus menarik minat pengelola kapal pesiar untuk berdatang ke Nias. Namun sampai tahun 2014 ini, belum ada kapal pesiar besar yang bersandar di Nias lagi.

Begitupun saat  Wapres Jusuf Kalla (JK) ke Nias untuk membuka acara Sidang RayaXVI PGI 2014 di Lapangan Desa Siwalubanua, Kota Gunungsitoli, Rabu, 11 November lalu.

Kehadirannya juga diharapkan akan memberi citra positif sekaligus menggaungkan kembali pariwisata Nias. 

Apakah kedatangan JK yang menyapa peserta sidang Raya PGI ke XVI saat mengawali sambutannya dengan Bahasa Nias, Ya’ahowu….Ya’ahowu….Ya’ahowu…Sarong ini akan menarik pengelola kapal pesiar dunia untuk menyinggahi Nias lagi? Entahlah.

Atau mungkin harus menunggu kehadiran Presiden Jokowi ke Nias terlebih dulu, baru kapal-kapal pesiar mau ke Nias lagi. Kemungkinan itu bukanlah mustahil, Terlebih Jokowi membersi porsi lebih pada sektor bahari ini, dengan tol lautnya. 

Siapa tahu Jokowi mau memberi perhatian untuk membenahi pelabuhan di Teluk Dalam ataupun di Lagundri agar dapat disandari kapal pesiar mancanegara kembali, tentunya dengan fasilitas berstandar internasional seperti fasilitas CIQP (beacukai, imigrasi, karantina, otoritas pelabuhan) untuk melayani kapal pesiar yang singgah tanpa sandar di sejumlah pulau cantik Nias. Tak ketinggalan terminal penumpang kapal pesiar yang layak dengan fasilitas CIQP dan marina atau pelabuhan khusus untuk yacht. 

Bukan cuma itu, siapa tahu Presiden RI ke-& itu juga mau menghapus semua hambatan dalam pengembangan wisata kapal pesiar di Indonesia, termasuk di Nias mulai dari merevisi tarif pelabuhan dan bongkar-muat barang (port handling) di pelabuhan Indonesia yang lebih mahal dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sekaligus memudahkan prosedur perizinan kapal pesiar masuk ke Indonesia yang selama itu masih sangat rumit. 

Kans kembalinya kapal-kapal pesiar ke Nias cukup besar mengingat letak Nias yang dekat dengan jalur kapal pesiar regional yang berpangkalan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Nias juga menjadi jalur kapal pesiar internasional jarak jauh (long haul destination) dari Eropa, Mediterania, dan Carribean. Faktor penguat lainnya, 

Nias dianugerahi sejumlah pulau eksotik yang layak disinggahi. Ditambah di Nias dan sekitarnya sudah ada beberapa pelabuhan besar lengkap dengan fasilitas dan dekat ke obyek wisata one day tour seperti Teluk Dalam, Gunungsitoli, dan Sibolga. 

Namun yang harus diperhatikan promosi wisata bahari Nias harus gencar dan tepat sasaran, misalnya mengikuti Internasional Cruise Travel Fair, membuat bermacam lomba water sport seperti lomba jet ski, yacht lintas Selat Malaka, lomba kapal layar India-Nias, dan lainnya. 

Tak kalah penting menyiapkan SDM pariwisata Nias dan obyek-obyek menarik serta even budaya untuk menyambut kunjungan para penumpang kapal pesiar dengan lebih baik. 

Jika semua itu dilakukan, rasanya kemungkinan besar kapal-kapal pesiar akan kembali singgah ke Nias. Bahkan mungkin akan lebih banyak dibanding kedatangan kapal-kapal pesiar besar pada era 70-an dulu. Semoga. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Dermaga di Teluk Dalam, Nias Selatan. 
 2. Pelabuhan Gunungsitoli, Nias.

Read more...

Kamis, 20 November 2014

Mengembalikan Kejayaan Sorake, Surganya Peselancar Dunia

Pantai Sorake di Nias disebut-sebut sebagai tempat selancar terbaik kedua setelah pantai di Hawaii, Amerika. Tak heran pantai ini sejak lama menjadi surga bagi peselancar mancanegara untuk menaikan adrenalinnya dengan "berkelahi" dengan ombaknya. 

Keistimewaan pantai yang berada di Desa Botohilitano, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan (Nisel) ini memiliki gelombang ombak yang tinggi dan ombaknya bisa bergulung dengan utuh sampai ke bibir pantai karena berbatasan dengan Samudra Hindia. 

Tinggi ombaknya sekitar 8-10 meter dan biasanya gelombang ini hanya terjadi pada bulan-bulan Juni dan Juli.

Kelebihan lainnya, Sorake memiliki 11 kali gelombang sebelum pecah dengan ketinggian gelombang antara 3 meter sampai dengan 5 meter. Ombaknya punya 5 tingkatan sehingga peselancar dapat beratraksi dengan berbagai gaya di setiap tingkatan.

Peselancar juga bisa menaiki ombak hingga mencapai jarak sejauh 200 meter karena memiliki karakter ombak yang panjang yang jarang ditemui dibelahan dunia manapun.

Wajah pantai Sorake cukup unik karena tidak ada pasir yang melandai. Pantainya berupa batu-batu karang yang menghampar bergam bentuk dan ukuran. Pinggiran batu-batu karang terluarnya langsung berhadapan dengan laut dalam yang berkedalaman 2 sampai 3 meter.

Dengan kondisi itu, peselancar yang ingin berselancar tidak perlu bersusah payah berenang sampai jauh ke tengah. Cukup berjalan kaki di pinggir pantai yang dipenuhi batu karang, lalu berenang sejauh 2 atau 3 meter ke dalam laut dan selanjutnya tinggal menunggu gulungan ombak untuk meluncur. Wuzzzz.., wuzzzzz...

Keistimewaan lainnya Pantai Sorake sudah difasilitasi penginapan dan warung atau café yang menyediakan anaka makanan dan minuman.

Home stay, sekelas penginapan melati dan cottages juga bertebaran di pantai ini. Ada yang tidak begitu jauh dari pantai, tak sedikit yang berada dekat dengan pemukiman penduduk. tari

Ada juga cottage yang mengambil model rumah tradisional Nisel. Tarifnya ada yang Rp 150.000 hingga Rp 500.000 per malam. Salah satunya penginapan Hash Family Surf Camp yang beroperasi sejak 2012, milik Hasrat Wau, orang Nias asli. 

Pada hari libur terutama hari Sabtu dan Minggu, Pantai Sorake ramai dikunjungi masyarakat sekitar untuk sekadar refreshing menikmati keindahan laut dengan langit biru berhias gumpalan awan putih di atasnya atau berenang di pinggir laut. 

Di Pantai Sorake sering diadakan kompetisi selancar, baik berskala lokal, Nasional maupun internasional. Nias Open, salah satu kejuaraan selancar yang diikuti oleh berbagai peselancar dari berbagai negara di pantai ini. 

Kejuaraan selancar ini biasanya diadakan pada bulan Juni sampai Juli yaitu pada saat ombak sedang besar-besarnya. 

Sayang, pascagempa Nias 2005, kejuaraan surfing hingga kini belum dilaksanakan di Sorake. Ini dituding menjadi salah satu penyebab penurunan jumlah pengunjungnya. Padahal kompetisi-kompetisi selancar dulunya rutin digelar sekali setahun. 

Untuk mengangkat kembali Sorake harusnya kompetisi surfing dibuat 2-3 kali setahun yang dikemas dengan kegiatan budaya dan lainnya. 

Penyebab penurunan wisatawan ke Sorake, bisa jadi juga karena kurang lengkap dan gencar informasinya, termasuk objek-objek wisata lain di Nias, baik menyangkut paket wisata, biaya dan lainnya. Ditambah kesadaran masyarakat dan pengunjung akan kebersihan, keamanan, dan kenyamanan yang dirasa masih kurang. Termasuk dukungan pemda setempat terkait infrastruktur, promosi, dan pelayanan. 

Pemkab Nisel seharusnya menyediakan fasiltas kebersihan yang memadai di Sorake. Tak lupa membenahi fasilitas pendukungnya seperti toilet umum, pondok istirahat (selter), lokasi parkir, penjualan souvenir, petugas keamanan, penginapan yang memadai, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan dan pengunjungnya. 

Dengan pembenahan semua itu, bukan mustahil Sorake yang dulu pernah digandrungi para surfer dunia, terutama dari Brazil, Australia, Amerika, Jepang, dan lainnya, perlahan akan kembali marak dan berjaya. 

Identik dengan Bali
Selain Sorake, Nias yang terletak sekitar 85 mil dari Sibolga, daratan Sumatera Utara ini memiliki sekurangnya 14 pantai lainnya yang berpasir putih dan asri di sekeliling pulau. 

Ada Pantai Lagundri yang berada di sekitaran Teluk Lagundri, Kecamatan Teluk Dalam. Pantai yang bertetanggaan dengan Pantai Sorake ini juga menjadi pantai favorit wisatawan terlebih para surfer. 

Hamparan pantainya berpasir putih dihiasi deretan ribuan pohon kelapa yang tumbuh melambai persis di pesisirnya. 

Objek wisata bahari Nias lainnya yang belakangan ini semakin diminati wisatawan ada di Kecamatan Sirombu, yakni Pulau Asu dan Pulau Bawah yang masih sepi.

Pulau Bawah jauh dari permukiman penduduk. Pantainya indah dan ombaknya besar sehingga menjadi lokasi selancar dengan tingkat kesulitan lebih tinggi karena banyak batu karangnya. Kelebihan lainnya, di tengah pulau ini terdapat Danau Kecil berair tawar. 

Pulau Bawah dan Asu memiliki perbedaan musim ombak yang menyolok. Ketika angin Utara bertiup dari Januari sampai Mei, Pulau Bawah sangat baik berselancar di sana. Sebaliknya bila angin Selatan bertiup, Mei sampai Oktober Pulau Asu-lah sasarannya. 

Pantai Lahewa yang terletak 60 Km di ujung paling Utara Nias dengan pantainya sepanjang sekitar 8 Km, juga manjadi pantai idaman Nias. Di bawah lautnya, terdapat taman laut dengan beragam ikan hias dan terumbu karang yang cantik. Belum lagi keindahan Pantai Sirombu, Lahusa, Sipika, Hinako, Sibranon, Tanamasa, Tanabala, Nusa Lima dulu namanya Pantai Foa, Olora, Muara serta pantai Pulau Telo, dan pantai lainnya. 

Keberagaman pantai Nias  dengan ombak-ombaknya yang cocok untuk ber-surfing ria inilah yang membuat Nias identik dengan Pulau Bali dan punya kans besar seperti Bali dalam hal ini sektor pariwisatanya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Surfer bule usai berkelahi dengan ombak Pantai Sorake. 
2. Sejumlah penginapan di Pantai Sorake. 
3. Peselancar muda asli Nias usai menari-nari dengan ombak Sorake.

Read more...

Nias Bakal Berstatus Provinsi Tahun 2015

Kepulauan Nias dipastikan bakal memisahkan diri dari Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 dengan perubahan statusnya menjadi provinisi. Tahun 2014 ini Nias gagal ditetapkan sebagai provinsi bukan karena kesalahan Nias, melainkan ada daerah lain yang juga ingin menjadi provinsi dan kabupaten baru tapi belum siap sehingga pemerintah pusat menunda penetapan tersebut secara bersamaan. 

Martin Hutabarat anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra periode 2009-2014 mengatakan itu di Gunungsitoli, Nias baru-baru ini. “Tahun depan sudah pasti Nias menjadi provinsi. Saya sudah ikut tandatangani di badan Legislatif,” tegas Martin. 

Menurut Martin tahun ini Nias batal ditetapkan menjadi provinsi hanya karena ada persoalan dengan daerah yang lain. “Nias sendiri sebenarnya sudah siap tapi waktu itu ada daerah lain yang belum siap. Pemerintah pusat kan memiliki kriteria sendiri untuk menetapkan daerah lain termasuk Nias untuk ditetapkan secara bersamaan sebagai provinsi. Karena ada yang belum siap, pemerintah pusat akhirnya menunda semuanya,” terang Martin.

Keinginan Nias menjadi provinsi, lanjut Martin sebenarnya sudah lama, lebih dari 10 tahun lalu. “Ini penantian yang cukup lama juga dan ini keinginan rakyat Nias di 4 kabupaten dan 1 kota,” akunya. Anggota Komisi II DPR asal Nias,

Yasonna Hamonangan Laoly yang kini menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK, pernah mengatakan hanya tsunami atau gempa besar yang akan menggagalkan pembentukan Provinsi Nias ini. “Sudah 99,99 persen Provinsi Nias disahkan,” kata Yasonna ketika itu.

Jika tahun depan penetapan Nias sebagai provinsi terwujud, berarti Nias akan menjadi provinsi ke-35 Indonesia setelah Kalimantan Utara (Kaltara) yang kini menjadi provinsi termuda atau ke-34 Indonesia.

Mengenai siapa orang yang berhak menjabat sebagai gubernur pertama Nias nanti, Martin mengatakan itu akan ditentukan oleh menteri dalam negeri.

Martin menegaskan Nias ingin menjadi provinsi bukan lantaran dianaktirikan oleh Pemprov Sumut sebagaimana kabar miring yang berhembus. “Nias dibuat provinsi supaya lebih efektif mengurus dirinya,” jelasnya. Kata Martin lagi,

Pemrov Sumut selama ini mengurus terlalu banyak wilayah jadi ada beberapa wilayah yang tak sempat terurus. “Kalau Nias diurus oleh satu gubernur pastinya akan lebih tertangani dan lebih terfokus atau serius untuk membesarkan segala potensinya, termasuk sektor pariwisata” ungkapnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1. Baru-baru ini Wapres Jusuf Kalla bertandang ke Nias tepatnya ke Gunungsitoli dalam rangka membuka Sidang Raya PGI ke-XVI.

Read more...

Rabu, 19 November 2014

Inilah Struktur Badan Eonomi Kreatif Usulan Kadin

Tak mau kedahuluan pihak lain, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Kreatif dan MICE (Meeting, Incentive Travels, Convention, Exhibition) baru-baru ini mengusulkan struktur Badan Koordinasi Pengembangan Ekonomi Kreatif (BKP-Ekraf) yang akan diberikan kepada Presiden Jokowi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif dan MICE (Meeting, Incentive Travels, Convention and Exhibition), Ir. Budiarto Linggowijono menjelaskan BKP Ekraf ini nantinya akan lebih fokus kepada industri kreatif dan MICE. Struktur BKP Ekraf ususlan Kadin merupakan kombinasi antara pendekatan berdasarkan divisi sketoral dan fungsional. 

Sesuai namanya, badan ini jelas melingkupi bidang-bidang ekraf. “Struktur organisasi badan ini kaya fungsi, tetapi cukup efisien dalam operasionalisasi di lapangan," ujarnya dalam konferensi pers di Menara Kadin, Jakarta, Senin (17/11/2014).

BKP-Ekraf usulan Kadin terdiri atas kepala badan yang membawahi kerja empat deputi, yaitu Deputi Pengembangan Inovasi dan Teknologi, Pemasaran dan Jaringan Usaha, Fasilitasi Pembiayaan, serta Deputi Kebijakan dan Advokasi. “Orang-orang yang akan mengisi BKP Ekraf ini bauran dari praktisi ekraf, swasta, dan pemerintah,” jelasnya.

Keberadaan BKP Ekraf, lanjutnya diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan solusi permasalahan yang dihadapi para pelaku industri kreatif. “Semoga dapat membantu menerobos hambatan dalam hal ekspor produk kreatif, yang terkait hambatan dalam segi logistik, infrastruktur, dan fasilitasi perdagangan,” ungkapnya.

Badan ini juga dapat memfasilitasi kebutuhan perluasan pasar di dalam dan luar negeri, antara lain peningkatan kualitas branding, promosi, misi dagang business to business, perluasan jejaring antar wirausaha dan usaha kreatif, diplomais bidaya sebagai soft power, dan fasilitasi kemitraan dengan ritel modern untuk mendistribusikan produk kreatif.

Terkait dengan rencana pembentukan badan ini, Kadin Indonesia mengingatkan agar strukturnya mampu mengakomodasi seluruh sektor kegiatan yang akan ditangani, agar badan ini mampu berfungsi sesuai dengan amanah yang diemban. Untuk itu, Kadin  mengusulkan rancangan dari struktur badan tersebut sebagai bahan pertimbangan pemerintah.

Menurut Budiarto usulan struktur BKP-Ekraf ini sesuai dengan visi ekraf sebagai kekuatan baru Indonesa menuju 2025 sebagai negara yang mandiri, maju, adil dan makmur, sekaligus memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam percaturan industri kreatif global.

Kadin tidak mempersalahkan kalau ada pihak lain mengusulkan stuktur badan ekraf lainnya, termasuk kandidat yang bakal mengisi kepala badan ekraf dan para deputinya. “Boleh saja pihak lain mengusulkan badan ekraf buatannya termasuk calon kepala badannya. Toh nanti Presiden Jokowi yang menentukan badan ekraf mana yang menurut dia cocok dengan Indonesia, termasuk kepala badannya,” ujarnya santai.

Sebagai informasi, ada 18 sub sektor industri kreatif, seperti arsitektur, film, video, kerajinan, dan musik.

Berdasatkan data Kadin, secara umum kontribusi industri kreatif dalam perekonomian Indonesia terus meningkat. Pada 2010, nilai Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 185 triliun. Jumlah ini terus meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan lima persen per tahun dalam kurun waktu 2010-2013, sehingga pada 2013 mencapai Rp 215 triliun. Pada periode 2010-2013, industri kreatif rata-rata dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6 persen dari total angkatan kerja nasional.

Hal ini didorong oleh petumbuhan jumlah usaha di sektor industri kreatif pada periode tersebut sebesar satu persen, sehingga jumlah industri kreatif pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta jiwa.

Industri kreatif menyumbang  devisa negara sebesar Rp 119 triliun, atau sebesar 5,72 persen dari total ekspor Nasional. Saat ini, ekspor karya kreatif Indonesia di tengah tahun mencapai Rp 63,1 triliun, atau tumbuh sebesar 7,27 dibandingkan periode yang sama pada 2013.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. bagan struktur BKP Ekraf usulan Kadin.

Read more...

Tiga Tujuan Kadin Membentuk BKP Ekraf

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadi pihak yang pertama mengusulkan Badan Koordinasi Pengembangan Ekonomi (BKP Ekraf) kepada pemerintah Jokowi-JK. Ada tiga tujuan Kadin mengusulkan badan tersebut.

Pertama, untuk melipatgandakan jumlah intellectual property (IP) dan brand yang dimiliki Indonesia. 

Kedua, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas creativepreneur dan penyerapan tenaga kerja kreatif. Dan ketiga, untuk mendorong peningkatan investasi di bidang industri kreatif.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif dan MICE (Meeting, Incentive Travels, Convention and Exhibition), Ir. Budiarto Linggowijono, kebutuhan pelaku usaha secara fungsional seperti pembiayaan, pemasaran, pengembangan teknologi, pemberdayaan sumber daya manusia, dan dukungan proses produksi dan bahkan advokasi dapat terlayani oleh badan ini.

“Kebutuhan-kebutuhan yang lebih spesifik yang diperlukan kelompok-kelompok ekraf berdasarkan kesamaan dan kedekatan sifat usahanya juga terakomodir secara memadai dalam struktur badan ini,” jelasnya dalam konferensi pers di Menara Kadin, Jakarta, Senin (17/11/2014).

Koordinasi antardeputi dan eselon-eselon yang ada di bawahnya dengan deputi lain bersama eselon di bawahnya sangat menentukan efektivitas kerja badan.

Badan ini, lanjut Budiarto juga menghindarkan egosektoral, karena keberhasilan hanya bisa dicapai dengan kerja bersama. Namun demikian komunikasi dan kerja sama antara satu divisi dengan divisi lain mutlak diperlukan, karena keberhasilan ditentukan oleh berjalannya semua fungsi.

“Kita menghindarkan pembagian divisi secara sektoral, karena sangat besar dan costly, dan bahkan bisa menimbulkan tumpang tindih yang tidak seharusnya,” terangnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions::
1. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif dan MICE, Ir. Budiarto Linggowijono.

Read more...

Kadin Melunak, Minta Presiden Jokowi Bentuk Badan Ekonomi Kreatif

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sempat meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk Kementerian Ekonomi Kreatif. Tapi tidak dindahkan. Buktinya dalam struktur Kabinet Kerja, kementerian ini tak dibentuk. Hanya ada Kementerian Pariwisata. Kadin pun kecewa. Tapi kini Kadin justru mengusulkan pembentukan Badan Koordinasi Pengembangan Ekonomi Kreatif (BKP-Ekraf).

 Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Ir. Budiarto Linggowijono menjelaskan sebenarnya Kadin tak mempermasalahkan tidak ada Kementerian Ekonomi Kreatif di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Kadin pun tak keberatan sektor ekraf berada dibawah satu lembaga. "Apa pun itu, yang penting hasilnya," ujarnya dalam konferensi pers di Menara Kadin Indonesia, Senin (17/11/2014). 

Alasan akhirnya  Kadin menyetujui Ekraf dalam bentuk badan dan mengusulkan BKP Ekraf karena melihat sejumlah negara, sektor ekraf juga tidak berada dalam sebuah kementeraian melainkan hanya berbentuk badan. "Di Asia pun begitu. Dulu Inggris memang menjadikannya dalam kementerian tapi sekarang juga sudah dihapus," ujarnya.

Menurut Budiarto bentuk badan ekraf akan jauh lebih fokus dan operasional ketimbang kementerian. Kendati demikian hal yang terkait dengan kebijakan akan tetap dapat diperjuangkan seiring dengan tuntutan dan dinamika yang berkembang, sesuai ruang lingkup yang ditangani oleh badan tersebut.

Badan ini lebih cenderung menangani hal yang bersifat operasional maka segala persoalan yang ada dapat dipetakan secara jelas dan sudah ada solusi untuk penanganannya. “Sesungguhnya itulah gambaran yang sekarang ada di lingkup industri kreatif dan MICE. Kita tinggal melaksanakan dan menyelesaikan persoalan yang ada sesuai dengan program yang ada saat ini serta perlu ditetapkan prioritas penanganannya,” terangnya.

Ketua Komite Tetap (Komtap) Kadin Bidang Video, Film, dan Fotografi, Rudy Sanyoto menambahkan upayanya bersama Kadin untuk masuk dalam satu kementerian memang sempat membuahkan kekecewaan. Namun kekecewaan tersebut, lanjut Rudy, akan terobati manakala usulan Kadin untuk pembentukan BKP-Ekraf disetujui oleh Jokowi-JK.

Kata Rudy usulan BKP-Ekraf ini akan disusun dalam satu minggu ke depan. Diharapkan maksimal dua bulan ke depan sudah terbentuk badan khusus yang kedudukannya di bawah presiden langsung. “Awal minggu depan rencananya kami serahkan Usulan BKP-Ekraf ini ke Sekretariat Negara (Sekneg). Kami berharap dua bulan mendatang badan ini benar-benar dapat terbentuk,” tutup Rudy.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Kadin menggelar jumpa pers terkait pengusulan struktur BKP Ekraf.

Read more...

12 Langkah Majukan Pariwisata Nias Agar Jadi Bali Kedua

Nias punya potensi pariwisata yang tak kalah dengan Bali. Sayangnya selama puluhan tahun ini, orang hanya mengenal Nias hanya sebatas Pantai Sorake untuk ber-surfing ria dan lompat batu yang namanya sudah mendunia sejak lama. Padahal Nias tak cuma itu. Masih banyak potensi wisata lainnya yang belum tergarap dengan biak seperti potensi wisata alam, sejarah, dan budayanya. Semua potensi itu membuat Nias disebut-sebut pantas menjadi Bali kedua. 

Namun untuk mengangkat potensi wisata lain Nias apalagi menjadikannya sebagai Bali kedua bukan perkara mudah, tapi bukan berarti itu mimpi. Ada banyak langkah untuk menuju ke arah itu.

Berikut ini ada duabelas (12) langkah untuk memajukan pariwisata Nias sekaligus agar menjadikannya sebagai Bali kedua yang berhasil Travelplusindonesia rangkum dari hasil wawancara dengan Martin Hutabarat anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra periode 2009-2014 dan Agus Mendrofa mantan Wakil Bupati Nias yang kini menjadi praktisi industri wisata di Gunung Sitoli, Nias baru-baru ini, ditambah pengamatan Travelplusindonesia sendiri.

Pertama, menjadikan nias provinsi. Dengan status tersebut akan lebih tertangani dan terkoordinir upaya pengembangan dan pembesaran semua potensi Nias termasuk potensi pariwisatanya. Pembangunan di Nias akan lebih mudah dikoordinir. Koordinatornya tentu saja gubernur Nias nanti. Dialah yang akan menentukan pengembangan kawasan di Nias, termasuk sektor pariwisatanya. 

Kedua, mendatangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan duta-duta besar ke Nias. Dengan kehadiran sang presiden beserta para duta besar tentunya akan diliput media nasional dan internasional sehingga nama Nias akan lebih terekspose. Dengan begitu akan menanarik minta bukan hanya wisatawan pun investor ke Nias.

Ketiga, membuat konter promosi Nias di kedatangan mancanegara Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Kenapa? Karena setiap hari ribuan wisman datang ke Bali lewat Ngurah Rai. Dengan adanya konter Nias yang dilengkapi sejumlah bahan promosi wisatanya pasti akan membuat wisman tertarik datang ke Nias apalagi kalau sudah ada paket wisata ke Nias dari Bali lewat penerbangan langsung misalnya dengan Garuda, Lion dan lainnya. Promosi langsung di lokasi dimana turis menyemut seperti ini jauh lebih efektif.

Keempat, promosi wisata Nias lewat internet seperti blogger wisata, website, media sosial, dan digital lainnya. Penggunaaan internet juga penting karena sekarang orang lebih banyak menggunakan media online tersebut untuk mencari informasi wisata suatu negara.

Kelima, menentukan bentuk kepemilikan tanah bagi investor asing di Nias. Apakah sistim sewa dalam jangka 20 tahun sebagaimana di Bali atau dengan sistem lainnya. Kalau sistem sewa tanah, nanti kalau sudah habis masanya akan kembali lagi ke Nias. Sistim seperti di Bali itu sangat bagus ditiru karena warga asing tidak boleh memiliki hak milik atas tanah. Kalaupun mereka mau memiliki harus beristri orang Bali dan lahan tanahnya atas nama istrinya. Dengan sistim tersebut Nias tak akan kehilangan lahannya seincipun.

Keenam, membangun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandara yang mampu dilandasi pesawat berbadan besar. Misalnya pembangunan bandara di Teluk Dalam, mengingat turis ingin dekat degan tempat wisatanya. Tentu bandara yang dibangun harus bisa menampung pesawat pesawat direct flight dari luar negeri yang berkapasitas di atas 200 orang. 

Ketujuh, menata dengan baik tempat-tempat wisata Nias sebagaimana dilakukan Bali yang benar-benar mengelola wisatanya dengan sangat baik, mulai dari sawahnya, pantainya, lautnya, budayanya, kerajinan tangannya dan lainnya sehingga membuat turis terpikat untuk datang dan datang lagi. 

Kedelapan, membuat daya tarik lain agar lebih variatif dan banyak pilihan. Misalnya membuat sentra perajin ukir-ukiran Nias, menentukan tari Nias yang bakal disajikan untuk menyambut turis dan lainnya, menata situs-situs sejarah dan megalitiknya, serta kampung-kampung tradisionalnya. Jadi jangan hanya Pantai Sorake dan Lompat Batu saja, minimal harus adal 7 daya tarik wisata agar turis bisa lama tinggal di Nias.

Kesembilan, menciptakan kenyamanan, kebersihan,  ketertiban, dan keamanan. Dengan adanya empat komponen itu, citra pariwisata Nias akan selalu baik sehingga turis akan tertarik dan betah berwisata. 

Kesepuluh, pemerintah Nias harus punya jiwa care terhadap pariwisata. Artinya bukan melihat parwisata semata formalitas sebagai program pemerintah pusat. 

Kesebelas, tidak hanya pembangunan infrastruktur seperti hotel, jalan, bandara, pelabuhan dan lainnya tapi juga harus memperhatikan SDM. Harus ada SMK pariwisata termasuk D-3 pariwisata sehingga orang-orang dari luar daratan Nias juga bisa datang bersekolah di sini seperti yang dilakukan Bali dan daerah lainnya. 

Keduabelas, memberikan muatan lokal sejak TK dan SD di seluruh Nias. Misalnya memperkenalkan seni dan budaya Nias seperti pakaian adat Nias, tari-tarian Nias, termasuk penggunaan Bahasa Nias selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sejak dini sebagaimana di lakukan Bali, Jawa Barat, dan Sumatera Barat sehingga mereka punya banyak stok SDM di bidang pariwisata. Jadi jangan tunggu proyek pemerintah berupa perbaikan jalan, bandara, dan lainnya tapi Pemda Nias juga komit untuk pemberdayaan SDM pariwisatanya. 

Dengan semua langkah tersebut, tidak mungkin Nias akan menjadi Bali kedua kelak. Memang butuh proses dan keseriusan semua pihak untuk mewujudkan itu. Tapi sekali lagi itu bukan sesuatu yang mustahil bila dilakukan dengan sungguh-sungguh sejak dini. Terlebih letak Nias yang tidak jauh dari India, Singapura, Malaysia, dan negara tetangga lainnya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Potensi wisata Nias tak hanya surfing. 
2. Wisnus selfie di depan tulisan Ya'ahowu di Gunung Sitoli, Nias. Ya'ahowu adalah salam selamat khas warga Nias.

Read more...

Keuntungan Sektor Pariwisata Nias Jika Menjadi Provinsi

Sumatera Utara (Sumut) dipastikan akan kehilangan sepenggal wilayahnya yakni Kepulauan Nias yang akan memisahkan diri menjadi provinsi tahun 2015. Banyak pihak menyebutkan kondisi ini membuat beban Sumut berkurang dalam hal pengurusan wilayahnya yang terlampau luas.

Sebaliknya bagi Nias dengan predikat barunya sebagai provinsi nanti akan lebih tertangani dan terfokus pengurusan dan pengelolaan semua sektornya terutama pariwisata yang menjadi sektor andalan kepulauan di tengah Samudera Hindia ini. 

Martin Hutabarat anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra periode 2009-2014 kepada Travelplusindonesia di Gunung Sitoli, Nias baru-baru ini mengatakan tahun 2015 status Nias sudah dipastikan akan menjadi provinsi.

Dengan status tersebut, lanjut Martin akan lebih tertangani dan terkoordinir upaya pengembangan dan pembesaran semua potensi Nias termasuk potensi pariwisatanya.

Dia mencontohkan Bali yang lebih kecil dari Nias bisa hidup luar biasa karena pariwisatanya maju. Padahal Bali tidak ditopang penuh oleh sektor pertanian, perkebunan dan lainnya. Salah satu kuncinya karena Bali sudah lama berstatus provinsi ditambah pengelolaan pariwisata yang sangat baik.

Dengan pengelolaan pariwisata yang serius, otomatis banyak turis datang ke Bali termasuk membuka usaha sehingga harga tanah di Bali melonjak sangat tinggi sampai puluhan juta per meternya. “Harga tanah di Kute, Bali Rp 30 juta per meter padahal dulu sangat murah. Ini lantaran kehadiran turis asing yang terus meningkat,” terang Martin yang mengaku juga ikut membeli tanah di Bali yang dalam tempo 1,5 tahun sudah melambung harganya.

Sementara Nias selain pariwisata sebagai lokomotifnya, juga punya pertanian dan perkebunan seperti kelapa, karet dan lainnya. “Tapi Nias tetap tidak maju karena pariwisatanya tidak maju,” ujar Martin. 

Keuntungan lainnya, anggaran pemerintah untuk pariwisata akan meningkat tajam jika Nias menjadi provinsi. Mengapa? Karena sektor ini dianggap mendukung penciptaaan lapangan kerja lewat beragam usaha ekonomi kreatif. “Saya berharap pihak industri wisata jangan berhenti untuk turut mengembangkan pariwisata di Nias,” imbuhnya.

Hal senada juga diutarakan Agus Mendrofa mantan Wakil Bupati Nias yang kini menjadi praktisi industri wisata di Nias. Menurutnya dengan menjadi provinsi, pembangunan di Nias akan lebih mudah dikoordinir. “Koordinatornya tentu saja gubernur Nias nanti. Dialah yang akan menentukan pengembangan kawasan di Nias,” jelasnya.

Agus menambahkan sekarang ini masing-masing kabupaten dan kota di Nias berebut bikin bandara, rumah sakit, sekolah pariwisata dan lainnya. “Dengan menjadi provinsi, Gubernur Nias nanti menjadi penentu daerah mana yang cocok untuk membangun rumah sakit utama yang bagus misalnya di Gunung Sitoli sebagai rumah sakit rujukannya. Begitu pula untuk pembangunan bandara dan sekolah pariwisata dan lainnya. Jadi tidak mesti di setiap kabupaten/kota dibangun,” terang Agus.

 “Intinya kita butuh sekali status provinsi itu apalagi Nias termasuk daerah terluar. Dengan status tersebut, Nias dapat menjadi daerah hankam yang lebih kuat,” tambah pengusaha Miga Beach Hotel, Resto & Gallery di Gunung Sitoli, Nias ini.

Saat ini Pulau Nias terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Nias. Kabupaten Nias Selatan merupakan pemekaran dari Kabupaten Nias pada 2003, sementara Kabupaten Nias kemudian mekar lagi menjadi Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli pada 2008.

Masa pemerintahan masing-masing pun hanya tinggal separuh jalan lagi karena masa jabatan Bupati Nias Selatan akan berakhir 12 April 2016, Bupati Nias berakhir 9 Juni 2016, Wali Kota Gunungsitoli berakhir 13 April 2016, sementara Bupati Nias Barat akan berakhir 14 April 2016 dan Bupati Nias Utara akan menjabat sampai 12 April 2016.

Nias dapat ditempuh dengan perjalanan laut dari Sibolga selama 10 jam. Bisa juga lewat perjalanan udara dari Bandara Kualanamu, Medan selama 50 menit-1 jam menggunakan pesawat Wings Air ke Bandara Binaka di Gunung Sitoli, Nias. Dulu ada SMAC (Fokker F-50), Merpati (CN 235), dan Riau airlines. 

Dalam bahasa daerah Nias, Pulau Nias disebut dengan istilah Tano Niha. Penghasilan utama penduduknya sebagian besar masih mengandalkan dari hasil pertanian. Luas lahan potensial mencapai 81.389 hektar yang terdiri dari sawah 22.486 hektar dan lahan kering 58.903 hektar. 

Namun, potensi yang dimiliki itu belum memberikan hasil maksimal untuk mampu mencapai swasembada pangan. Terbukti pada tahun 1999 Nias masih mendatangkan beras dari luar daerah sebanyak 22.323 ton. 

Tak jauh berbeda pula dengan produksi perkebunannya. Kondisi alam Nias yang subur sangat cocok untuk budi daya tanaman karet, kelapa, kopi, coklat, cengkeh, dan nilam. Karet dan kopra menjadi andalan utama hasil perkebunan. Produksi karet Nias pada 1999 mencapai 13.624 ton, dan kopra 42.230 ton. 

Kendati melimpah hasil perkebuna teramsuk hasil lautnya, namun jumlah penduduk Nias yang tergolong misik cukup tinggi terlebih pascagempa Nias 2005. Berdasarkan jumlah dan persentase penduduk miskin tahun 2010, jumlah penduduk miskin Kabupaten Nias induk mencapai 26.400 jiwa, Nias Selatan 60.100 jiwa, Nias Utara 40.700 jiwa, Nias Barat 25.100 jiwa, dan Gunungsitoli 42.500 jiwa. 

Akankah nasib sektor pariwisata dan kesejahteraan masyarkat Nias akan berubah menjadi lebih baik setelah Nias menjadi provinsi? Kita lihat saja nanti.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Martin Hutabarat anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra periode 2009-2014. 
2. Bandara Binaka di Gunung Sitoli, Nias.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP