Naik Taksi Laut Keliling 7 Pulau di Polewali Mandar
Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat selain mempunyai objek wisata alam air terjun, ekowisata sungai, agro wisata coklat, dan beberapa pantai di daratannya, juga dianugerahi sejumlah pulau menawan yang menarik untuk dikunjungi karena masing-masing memiliki pesona tersendiri.
Ada 7 pulau yang bersemayam di perairan Polman. Semuanya terletak di Kecamatan Binuang.
Pulau Battoa merupakan pulau terbesar dari 7 pulau yang ada di kawasan gugusan pulau di Polman. "Battoa" berarti "Besar".
Di sekeliling Pulau Battoa ditumbuhi hutan bakau atau mangrove yang rindang. Pulau ini cocok untuk melakukan penelitian dan petualangan dan outbound.
Pulau Battoa dihuni sekitar 170 kepala keluarga yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Kendati relatif terpencil di banding pulau-pulau lainnya, namun masyarakat pulau ini sudah dapat menikmati beberapa hasil pembangunan, di antaranya air minum dari PDAM yang airnya dialirkan di bawah laut, listrik, puskesmas pembantu, Sekolah Dasar, dan SMP.
Lain lagi dengan Pulau Karamasang yang letaknya paling Timur dari sekian pulau yang ada di Polman. Pulau ini dapat dilihat langsung melalui jalan trans Sulawesi, sesaat setelah Anda memasuki wilayah Polman dari arah Timur.
Pada bagian Selatan pulau ini terdapat pantai pasir putih yang landai dengan panorama menawan. Di sepanjang pantai pasir putih ditumbuhi pohon yang rindang yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh sambil menikmati semilir angin laut.
Di beberapa titik sekitar Pulau Karamasang terdapat terumbu karang serta mangrove yang subur. Secara administratif Pulau ini terletak di Kelurahan Amassangan. Tempat ini cocok untuk kegiatan penelitian, outbound, tracking, snorkeling, diving, memancing, berenang, dan lainnya.
Pulau To Salama. Pulau ini memiliki beberapa nama antara lain Pulau Tangnga atau tengah, karena posisi pulau ini berada di tengah gugusan pulau di Polman.
Pulau ini juga dinamakan Pulau Tosalama, karena di dalamnya dimakamkan seorang wali penyebar Islam pertama di daerah Mandar yakni Syekh Abdul Rahim Kamaluddin. Makam tersebut telah tercatat sebagai salah satu Situs Cagar Budaya di Polman.
Secara administratif pulau ini masuk dalam wilayah Kelurahan Amassangan yang dihuni kurang lebih 80 kepala keluarga.
Pulau Panampeang berada dalam wilayah Desa Tonyaman. Waktu tempuh dari dermaga penyeberangan Belang-belang Desa Tonyaman menuju pulau ini dapat ditempuh sekitar kurang lebih 30 menit dengan menggunakan perahu bermesin tempel dan bercadik yang digunakan sebagai alat transportasi penyeberangan antarpulau di kawasan tersebut. Perahu berkapasitas 10 orang itu biasa disebut taxi laut oleh penduduk setempat.
Konon nama Pulau Panampeang berasal dari kata “Passappeang” yang artinya tempet menjemur pakaian para nelayan yang sedang beristirahat di pulau ini. Pulau ini juga dijadikan sebagai tempta transit bagi para nelayan jika ada badai saat mereka melaut.
Lebih dari separuh wilayah pesisir Pulau Panampeang ditumbuhi mangrove yang sangat subur dan sebagian lainnya berpasir putih.
Pulau Dea-Dea dapat dijangkau dari Dermaga Penyeberangan Belang-belang Desa Tonyaman dengan taksi air dengan waktu tempuh kurang dari 10 menit. Pulau ini tak berpenghuni ini sering disebut Pulau Kucing karena banyak dijumpai beberapa jenis kucing.
Lain lagi dengan Pulau Landea. Dinamakan begitu karena pulau ini tidak ditumbuhi oleh alang-alang (dea). Di pulau ini pengunjung dapat melakukan kegiatan tracking sambil menyaksikan panorama indah di sekitarnya. Tidak jauh dari pulau ini terdapat onggokan batu di tengah laut yang dulu sangat dimitoskan oleh masyarakat sekitarnya yakni "Batu Mangnganga".
Terakhir Pulau Pasir Putih atau biasa juga disebut Pulau Gusung Toraja. Rasanya tidak lengkap kalau mengunjungi kawasan pulau di Polman jika tidak myembangai pulau ini.
Meskipun kecil, pulau ini memiliki pesona keindahan yang luar biasa. Pulau ini dikelilingi oleh pasir putih yang bersih.
Di pulau ini terdapat fasilitas berupa villa kayu yang dapat digunakan untuk beristirahat dan beberapa buah gazebo. Di tempat yang jauh dari kebisingan ini, pengunjung dapat menyaksikan sunset dan sunrise.
Jika Anda berniat mengelilingi ke-7 pulau tersebut, sebaiknya menyewa taksi laut karena jauh lebih murah. Taksi Laut berkapsitas 10 orang. Ongkos dari daratan ke Pulau Pasir putih Rp 170.000 pergi-pulang.
Kalau mau lanjut ke pulau-pulau lainnya tinggal bernegosiasi dengan pemilik taksi Laut. Kalau cuma ingin ke Pulau Salama hanya tambah Rp 50.000.
Jangan lupa membawa bekal, minuman dan makanan kecil. Apalagi kalau berencana bermalam tentu harus bawa bekal logistik yang cukup. Maklum di beberapa pulaunya seperti Pulau Pasir Putih tidak berpenghuni, jelas tidak ada warung dan rumah makan. Jangan lupa membawa perlngkapan memancing, snorkeling, diving dan waters sports lain seperti bola volley dan bola sepak untuk mengisi waktu luang.
Kalau Anda ingin camping, bawa juga peralatan kemah seperti tenda, sleeping bag, dan matras. Jangan lupa bawa lotion anti nyamuk, topi, payung, dan krim anti sinar matahari agar kulit tak terbakar selama berjemur dan beraktivitas lainnya.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Mengabadikan Pulau Pasir Putih dari atas Taksi Laut.
2. Dernaga kayu di Pulau Salama, Polman.
3. Taksi Laut alat transportasi mengelilingi 7 pulau di Polman, Sulbar
Read more...