. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 21 November 2014

Mungkinkah Nias Disinggahi Kapal Pesiar Lagi?

Pariwisata merupakan potensi unggulan lain Nias. Sayang, sektor ini pun sampai sekarang belum tergarap optimal. Padahal pada tahun 70-an dan 80-an, pariwisata Nias pernah mengecap masa keemasan. Sejumlah kapal pesiar berpenumpang ribuan wisatawan mancanegara pernah menyinggahinya. 

Kepala Desa Bawömataluo, Ariston Manaö meyakini bahwa pada tahun 70-an Nias, terutama perkampungan adat di Desa Bawömataluo ramai didatangi turis asing terutama Eropa dan Amerika dengan kapal pesiar besar yang mengangkut 1.000-1.500 penumpang berkantong tebal.

Cerita yang cukup membanggakan itu didapatnya dari para pendahulunya dan sejumlah catatan baik dari buku sejarah Nias maupun koran lama. “Dulu Nias disinggahi kapal pesiar Rotterdam, MS Europe, Prinsendam, dan lainnya. Saat itu desa ini penuh dengan turis bule, mereka datang ke desa ini naik truk setelah turun dari kapal pesiar,” terangnya kepada Travelplusindonesia di kediamannya di Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan (Nisel) baru-baru ini.

Dalam catatan lain menyebutkan kapal pesiar besar kerap berhenti di Pelabuhan Teluk Dalam dan Lagundri, Nisel pada tahun 1980-an. Pada dekade itu digelar acara tahunan bernama “Pesta Ya'ahowu”. Acara tersebut antara lain memperlombakan atraksi hombo batu atau lompat batu menjadi ikon pariwisata budaya Nisel.

Dalam kurun waktu itu, lanjut Ariston, Nias sering didatangi banyak pejabat penitng pad masa pemerintahan Soeharto, salah satunya Wakil Presiden Sultan Hamengku Buwono IX yang datang ke Desa Bawömataluo pada tahun 1974 sekaligus menetapkan desa ini sebagai Desa Budaya.

Semenjak itu Desa Bawömataluo menjadi destinasi wisata yang terus berkembang dan sempat mencapai puncak kejayaan sebagai tujuan wisata sebelum krisis 1997.

Atraksi lompat batu juga pernah mengundang rasa kagum Pangdam II Bukit Barisan, Soesilo Soedarman ketika berkunjung ke Desa Bawömataluo awal tahun 1980.

Sampai pada akhirnya Yang Mulia Ratu Sofia dari Spanyol mengunjungi Nisel tahun 2007 untuk melihat perkembangan kegiatan pemulihan pascabencana yang didanai Pemerintah Spanyol di Aceh akibat tsunami 2004 dan di Nias karena gempa bumi 2005.

Istri Raja Spanyol Juan Carlos ini meluangkan waktu ke Desa Bawomataluo. Sang ratu disambut dengan hangat oleh lebih dari 100 penari laki-laki yang menampilkan tarian perang.

Ratu Sofia duduk di atas singasana batu besar yang berumur lebih dari 300 tahun, di depan Oma Sebua, rumah sang Raja Bawomataluo. Dia juga sempat menjambangi pusat kerajinan di Teluk Dalam.

Kedatangan Ratu Sofia ketika itu diharapkan dapat mengangkat pariwisata Nias kembali ke tingkat dunia, sekaligus menarik minat pengelola kapal pesiar untuk berdatang ke Nias. Namun sampai tahun 2014 ini, belum ada kapal pesiar besar yang bersandar di Nias lagi.

Begitupun saat  Wapres Jusuf Kalla (JK) ke Nias untuk membuka acara Sidang RayaXVI PGI 2014 di Lapangan Desa Siwalubanua, Kota Gunungsitoli, Rabu, 11 November lalu.

Kehadirannya juga diharapkan akan memberi citra positif sekaligus menggaungkan kembali pariwisata Nias. 

Apakah kedatangan JK yang menyapa peserta sidang Raya PGI ke XVI saat mengawali sambutannya dengan Bahasa Nias, Ya’ahowu….Ya’ahowu….Ya’ahowu…Sarong ini akan menarik pengelola kapal pesiar dunia untuk menyinggahi Nias lagi? Entahlah.

Atau mungkin harus menunggu kehadiran Presiden Jokowi ke Nias terlebih dulu, baru kapal-kapal pesiar mau ke Nias lagi. Kemungkinan itu bukanlah mustahil, Terlebih Jokowi membersi porsi lebih pada sektor bahari ini, dengan tol lautnya. 

Siapa tahu Jokowi mau memberi perhatian untuk membenahi pelabuhan di Teluk Dalam ataupun di Lagundri agar dapat disandari kapal pesiar mancanegara kembali, tentunya dengan fasilitas berstandar internasional seperti fasilitas CIQP (beacukai, imigrasi, karantina, otoritas pelabuhan) untuk melayani kapal pesiar yang singgah tanpa sandar di sejumlah pulau cantik Nias. Tak ketinggalan terminal penumpang kapal pesiar yang layak dengan fasilitas CIQP dan marina atau pelabuhan khusus untuk yacht. 

Bukan cuma itu, siapa tahu Presiden RI ke-& itu juga mau menghapus semua hambatan dalam pengembangan wisata kapal pesiar di Indonesia, termasuk di Nias mulai dari merevisi tarif pelabuhan dan bongkar-muat barang (port handling) di pelabuhan Indonesia yang lebih mahal dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sekaligus memudahkan prosedur perizinan kapal pesiar masuk ke Indonesia yang selama itu masih sangat rumit. 

Kans kembalinya kapal-kapal pesiar ke Nias cukup besar mengingat letak Nias yang dekat dengan jalur kapal pesiar regional yang berpangkalan di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Nias juga menjadi jalur kapal pesiar internasional jarak jauh (long haul destination) dari Eropa, Mediterania, dan Carribean. Faktor penguat lainnya, 

Nias dianugerahi sejumlah pulau eksotik yang layak disinggahi. Ditambah di Nias dan sekitarnya sudah ada beberapa pelabuhan besar lengkap dengan fasilitas dan dekat ke obyek wisata one day tour seperti Teluk Dalam, Gunungsitoli, dan Sibolga. 

Namun yang harus diperhatikan promosi wisata bahari Nias harus gencar dan tepat sasaran, misalnya mengikuti Internasional Cruise Travel Fair, membuat bermacam lomba water sport seperti lomba jet ski, yacht lintas Selat Malaka, lomba kapal layar India-Nias, dan lainnya. 

Tak kalah penting menyiapkan SDM pariwisata Nias dan obyek-obyek menarik serta even budaya untuk menyambut kunjungan para penumpang kapal pesiar dengan lebih baik. 

Jika semua itu dilakukan, rasanya kemungkinan besar kapal-kapal pesiar akan kembali singgah ke Nias. Bahkan mungkin akan lebih banyak dibanding kedatangan kapal-kapal pesiar besar pada era 70-an dulu. Semoga. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Dermaga di Teluk Dalam, Nias Selatan. 
 2. Pelabuhan Gunungsitoli, Nias.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP