Kebangkitan Festival Musik, Bikin Untung Banyak Pihak
Event festival musik tengah bangkit setelah dua tahun tertidur karena pandemi, buktinya Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) mencatat ada lebih dari 50 festival musik, baik skala regional, nasional, maupun internasional sepanjang 2022. Belum termasuk konser musik.
Menurut asosiasi promotor musik pertama
dan satu-satunya di Indonesia ini, kebangkitan event tersebut disambut gembira oleh banyak pihak, sebab industri seni pertunjukan musik menghidupi puluhan ribu orang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pihak apa saja yang gembira (beruntung) karena festival/konser musik kembali menggeliat? Tentu saja promotor acara musik karena bisa aktif dan mempekerjakan kembali kawan-kawannya yang sempat kehilangan pemasukan dikarenakan kondisi pandemi waktu itu.
Lalu para vendor karena peralatan dan perlengkapan yang sudah berdebu, bisa keluar lagi dari gudang.
Selain itu, tentu saja para musisi serta
pekerjanya karena kembali bisa tampil menunjukkan karya musik mereka secara langsung untuk memberikan hiburan dengan kreativitas yang selama ini terhenti selama 2 tahun.
"Semua itu (event festival atau konser musik) bisa memberikan dampak positif untuk industri perhotelan, transportasi, produk UMKM seperti makanan, minuman, serta merchandise dan lainnya," jelas Dino Hamid selalu Ketua Umum APMI dalam konferensi pers pernyataan sikap APMI di M Bloc Space - Creative Hall, Kebayoran Baru, Jaksel, Kamis (3/11/2022) sore.
Apalagi kalau festival atau konser tersebut mengundang penampil dari luar negeri, juga bisa menjadi salah satu bentuk promosi Indonesia di mata penggemar musik dari luar negeri sekaligus menjaring kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Dalam siaran pers APMI dijelaskan kalau jumpa pers yang juga menghadirkan Sekretaris Jenderal APMI Emil Mahyudin serta Ketua Bidang Program dan Investasi APMI Dewi Gontha ini digelar APMI terkait adanya festival musik di Jakarta yang direncanakan berjalan selama 3 hari baru-baru ini namun pelaksanaan pada hari ketiga dibatalkan lalu ramai di media sosial.
Lewat jumpa pers yang dihadiri banyak media termasuk TravelPlus Indonesia, APMI meminta publik untuk melihat masalah ini secara obyektif, jernih, dan dengan kepala dingin. Selain itu juga mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang positif bagi industri terkait dengan pelaksanaan sebuah acara musik.
Menurut APMI, sekiranya pemerintah dapat tetap obyektif, adil, dan jeli dalam memberikan izin penyelenggaraan sebuah acara. Sebab keputusan yang diambil akan mempunyai dampak terhadap industri yang baru saja bangkit kembali sedang berkembang pesat, serta melibatkan perputaran roda ekonomi yang kencang, dan mempekerjakan puluhan ribu orang.
Dalam keterangan tertulisnya, APMI mengimbau agar kebangkitan industri pertunjukan musik ini sebaiknya dilihat dari berbagai sisi karena banyak festival musik dan konser yang berjalan dengan lancar, rapi, dan tertib.
Emil Mahyudin menjelaskan APMI mencatat festival musik skala besar seperti Mandalika Music Vibes, Java Jazz Festival, Synchronize Festival, Hammersonic, Prambanan Jazz, Djakarta Warehouse Project, We The Fest, Soundrenaline, Jazz Gunung, Pengabdi Pesta, WattrWorld, Djavasphere, Northblast, Sonicfair, Now Playing Festival, JogjaROCKarta Festival, SHVR Ground Festival, HeyFest!, Festival LaguLaguan, Heads In the Clouds, Prost Fest, Wildground Fest, Mendadak Festival, The Sounds Project, dan Nyanyian Rindu itu adalah bukti bahwa sebuah festival yang dikelola dengan baik, promotor yang mengetahui apa yang harus dilakukan, dan acara yang dijalankan sesuai Standard Operating Procedure (SOP), maka hasilnya adalah festival yang memberi kesan baik, dan memberikan penonton sebuah pengalaman membahagiakan.
Dalam kesempatan itu Emil juga menjelaskan proses panjang mengurus perizinan menggelar festival/konser musik.
Dewi Gontha menambahkan dibatalkannya sebuah ijin acara musik harus dinilai dengan baik dan menjadi catatan bagi para
penyelenggara acara pertunjukan musik khususnya di Indonesia.
Supaya tidak dibatalkan, promotor harus memahami SOP secara menyeluruh dan terinci. Tak hanya itu, promotor dan para pekerja di dalamnya juga harus mengikuti ketentuan aturan perizinan, juga menerapkan SOP yang sudah dibuat dan disetujui bersama.
"Kami juga meminta pada teman-teman promotor, EO, dan para penyelenggara acara pertunjukan musik, untuk senantiasa menerapkan SOP keamanan acara demi kebaikan bersama," ungkap Dewi seraya berharap semoga ke depan, kualitas penyelenggaraan pertunjukan musik di Indonesia akan semakin baik
dan senantiasa meningkatkan standar mutunya.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar