DKJ Gelar International Ethnic Music Festival 2022, Penampilnya dari Aceh sampai Meksiko
Guna menciptakan ruang apresiasi secara luas bagi para pemusik tradisional baik dari dalam maupun luar negeri, Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar International Ethnic Music Festival (IEMF) 2022.
IEMF ketiga ini dilaksanakan secara luring (luar jaringan) atau tatap muka di Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat, selama dua hari, pada Senin dan Selasa atau 7 dan 8 November 2022.
IEMF tahun ini menampilkan sederet musisi tradisi nusantara dan mancanegara, yakni Rapai Pase Raja Buwah dari Aceh, Timur Jauh (Ternate), Riau Rhythm (Riau), Kadapat (Bali), Sinar Baru (Bogor) serta Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo dari Meksiko yang secara khusus akan mengisi sesi master class tentang musik dan tari Amerika Latin.
Pada hari pertama IEMF 2022, Senin (7/11) malam akan tampil Grup Sinar Baru dan Rapai Pase di GBB, TIM mulai pukul 19.00 WIB.
Sebelumnya, selepas konferensi pers, ada music discussion bertajuk “Ekosistem Musik Tradisional Indonesia” dengan pembicara Jabatin Bangun (etnomusikolog dari Institut Kesenian Jakarta), Gilang Ramadhan (musisi), dan Nyak Ina Raseuki (musisi) di Teater Wahyu Sihombing.
Pada hari kedua, Selasa (8/11) malam giliran Timur Jauh, Kadapat, dan Riau Rhythm yang akan unjuk gigi di venue yang sama.
Namun sebelumnya ada music discussion berjudul “Penciptaan Karya Musik Baru Berbasis Musik Tradisi” dengan menghadirkan pembicara Rino Dezapaty (musisi tradisional), Hery Budiawan (musikolog dari Universitas Negeri Jakarta), dan Boo Boo Sianturi (musisi) di Teater Wahyu Sihombing.
Dilanjutkan dengan master class bertajuk “Musik dan Tari Amerika Latin dengan pembicara Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo dari Meksiko juga di Teater Wahyu Sihombing.
IEMF 2022 yang juga didukung oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Unit Pelaksana TIM, Jakarta Propertindo, dan Synchronize Radio ini akan diramaikan dengan dua sesi diskusi mengenai pengembangan dan pelestarian musik tradisi.
Pertama, diskusi tentang ekosistem musik tradisional di Indonesia, yang akan diisi oleh Jabatin Bangun (etnomusikolog dari Institut Kesenian Jakarta), Gilang Ramadhan (musisi), dan Nyak Ina Raseuki (musisi).
Kedua, diskusi mengenai penciptaan karya musik baru berbasis tradisi yang akan diisi oleh Rino Dezapaty (musisi tradisional), Hery Budiawan (musikolog dari Universitas Negeri Jakarta), dan Boo Boo Sianturi (musisi).
Imam Firmansyah, anggota Komite Musik Komite DKJ yang juga beraktivitas sebagai komposer musik tradisi mengatakan selain menyediakan ruang apresiasi baru, festival ini diharapkan bisa mendorong terjadinya dialog antar musisi tradisional di tengah zaman yang terus berubah, sehingga memunculkan gagasan-gagasan yang inovatif dalam pelestarian dan pengembangan musik tradisional, agar terus relevan dengan pendengar musik sekarang yang umumnya kaum muda.
"Dengan begitu ke depan, musisi-musisi tradisional bisa terus beregenerasi dan musik tradisional sendiri, tak hanya menjadi warisan leluhur yang tinggal menunggu waktu kepunahannya. Kemunculan generasi baru yang hidup dalam peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional melalui media-media baru," terangnya dalam konferensi pers IEMF 2022 di Teater Wahyu Sihombing, TIM, Jakarta, Senin (7/11) sore.
Menurutnya banyak yang perlu diperkenalkan kedahsyatan musik tradisi Indonesia. "Terlebih, musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapun," tambahnya.
Anggota Komite Musik DKJ lainnya, Cholil Mahmud yang juga dikenal sebagai vokalis dan gitaris Efek Rumah Kaca mengatakan sebagai festival internasional yang mempertemukan pembicara dan pelaku musik tradisi dari Indonesia dan luar negeri, secara tidak langsung festival ini juga menjadi medium untuk memperkenalkan musik tradisional Indonesia ke lingkup internasional.
“Jadi ini sangat jarang bisa kita dengarkan di luar wilayahnya masing-masing, sehingga festival ini menjadi kesempatan emas masyarakat Jakarta dan pengunjung festival untuk bisa mengenali dan mempelajari bahasa musik dari masing-masing daerah yang akan kita pertunjukkan,” jelasnya.
Azfansadra Karim, selaku Ketua Komite Musik DKJ menjelaskan IEMF 2022 ini sudah memasuki tahun ketiga sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2019 dengan nama Etno Music Festival.
"Dalam perhelatan di tahun kedua pada tahun 2021 festival ini berganti nama menjadi International Ethnic Music Festival karena telah melibatkan para pemusik tradisi dari luar negeri," terangnya.
Konferensi pers yang diikuti sejumlah media termasuk Travelplus Indonesia @travelplusindonesia, juga menghadirkan perwakilan musisi dari Rapai Pase Raja Buwah, Riau Rhythm, Kadapat, dan Sinar Baru serta Leon Gilberto Medellin dan Cristina Duque.
M. Bahlia musisi Rapai Pase Raja Buwah berharap musik tradisional bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana bidang olahraga. "Untuk itu perlu ada dan digaungkan semboyan memasyaraktakan seni dan men-senikan masyarakat di Tanah Air," imbuhnya.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar