. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 11 Mei 2020

Cegah Duel Gajah Sumatera VS Manusia, KLHK Pasang GPS Collar

Guna meminimalisasi terjadinya konflik dengan manusia, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memasangkan GPS Collar pada Gajah Sumatera.

Plt. Kepala Balai TNBBS Ismanto mengatakan pemasangan GPS collar dilakukan juga sebagai upaya monitoring pergerakan kelompok gajah dalam rangka mitigasi konflik atau early warning system.

Mempertimbangkan berbagai macam faktor, terutama cuaca dan topografi, akhirnya diputuskan segera dilakukan pemasangan GPS Collar pada satu ekor gajah dari kelompok gajah 12 yang kerap kawasan TNBBS. 

Tim pun mempersiapkan peralatan dan perlengkapan pemasangannya seperti GPS Collar, petasan, GPS, kamera, senjata bius, dan obat-obatan.

Kemudian tim bergerak menuju posisi kelompok gajah yang berada di daerah Talang Selawe.

Setelah menentukan gajah yang akan dipasang GPS collar, kemudian dilakulan penembakan bius kepada gajah yang akan dipasangi GPS collar. 

Setelah pemasangan GPS Collar selesai, tim melakukan pemantauan hingga gajah sadar dan bergabung kembali dengan kelompoknya. 

Adapun data gajah yang dipasang GPS Collar adalah gajah betina, berusia 25 s/d 30 tahun, berat badan adalah 2.500 Kg dan tinggi badan 219 Cm.

Ismanto menyampaikan apresiasi kepada tim yang berhasil memasang GPS Collar atas kerja keras, dedikasinya dan kerjasamanya. 

"Meski pekerjaan ini dilakukan pada bulan Ramadhan, ditengah wabah pandemi Covid-19 dengan kondisi topografi TNBBS yang sulit, tapi dapat dilaksanakan sesuai rencana," ungkap Ismanto, Senin (11/5/2020). 

Selanjutnya, tim blokade melakukan pemantauan kelompok gajah secara langsung melalui satelit.

GPS Collar diatur dengan interval transmisi sinyal per satu jam dapat dimonitor melalui web application dan mobile application.

Mobile application menampilkan monitoring posisi GPS Collar dan histori pergerakan GPS Collar. Sedangkan web application menampilkan GPS Collar secara near real time dalam bentuk 3 dimensi. 

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK Indra Exploitasia juga menyampaikan apreasiasi kepada tim mahout yang berhasil menggiring gajah ke dalam kawasan TNBBS, sekaligus memasang GPS Collar pada salah 1 gajah di kelompoknya.

Pemasangan ini, lanjutnya telah sesuai SOP pemasangan GPS dengan mengedepankan kesejahteraan satwa tanpa satwa terganggu dengan adanya Collar.

"GPS Collar ini diharapkan dapat bekerja dengan baik, memantau pergerakan kelompok gajah dalam jalur jelajahnya. Apabila gajah keluar dari jalurnya, maka penanganan gajah dapat segera dilakukan sebelum terjadi interaksi antara manusia dan satwa,” tegas Indra. 

Sebagaiman berita sebelumnya, pencegahan konflik Gajah Sumatera dilakukan dengan penggiringan kelompok gajah yang keluar dari kawasan TNBBS, seperti yang dilakukan pada 27 April hingga 9 Mei 2020.

Penggiringan kelompok gajah liar sebanyak 12 ekor tempo hari dipimpin oleh ketua Forum Mahout Nazaruddin dengan  melibatkan pihak TNBBS, ERU TNWK, YABI, WCS, KPHL IX, dan Satgas HKM.

Ketika itu, kegiatan tersebut  berhasil menggiring kelompok gajah tersebut hingga masuk ke dalam kawasan TNBBS.

"Namun kondisi cuaca hujan lebat sempat membuat kelompok gajah tersebut kembali ke luar kawasan TNBBS," ungkap Ismanto.

 Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP