. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 11 Mei 2020

70-an Sketsa YSH "Move On", Angkat Perempuan dan Korona

Pameran dari rumah karya Yusuf Susilo Hartono (YSH) bertajuk “Move On”, bakal digelar via Zoom, pada Jumat, 15 Mei 2020, pukul 11.00 WIB.

Selanjutnya, pameran secara daring atau virtual yang didukung Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud ini dapat dilihat pada kanal YouTube - budayasaya. 

Rencananya pameran yang memajang 70-an sketsa (pilihan 2002-2020) karya YSH ini bakal diresmikan Sri Hartini Sesditjenbud, mewakili Dirjen Kebudayaaan.

Adapun host meeting-nya wartawan Indah Ariani.

Lewat 70-an sketsa pilihan bersubyek perempuan, YSH ingin menyuarakan kebebasan, kasih sayang, tradisi, kebenaran, dan kemanusiaan. 

Pamerannya kali ini, dihasratkan sebagai ekspresi sekaligus doa agar pandemi korona Covid-19 segera berakhir, dan manusia di muka bumi bisa hidup dengan kesadaran dan cara baru, yang lebih manusiawi dan berkeilahian.

Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Citra Smara Dewi selaku kurator pameran ini menyatakan perempuan dalam karya YSH bukan semata memiliki spirit keindahan, kelenterunan, dan dinamis, seperti tersirat pada seri karya Ballerina 

"Tapi  juga memiliki spirit cinta kasih yang tulus melalui karya  ibu dan anak," ungkap Citra lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (11/5/2020).

Dalam dimensi lain perempuan juga hadir dalam mengisi ruang-ruang psikologis melalui karya sketsa potret dengan berbagai eskpresi yang penuh misteri.

Menggenapi karya sketsa YSH, tema-tema kemanusiaan yang terbalut dengan dimensi spiritual terlihat pada karya yang merespon fenomena global yaitu wabah Covid-19. 

Menurut Citra, YSH memilih pendekatan spiritual dalam menyikapi fenomena tersebut, yaitu melalui sosok perempuan dalam doa yang khusuk mengharap wabah cepat berlalu.

Tema-tema perempuan dalam sejarah perkembangan seni rupa merupakan tema klasik yang tetap relevan dimaknai dan diinterpretasikan kembali pada spirit jamannya.

Bagi YSH, perempuan tidak identik dengan stigma “yang lemah”, justru sebaliknya sebagai mahluk yang lebih kuat, indah, dan istimewa. 

Sebagai seniman multitalenta, yang sekaligus wartawan dan penyair, alam bawah sadarnya mempengaruhi konsep berkaryanya. 

Saat sketsanya mengkritisi berbagai peristiwa sosial, budaya, kemanusiaan, kadang terlihat kontemplatif, yaitu suasana sunyi yang jauh dari kebisingan, dengan menghadirkan seorang sosok/figur. 

Kadang tersirat keramaian melalui berbagai peristiwa yang dirangkai dalam satu bingkai karya bak reportase sebuah berita.

Citra menegaskan semua sketsa YSH menyiratkan kekuatan ‘estetika yang berbicara’ melalui keragaman bentuk ekspresi.

Sementara berbagai material, media dan eskpresi beragam yang menjadi pilihan YSH tentu bukan merupakan akhir dari sebuah pencapaian.
"Karena kreativitas merupakan proses yang terus bergerak secara organik," pungkas Citra.

Seniman Multibisa
Beberapa sahabat YSH memberi kesaksian atas karya dan perjalanannya di bidang seni. 

Budayawan Madura KH.D. Zawawi Imron yang mengikuti sepak terjang YSH sejak 1980-an mengatakan menghargai kesetiaan YSH berkarya di bidang sketsa selama 40 tahun. 

"Kemana saja ia pergi selalu membawa peralatan bikin sketsa. Belakangan ia melakukan eksperimen selingkar bentuk sehingga pada karya-karyanya terakhir ia menemukan sejenis deformasi yang unik dan estetik”. 

Pengamat seni rupa Agus Dermawan T menambahkan sebagai seniman multiminat dan multibisa, YSH antusias merekam masa lalu, dan bersemangat mengangkat peristiwa yang berkonteks masa kini, misalnya kali ini wabah korona.

Koreografer Rusdi Rukmarata dari EKI Dance Company menilai karya-karya YSH menunjukkan keterikatan perasaannya yang sangat kuat dengan obyek yang akhirnya menjadi goresan-goresan indah tetapi dramatis.

Aktris film dan Dosen IKJ Nungki Kusumastuti yang mengenal YSH sejak 1980-an mengatakan goresan-goresan YSH dipantik oleh rasa. 

Goresan rasa tadi, juga dirasakan oleh salah satu tokoh balet Indonesia Maya Tamara LRAD-ARAD, dari Namarina Dance Academy.

“Simak sketsa ballerinanya. Garisnya tajam dan lentur. Seakan gerakan Ballet Achappe Pas de bourrée… Pose into Arabesque dan attitude bersama ketukan musik Allegro, Andante, Vituoso. Itulah yang ada di kanvasnya,” tutur Maya.

Geliat YSH
Mantan guru yang pernah kuliah di  FKIP-IKIP ini dikenal sebagai perupa, juga wartawan budaya senior dan penyair, yang mulai berkarya sejak 1980 melalui jalur sanggar.

Sampai sekarang, mantan Pemred Majalah Seni Rupa Visual Art yang kini mengelola Majalah Galeri ini pernah beberapa kali berpameran tunggal antara lain di Balai Budaya (1990), Taman Ismail Marzuki (2010), Pusat Kebudayaan Jepang – Indonesia (2012), Galeri Nasional Indonesia (2014), dan Pameran Sketsa Keliling 3 kota: Jakarta, Bojonegoro, dan Surabaya (2013). 

Pameran bersamanya yang pernah diikuti antara lain bersama Daoed Joesoef, Ruliati, dkk (1993),  “Manifesto” (2010), “Bayang” (2011), dan “Sketsaforia” (2019).

Tahun 2000, YSH pernah menjadi Finalis Philip Morris Indonesia Art Awards, dan tahun 2001 finalis Indofood Art Award.

Di antara buku-bukunya tentang seni rupa, sastra, dan jurnalistik, berjudul  “Menangkap Momen dan Memaknai Essensi (Moment and Essence)”, merupakan kumpulan 300 sketsa pilihan tahun 1982- 2013, terbit tahun 2013.

YSH pun berteman dengan media kekinian. Selain lewat daring, seri sketsanya pun bisa dinikmati di channel YouTube - Galeri YSH. 

Pameran 70-an sketsa pilihannya nanti, menambah panjang deret geliat kreativitas YSH sebagai seniman multiminat.

Wadah daring atau virtual dipilihnya bukan karena dia menyerah diserang Corona, justru ia melawan, tak mau diam.

Pamerannya kali ini menambah panjang deret aktivitas seni dan lainnya yang dilakukan secara daring atau virtual dengan atribut 'new'. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.ysh

Captions:
1. Yusuf Susilo Hartono (YSH), seniman multibisa dengan ragam sketsa pilihan yang akan dipamerkan secara daring.
2. Korona merah hati, 2020.
2. Balada Masker, 2020.
3. Antara Hidup Mati?, 2020.
4. Bersabung do’a di taman korona, 2020.
5. Ballerina, 2017.
6. YSH kemana-mana bawa dan bikin sketsa.
7. Perayaan dan Kenangan, 2019.
8. Pandawa Kurawa Tanding, 2020.


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP