. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 22 Mei 2020

Bandung Siap Invasi Angklung ke Dunia Via Streaming Events

Bandung yang tengah bersiap diri menjadi Kota Angklung, berencana menduniakan musik Angklung secara masif lewat pemanfaatan teknologi Informasi terkini disesuaikan dengan masa pemulihan maupun normalisasi pasca-pandemi.

Hal itu diungkapkan Kenny Dewi Kaniasari selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung.

"Hikmah dari wabah Covid-19 ini kita bisa lebih memanfaatkan teknologi informasi salah satunya dengan streaming events atau bermacam pentas secara daring untuk menginvasi dunia dengan Angklung," kata Kenny di acara Ngabako alias Ngabuburit Bari Ngawangkong Online jilid 3 di meeting Zoom, Jumat (22/5/2020).

Di Ngabako #3 dengan tema "Bandung Lautan Angklung", Kenny menjelaskan streaming events memiliki banyak kelebihan di antaranya memperlihatkan ketidak adanya batasan atau borderless dan limitless.

"Semua orang di belahan dunia manapun bisa mengaksesnya secara online, virtual atau daring," terangnya.

Nah kelebihan ini, lanjut Kenny, merupakan kesempatan untuk para talens, seniman, dan komunitas Angklung di Bandung untuk betul-betul mempromosikan Angklung dengan masif melalui streaming events secara global.

"Kalau bisa streaming-nya 24 hours seven days, mengingat komunitas Angklung di Bandung luar biasa banyak dengan segala jenis kreasinya," ungkap Kenny.

Sudah saatnya Bandung juga memiliki program Angklung Streaming Events yang terjadwal, berkerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan kementerian terkait lainnya.

"Untuk itu kita butuh dukungan dari Kemenparekraf melalui Kang Wawan Gunawan mengenai kegiatan Angklung Streaming apa yang akan kita lakukan sampai akhir 2020 ini, mengingat mulai Juli hingga Desember merupakan masa pemulihan setelah masa tanggap darurat pandemi ini selesai," tambah Kenny.

Lalu untuk tahun 2021 atau masa normalisasi, juga harus sudah ada kegiatan Angklung Streaming Events mengingat mungkin masih ada keterbatasan dalam hal pelaksanaan kegiatan di ruang publik dengan mengumpulkan massa yang banyak. 

"Dalam setahun kedepan ini, dimana masih dalam masa normalisasi, mungkin lebih banyak porsinya streaming events. Umpamanya dari 100 events sekitar 80 events masih menggunakan teknologi informasi dalam bentuk streaming. Sedangkan 20 sisanya di ruang publik," terang Kenny.

Lewat Ngabako #3, Kenny mengajak sejumlah pihak untuk merancang kegiatan Angklung Streaming Events dalam kemasan global.

"Jadi harus ada sub title-nya minimal dalam Bahasa Inggris supaya orang luar negeri bisa belajar dan mengapresiasi secara langsung Angklung. Ini adalah momen tepat untuk kita invasi Angklung ke seluruh dunia melalui streaming events," tegasnya.

Wawan Gunawan selaku Direktur Pengembangan Destinasi Regional ll Kemenparekraf dan penyelaras Ngabako mengatakan siap mendukung rencana Bandung menyiapkan sejumlah Angklung Streaming Events untuk menuju sekaligus memperkuat imej Bandung sebagai Kota Angklung di Indonesia bahkan dunia.

"Harus ada sinergitas antara  pemerintah daerah dalam hal ini Kota Bandung dengan Pusat dan para pelaku ekonomi kreatif Angklung, komunitas Angklung, akademisi dan media atau pentahelix untuk menyiapkan program tersebut," terang Wawan yang juga seorang dalang dan pendiri sekaligus pimpinan grup Wayang Ajen

Kemenparekraf, lanjut Wawan hanya akan mendukung dari sisi promosi Angklung Streaming Events tersebut sebagaimana event-event sebelum datang pandemi Covid-19. 

"Contohnya event Angklung di Kuningan, Sukabumi, dan Bandung yang pernah kami dukung promosinya," terang Wawan seraya berpesan kalau Bandung ingin menjadi Kota Angklung harus berkolaborasi dan segera diwujudkan agar tidak didahului daerah/kota lain yang juga ingin berpredikat sebagai Kota atau Kabupaten Angklung. 

Selain Kenny dan Wawan, Ngabako #3 juga menghadirkan pemerhati budaya Gaura Marcacaritadipura sebagai guest speaker; sesepuh dan praktisi Angklung Padaeng Obby AR Wiramihardja; Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung Dinda Satya Upaja Budi; dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Cucu Saputra sebagai penyelaras.

Pacu Rendang Angklung
Dinda Satya Upaja Budi, nara sumber dari kalangan akademisi menyarankan jika ingin mempertegas Bandung sebagai Kota Angklung harus memperbaharui Taman Angklung yang kondisinya saat ini masih kurang terpelihara. 

Lalu dibangun Pacu Rendang Angklung di setiap pintu masuk ke Kota Bandung.

Pacu Rendang itu adalah sebuah alat di pancuran kecil yang bisa memutarkan musik atau lagu dengan bantuan aliran air.

"Dibanding bikin monumen atau tugu, saya lebih setuju dibangun Pacu Rendang Angklung yang bisa digerakkan dengan angin, listrik dan atau lainnya. Lagu yang diputar bisa 'Kota Bandung' karena melodinya sangat sederhana cocok buat Pacu Rendang Angklung," terang Dinda Satya.

Saran lainnya, program pengangklungan perlu dikembangkan. "Jangan hanya diarahkan pada kompetisi tapi harus lebih ke arah kolaborasi," imbaunya.

Program pengangklungan ini, lanjutnya, bisa berupa program annual 'Angklung Festivities' atau Parade Angklung.

"Tak lupa fasilitasi kreativitas inovasi Angklung (instrumen dan musik) dan program pengembangan Angklung Digital Konser Virtual Angklung," tutup Dinda Satya.

Menariknya Ngabako #3 yang dipandu Dudi Dharma ini juga menyuguhkan atraksi oleh Manshur Angklung di opening act.

Pantauan TravelPlus Indonesia sebagai media partner, di diskusi santai virtual Ngabako kali ini usulan Bandung menjadi Kota Angklung sebagaimana terlontar di Ngabako #2, semakin mengerucut. Mudah-mudahan saja segera terwujud. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP