. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 01 April 2020

Corona Bikin Pendaki Sedih Sebaliknya Gunung Bahagia, Koq Bisa?

Makhluk super duper imut bernama Virus Desease 2019 (Covid-19) atau yang lebih ngetop dipanggil Corona ternyata bisa membuat para pendaki dan pemandu gunung yang gagah-gagah bersedih.

Sebaliknya kehadiran virus paling ngehits seantero jagat saat ini, justru membuat ratusan gunung tersenyum bahagia.

Apa yang membuat para pendaki dan pemandu gunung bersedih? Pertama karena pendaki tidak bisa melakukan pendakian lantaran ada ratusan gunung yang terpaksa ditutup sementara untuk pendakian. 

Buktinya ada sekitar 120 Destinasi Wisata Gunung di Indonesia.yang melakukan penutupan (sementara) seluruh aktivitas pendakuan wisata gunung dan penutupan kunjungan wisatawan guna meredam penyebaran virus tersebut.

Sebagian destinasi trekking yang ditutup itu berada d kawasan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, antara lain gunung-gunung yang sangat populer di kalangan pendaki seperti Gunung Rinjani, Semeru, Gede Pangrango, Merbabu, Ciremai, Slamet, Lawu, Gunung Kerinci, dan lainnya.

Begitupun gunung-gunung kecil
super ngehits seperti Gunung Prau dan Gunung Andong.

Kedua, lantaran tidak bisa mendaki gunung otomatis tidak ada acara pendakian baik itu pendakian solo, small group maupun pendakian massal (penmas) yang dibuat oleh kelompok pendaki/pecinta alam yang berstatus organisasi maupun open trip pendakian yang dirancang sejumlah operator pendakian.

Buktinya sejumlah open trip pendakian batal atau ditunda karena ada penutupan pendakian tersebut.

Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) usai menggelar Rapid Assesment Dampak Covid-19 selama 5 hari, 25-29 Maret 2020 dengan meminta koresponden mengisi kuisioner di google form secara online, mencatat terjadi penurunan jumlah trip atau paket wisata gunung dengan perkiraan sebesar 47% dari 19.855 trip per per tahun menjadi 10.459 trip per tahun.

Ketiadaan kegiatan pendakian tersebut berarti ketiadaan pula pemasukan bagi ribuan pemandu gunung yang bersertifikat maupun pemandu lokal.

APGI juga mencatat kemungkinan sebanyak 5.225 tenaga kerja di industri wisata gunung termasuk para pemandu yang terancam keberlangsungan pekerjaan dan perekonomiannya.

Asosiasi yang beranggotakan 1.045 pemandu gunung se-Indonesia yang resmi memiliki Sertifikasi Kompetensi Standar Nasional dari BNSP bidang Pemandu Wisata Gunung ini juga mencatat terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan pendaki gunung dengan perkiraan sebesar 44% dari semula 111.815 menjadi 61.655 dengan komposisi pendaki wisatawan nusantara (wisnus) menurun 41% dari 71.060 menjadi 41.800 dan wisatawan mancanegara (wisman) menurun 51% dari 40.755 menjadi 19.855.

APGI juga mencatat akibat Covid-19, terjadi penurunan jumlah omzet industri wisata gunung dengan perkiraan sebesar 86% dari 344 miliar (Rp 337.179.802.956) menjadi 46 miliar (Rp 46.690.394.089).

Bernafas Lega
Lalu apa yang membuat gunung-gunung justru berbahagia dengan kehadiran Corona? Jawabannya karena terjadi pemberlakuan penutupan pendakian sementara.

Berkat penutupan tersebut, membuat lingkungan gunung, khususnya di jalur pendakian, base camp atau pos-pos pendakian hingga lingkungan sekitar puncak tampil lebih bersih, asri, dan lebih fresh.

Penghuni gunung itu, baik aneka tanaman maupun hewan jadi bisa bernafas lebih lega, hidup dengan tenang, damai tanpa kehadiran para pendaki dalam jumlah besar yang kerap menimbulkan kegaduhan dan berbagai kerusakan lingkungan, seperti pencemaran sampah, pencemaran sumber mata air, dan lainnya.

Sebagai pegiat alam bebas, pendaki gunung dan anggota bahkan pendiri beberapa kelompok pecinta alam sejak era 80-an sewaktu masih SMA, lalu masa kuliah maupun di lingkungan masyarakat, TravelPlus Indonesia menyambut baik penutupan sementara pendakian gunung guna mencegah penyebaran Covid-19.

Selain bertujuan untuk meredam semakin meluasnya virus mematikan tersebut, penutupan pendakian tersebut juga berfungsi sebagai rehabilitasi lingkungan gunung tersebut.

Melihat hal itu, jelas bencana non alam wabah Corona justru menguntungkan dari sisi konservasi, meskipun merugikan dari sisi lain, terutama ekonomi.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Gara-gara Corona, ratusan pendakian gunung ditutup sementara.
2. Penjualan suvenir pendaki ikut menurun.
3. Open trip pendakian banyak yang ditunda sehingga pemandu gunung kehilangan pendapatan.
4. Penutupan pendakian justru membuat lingkungan alam gunung menjadi lebih bersih dan asri.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP