. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 07 April 2020

Biro Perjalanan Wisata Sekarat, ASITA Minta Pemerintah Beri Kredit Lunak

Pemerintah diharapkan memberikan kredit lunak guna menjaga cash flow Biro Perjalanan Wisata (BPW) atau perusahaan travel agent agar bertahan dengan tetap bisa membayar gaji pegawai dan THR serta operasional perusahaan.

Begitu salah satu dari tiga usulan yang disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesian and Travel Agencies (ASITA) Rusmiati dalam diskusi virtual (distal), Selasa (7/4/2020) sore, lewat aplikasi Zoom.

Selain itu, di distal yang membahas hal-hal terkait Corona Virus Deasese 2019 (Covid-19) ini, ASITA juga meminta agar pemerintah memberikan keringanan pajak, biaya listrik, BPJS, dan retribusi lainnya.

ASITA juga meminta pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf men-support promosi untuk pasar inbound maupun outbound seperti buat ASITA WISE TRAVEL FAIR 2020 September mendatang, juga travel mart di luar dan dalam negeri.

Rusmiati mengatakan setelah secara resmi diumumkan sudah ada yang terpapar Covid-19 di Indonesia dan melihat bagaimana penanganan disini, terjadilah travel warnind dan akhirnya travel banded yang menyebabkan ASITA kehilangan juga pasar Inbound.

Sejauh ini, ASITA terus memonitor semua travel agent anggotanya yang berjumlah sekitar 7.000 di 34 provinsi.

"Kami terus berkoordinasi dengan seluruh DPD ASITA seluruh Indonesia untuk memantau perkembangan dampak dari wabah Covid-19 ini," terangnya.

Rusmiati membenarkan akibat bencana non alam pandemi Covid-19 in sudah ada anggota ASITA yang mengurangi gaji karyawan sebanyak 25 persen.

"Kalau keadaan seperti ini terus bisa sampai 50 persen. Beberapa travel Alhamdulillah ada yang tidak mengurangi karyawan atau tidak melakukan PHK," terangnya.


Bencana Terburuk
Salah satu pemilik pemilik Travel Agent yang tak mau disebutkan nama dan Travel Agent-nya kepada TravelPlus mengatakan dampak pandemi Covid-19 ini adalah bencana paling buruk yang pernah dialaminya selama 30 tahun di Industri Pariwisata.

"Supir-supir kita pada nganggur begitu juga guide dan sebagian staff kantor... berat boss. Staff kita yang masih kerja tetapi setiap hari yang dkerjakan adalah pembatalan reservasi. Kita tidak ada income sama sekali, sementara kita masih harus keluarkan biaya operasional perusahaan. Jadi tidak mungkin bisa operasi pada saat kondisi seperti ini," bebernya.

Dia berharap semoga ada perhatian pemerintah bagi travel agent yang selama ini konsentrasi di inbound tour sebagai penghasil devisa.

"Buat Bu Rusmiati saya usulkan buat rapat teleconfrence dengan para tour operator yg selama ini bermain di inbound tour. Supaya bu Rusmiati dapat masukan dari kami," ujarnya.

Di distal bertema "Langkah Industri Menyikapi Wabah Covid-19" yang gelar berkat kerjasama forum wartawan pariwisata dan Biro Komunikasi (Birkom) Kemenparekraf ini juga menghadirkan narsum Menparekraf Wishnutama Kusubandio dan Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani.

Mas Menteri Wishnutama menjelaskan pihaknya menyiapkan tiga tahapan untuk merespon dampak COVID-19 yaitu tanggap darurat, fase pemulihan (recovery), dan normalisasi.

Di fase pemulihan, lanjut Wishnutama, pihaknya akan melakukan identifikasi dan berkoordinasi dengan K/L lain untuk mengindentifikasi dampak secara detail akibat wabah COVID-19. 

Selanjutnya memberi dukungan kepada para pelaku parekraf dari sisi ketenagakerjaan, utilitas, keringanan retribusi, relaksasi pinjaman, pemanfaatan kartu pra kerja, hingga pelatihan online untuk SDM.

Pada tahap normalisasi, akan melakukan promosi kembali baik di dalam maupun luar negeri, menyiapkan insentif untuk industri Parekraf serta menyusun kalender event nasional dan keterlibatan dalam agenda-agenda internasional untuk menunjang kegiatan wisata. 

Hariyadi Sukamdani menjelaskan data yang masuk ke PHRI saat ini terdapat 1.266 hotel yang terpaksa tutup di 31 provinsi.

Dia prediksi sebanyak lebih dari 150 ribu karyawan yang berstatus cuti di luar tanggungan perusahaan.

Data pekerja yang menuhi standar untuk mendapat bantuan hingga saat ini baru berkisar 74.101. Dia juga perkirakan bisa melebihi dari data karyawan yang masuk saat ini.

Sebelumnya, ASITA yang diwakili Rusmiati, Wakil Ketua umum 1, Budianto Ardiansjah, serta Koordinator Bidang Litbang dan SDM, DR (cand) Hj. Masrura Ramidjal melakukan video converence bersama semua stakeholders di indutri pariwisata dan ekonomi kreatif dengan Menparekraf Wishnutama di Jakarta, Selasa (24/03/2020) malam. 

Pada kesempatan tersebut ASITA menyampaikan kondisi yang dialami oleh anggotanya saat ini.

Dari hasil survey yang di lakukan pada 17-21 Maret 2020 lalu disimpulkan bahwa 55,7% BPW anggota ASITA mengalami hingga 100% penurunan penjualan atau sudah tidak ada lagi transaksi, sementara itu 35,7% mengalami penurunan sebanyak 75%.

Hal ini mencakup semua bidang usaha BPW seperti Paket tour inbound, outbound, dan domestic

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Ketum ASITA Rusmiati saat tampil di diskusi virtual (distal), Selasa (7/4/2020) sore, lewat aplikasi Zoom. (foto: dok.asita)
2. TravelPlus ikut Distal ini.
3. Menparekraf Wishnutama Kusubandio.
4. Ada 33 wartawan pariwisata senior dan pemula yang ikut dalam Distal kali ini. (foto: dok. birkom kemenparekraf)
5. Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani.



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP