. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 12 Maret 2020

Kendati Batal, Terungkap Alasan Raja dan Ratu Belanda Memilih ke Sebangau Dibanding 53 Taman Nasional Lainnya

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sampai saat ini Indonesia memiliki 54 Taman Nasional (TN). Tapi yang dipilih oleh Raja dan Ratu Belanda untuk kunjungi Maret 2020 ini adalah TN Sebangau. Pasti ada alasannya.

Sayangnya kunjungan Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda ke TN Sebangau yang rencananya tanggal 11-12 Maret 2020 itu batal mengingat beberapa hari sebelumnya ada kejadian naas kecelakaan longboat L300 Dinas Kehutanan di Sungai Sebangau yang menyebabkan 6 petugas TN Sebangau dan Dandim 1011/Klik Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono meninggal dunia pada Senin (9/3) siang.

"Benar, kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Sebangau dibatalkan. Mengingat pihak TN Sebangau dan juga kami sedang berduka dan sebagainya. Tapi Pak Dirjen KSDAE Inung Wiratno tetap di Sebangau, menguatkan teman-teman di sana," ungkap Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc., Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), KLHK kepada TravelPlus Indonesia usai memberi sambutan mewakili Dirjen KSDAE di pembukaan pameran Indofest 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/3).

Menurut mantan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur ini, TN Sebangau itu posisinya berada di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan yang mencakup tiga wilayah yakni Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya, di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). 

"Sebangau itu terkenal dengan konservasi peat land atau tanah gambutnya yang luas. Dia merupakan salah satu kawasan konservasi yang paling berhasil dalam mengelola gambut dengan cara membuat tabat-tabat di sungai sehingga air bisa dijaga ketinggiannya," terang Nandang. 

Cara mengatur ketinggian air di Taman Nasional itu, lanjut Nandang berhasil membuat kebakaran di Sebangau tidak sebesar/separah di tempat lain.

"Nah Belanda itu kan terkenal sebagai negara dengan pengelolaan airnya terdepan seperti dam atau tanggul (dijk), kincir angin, dan kanal. Mungkin itulah yang membuat raja dan ratu Belanda tertarik datang ke TN Sebangau karena tabat-tabatnya itu," ujar pria yang akrab disapa Aa Nandang ini.

Kata Nandang, tidak ada sejarah raja Belanda terdahulu pernah datang ke Sebangau. "Sepertinya alasan Raja dan Ratu Belanda ingin ke Sebangau ya karena ingin tahu lebih jauh keberhasilan TN Sebangau mengendalikan permukaan air lewat tabat-tabatnya," tambah Nandang. 

Sebelum Raja dan Ratu Belanda ke Sebangau, sambung Nandang, sudah ada tim dari kerajaan Belanda yang melakukan survey ke Sebangau yakni Kepala Protokol Istana Kerajaan di Hague, Simon Van den Berg dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, H.E Lambert Grijns dengan fokus lokasi di Resort Mangkok SPTN Wilayah II Pulang Pisang.

Mereka didampingi oleh Sekretaris Daerah Prov. Kalteng Fahrizal Fitri dan disambut oleh Kepala Balai Andhi Kadhafi beserta pejabat struktural lingkup Balai TN Sebangau.

Para delegasi dari negara yang juga terkenal dengan terompa kayu dan bunga tulipnya itu, sewaktu survey mengaku terkesan dengan upaya-upaya yang dilakukan TN Sebangau khususnya terkait pemulihan system hidrology dan ekosistem gambut melalui penyekatan kanal yang disebut tabat.

Kendati akhirnya Raja Willem Alexander dan Ratu Maxim dari Belanda batal bertandang, tak bisa dipungkiri nama Sebangau sebagai salah satu Taman Nasional dengan lahan gambut dan juga tabat-tabatnya, jadi terangkat dan semakin dikenal oleh publik lewat sejumlah pemberitaan baik di media online maupun media sosial.

Sebagai informasi tambahan, acara pembukaan Indofest 2020 di JCC, selain Aa Nandang, juga dihadiri Ketua Umum Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Hayono Isman; Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (event) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Edy Wardoyo; Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia; Chief Executive Officer COS Event, Dyson Toba; dan Ketua Pelaksana Indofest 2020, Eva Fitri Yeni.

Indofest yang ke-6 bertema 'Indonesia, The Greatest Outdoor' ini berlangsung 4 hari, 12-15 Maret ini.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Longboat yang digunakan Dubes Belanda untuk Indonesia, H.E Lambert Grijns dan timnya saat survey ke Taman Nasional Sebangau. (foto: dok. @tn_sebangau_official)
2. Nandang Prihadi Direktur PJLHK (berkemeja hitam dan ikat kepala khas Banyuwangi) saat pembukaan Indofest 2020 di JCC, Kamis (12/3) mewakili Dirjen KSDAE Inung Wiratno. (foto: adji k.)
3. Nandang Prihadi yang akrab disapa Aa Nandang, mantan Kepala Balai BKSDA Jawa Timur. (foto: dok. @nprihadi)
4. Dubes Belanda untuk Indonesia, H.E Lambert Grijns terkesan dengan tabat di TN Sebangau. (foto: dok. @tn_sebangau_official)
5. Dubes Lambert didampingi Kepala Balai Andhi Kadhafi meninjai tabat khas TN Sebangau. (foto: dok. @tn_sebangau_official)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP