Yachter Mancanegara Antusias Ikuti Seminar "Your Life is Shorter than Plastic"
Ada yang berbeda di Festival Budaya Tua Buton 2019 yang berlangsung 19-24 Agustus ini. Selain serangkaian suguhan tradisi budaya, tarian kolosal, pameran UKM, dan hiburan juga diisi dengan seminar berkaitan erat dengan polusi sampah plastik sebagai kegiatan tambahan yang edukatif.
Menariknya lagi seminar yang mengusung tema "Your Life is Shorter than Plastic" ini diikuti sejumlah yachter mancanegara peserta Wonderful Sail Indonesia yang menghadiri serangkaian acara Festival Budaya Tua Buton (FBTB) ketujuh ini.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Buton Rusdin Nudi menjelaskan tujuan diadakan seminar ini ada 2.
Pertama agar para yachter mancanegara mempunyai wadah untuk menyampaikan masukan terkait sampah plastik yang mereka pantau mulai berserakan di sekitar Pasarwajo.
"Jadi lewat seminar ini mereka punya tempat bukan cuma mengkritik tapi juga memberikan input bagaimana supaya sampah plastik itu berkurang," terang Rusdin di venue seminar, Pasarwajo, Rabu (21/8).
Tujuan kedua buat para volunteer, supaya terbentuk kesadaran dalam menjaga lingkungan, minimal mau berupaya dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
"Diharapkan para volunteer ini setelah seminar bisa menyampaikan informasi yang didapatnya kepada orangtua, anggota keluarga, dan teman-temannya. Volunteer ini diwakili para pelajar dari tingkat SD, SMP sampai SMA," terang Rusdin.
- Menurut Rusdin seminar ini baru pertama kali diadakan dan rencana akan kita tingkatkan tahun depan dengan melibatkan komunitas-komunitas yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Semoga saja masyarakat di sini jadi semakin sadar untuk tidak memakai plastik sekali pakai apalagi membuangnya sembarangan di laut dan pantai," harapnya.
Dalam seminar ini sejumlah yachter terpantau sangat antusias menyampaikan saran.
Ada yachter yang menjelaskan bahwa produksi sampah plastik Indonesia tercatat berada di urutan no 2 di dunia setelah China.
Ada juga yang mengatakan sampah plastik di laut akan dimakan ikan dan ikan yang ditangkap nelayan akan disantap masyarakat.
Jadi dengan kata lain sampah plastik itu akhirnya kembali kepada manusia yang sangat membahayakan kesehatan.
Langkah kecil untuk mengurangi produksi sampah plastik yang bisa dilakukan menurut mereka antara lain dengan tidak menggunakan lagi sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan stainlesss steel atau tanpa sedotan sama sekali.
Selain itu dengan cara mengurangi penggunakan kantong plastik setiap berbelanja sayur, buah dan lainnya di warung maupun pasar dengan membawa kantung/keranjang ramah lingkungan sendiri.
Mereka juga berkomitmen untuk tidak menerima snack box yang di dalamnya ada air mineral dalam kemasan gelas plastik berikut sedotannya. Mereka berharap para volunteer juga bisa ikut berkomitmen.
Dalam kesempatan ini organizer reli yacht di Indonesia, Raymond T. Lesmana juga memberikan dua saran.
Pertama buat masyarakat Pasarwajo dan lainnya mulai sekarang diharapkan jangan membeli makanan dan minuman berkemas plastik.
Kedua buat pemerintah dalam hal ini Bupati Buton agar bisa melarang Kota Pasarwajo ini tidak menerima bermacam produk dalam kemasan plastik.
Selepas seminar, para yachter mancanegara disuguhkan makanan kecil dan minum saraba dalam kemasan gelas dari bambu bukan plastik serta hiburan tarian lokal oleh para volunteer.
Bahkan ada beberapa yachter yang langsung melakukan aksi bersih dengan memungut sampah plastik di sekitar pantai dekat lokasi seminar. Aksi tersebut lalu diikuti beberapa volunteer.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, La Ode Zainuddin Napa menambahkan dari sisi pariwisata, jelas seminar ini punya kaitan erat, mengingat kebersihan merupakan bagian dari 7 unsur sapta pesona.
"Sebuah destinasi wisata tak cukup sekadar indah, aman, nyaman, sejuk, tertib, dan berkesan tapi juga bersih dari sampah apalagi itu sampah plastik," ujarnya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar