. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 20 Agustus 2019

Rombongan Bule Peserta Festival Tua Buton Nikmati Keunikan Pantai Lahunduru

Sejumlah turis asing (bule) menikmati keunikan sekaligus keindahan Pantai Lahunduru sambil bersantai siang. Kedatangan mereka diharapkan dapat mempromosikan ragam pesona Kecamatan Wabula agar mendunia.

Rombongan bule itu adalah para yachter mancanegara peserta Wonderful Sail Indonesia 2019 yang mengikuti rangkaian acara Festival Budaya Tua Buton tahun ini.

Di pantai yang berada di ujung Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu mereka duduk bersantai di kursi-kursi yang sudah disediakan warga setempat.

"Tempatnya indah. Masyarakatnya baik dan amat bersahabat. Saya jadi cemburu dengan semua itu. Tapi jujur saya merasa beruntung bisa sampai disini," ungkap Diane Hofman asal Australia, salah satu dari rombongan turis bule itu.

Kedatangan para bule itu didampingi Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Buton Rusdin Nudi dan disambut oleh Camat Wabula Muhammad Basri.

Menurut Rusdin para bule itu datang ke Pantai Lahunduru usai melihat aktivitas penenun di Desa Wabula, masih di Kecamatan Wabula.

"Sebelum mereka ke pantai ini, tadi melihat ibu-ibu menenun kain sarung khas Buton di beberapa rumah yang ada di Desa Wabula," terang Rusdin.

Saat istirahat siang, lanjut Rusdin mereka dibawa ke pantai ini untuk bersantai sambil menikmati suguhan kelapa ijo yang dipetik warga dari pohon kelapa yang ada di pantai itu.

Pantauan TravelPlus Indonesia, sejumlah warga memanfaatkan kehadiran rombongan bule dari Australia dan beberapa negara Eropa itu dengan menjajakan aneka sarung tenun khas Buton dan bermacam rumah keong laut bermacam bentuk dan ukuran.

Beberapa bule itu pun ada yang tertarik dan membelinya.

Pantai Lahunduru amat pantas diperkenalkan ke dunia lewat para yachter itu.

Soalnya pantai ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan pantai-pantai yang ada di Kecamatan Wabula, yakni adanya ribuan kelomang atau keong laut yang menghuni bentangan pantainya.

Jika sebagian besar pantai lain yang tersisa dari keong atau umang-umang itu hanyalah cangkangnya, namun tidak dengan Pantai Lahunduru.

Di pantai ini ribuan kelomang hidup mengitari tepian pantai. Jadi seolah-olah keong-keong berukuran tak lebih dari ibu jari orang dewasa ini merupakan penduduk asli yang menghuni dan menguasai pantai Lahunduru.

Keunikan lainnya, di pantai ini, baik warga maupun pengunjung tidak diperbolehkan memancing. Sebab kawasan laut Lahunduru merupakan Daerah Perlindungan Laut (DPL) yakni wilayah konservasi adat Desa Wasuemba yang oleh masyarakat adat setempat disebut dengan daerah ombo.

Berkat ombo Itulah keindahan pantai dan terumbu karang serta ekosistem di pantai dan laut Lahunduru masih asli dan tetap terjaga.

Pemberlakuan daerah ombo di laut Lahunduru sudah berlangsung lama. Inilah alasan Pemda Buton menjadikan daerah Lahunduru menjadi daerah destinasi wisata bahari di Kecamatan Wabula.

Tak berlebihan kalau Bupati Buton, La Bakry memprediksi Pantai Lahunduru jika dikelola dengan baik, kedepan bakal menjadi salah satu destinasi wisata andalan baru bagi Kabupaten Buton.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, La Ode Zainuddin Napa menambahkan selain Pantai Lahunduru, masih ada objek wisata pantai dan pemandian di Kecamatan Wabula yakni Pantai Wabula, Pantai Lakhadao, dan Pemandian Kali Topa.

Pantai Lakhadao yang lokasinya hampir berdampingan dengan Pantai Lahunduru terletak di Selatan Desa Wasuemba, tepat berada di Tanjung Lomali.

"Pantainya berpasir putih dan dikelilingi oleh laut dan tebing yang membujur tinggi," terang Zainuddin.

Biasanya pantai itu digunakan sebagai tempat wisata bagi masyarakat Wabula dan sekitarnya dan juga sebagai tempat peristirahatan nelayan yang ada di sekitar.

Sementara Pemandian  Kali Topa, sambung Zainuddin berada di Dusun Topa masih di Desa Wabula, merupakan mata air tawar berbentuk kali atau sungai yang bermuara langsung ke arah pantai.

"Airnya jernih dan sejuk, warga dan pengunjung kerap mandi di pemandian alami ini," terangnya.

Zainuddin berharap kehadiran para bule di Desa Wabula dan Wasuemba disela-sela mengikuti rangkaian Festival Budaya Tua Buton ketujuh ini dapat turut memperkenalkan objek-objek wisata yang ada sana.

"Saya berharap mereka juga mempromosikan sentra kerajinan tenun Buton di Desa Wabula dan juga objek wisata pantai yang dikunjungi kepada rekan-rekannya di negara mereka masing-masing dan mau datang lagi ke sini," ujar Zainuddin.

Hal senada juga diutarakan Camat Wabula Muhammad Basri. Dia berharap kunjungan para bule ini menjadi ajang promosi bagi objek-objek wisata yang ada di wilayahnya.

"Bukan cuma itu, mudah-mudahan masyarakat di sini jadi lebih sadar wisata dengan tidak membuang sampah sembarangan serta menjaga kebersihan rumah, kampung, dan juga pantainya," ujarnya.

Menurut Basri Kecamatan Wabula yang terdiri atas 7 desa sudah pantas punya culture event dan lainnya dalam kemasan festival untuk menjaring lebih banyak lagi kunjungan wisatawan.

Semua objek-objek wisata di kecamatan ini sangat mudah dijangkau. "Kalau naik mobil jarak tempuhnya cuma sekitar 25 menit dari Ibukota Kabupaten Buton, Pasarwajo," tambah Basri.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP