Festival Tabut Bengkulu 2018 Berlangsung 10 Hari, Ini Suguhannya
Culture event Festival Tabut 2018 yang berpusat di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu akan berlangsung dari tanggal 10 - 20 September ini.
Selama 10 hari, festival tahunan ini akan menyuguhkan berbagai prosesi dan ritual unik dan menarik.
"Gebyar utama festival ini bukan hanya di pembukaan dan penutupan," terang Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Rabu (5/9).
Festival Tabut ini, sambung Rohidin memiliki nilai-nilai sakral dan religi yang kuat serta melibatkan masyarakat.
Pada hari pertama akan ada suguhan prosesi Mengambik Tanah atau mengambil tanah.
Berikutnya di hari kedua, prosesi Duduk Penja (mencuci jari-jari).
Di hari ketiga, Menjara (mengandun), dilanjutkan dengan Meradai (mengumpulkan dana) pada hari keempat.
Sementara pada hari kelima ada Arak Penja (mengarak jari-jari). Kemudian disambung dengan prosesi Arak Serban (mengarak sorban) pada hari keenam.
Di hari ketujuh ada Gam (tenang/ berkabung), dan di hari kedelapan Arak Gedang (taptu akbar).
Keesokan harinya atau hari kesembilan ada Tabut Bersanding.
Terakhir atau hari kesepuluh sebagai puncak prosesi, ada suguhan Tabut Tebuang atau pembuangan Tabut.
"Sejumlah ritual tersebut dilaksanakan langsung oleh kelompok masyarakat yang dikenal dengan Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu," ungkap Rohidin.
Selain itu ada pameran, berbagai pertunjukan seni, dan perlombaan tradisional yang diikuti oleh 10 Kabupaten-Kota se-Provinsi Bengkulu, antara lain Lomba Ikan-ikan, Lomba Telong-telong, dan Lomba Musik Melayu khas Bengkulu.
"Masing-masing kabupaten/kota se-Bengkulu akan menampilkan seni budaya seperti tari-tarian, dan juga perlombaan Kreasi Musik Dol yakni alat pukul atau gendang tradisional khas Bengkulu yang melekat langsung atau identik dengan penyelenggaraan Festival Tabut. Jadi festival ini boleh dibilang paling besar dan meriah di Bengkulu," terangnya.
Rohidin menambahkan Pemerintah Provinsi Bengkulu sangat bersyukur karena Festival Tabut ini bisa masuk 100 Calendar of Events (CoE) Wonderful Indonesia, yang mendapat dukungan dari Kemenpar.
Jika selama ini Tabut lebih banyak dinikmati masyarakat lokal, pelaksanaan tahun ini diharapkan mampu menyedot wisatawan mancanegara.
"Kita berharap, Kemenpar membantu promosi hingga ke luar negeri untuk memancing wisman datang di tahun berikutnya. Karena banyak yang bisa dinikmati di Bengkulu," harap mantan Wakil Bupati Bengkulu Selatan ini.
Perayaan Tabut sudah ada sejak tahun 1685, pertama kali dilaksanakan oleh Syekh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo.
"Festival satu ini selalu dinanti banyak orang. Apalagi even ini masuk dalam 100 CoE Kemenpar, tentunya akan jadi magnet tersendiri", jelas Rohidin.
Menurutnya target wisatawan mancanegara ke festival ini sekitar 2.000 wisman.
Pasar wisman yang dibidik antara lain dari Timur Tengah, lantaran memiliki keterkaitan dengan Tabut karena cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib berasal dari Arab.
Selain itu, negara-negara tetangga yang cukup dekat dengan provinsi Bengkulu seperti Singapura dan Malaysia serta negara punya erat kaitannya dengan sejarah Bengkulu seperti Inggris.
Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi atas pelaksanaan Tabut Bengkulu ini sebagai core event tahunan pariwisata Bengkulu.
"Selain dukungan promosi, supaya suguhan Festival Tabut lebih berkelas, Kemenpar akan siapkan dua koreografer nasional Eko Pece dan Denny Malik yang baru-baru ini sukses menata tari kolosal dalam pembukaan Asian Games 2018," terang Arief Yahya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Promo Festival Tabut Bengkulu 2018.
2. Jumpa pers Festival Tabut Bengkulu 2018 di Jakarta.
Selama 10 hari, festival tahunan ini akan menyuguhkan berbagai prosesi dan ritual unik dan menarik.
"Gebyar utama festival ini bukan hanya di pembukaan dan penutupan," terang Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Rabu (5/9).
Festival Tabut ini, sambung Rohidin memiliki nilai-nilai sakral dan religi yang kuat serta melibatkan masyarakat.
Pada hari pertama akan ada suguhan prosesi Mengambik Tanah atau mengambil tanah.
Berikutnya di hari kedua, prosesi Duduk Penja (mencuci jari-jari).
Di hari ketiga, Menjara (mengandun), dilanjutkan dengan Meradai (mengumpulkan dana) pada hari keempat.
Sementara pada hari kelima ada Arak Penja (mengarak jari-jari). Kemudian disambung dengan prosesi Arak Serban (mengarak sorban) pada hari keenam.
Di hari ketujuh ada Gam (tenang/ berkabung), dan di hari kedelapan Arak Gedang (taptu akbar).
Keesokan harinya atau hari kesembilan ada Tabut Bersanding.
Terakhir atau hari kesepuluh sebagai puncak prosesi, ada suguhan Tabut Tebuang atau pembuangan Tabut.
"Sejumlah ritual tersebut dilaksanakan langsung oleh kelompok masyarakat yang dikenal dengan Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu," ungkap Rohidin.
Selain itu ada pameran, berbagai pertunjukan seni, dan perlombaan tradisional yang diikuti oleh 10 Kabupaten-Kota se-Provinsi Bengkulu, antara lain Lomba Ikan-ikan, Lomba Telong-telong, dan Lomba Musik Melayu khas Bengkulu.
"Masing-masing kabupaten/kota se-Bengkulu akan menampilkan seni budaya seperti tari-tarian, dan juga perlombaan Kreasi Musik Dol yakni alat pukul atau gendang tradisional khas Bengkulu yang melekat langsung atau identik dengan penyelenggaraan Festival Tabut. Jadi festival ini boleh dibilang paling besar dan meriah di Bengkulu," terangnya.
Rohidin menambahkan Pemerintah Provinsi Bengkulu sangat bersyukur karena Festival Tabut ini bisa masuk 100 Calendar of Events (CoE) Wonderful Indonesia, yang mendapat dukungan dari Kemenpar.
Jika selama ini Tabut lebih banyak dinikmati masyarakat lokal, pelaksanaan tahun ini diharapkan mampu menyedot wisatawan mancanegara.
"Kita berharap, Kemenpar membantu promosi hingga ke luar negeri untuk memancing wisman datang di tahun berikutnya. Karena banyak yang bisa dinikmati di Bengkulu," harap mantan Wakil Bupati Bengkulu Selatan ini.
Perayaan Tabut sudah ada sejak tahun 1685, pertama kali dilaksanakan oleh Syekh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo.
"Festival satu ini selalu dinanti banyak orang. Apalagi even ini masuk dalam 100 CoE Kemenpar, tentunya akan jadi magnet tersendiri", jelas Rohidin.
Menurutnya target wisatawan mancanegara ke festival ini sekitar 2.000 wisman.
Pasar wisman yang dibidik antara lain dari Timur Tengah, lantaran memiliki keterkaitan dengan Tabut karena cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib berasal dari Arab.
Selain itu, negara-negara tetangga yang cukup dekat dengan provinsi Bengkulu seperti Singapura dan Malaysia serta negara punya erat kaitannya dengan sejarah Bengkulu seperti Inggris.
Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi atas pelaksanaan Tabut Bengkulu ini sebagai core event tahunan pariwisata Bengkulu.
"Selain dukungan promosi, supaya suguhan Festival Tabut lebih berkelas, Kemenpar akan siapkan dua koreografer nasional Eko Pece dan Denny Malik yang baru-baru ini sukses menata tari kolosal dalam pembukaan Asian Games 2018," terang Arief Yahya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Promo Festival Tabut Bengkulu 2018.
2. Jumpa pers Festival Tabut Bengkulu 2018 di Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar