. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 13 April 2018

The Lady, Kisah Perempuan Tangguh nan Anggun

Komunitas seni Solo Dance Studio yang berbasis di Solo, Jawa Tengah bakal menyuguhkan tari kontemporer bertajuk The Lady di auditorium Galeri Indonesia Kaya (GIK), Jakarta, Minggu (15/4/2018) petang. Tari kontemporer berdurasi 45 menit itu bercerita mengenai sosok perempuan yang tangguh dalam menghadapi sederet konflik, tanpa menghilangkan keanggunannya.


The Lady yang akan dibawakan tujuh penari (Santi Gitaswari P, S.Sn., Putri Novalita, S.Sn., Galuh Winarto, Sekar Tri Kusuma, Herlambang Dinar Warih S, Angger Gurit Prasetyo, dan Febryan Danang Isyawara) ini merupakan penafsiran dan perspektif baru terhadap tokoh Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis oleh Ahmad Tohari.

Menurut Putri Pramesti Wigaringtyas, M.Sn selaku pimpinan produksi, karya tari garapan tiga koregrafer (Astri Kusuma Wardani, M.Sn., Wirastuti Susilamingtyas, M.Sn., dan R. Danang Cahyo Wijayanto, S.Sn) ini memvisualisasikan kisah cerita tradisi yang kemudian digarap kembali dengan perpaduan lagu, musik, dan tari.

Penggabungan musik, nyanyian, dan tarian dalam The Lady dengan penata musik Sigit Pratama, S.Sn dan penata cahaya Surya Bantrang Jenar, S.Sn serta dibantu kru Deri Sukaik dan Riyo T. Pernando, S.Sn ini, membuatnya menjadi sebuah ramuan pertunjukan yang komunikatif serta menarik untuk ditonton.

The Lady merupakan produksi teranyar Solo Dance Studio (SDS), sebuah komunitas penari profesional yang digagas dan didirikan oleh koreografer bereputasi internasional Eko Supriyanto pada tahun 1995. Semula SDS bernama Girindha Natya Studio (NTS).

Setahun kemudian, Eko Supriyanto sebagai pendiri, direktur artistik, dan koreografer bersama Tria Vita Hendra Jaya sebagai desainer artistik dan pencahayaan, ditambah lima anggota perusahaan lain menamakan Girindha Natya Studio sebagai “Solo Dance Studio”.

'Solo' dalam nama itu selain bermakna Kota Solo atau Surakarta, pun berarti kinerja sebagai solois dalam kelompok besar. Namun secara filosofis, berarti menari sendiri/single, tubuh sebagai kinerja yang benar-benar jujur. SDS bermisi menciptakan lingkungan pembelajaran dan sekaligus sebagai proses pengembangan.

Bermodal sembilan penari, lima koreografer, dua tim artistik, dan satu direktur artistik, sejak tahun 1996 SDS telah menciptakan dan melanjutkan produksi tari dan pertunjukan, baik lintas Indonesia maupun luar negeri.

SDS pun pernah berkolaborasi dengan berbagai artis nasional dan internasional.

Pada tahun 1997 misalnya, SDS sudah melakukan kolaborasi dalam "Journey Kedua" 1997-2001, dengan sederet seniman lokal seperti studio Laksemana dari Pekanbaru dibawah direktur Iwan Irawan Permadi.

Selain itu dengan Nan Jombang Studio dari Padang dimana Ery Mefri sebagai Direktur, Eki Studio Jakarta, Martinus Miroto dengan Banjar Mili Studio, Garin Nugroho dalam SET Film Workshop, lembaga tari lainnya dan universitas di Indonesia, serta dengan koreografer luar negeri lainnya.

Nah, mau tahu seperti apa ketangguhan perempuan nan anggun dalam The Lady produksi terbaru SDS? Tak ada pilihan selain menyaksikannya langsung di GIK.

Pementasan The Lady yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation ini gratis untuk penikmat seni mulai remaja ke atas. Tapi sebelumnya, Anda reservasi dulu ke www.indonesiakaya.com.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @solodancestudio_official

Captions:
1. The Lady produksi terbaru Solo Dance Studio (SDS).
2. Kostum penari The Lady yang diracik @papucierika.
3. Promo The Lady di medsos.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP