. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 15 April 2018

Paduan Ragam Seni Artistik, Bikin The Lady Tampil Ciamik

Menjadi super bintang di dunia hiburan sebagai seorang diva pop, bukan perkara mudah. Perlu perjuangan keras, tak kenal lelah. Ia dituntut tampil ‘sempurna’ di manapun berada, terlebih di atas pentas. Padahal ia perempuan biasa, sebagai manusia pada umumnya yang juga punya keterbatasan dan sederet permasalahan hidup. Mampukah ia mengatasi semua itu? Sanggupkan ia bertahan?

Itulah yang coba diangkat dalam pementasan bertajuk The Lady produksi terbaru komunitas penari profesional Solo Dance Studio (SDS) yang berlangsung di auditorium Galeri Indonesia Kaya (GIK) Jakarta, Minggu (15/4/2018) petang.

The Lady yang berdurasi 45 menit merupakan penafsiran dan perspektif baru terhadap tokoh Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis oleh Ahmad Tohari.

Tokoh dalam novel itu pernah pula dilayarlebarkan dengan judul Sang Penari (The Dancer) dengan pemeran utamanya Prisia Nasution sebagai Srintil.

Jika di film tetap ber-setting sesuai dengan novel, namun dalam The Lady diaplikasikan pada era sekarang.

Tokoh Srintil dalam The lady diperankan dengan baik oleh Galuh Winarto.

Sebagai pemeran utama, Galuh dituntut bukan cuma hafal bermacam gerak tari berikut koreografinya, pun bernyanyi serta ber-acting.

The Lady yang digarap oleh tiga koreografer SDS yakni R. Danang Cahyo Wijayanto, S.Sn, Astri Kusuma Wardani, M.Sn., dan Wirastuti Susilamingtyas, M.Sn ini terbagi beberapa sesi.

Di sesi awal, dibuka dengan adegan Srintil (Galuh) tertidur sendirian.

Kemudian dia terbangun dan seketika dia berada di atas pentas megah di dampingi tiga penari perempuan yakni Santi Gitaswari P, S.Sn., Putri Novalita, S.Sn., dan Sekar Tri Kusuma serta tiga penari laki-laki Herlambang Dinar Warih S, Angger Gurit Prasetyo, dan Febryan Danang Isyawara.

Galuh merasa seperti ratu malam itu. Dalam adegan ini semua penari melakukan bermacam gerak diiringi lagu berjudul Ratu Semalam. Mereka tampil ceria, sumringah, dan wah. Di sesi tersebut, sisi hiburannya terasa sekali.

Namun ternyata semua itu mimpi. Ya si Galuh cuma bermimpi menjadi Ratu Semalam. Realitanya ia masih menjadi penyanyi perempuan yang karirnya biasa-biasa saja, belum begitu berkilau.

Di sesi-sesi berikutnya sederet permasalahan pribadi Galuh dihadirkan seperti soal persaingan dalam dunia hiburan sampai soal asmara.

Gerakan para penarinya semakin atraktif dan boleh dibilang sulit. Misalnya saat ketiga penari perempuan masing-masing duduk di atas badan tiga penari laki-laki yang masing-masing tertidur di lantai.

Kemudian ketiga perempuan itu bangun dan berdiri diatas masing-masing badan penari laki-laki dengan gerakan perlahan namun tetap artistik.

Apalagi saat masing-masing penari laki-laki berdiri perlahan-lahan, sementara di badannya masing-masing masih bertengger penari perempuan.

Mereka berhasil memperlihatkan adegan tari yang sulit, berkelas, dan tetap artistik.

Di saat mereka (enam penari laki dan perempuan) menunjukkan atraksi keren itu, Galuh tampil bernyanyi penuh penjiwaan total. Dia meratapi kesusahannya melawan bermacam persoalan yang bertubi menghadang. Ekspresi Galuh di sini patut diacungi jempol.

Selain berhasil menyuguhkan gerak tari yang sulit dan ekspresi wajah yang pas saat ceria maupun kala dirundung duka, suguhan The Lady juga diperkuat dengan lighting (tata cahaya) yang menawan.

Surya Bantrang Jenar, S.Sn selaku penata cahaya The Lady berhasil menampilkan pencahayaan sesuai atmosfir yang ingin diangkat, mulai dari pencahayaan minimalis, cuma lampu sorot putih kekuning-kekuningan ke tubuh Galuh yang menguatkan kesan sepi dan sedih, sampai pencahayaan berupa lingkaran sinar berwarna-warni, yang menguatkan kesan sebuah pentas konser yang megah.

Meskipun The Lady berkisah tentang sosok perempuan tangguh dalam hal ini seorang diva yang berusaha mempertahankan kariernya dengan segala macam persoalan pribadinya, namun tetap memberi porsi buat ketiga penari laki-laki untuk berekspresi lebih.

Ketiga penari laki-laki dalam The Lady justru kebagian peran yang lumayan berat. Atraksi gerak yang disuguhkan selain kaya pun terbilang sulit.

Menariknya, dari keragaman gerak yang mereka tampilkan namun karakter atau ciri khas tarian Eko Supriyanto selaku pendiri SDS dan koreografer, terasa ada benang merahnya.

Terutama saat ketiga penari laki-laki itu kembali masuk pentas dengan bertelanjang dada hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam. Ditambah dengan lighting berwarna merah.

Usai cukup lama menampilkan bermacam persoalan yag dihadapi Galuh, di sesi terakhir The Lady tampil dalam kemasan yang menghibur.

Keenam penarinya masuk pentas dengan kostum berbeda, semuanya ber-blue jeans bermacam gaya. Sementara jaket blue jeans yang dikenakan penari pria sepintas mirip jaket jeans Dilan yang baru-baru ini nge-hits.

Semua itu untuk memperkuat gambaran bahwa kisah dalam tarian kontemporer itu memang tengah terjadi di era kekinian.

Di ujung pementasan, semua penari menghampiri podium penonton. Begitupun Galuh.

Suguhan duet Galuh dengan Sigit Pratama S.Sn yang memainkan gitar selaku penata musik The Lady, menutup penampilan The Lady dengan manis. Seluruh penikmat seni pun ikut bernyanyi dan bertepuk tangan.                                       

Lewat paduan ragam seni (tarian, musik, dan nyanyian) dengan kemasan tak biasa, ditambah aneka kostum, ekspresi para penarinya serta tata cahaya yang artistik, membuat The Lady yang produksinya dipimpin oleh Putri Pramesti Wigaringtyas, M.Sn dan pementasannya didukung Bakti Budaya Djarum Foundation ini tampil benar-benar ciamik.

Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Sang diva ekspresif.
2. Mimpi jadi ratu semalam.
3. Tujuh penari profesional Solo Dance Studio (SDS).
4. Gerakan sulit nan artistik.
5. Tata cahaya menawan.
6. Kekinian.
7. Penutup yang manis.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP