. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 05 April 2018

Langkadura, Sanggar Tertua dan Ternama di Natuna Siap Gelar Tiga Lomba Seni Tahun Ini

Tahun ini boleh dibilang tahun keberuntungan buat sanggar seni Langkdura Natuna, Kepri. Pasalnya selain ikut terlibat dalam penggarapan musik lagu Palok Saguk dan tari Zapin untuk kebutuhan film Jelita Sejuba, sejumlah anggota, pembina, dan ketuanya juga diundang langsung ke Jakarta untuk menonton film tersebut sekaligus menampilkan kemarihan mereka memainkan musik dan lagu-lagu Melayu hingga membuat Jakarta mendadak melayu Natuna.

Lantaran penasaran ingin tahun sepak terjang Langkadura Natuna, saya pun mewawancarai Nurul Huda, ketua sanggarnya yang biasa dianggil Bang Oyoy disela-sela sejumlah anggota sanggarnya menghibur tamu undangan gala premiere Jelita Sejuba dengan beberapa lagu melayu Natuna di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018). 

Menurut Bang Oyoy, Langkadura awalnya bernama Laksamana yang berdiri awal tahun 2001. Pendirinya Nurhayati Hamid Rizal (sekarang istri dari Bupati Natuna). 

Baru pada tahun 2018 berganti menjadi Langkadura, karena ternyata nama sanggar Laksamana juga ada di Pekanbaru, Riau.

Itu diketahui saat mereka tampil di Chingay, Singapura pada tahun 2007, ada dua sanggar bernama Laksamana. 

Saat tampil acara pertemuan gubernur maritim se-Indonesia masih pada tahun yang sama pun begitu.

“Sewaktu itu yang disebut oleh panitianya nama sanggar Laksamana Pekanbaru, Riau padahal yang tampil adalah kami Laksamana dari Natuna, Kepri. Untuk mengindari kekeliruan dan double nama lagi, akhirnya kami putuskan berganti nama menjadi Langkadura setahun kemudian,” terang Bang Oyoy. 

Nama Langkadura itu, lanjut Bang Oyoy diambil dari budaya yang ada di Natuna yakni dari salah satu cerita yang dimainkan oleh Teater Mendu, dimana dalam seritanya ada seorang raja bernama Langkadura yang dikenal sebagai raja yang bijaksana dalam mengambil keputusan untuk kebaikan dan keadilan masyarakatnya.  

“Nah, kita berharap dengan nama Langkadura ini, sanggar ini bisa menjadi sanggar pembinaan terhadap sanggar-sanggar lain yang baru muncul maupun sanggar-sanggar yang ada di lingkungan sekolah di Kabupaten Natuna,” terangnya. 

Kini jumlah anggota Langkadura yang aktif ada sekitar 40 orang terdiri atas penari dan pemain musik.

Sanggar ini terbagi dua kelompok, ada kelompok khusus anak-anak mulai dari TK sampai dengan kelas 6 SD. Satu lagi kelompok untuk remaja dan dewasa. 

“Untuk yang anak-anak latihannya setiap Minggu pagi. Sedangkan yang dewasa seminggu tiga kali setiap malam,” terang Bang Oyoy. 

Jenis latihannya ada tarian dan vokal termasuk instrumen musik di dalamnya. “Untuk tarian ada tari tradisional melayu yang sudah dibakukan secara Nasional seperti Tari Makan Sirih atau tarian penyambutan, Joget Hitam Manis, dan Serampang Duabelas serta berbagai jenis tari kreasi atau pengembangan,” jelasnya. 

Sederet prestasi sudah diperoleh Langkadura Natuna antara lain mulai dari Juara Harapan I Parade Tari Tingkat Provinsi Kepri di Batam tahun 2005, penampilan terbaik pada Chingay Parade of Dream di Singapura (2007),  Juara Umum Parade Tari ke-VI tingkat Kepri di Batam (2010),  menerima penghargaan Anugerah Bulang Linggi kategori Lembaga Kesenian Provinsi Kepri (2010), sampai meraih Juara Umum Parade Tari Daerah ke-VIII dingkat provinsi Kepri di Tanjung Balai Karimun tahun 2014.

“Kami juga pernah menyabet Juara III Parade Tari Nusantara Tingkat Nasional di TMII, Jakarta tahuan 2009 yang diikuti 33 provinsi. Kami membawakan tari kreasi melayu ketika itu,” ungkap Bang Oyoy. 

Dari tahun 2015 s/d 2017, Langkadura tidak lagi ikut lomba parade tari tingkat provinsi, melainkan memberi kesempatan kepada sanggar-sanggar lainnya untuk tampil.

"Insya Allah tahun 2018 Langkadura diminta oleh Dinas Pariwista dan Kebudayaan Kabupaten Natuna sebagai salah satu sanggar yang mewakili Natuna untuk parade tari tingkat Kepri yang tahun ini pelaksanaannya di Kabupaten Natuna sebagai tuan rumah," tambah Bang Oyoy.

Menurutnya di Natuna ada dua sanggar seni yang terbilang eksis, pertama Langkadura dan satunya lagi sanggar Dina Mahkota, sisanya sanggar-sanggar di kalangan anak sekolah.


Kata Bang Oyoy, Langkadura juga sudah membuahkan album Dendang Melayu Natuna pada tahun 2003/2004 yang memuat sekitar 8 lagu.

Khusus tahun ini, Langkadura juga akan menggelar Lomba Tari Makan Sirih untuk anak TK dan SD, Lomba Tari Serampang Duabelas khusus pelajar SMP dan SMA, serta Lomba Lagu Melayu untuk umum.

“Ketiga lomba itu akan digelar tanggal 4 November mendatang bertepatan dengan HUT sanggar Langkadura di Kota Ranai,” pungkas Bang Oyoy. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) 
Foto: dok. Sanggar Langkadura Natuna 

Captions
1. Sejumlah anggota sanggar Langkadura Natuna sedang latihan di Ranai, Ibukota Kabupaten Natuna, Kepri. 
2. Ketua sanggar Langkadura Natuna sedang diwawancarai santai oleh Travelplus Indonesia di Jakarta.
3. Mejeng sejenak di Bandara Ranai Natuna.

3 komentar:

kiki firdaus 6 April 2018 pukul 17.29  

Wih mantab bang makasih
Nyantol juga satu photo saya disitu makasih ya bang hehehe #salam suksea

Unknown 6 April 2018 pukul 19.49  

Rumah kedua. Keren bg adji.

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP