. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 01 April 2018

Kata Mereka Tentang Panggung Ruang Kreatif 2018, Manfaat dan Sarannya

Sepuluh komunitas seni peserta Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia 2018 yang datang dari berbagai daerah di Indonesia sudah menampilkan karya-karya seni terbaik mereka di auditorium Galeri Indonesia Kaya (GIK), Jakarta mulai dari 3 Maret s/d 1 April.

Panggung Ruang Kreatif 2018 yang digagas Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Garin Workshop merupakan penyelenggaraan yang kedua, setelah tahun lalu sukses digelar untuk kali pertama.

Kesepuluh komunitas seni peserta panggung Ruang Kreatif tahun ini yang sudah tampil membawakan beragam karya seni pertujukan kontemporer, diurutan pertama Rubah di Selatan dari Yogyakarta dengan menyuguhkan pementasan bertajuk Rubah Lost in Puppets pada Sabtu (3/3).

Selanjutnya tampil berurutan di venue yang sama Malaydansstudio dari Riau dengan pementasan berjudul ‘SOSAK’ pada Minggu (4/3), Bumi Bajra dari Bali (Gen, Sabtu 10/3), dan komunitas seni dari Sumatera Barat, Indonesia Performance Syndicate yang menyuguhan karya seni berlabel Baromban dan Mitos Tambang, Minggu (11/3).

Berikutnya Sasikirana Dance Lab dari Bandung, Jawa Barat dengan pertunjukan berjudul Pasar Purnama pada Sabtu (17/3).

Diikuti JP Art juga dari Bandung dengan mementaskan Dewi Legenda Jawa Barat pada Minggu (18/3), ALI Dance Company-DKI Jakarta (Bala’: Restoration of Behaviour, Sabtu 24/3), Flying Balloons Puppet-Bantul, Yogyakarta (Natuh, Minggu 25/3), Maha Dance- Papua ('KING', Sabtu 31/3), dan terakhir ditutup dengan penampilan dari Kalanari Theatre Movement dari Yogyakarta lewat suguhan berjudul Moro a Fashion Story pada Minggu (1/4).

Beberapa koreografer, penari, dan pemusik peserta Ruang Kreatif 2018 mengutarakan manfaat panggung program tersebut kepada d’Blogger Indonesia (khususnya Travelplus Indonesia dan Ronabudaya) yang sedari awal setia meliput beberapa penampilan mereka secara langsung, dan tak lupa menyebarluaskan link tulisan berikut foto-fotonya baik sebelum (pra) maupun setelah (pasca) mereka tampil lewat medsos Instagram (IG) @adjitropis, Twitter @adjikurniawan13, dan FB kembaratropis@yahoo.com.

Emri Rangkayo Mulia, koreografer sekaligus penari dalam pementasan Baromban dan Mitos Tambang produksi Indonesia Performance Syndicate (IPS) misalnya melihat Ruang Kreatif sebagai program awal dalam sebuah proses kreatif.

“Saya pribadi sangat mendukung Ruang Kreatif dan semoga program ini akan semakin baik lagi,” akunya kepada Travelplus Indonesia, Minggu (1/4).

Mengingat masih banyak wilayah kreatif di Tanah Air yang belum tersentuh, Emri berharap suatu saat performance peserta ruang kreatif yang terpilih diadakan di tempat lain.

“Kalau pun belum sepenuhnya tapi sedikit lebih membuka gagasan dibidang sett panggung dan properti,” sarannya.

Maharani Ayu L.N koreografer ‘KING’ jebolan ISI Surakarta menilai program Ruang Kreatif sudah menjadi salah satu ruang penting bagi para seniman muda Indonesia.

“Soalnya yang kurang selama ini adalah ketersediaan ruang buat seniman muda untuk berkarya,” ungkapnya.

Melihat manfaat tersebut, pemilik Maha Dance yang biasa disapa Rani ini berharap Ruang Kreatif terus berkelanjutan setiap tahunnya. “Kalau bisa jumlah pesertanya ditambah,” imbaunya.

Pendapat serupa disampaikan Riyo Tulus Pernando koreografer sekaligus penari ‘SOSAK’ produksi Malaydansstudio.

Kata Riyo, Ruang Kreatif merupakan program yang bagus karena mengajak para seniman muda berkompetisi dalam membuat konsep karya, dan yang terpilih kemudian mempresentasikan konsepnya buat para penikmat seni.

“Kelebihannya program ini pun mengadakan workshop dengan mengundang seniman-seniman ternama dari seni tari, musik, dan teater untuk sharing ilmu sekaligus memberikan pembelajaran cara membuat proposal pertunjukan dengan baik dan benar,” ungkap Riyo yang berasal dari Riau.

Kedepan, Riyo berharap program ini lebih menjelaskan bentuk detil dari karya yang akan dipertunjukan, contohnya kalau karya seni tari apakah tari tradisi kreasi ataukah tari kontemporer.

“Soalnya dulu saya agak kebingungan ketika ‘SOSAK’ akan ditampilkan di GIK karena mereka (panitia-red) meminta bagaimana caranya karya itu bisa disesuaikan dengan selera anak muda atau penonton awam mengingat GIK berada di dalam mall,” akunya.

Begitupun dengan Irfan Setiawan koreografer Bala’: Restoration of Behaviour yang mengaku banyak hal bermanfaat untuk proses berkesenian yang didapatnya secara pribadi dari program ini.

“Program Ruang Kreatif ini sebuah langkah yang baik untuk memunculkan karya-karya yang inovatif dengan latar kesenian yang beragam pula,” terang  pemilik ALI Dance Company ini.

Irfan  menyarankan kedepannya harus ada peningkatan kualitas dari fasilitas gedung pertunjukan yang disediakan.

“Seperti lighting, ukuran panggung dan bentuk panggung agar penampilan para peserta Ruang Kreatif lebih baik kalau didukung dengan faktor-faktor pendukung lainnya,” inputnya.

Hal senada juga diutarakan Agni selaku creative program pementasan Pasar Purnama produksi Sasikirana Dance Lab.

Menurutnya Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia menjadi wadah bagi para seniman muda berekspresi, berkarya, dan menciptakan ruang apresiasi. “Kalau bisa program ini tetap dipertahankan,” harapnya.

Cacu Samsul Lukman, pemain musik sekaligus penyanyi dalam pementasan Pasar Purnama menambahkan Ruang Kreatif bukan semata membuat para seniman bersemangat berkarya dan menampilkan karya seni terbaik, pun yang terpenting menjadi semakin mencintai budaya serta senantiasa menjaga tradisi.

“Program ini juga menjadi ajang silaaturahmi bagi para seniman di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Renitasari selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundational sebelumnya menjelaskan bahwa Program Kreatif merupakan wujud peduli GIK untuk terus mendukung komunitas seni dan menumbuhan bakat-bakat baru creator seni.

“Lewat program ini memungkin adanya regenerasi muda dalam seni pertunjukan Indonesia,” ungkap Renitasari.

Sementara Garin Nugroho sebagai penggagas program ini berharap Ruang Kreatif akhirnya dapat membentuk mental seniman muda Indonesia yang mampu bersaing dengan seniman di dalam maupun di luar negeri.

“Bukan cuma mampu berkreativitas dan mengembangkan gagasan kreatif menjadi sebuah karya menarik, pun mampu berkolabrasi dengan mitra-mitra strategis,” harap Garin.

Beberapa penikmat seni baik perorangan maupun kelompok mengaku senang dengan adanya program ini.

“Sumpah, buat saya pribadi program ini jadi alternatif tontonan yang berbeda, lebih nyeni, dan keren,” ujar Norma, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta. 

Kelompok seni Folakatu Art pun mengaku senang bisa menyaksikan program ini khususnya pementasan ‘KING’ produksi Maha Dance salah satu peserta Ruang Kreatif 2018.

“Senang, dan tara menyesal datang jauh-jauh dari Tidore, Maluku Utara ke Jakarta, nonton 'KING'. Terharu namun ada semangat menggelora. Kami tunggu di Tidore,” ungkapnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Sepuluh komunitas seni peserta Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia 2018 sudah tampil semua.
2. Indonesia Performance Syndicate (IPS) dari Sumbar saat menampilkan Baromban & Mitos Tambang.
3. Tulisan pementasan 'KING' di www.travelplusindonesia.blogspot.co.id.
4.Agni saat menjelaskan proses kreatif Pasar Purnama produksi Sasikirana Dance Lab.
5. Para penari ‘KING’ produksi Maha Dance dengan koreografer Maharani.
6. Para penari ‘SOSAK’ persembahan Malaydansstudio dengan koreografer RiyoTulus Pernando.
7. Irfan Setiawan selaku founder ALI Dance Company sekaligus koreografer menjelaskan konsep Bala’: Restoration of Behviour.
8. Garin Nugroho selfie bareng penikmat seni.
9. Nano dan Ratna Riantiarno di antara para penikmat seni menyaksikan pementasan peserta Ruang Kreatif yang dimentori mereka di GIK.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP